Anda di halaman 1dari 3

Menyucikan Jiwa, Membersihkan Qalbu

Penyucian jiwa dan qalbu yang merupakan pangkal bagi lahirnya akhlak mulia, adalah unsur
penting bagi berlangsungnya kekuatan serta kewibawaan suatu bangsa.[1] Dan itu merupakan
salah satu tugas utama yang karenanya Allah ‘Azza wa Jalla mengutus Nabi-Nya, Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.[2] Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, di antaranya,

‫َلَقْد َم َّن ُهللا َع َلى اْلُم ْؤ ِمِنيَن ِإْذ َبَعَث ِفيِهْم َر ُس وًال ِّم ْن َأنُفِس ِهْم َيْتُلوا َع َلْيِهْم َء اَياِتِه َو ُيَزِّك يِهْم َو ُيَعِّلُم ُهُم اْلِكَتاَب َو اْلِح ْك َم َة َو ِإن‬
‫َك اُنوا ِم ن َقْبُل َّلِفي َض َالٍل ُّمِبيٍن‬

“Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika Allah
mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka
sendiri; yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan jiwa mereka, dan
mengajarkan kepada mereka Kitab (al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah), meskipun
sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Qs. Ali Imran/3 : 164).

Ayat ini menjelaskan, di antara tugas utama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah
membersihkan jiwa manusia serta mengajarkan al-Qur’an dan hikmah. Yang dimaksud
hikmah di sini adalah Sunnah beliau sendiri shallallahu ‘alaihi wa sallam dan maksud-
maksud serta rahasia-rahasia yang terkandung di balik syariat.[3] Jadi, isi al-Qur’an al-Karim,
seluruhnya sudah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, baik lafaz, makna,
kandungan serta rahasia-rahasianya. Begitu pula wahyu-wahyu Allah lainnya yang berupa
Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan demikian, orang dikemudian hari tidak
perlu mencari sendiri makna-makna rahasia di balik ayat al-Qur’an tersebut berdasarkan
perasaan, logika atau gagasan pribadi. Yang perlu dilakukan adalah mencari makna-
maknanya melalui riwayat-riwayat yang shahih dari Nabi atau dari para Sahabat Nabi,
melalui penjelasan para ulama.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

‫ أخرجه البخاري فى األدب المفرد والحاكم وغيرهما‬.‫ َص اِلَح ) ْاَألْخ َالِق‬: ‫ِإَّنَم ا ُبِع ْثُت ُألَتِّمَم َم َك اِرَم (َو ِفى ِرَو اَيٍة‬

“Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (dalam
riwayat lain: yang shalih).” Hadits Shahih yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari di dalam
kitab al-Adab al-Mufrad, Imam al-Hakim dan lain-lain.[4]

Tujuan Pembersihan Jiwa

Tujuan pembersihan jiwa adalah ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Sesungguhnya, takwa hanya dapat terwujud melalui pembersihan serta penyucian jiwa.
Sementara, kebersihan jiwa juga tidak dapat terjadi tanpa takwa. Jadi, keduanya saling terkait
dan saling membutuhkan. Itulah mengapa Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

‫ َو َقْد َخ اَب َم ن‬. ‫ َقْد َأْفَلَح َم ن َز َّك اَها‬. ‫ َفَأْلَهَم َها ُفُجوَر َها َو َتْقَو اَها‬. ‫َو َنْفٍس َو َم اَس َّواَها‬

“Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
(perilaku) kejahatan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya, dan
sungguh merugi orang yang mengotorinya.” (Qs. asy-Syams/91: 7-10).
Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa seseorang dapat membersihkan jiwanya melalui ketakwaan
kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Begitu pula firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

‫َفَال ُتَز ُّك وا َأنُفَس ُك ْم ُهَو َأْعَلُم ِبَمِن اَّتَقى‬

“Maka, janganlah kamu menganggap dirimu suci. Allah lebih mengetahui tentang siapa yang
bertakwa.” (Qs. an-Najm/53: 32).

Serta firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,

‫ اَّلِذ ي ُيْؤ ِتي َم اَلُه َيَتَز َّك ى‬. ‫َو َس ُيَج َّنُبَها ْاَألْتَقى‬

“Dan orang yang paling bertakwa akan dijauhkan dari api neraka, yaitu orang yang
menginfakkan hartanya serta menyucikan dirinya.” (Qs. al-Lail/92: 17-18).

Kedua ayat ini menjelaskan bahwa pembersihan jiwa pada hakikatnya adalah ketakwaan
kepada Allah.[5] Dan memang tujuannya adalah ketakwaan kepada Allah.

Di sini perlu juga dipahami dengan baik sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
berikut,

‫ رواه مسلم‬.‫ َأْن َت َو ِلُّيَه ا َو َم ْو َالَه ا‬،‫ َو َز ِّك َه ا َأْن َت َخ ْيُر َم ْن َز َّك اَه ا‬،‫َالَّلُهَّم آِت َن ْف ِس ي َت ْق َو اَه ا‬

“Ya Allah! Anugerahkanlah ketakwaan pada jiwaku, bersihkanlah ia, Engkau adalah sebaik-
baik yang membersihkan jiwa. Engkaulah Penguasa dan Pemiliknya.” (HR. Muslim).[6]

Dengan qalbu serta jiwa yang bersih dan bertakwa, akan tercapailah maksud diciptakannya
manusia. Yaitu hanya beribadah dan menyembah kepada Allah saja.

Allah berfirman,

‫َو َم اَخ َلْق ُت اْل ِجَّن َو ْاِإلنَس ِإَّالِلَيْع ُبُدوِن‬

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku saja.”
(Qs. adz-Dzaariyaat/51: 56).

‫َو اَل َت ِز ُر َو اِز َر ٌة ِو ْز َر ُأْخ َر ٰى ۚ َو ِإن َت ْد ُع ُم ْثَق َلٌة ِإَلٰى ِح ْم ِلَه ا اَل ُيْح َم ْل ِم ْن ُه َش ْى ٌء َو َلْو َك اَن َذ ا ُقْر َب ٰٓى ۗ ِإَّن َم ا ُتنِذ ُر‬
‫ٱَّلِذيَن َي ْخ َش ْو َن َر َّبُهم ِبٱْلَغ ْي ِب َو َأَق اُم و۟ا ٱلَّص َلٰو َة ۚ َو َم ن َتَز َّكٰى َفِإَّن َم ا َي َتَز َّكٰى ِلَن ْف ِس ِهۦۚ َو ِإَلى ٱِهَّلل ٱْلَم ِص يُر‬
Artinya: Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang
yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu tiadalah akan
dipikulkan untuknya sedikitpun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya.
Sesungguhnya yang dapat kamu beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab
Tuhannya (sekalipun) mereka tidak melihat-Nya dan mereka mendirikan sembahyang. Dan
barangsiapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya ia mensucikan diri untuk kebaikan
dirinya sendiri. Dan kepada Allahlah kembali(mu).
Untuk mencapai kemuliaan baik dunia maupun akhirat, mereka selalu memelihara kebersihan
jiwa dan menjauhkan diri dari dosa yang tercela. Oleh karena jiwa mereka bersih dari noda-
noda kemusyrikan maka mereka ikhlas mentaati perintah-perintah Allah, juga karena mereka
selalu menjauhi perbuatan-perbuatan tercela, maka mereka gigih dalam memperjuangkan
kebenaran dan melenyapkan kebatilan. Mereka diakhirat memperoleh kenikmatan yang tidak
putus-putusnya, yang disediakan bagi hamba-hambaNya yang mendapat keridhaanNya.
Sedang hamba-hmabNya yang ingkar dan selalu bergelimang dalam kesesatan hidup mereka
ini akan merasakan azab yang sangat pedih.

Anda mungkin juga menyukai