Dzikir akan menguatkan seorang muslim dalam ibadah, hati akan terasa tenang dan mudah
mendapatkan pertolongan Allah. Dzikir setelah shalat adalah di antara dzikir yang mesti kita
amalkan. Seusai shalat tidak langsung bubar, namun hendaknya kita merutinkan beristighfar
dan bacaan dzikir lainnya.
[1]
.ار ْكتَ َيا َذا ْال َجالَ ِل َو ْاِإل ْك َر ِام َ َو ِم ْن،) اَللَّ ُه َّم َأ ْنتَ ال َّسالَ ُم3x( ََأسْ َت ْغفِ ُر هللا
َ َت َب،ك ال َّسالَ ُم
Astaghfirullah (3x). Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal
ikrom.
“Aku minta ampun kepada Allah,” (3x). Lantas membaca: “Ya Allah, Engkau pemberi
keselamatan, dan dariMu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik
Keagungan dan Kemuliaan” (HR. Muslim no. 591).
[2]
َوالَ َي ْن َف ُع، َ َوالَ مُعْ طِ َي لِ َما َم َنعْ ت، َ اَللَّ ُه َّم الَ َمان َِع لِ َما َأعْ َطيْت،ُك َولَ ُه ْال َح ْم ُد َوه َُو َعلَى ُك ِّل َشيْ ٍء َق ِد ْير
ُ َل ُه ْالم ُْل،ُْك لَه
َ الَ ِإلَـ َه ِإالَّ هللاُ َوحْ دَ هُ الَ َش ِري
ك ْال َج ُّد
َ َذا ْال َج ِّد ِم ْن
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in
qodiir. Allahumma laa maani’a lima a’thoita wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfau dzal
jaddi minkal jaddu.
“Tiada Rabb yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya.
BagiNya puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada
yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau
cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (selain iman dan amal
shalihnya yang menyelamatkan dari siksaan). Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan” (HR.
Bukhari no.6615, Muslim no.593).
[3]
َل ُه،ُ َوالَ َنعْ ُب ُد ِإالَّ ِإيَّاه،ُ الَ ِإلَـ َه ِإالَّ هللا،ِ الَ َح ْو َل َوالَ قُوَّ َة ِإالَّ ِباهلل.ُك َولَ ُه ْال َحمْ ُد َوه َُو َعلَى ُك ِّل َشيْ ٍء َق ِد ْير ُ َل ُه ْالم ُْل،ُْك لَه
َ الَ ِإلَـ َه ِإالَّ هللاُ َوحْ دَ هُ الَ َش ِري
ْ ْ َّ ْ ُ
الَ ِإلَـ َه ِإالَّ هللاُ م ُْخلِصِ ي َْن لَ ُه ال ِّدي َْن َولَ ْو َك ِر َه ال َكافِر ُْو َن، ُال ِّنعْ َمة َولَ ُه ال َفضْ ُل َولَ ُه الث َنا ُء ال َح َسن
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-
in qodiir. Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Laa ilaha illallah wa laa na’budu illa iyyah. Lahun
ni’mah wa lahul fadhl wa lahuts tsanaaul hasan. Laa ilaha illallah mukhlishiina lahud diin wa law
karihal kaafiruun.
“Tiada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya.
BagiNya kerajaan dan pujaan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan
kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah.
Kami tidak menyembah kecuali kepadaNya. Bagi-Nya nikmat, anugerah dan pujaan yang baik.
Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah, dengan memurnikan ibadah kepadaNya,
sekalipun orang-orang kafir sama benci” (HR. Muslim, no. 594).
[4]
ك َولَ ُه ْال َح ْم ُد َوه َُو َعلَى ُك ِّل َشيْ ٍء َق ِد ْي ُر َ ×) الَ ِإلَـ َه ِإالَّ هللاُ َوحْ دَ هُ الَ َش ِر ْي33( هللا َو ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َوهللاُ َأ ْك َب ُر
ُ لَ ُه ْالم ُْل،ُك لَه ِ ان َ ُسب َْح
Subhanallah wal hamdulillah wallahu akbar (33 x). Laa ilaha illallah wahda, laa syarika lah.
Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, dan Allah Maha Besar (33 x). Tidak ada Rabb (yang
berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan.
BagiNya pujaan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu” (HR. Muslim no. 597).
[5]
Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas setiap selesai shalat (fardhu) (HR. Abu Daud
no. 1523, dishahikan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).
[6]
Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat (fardhu) (HR. An Nasa-i no. 9928, Ath Thabrani
no.7532, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’ no.6464).
[7]
“Tiada Rabb yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya,
bagiNya kerajaan, bagi-Nya segala puja. Dia-lah yang menghidupkan (orang yang sudah mati
atau memberi roh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dia-lah Yang Mahakuasa
atas segala sesuatu.” (Dibaca 10 x setiap sesudah shalat Maghrib dan Subuh).
[8]
“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal dan
amal yang diterima.” (Dibaca setelah salam shalat Shubuh) (HR. Ibnu Majah no. 762,
dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah).
Semoga dzikir yang sederhana ini bisa rutin kita amalkan setelah shalat sehingga Allah berkahi
aktivitas harian kita.
Wallahu waliyyut taufiq. Walhamdulillah, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala aalihi
wa shohbihi wa sallam.
Referensi:
Hish-nul Muslim min Adzkar Al Kitab was Sunnah, Syaikh Sa’ad bin Wahf Al Qohthoni
Tash-hih Syarh Hish-nul Muslim min Adzkar Al Kitab was Sunnah, Majdi bin ‘Abdul
Wahab Al Ahmad, terbitan Maktabah Al Malik Fahd Al Wathoniyah, cetakan keempat,
1430 H
Sumber: https://muslim.or.id/7043-bacaan-dzikir-setelah-shalat.html
2. Tuliskan Do'a sesudah sembahyang yang selalu Anda baca!
Artinya: "Ya Tuhan kami, berila kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
lindungilah kami dari azab neraka."
Artinya: "Ya Allah kami memohon kepada-Mu keselamatan dalam agama, dan
kesejahteraan/kesegaran pada tubuh dan penambahan ilmu, dan keberkahan rezeki,
serta taubat sebelum mati dan rahmat di waktu mati, dan keampunan sesudah mati. Ya,
Allah, mudahkanlah kami saat pencabutan nyawa, selamat dari api neraka dan mendapat
kemaafan ketika amal diperhitungkan. Ya Allah, janganlah Engkau goyahkan hati kami
setelah Engkau beri petunjuk dan berilah kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya
Engkau Maha Pemberi. Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia dan
kebaikan hidup di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api neraka."
Sumber: https://katadata.co.id/safrezi/berita/616519f71d999/bacaan-lengkap-doa-
selamat-dunia-dan-akhirat
ada hadits yang menjelaskan dianjurkannya beberapa do’a pada dubur shalat (akhir
shalat) sebagaimana yang disebutkan dalam hadits semacam ini :
ش ْك ِر َـ
َ ك َوحُسْ ِن عِ َبادَ ت
ِك َ صالَ ٍة َتقُو ُل اللَّ ُه َّم َأعِ ِّنى َعلَى ذ ِْك ِر
ُ ك َو ُأوصِ ي َـ
َ ك َيا م َُع ُاذ الَ َت َد َعنَّ فِى ُدب ُِر ُك ِّل
“Aku wasiatkan padamu wahai Mu’adz. Janganlah engkau tinggalkan untuk berdo’a
setiap dubur shalat (akhir shalat) : Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni
‘ibadatik. [Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir pada-Mu, bersyukur pada-Mu, dan
memperbagus ibadah pada-Mu].” (HR. Abu Daud no. 1522. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini shohih)
Sumber: https://rumaysho.com/1044-mengupas-hukum-berdoa-sesudah-shalat.html
*Pengertian puasa secara istilah ilmu fiqh adalah suatu amalan yang dilakukan dengan
cara menahan diri dari segala hal yang dapat menyebabkan batalnya puasa mulai dari
terbitnya fajar hingga terbenam matahari di ufuk barat. Puasa sendiri secara bahasa
berasal dari bahasa arab yaitu kata ash shiyam yang memiliki makna yang sama dengan
kata imsak yaitu menahan.
*arti puasa menurut bahasa Arab. Arti puasa menurut Bahasa Arab adalah menahan diri
dari segala sesuatu seperti menahan makan, minum, nafsu, dan menahan berbicara yang
tidak bermanfaat.
Sumber:https://www.selapan.com/puasa/sebutkan-arti-puasa-menurut-istilah
5. Jelaskan apa saja hal yang mewajibkan puasa dan fardhunya !
Dalam Alqur’an surah Albaqarah ayat 183, Allah secara tegas mewajibkan manusia
berpuasa agar menjadi manusia yang taqwa.Karena puasa mempunyai tujuan dan target
yang jelas inilah, maka dalam pelaksanaannya tidak boleh sembarangan.Puasa harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan fiqih, selain harus dilaksanakan dengan penuh
keiman dan mengharap keridloan Allah.
Bersihan ibadah puasa dan amalanamalan kita selama ramadlan ini dari unsur-unsur riak.
Rosullullah bersabda: Barang siapa berpuasa dengan iman dan mengharap ridlo
Allah,maka diampuni Allah dosa-dosanya yang lalu.
1. Salah satunya adalah niat di dalam hati. Jika puasa yang dikerjakan adalah fardhu
seperti Romadlon atau puasa nadzar, maka harus melakukan niat di malam hari. Dan
wajib menentukan puasa yang dilakukan di dalam puasa fardhu seperti puasa
Romadlon. Niat puasa Romadlon yang paling sempurna adalah seseorang mengatakan,
“saya niat melakukan puasa esok hari untuk melaksanakan kewajiban bulan Romadlon
tahun ini karena Allah Ta’ala.”
2. Fardhu kedua adalah menahan dari makan dan minum walaupun perkara yang dimakan
dan yang diminum hanya sedikit, hal ini ketika ada unsur kesengajaan. Jika seorang
yang berpuasa melakukan makan dalam keadaan lupa atau tidak mengetahui
hukumnya, maka puasanya tidak batal jika ia adalah orang yang baru masuk Islam atau
hidup jauh dari ulama’. Jika tidak demikian, maka puasanya batal.
3. Fardhu ke tiga adalah menahan dari melakukan jima’ dengan sengaja. Adapun
melakukan jima’ dalam keadaan lupa, maka hukumnya sama seperti makan dalam
keadaan lupa.
4. Fardhu ke empat adalah menahan dari muntah dengan sengaja. Jika ia terpaksa
muntah, maka puasanya tidak batal.
Sumber: https://marsudisono.wordpress.com/2009/08/27/mengapa-allah-mewajibkan-kita-
berpuasa/
https://www.dutadakwah.co.id/fardhu-fardhunya-puasa/
َ ُّ َقا َل ال َّن ِبي:ُت َأ َبا ه َُري َْر َة َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن ُه َيقُول
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم شعْ َب ُة َح َّد َث َنا م َُح َّم ُد بْنُ ِز َيا ٍد َقا َل َسمِعْ ُـ
ُ ح َّد َث َنا آدَ ُم َح َّد َث َنا
ِين
َ ان ث ث َاَل َ ُ ْ َأ َ ُ َ ُ َ ْ َأ َّ َ
َ صلى ُ َعل ْي ِه َو َسل َم صُومُوا لِرُْؤ َي ِت ِه َو فطِ رُوا لِرُْؤ َي ِت ِه فِإنْ غب َِّي َعل ْيك ْم ف ك ِملوا عِ َّد َة شعْ َب هَّللا َّ َ َأ ْو َقا َل َقا َل َأبُو ْال َقاسِ ِم
"Berpuasalah kalian pada saat kalian telah melihatnya (bulan), dan berbukalah
kalian juga di saat telah melihatnya (hilal bulan Syawal) Dan apabila tertutup
mendung bagi kalian maka genapkanlah bulan Sya'ban menjadi 30 hari." (HR.
Bukhari: 1776 dan Imam Muslim 5/354)
c.Dalam kitab Fathul Qodir fiqh madzhab Hanafi pada jilid ke 4 hal 291
dijelaskan:
d. Dalam kita Furu' Milik ibn Muflih fiqh madzhab Hambali juz 4 hal 426
disebutkan:
e. Dalam kita Mawahib Jalil fi Syarh Mukhtashor Syaikh Kholil juz 6 hal 396
dijelaskan:
ِ ضانُ َك َغي ِْر ِه م َِن ال ُّشه ُْو ِر ِإالَّ ِبرُْؤ َي ِة ْال ِهالَ ِل َأ ْو ِإ ْك َم
ِ ال ْال ِع َّد ِة َثالَ ِثي َْن ِبالَ َف
ار ٍق ُ الَ َي ْثبBulan Ramadhan
َ ُت َر َم
sama seperti bulan lainnya tidak tetap kecuali dengan melihat hilal, atau
menyempurnakan bilangan menjadi tiga puluh hari.
Sumber: https://islam.nu.or.id/syariah/rukyatul-hilal-cara-sah-menentukan-awal-
ramadhan-nuCJZ
7. Sebutkan apa saja yang membatalkan puasa!
Makan dan minum adalah hal yang membatalkan puasa. Puasa sendiri berarti menahan hawa
nafsu, menahan sebagian dorongan dalam diri. Makan dan minum adalah salah satu
kebutuhan, yang bisa jadi berlebihan jika hawa nafsu mendominasi. Sebetulnya, menahan
makan dan minum dari mulai subuh hingga magrib bukanlah sesuatu yang sulit.
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu;
mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui
bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan
memberi ma’af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah
ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari
benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi)
janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah,
maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada
manusia, supaya mereka bertakwa” (QS Al-Baqarah : 187
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin berkata, “Jika seseorang memaksa keluar mani
dengan cara apa pun baik dengan tangan, menggosok-gosok ke tanah atau dengan cara
lainnya, sampai keluar mani, maka puasanya batal.” Begitu juga dengan pendapat dari para
ulama madzhab, yaitu Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Abu Hanifah, dan Imam Ahmad.
Muntah adalah Mengeluarkan makanan atau minuman dari purut melalui mulut. Hal ini
membuat seseorang akhirnya batal berpuasa. Hal ini sebagaimana disampaikan Rasulullah
dalam sebuah hadist,“Barangsiapa yang muntah tanpa sengaja maka tidak wajib qadha,
sedang barangsiapa yang muntah dengan sengaja maka wajib qadha” (HR. Ahmad, Abu
Dawud, Ibnu Majah dan At-Tirmidzi)
Sumber: https://dalamislam.com/puasa/hal-hal-yang-membatalkan-puasa
Hukum berhubungan intim ketika siang hari saat bulan Ramadhan adalah tidak boleh dan jika
dilanggar ia harus membayar dendanya. Sedangkan jika hubungan intim dilakukan pada malam
hari atau sebelum subuh pada bulan Ramadhan, maka diperbolehkan. Sebagaimana firman
Allah SWT:
Artinya: “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri
kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah
mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni
kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang
telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari
benang hitam, yaitu fajar.
Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri
mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu
mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya
mereka bertakwa.” (Q. S. Al Baqarah: 187)
Sumber: https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-bersetubuh-di-
bulan-ramadhan
9. Apa hukumnya makan dan minum yang lupa di siang hari Ramadhan bagi
orang yang berpuasa?Jelaskan!
Tidak ada masalah dan puasanya tetap sah, berdasarkan firman Allah –Ta’ala- di akhir surat Al
Baqarah:
ر َّب َنا ال ُتَؤ اخ ِْذ َنا ِإنْ َنسِ ي َنا َأ ْو َأ ْخ َطْأ َنا
َ
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah”. (QS. Al
Baqarah: 286
Dan berdasarkan riwayat Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa
sallam- bersabda:
متفق عليه فإنما أطعمه هللا وسقاه، من نسي وهو صائم فأكل أو شرب فليتم صومه.
“Barang siapa yang lupa padahal dia sedang berpuasa, lalu ia makan atau minum, maka
lanjutkanlah puasanya, karena sesungguhnya Allah telah memberi makan dan minum
kepadanya”. (Muttafaqun ‘Alaihi)
Demikian juga jika ia melakukan jima’ karena lupa, maka puasanya tetap sah, sesuai dengan
pendapat para ulama yang lebih kuat dari dua pendapat yang ada tentang ayat tersebut dan
hadits yang mulia ini, dan berdasarkan hadits Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- :
“Barang siapa yang membatalkan puasa Ramadhan karena lupa, maka tidak ada qadha’ dan
kaffarat baginya”. (HR. Al Hakim dan ia telah mentashihnya, dan dihasankan oleh Albani di
dalam Shahih Al Jami’: 6070)
Redaksi ini mencakup jima’ dan yang membatalkan puasa lainnya, jika dilakukan oleh orang
yang berpuasa karena lupa. Hal ini termasuk rahmat, karunia, dan kebaikan-Nya, maka segala
puji dan syukur kepada-Nya akan hal tersebut.
Sumber: https://islamqa.info/id/answers/12589/makan-dan-minum-karena-lupa-di-siang-hari-
bulan-ramadhan
1. Mengakhirkan Sahur
2. Menyegerakan berbuka
3. Berbuka dengan kurma jika mudah diperoleh atau dengan air.
4. Berdo’a ketika berbuka
5. Memberi makan pada orang yang berbuka.
6. Lebih banyak berderma dan beribadah di bulan Ramadhan
Sumber:https://www.eramuslim.com/peradaban/mari-mengamalkan-hal-yang-disunnahkan-
dalam-berpuasa.htm#.YbwJptBBzIU
2. Melakukan Bekam
3. Menyikat Gigi
5. Berciuman
6. Mencicipi Makanan
7. Membayangkan Bersetubuh
12. Berenang
Sumber: https://www.tokopedia.com/blog/makruh-dalam-puasa-slm/
12. Jelaskan pengertian zakat!
Zakat menurut bahasa adalah berkembang dan suci. Yakni, membersihkan jiwa atau
mengembangkan keutamaan-keutamaan jiwa dan menyucikannya dari dosa-dosa dengan
menginfakkan harta wajib di jalan Allah dan menyucikannya dari sifak kikir, dengki, dan lain-lain.
Zakat menurut istilah adalah memberikan (menyerahkan) sebagian harta tertentu untuk orang
tertentu yang telah ditentukan syariat dengan niat karena Allah. Al-Mawardi dalam kitab al-
Hawi berkata:
ص ٍة ُ ص ٍة ل َِطاِئ َف ٍة َم ْخ
َ ص ْو َ ص ْو َ ص َعلَى َأ ْو
ُ صافٍ َم ْخ ُ َم ْخ ال
ٍ ص ْو ٍ ص مِنْ َم ُ ش ْيءٍ َم ْخ
ٍ ص ْو َّ َأ
َ لز َكاةُ ا ِْس ٌم اِل َ ْخ ِذ
“Zakat Itu senbutan untuk pengambilan tertentu dari harta tertentu, menurut sifat-sifat yang
tertentu untuk diberikan jepada golongan yang tertentu.
Sumber: https://pzu.or.id/pengertian-zakat/
Mulai dari 121 ekor dan seterusnya, zakat bisa dihitung per 40 ekor dan per 50 ekor. Setiap 40
ekor unta zakatnya adalah 1 ekor unta berumur 2 tahun lebih, sedangkan setiap 50 ekor unta
zakatnya adalah 1 ekor unta berumur 3 tahun. Demikianlah yang tercantum dalam hadis yang
diriwayatkan oleh Al-Bukhari.
Sumber: https://kumparan.com/berita-hari-ini/zakat-hewan-ternak-lengkap-dengan-syarat-dan-
nisabnya-dalam-islam-1wZ5a7ZIb23/full
Ketentuan nisab zakat sapi dan kerbau dapat dilihat pada tabel berikut:
Mulai dari 70 ekor sapi, zakatnya bisa dihitung per 30 ekor dan 40 ekor. Setiap 30 ekor,
zakatnya adalah 1 ekor sapi umur 1 tahun dan setiap 40 ekor zakatnya adalah 1 ekor sapi
betina umur 2 tahun.
Sumber: https://kumparan.com/berita-hari-ini/zakat-hewan-ternak-lengkap-dengan-syarat-dan-
nisabnya-dalam-islam-1wZ5a7ZIb23/full
Jika jumlahnya lebih dari 300 ekor, setiap 100 ekor kambing zakatnya adalah 1 ekor kambing
betina umur 2 tahun lebih.
Sumber: https://kumparan.com/berita-hari-ini/zakat-hewan-ternak-lengkap-dengan-syarat-dan-
nisabnya-dalam-islam-1wZ5a7ZIb23/full
-Pertama, Ternak tersebut ingin diambil susu, ingin dikembangbiakkan dan diambil minyaknya.
Jadi, ternak tersebut tidak dipekerjakan untuk membajak sawah, mengairi sawah, memikul
barang atau pekerjaan semacamnya. Jika ternak diperlakukan untuk bekerja, maka tidak ada
zakat hewan ternak.
-Kedua, Ternak tersebut adalah sa-imah yaitu digembalakan di padang rumput yang mubah
selama setahun atau mayoritas bulan dalam setahun. Yang dimaksud padang rumput yang
mubah adalah padang rumput yang tumbuh dengan sendirinya atas kehendak Allah dan bukan
dari hasil usaha manusia.
-Ketiga, Telah mencapai nishob, yaitu kadar minimal dikenai zakat sebagaimana akan
dijelaskan dalam tabel. Syarat ini sebagaimana berlaku umum dalam zakat.
-Keempat. Memenuhi syarat haul yaitu jumlah hewan ternak bertahan di atas nishob selama
setahun.
Sumber: https://bincangsyariah.com/ubudiyah/empat-syarat-wajib-zakat-hewan-ternak/