Anda di halaman 1dari 10

UAS MODERASI AGAMA

NAMA: MELSI AMELIA PUTRI


NIM: 12110822848

Bismillahirrahmanirrahim.

1. Jelaskan macam-macam prinsip moderasi beragama beserta contoh


lalu,bagaimana pendapatmu apakah negara kita sudah menerapkan
prinsip moderasi beragama jika ia apa buktinya jika tidak apa
alasannya?
2. Bagaimana bisa ideologi ekstrimisme bisa menjadi ancaman
persatuan? Kapan seseorang bisa dikatakan radikal dan ektrimisme?
3. Jelasakna perbedaan radikal dan ekstrim? Lalu bagaimana langkah-
langkah untuk menyangkal radikal dan ekstrimisme?
4. Apa strategi yang dilakukan mahasiswa pada kontra narasi terhadap
narasi ekstrimisme dan radikalisme?
5. Apa pendapatmu tentang kearifan pada moderasi beragama?

Jawaban
Soal 1 :
Wasathiyah (mengambil jalan tengah)
Yaitu pandangan yang mengambil jalan pertengahan dengan tidak
berlebih lebihan dalam beragama dan tidak mengurangi ajaran agama,
jalan tengah ini dapat berarti pemahaman yang memadukan antara
teks ajaran agama dan konteks kondisi masyarakat.

Tawazun ( Seimbang )
Tahawzun merupakan pandangan keseimbangan tidak keluar dari dari
garis yang telah di tetapkan. Jika di telusuri istilah tawazun berakar
dari kata mizan yang berarti timbangan. Tapi dalam pemahaman
konteks moderasi mizan bukan diartikan sebagai alat atau benda yang
di gunakan untuk menimbang melainkan keadilan dalaam semua
aspek kehidupan baik terkait dengan dunia ataupun terkait dengan
kehidupan yang kekal kelak di akhirat.

I’tidal (lurus dan tegas)


Istilah I’tidal berasal dari kata bahasa arab yaitu adil yang berarti
sama, dalam kamus besar bahasa Indonesia adil berarti tidak berat
sebelah , tidak sewenang wenang. I’tidal merupakan pandangan yang
menempatkan sesuatu pada tempatnya , membagi sesui dengan
porsinya, melaksankaan hak dan memenuhi kewajiban.

Tasamuh (Toleransi)
Tasamuh jika ditinjau dari bahasa arab berasal dari kata samhun yang
berarti memudahkan. Sedangkan menmurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia toleransi berarti : bersifat menghargai, membiarkan,
membolehkan, sesuatu berbeda ataupun berlawanan dengan pendirian
sendiri.

Musawah (persamaan)
Musawah berarti persamaan derajat, islam tidak pernah membeda
bedakan manusia dari segi personalnya semua manusia memiliki
derajat yang sama diantara manusia lainya tidak pandang jenis
kelamin, ras, suku, tradisi, budaya, pangkat karena semuanya telah
ditentukan oleh sang pencipta manusia tidak dapat hak untuk merubah
ketetapan yang telah di tetapkan.
Syuro ( Musyawarah)
Istilah Syuro berakar dari kata Syawara – Yusawiru yang memiliki
arti memberikan penjelasa, menyatakan atau mengambil sesuatu.
Bentuk lain dari kata syawara ialah tasyawara yang berarti
perundingan, saling berdialog bertukar ide; sedangkan syawir
memiliki pengertian mengajukan pendapat atau bertukar fikiran. Jadi
musyawarah merupakan jalan atau cara untuk menyelesaikan setiap
masalah dengan jalan duduk bersama berdialog dan berdiskusi satu
sama laian untuk mencapai mufakat dengan prinsip kebaikan bersama
di atas segalanya.

Ishlah (Reformasi)
Islah berakar dari kosa kata bahasa arab yang berarti memperbaiki
atau mendamaikan. Dalam konsep moderasi, istilah memberikan
kondisi yang lebih baik untuk merespon perubahan dan kemajuan
zaman atas dasar kepentingan umum dengan berpegang pada prinsip
memelihara nilai nilai tradisi lama yang baik dan menerapkan nilai
nilai tradisi baru yang lebih baik demi kemaslahatan bersama.
Pemahaman ini akan menciptakan masyarakat yang senantiasa
menyebarkan pesan perdamaian dan kemajuan menerima
pembaharuan dan persatuan dalam hidup berbangsa.
Awlawiyah(Mendahulukan Perioritas)
al-awlawiyyah adalah bentuk jamak dari kata al-aulaa, yang berarti
penting atau perioritas. Awlawiyah juga dapat diartikan sebagai
mengutamakan kepentingan yang lebih periritas. Menurut istilah
awlawiyah, dari segi implementasi
(aplikasi), dalam beberapa kasus yang paling penting adalah
memprioritaskan kasus-kasus yang perlu diprioritaskan
daripada kasus-kasus yang kurang utama lainnya tergantung
pada waktu dan durasi implementasi.
Tathawur Wa Ibtikar (dinamis Dan Inovatif)
Tathawwur wa Ibtikar merupakan sifat dinamis dan inovatif yang
memiliki pengertian bergerak dan pembaharu, selalu membuka diri
untuk bergerak aktif partisipasi untuk melakukan pembahrauan sesuai
dengan perkembangan zaman untuk kemajuan dan kemaslahatan
umat.

Tahadhdhur (Berkeadaban)
Menjunjung tinggi moralitas, kepribadian, budi luhur, identitas dan
integrasi sebagi khoiruu mmah dalam kehidupan dan peradaban
manusia. Berkeadaban meiliki banyak konsep salah satunya adalah
ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan merupakan cikal bakal sebuah
peradaban semakin tinggi ilmu yang di miliki seseorang maka akan
semaking luas memandang , luasnya pandangan menjadikannya
melihat segala sudut arah sehingga akan menjadi pribadi yang
bijaksana, kebijaksanaan /hikmah tercermin dalam tingkahlaku berupa
adab atau moralitas yang tinggi dan mulia.

Negara kita sudah cukup melqksanakan prinsip moderasi agama


seperti adanya musyawarah dalam sebuah penyelesaian masalah,
melakukan toleransi disetiap agama dan lain – lain.

Soal 2:
Alasan mengapa ekstrimisme menjadi ancaman
Gerakan ini memiliki kecenderungan untuk menempatkan diri mereka
di luar arus utama atau menolak tatanan dunia, politik dan sosial;

2. Berusaha menggulingkan tatanan politik dalam rangka membangun


kembali apa yang mereka pertimbangkan tatanan alamiyah di dalam
masyarakatapakah ini didasarkan pada ras, kelas, keyakinan,
superioritas etnis;

3.Memiliki program ideologi dan perencanaan aksi yang ditujukan


untuk meraih kekuasaan politik atau komunal;

4.Menolak atau mengacaukan konsepsi tatanan hukum masyarakat


demokratis; menggunakan ruang politik yang disediakan oleh sistem
demokratis untuk memajukan tujuan mereka dalam mengambil
kekuasaan politik;

5.Menolak deklarasi internasional hak asasi manusia dan


menunjukkan ketidakempatian mereka serta tidak mengakui hak
orang lain;

6.Menolak prinsip-prinsip demokrasi yang didasarkan pada


kedaulatan rakyat;

7.Menolak kesetaraan secara umum terutama untuk kaum perempuan


dan minoritas;

8.Menolak diversitas dan pluralisme bahkan memajukan sistem


budaya yang monolitik (mono culture society);

9. Menggunakan filsafat segala cara (ends justify means) dalam


mencapai tujuan;

10. Secara aktif dan mendorong dan mengutamakan penggunaan


kekerasan untuk memerangi apa yang mereka pandang kejahatan dan
meraih tujuan politik mereka;
11. Menunjukkan kecenderungan untuk terlibat dalam kekerasan
massa terhadap musuh-musuh mereka ketika dalam kekuasaan atau
keadaan impunitas;

12. Mereka biasanya menggunakan satu sudut pandang, hitam atau


putih, ingin memurnikan dunia, mengumbar kebencian kepada
musuh-musuh mereka;

13. Mengenyampingkan kebebasan individu untuk kepentingan


kolektif;

14. Menolak kompromi dan ingin mengeliminasi musuh mereka;

15. Menunjukkan intoleransi untuk seluruh pandangan di luar


pandangan mereka dan menampakkan penolakan mereka dengan
cara-cara kemarahan, agresif, kebencian baik dalam perilaku maupun
ucapan;

16. Menampilkan fanatisisme dan memposisikan diri sebagai pihak


yang terancam serta menggunakan teori konspirasi tanpa mengaku
bahwa tindakan mereka adalah irasional;

17. Menampilkan sikap diktator, otoriter dan totaliter;

18. Tidak mau dikritik dan mengintimidasi dan mengancam mereka


yang berbeda, mereka yang heretik dan mereka yang kritik dengan
kematian

19. Mereka meminta agar tuntutan mereka dipatuhi.


20. Mereka memiliki ide yang tidak bisa diubah dan tertutup atas
kebenaran yang mereka yakini bahkan mereka bersedia mati untuk
mempertahankannya.
Mereka dapat dikatakan radikalisme dan ekstrimisme apabila setuju
dengan 20 pernyataan diatas.

Soal 3:
Perbedaan:
Ekstrimisme : Secara harfiah, ekstremisme adalah kualitas atau
keadaan yang menjadi ekstrem. Ekstremisme adalah advokasi ukuran
atau pandangan ekstrem. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), ekstremisme adalah keadaan atau tindakan menganut paham
ekstrem berdasarkan pandangan agama, politik, dan sebagainya.
Sementara itu, ekstremis adalah orang yang melampaui batas
kebiasaan (hukum dan sebagainya) dalam membela atau menuntut
sesuatu. Istilah ini tentunya berasal dari kata ekstrem yang berarti
sangat keras dan teguh atau fanatik.
Langkah2 untuk menyangkal:
Pertama, melalui pendidikan. pendidikan perlu mengedepankan
pendekatan karakter budaya Indonesia yang terkenal ramah tanpa
kekerasan. sifat ramah dan nilai-nilai karakter budaya yang dimiliki
bangsa Indonesia sudah lama mengakar sepatutnya di cangkokkan
dalam semua mata pelajaran, tidak melulu mapel agama, PKN
ataupun akidah akhlak.
Kedua, melakukan kampanye-kampanye Islam Rahmatan lil
‘alaminn, Islam ramah, Islam Subtanstif, Islam santun dan sejenisnya
baik di dunia maya melalui website, Whatsap, facebook, IG, twiter
dan sejenisnya maupun nyata,  terutama kerja sama penguatan
pemikiran kebangsaan antar organisasi-organisasi Islam. Di
Banjarnegara terdapat persyarikatan SI, Muhammadiyah dan NU
yang setiap bulan mengadakan acara pengajian bersama secara
bergilir, dan berkala merupakan langkah strategis untuk membentengi
gejala ekstrimisme radikalise dan terorisme.
Ketiga, melakukan pembinaan keluarga. Keluarga yang sakinah
mawaddah warohmah mempunyi peran yang vital. Kalau dulu orang
tua khawatir kalau anak-anak nonton film yang berbau kekerasan,
sekarang justeru kita khawatir kalau anaknya ikut pembinaan keluarga
oleh pengajian tertentu, keluarganya nanti jadi teroris. Maka perlu
kehati-hatian pembinaan keluarga melalui pengajian yang “tertutup”
atau tidak terbuka untuk umum,  siapa kawannya, apa  latar belakang
pendidikan, pengajarnya mengajarkan kedamaian apa kebencian atau,
bagaimana kiprah kemaslahatan di masyarakat seperti apa?. Hal ini
sangat penting untuk menimalisir masuknya  idiologi yang yang
merusak tersebut.
Keempat melalui penugasan dai dan mubaligh ke tempat atau intansi
tertentu untuk memberikan pencerahan pemahaman cara beragama
yang benar dengan materi cinta tanaih air,
menjaga hablumminallah dan hablumminannaas, menjelaskan apa itu
jihad dalam Islam, sehingga diharapkan  masyarakat tidak lagi
memiliki pemahaman keagamaan yang radikal, ekstrem dan teror
yang dianggap ekstrem radikal oleh penganut agama secara umum.
Yang tidak kalah penting sekarang jaringan kelompok radikalis,
kelompok ekstrimis dan teroris telah menyasar melalui kontak di
medsos dan berlanjut di pertemuan offline. Penyebaran paham
radikalis, ekstrimis dan perekrutan teroris dilakukan melalui website,
media sosial dan messanger, maka wasapadalah.
Soal 4:
Fenomena radikalisme masih menjadi isu yang menarik bagi para
sarjana ilmu politik baik didalam maupun di luar negeri, seiring
perkembangan teknologi dan globalisasi, kelompok radikal diyakini
melakukan adaptasi dalam pola dan aksi pergerakannya, mereka
meninggalkan cara-cara tradisional kemudian beralih menggunakan
cara-cara modern. Proses radikalisasi secara online melalui
penyebaran narasi radikal di dunia maya menjadi pilihan efektif untuk
mempengaruhi sekaligus merekrut kalangan pemuda. Tulisan ini
bertujuan untuk mengulas bagaimana menyusun strategi kontra narasi
yang efektif dengan unit analisis pada Peace Generation Indonesia.
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif
kualitatif, karena tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis strategi Peace Generation dalam menanggulangi
radikalisme di kalangan pemuda Indonesia. Adapun teori yang
digunakan dalam menganalisis permasalahan penelitian ini adalah
teori Kontra Narasi Efektif oleh Zeiger (2016), teori ini menyebutkan
bahwa untuk menyusun strategi kontra narasi yang efektif harus
meliputi sembilan tahapan yaitu; (1) Assess The Relevant Push and
Pull Factors, (2) Identify The Target Audience, (3) Identify The
Explicit or Implicit Violent Extremist Narrative being Countered, (4)
Set Clear Goal and Objective of The Counter-Narrative, (5)
Determine an Effective Messenger, (6) Identify The Medium(S)
Where The Message will be Disseminated, (7) Develop The Content
and Logic to The Message, (8) Develop a Strategy for Dissemination,
(9) Evaluate and Assess The Impact of The Counter-Narrative and
Revise Approach Accordingly to Maintain Effective Delivery. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa kontra narasi yang dilakukan oleh
Peace Generation Indonesia termasuk dalam kategori narasi alternatif
yaitu melawan narasi radikal dengan berfokus pada penyampaian
narasi positif yang ditawarkan daripada mengkritik narasi radikal
tersebut seperti nilai-nilai sosial; toleransi, keterbukaan dan
demokrasi. Berdasarkan hasil penelitian ini, Peace Generation
Indonesia telah melakukan kontra narasi yang efektif ditinjau dari
sembilan tahapan yang dikemukakan dalam teori Zeiger

Soal 5:
Menurut saya dengan adanya banyak prinsip dari moderasi agama itu
bagus, karena dengan banyak pendapat maka semakin banyak juga
semakin luas juga pandangan kita terhadap agam kita sendiri, dengan
itu kita dapat mengetahui apa itu moderasi agama secara lebih terinci.
Islam juga meletakkan dasar ajaran untuk mengimplementasikan
sikap moderasi beragama, termasuk di dalamnya menghargai
perebedaan agama, menghormati keyakinan dan cara beribadah umat
yang berbeda agama, bersikap toleransi, dan berlaku adil terhadap
semua umat beragama.

TERIMAKSIH

Anda mungkin juga menyukai