Anda di halaman 1dari 38

Pemeriksaan Fisik &

Pemeriksaan Penunjang
Keperawatan Dasar II
BAHASAN
01 INSPEKSI
Konsep, penilaian kesadaran, distress, general survey dan
prosedur

02 PALPASI

Konsep, tipe, dan prosedur palpasi

03 PERKUSI

Konsep, area, jenis suara perkusi dan teknik

04 AUSKULTASI

Konsep, area dan teknik

04 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Konsep, Persiapan pasien, dan Prosedur


Overview
proses pemeriksaan tubuh pasien untuk
menentukan ada atau tidaknya masalah
fisik.
Pemeriksaan Tujuan :
Fisik Untuk mendapatkan informasi valid
tentang satus terkini kesehatan pasien.

Pesan:
Ajarilah mata untuk melihat,
jari untuk merasa/meraba dan
telinga untuk mendengar

Gambar: https://doktersehat.com/
Tahapan
Sequensial (sistematis) Proper Expose (bagian tertentu)

Dilakukan secara bertahap Dilakukan hanya pada


dari kepala sampai dengan bagian tertentu, tanpa
kaki. Kepala, leher, dada, memeriksa pada area kese
abdomen/perut, tulang luruhan tubuh pasien
belakang, anggota gerak,
anal/ anus, alat genital &
sistem saraf.
INSPEKSI

General survey merupakan bagian penting dan


dilakukan pada permulaan pemeriksaan fisik.
Langkah pertama
Pemeriksaan general survey sangat efektif untuk
Tindakan dalam memeriksa
mengarahkan diagnosis karena terkadang kita
memeriksa seorang pasien sudah bisa menduga diagnosis at the first sight
dengan melihat atau bagian tubuh (pada pandangan pertama).
dan mengingat meliputi ”general
(observasi ) survey” dari
Namun dugaan tsb harus tetap dibuktikan perawat
pasien. dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan.
INSPEKSI
Hal Yang di observasi

Kesan Kesadaran

Adanya distress

Suara saat bicara

Ekspresi wajah, status mental, citra diri

Bau/aroma

Status Nutrisi
INSPEKSI
Ad. 1. Kesan Kesadaran
Bagaimana kesan tingkat kesadaran pasien pada saat pertama kali
bertemu dengan pasien

1. Apakah pasien sadar atau tidak?


2. Apakah pasien terlihat mengerti apa yang perawat
ucapkan dan merespon secara tepat atau tidak?
3. Apakah pasien terlihat mengantuk?
4. Apakah pada saat perawat bertanya pasien diam
atau menjawab?
Note: Bila Perlu gunakan Glasgow Coma Scale (GCS)
INSPEKSI
Ad. 2. Adanya Distress
Bagaimana kesan penderitaan/kepayahan yang diderita pada saat
pertama kali bertemu dengan pasien

1. Apakah pernapasan pasien cepat?


2. Apakah ada suara whezzing (mengi), atau batuk
terus-menerus?
3. Adakah tanda-tanda kecemasan?
Ditandai: mondar-mandir, ekspresi wajah tegang, tangan
dingin berkeringat.
4. Adakah pasien merasa kesakitan?
Ditandai dengan wajah pucat, berkeringat, atau
memegang bagian yang sakit.
INSPEKSI
Ad. 3. Suara Saat Bicara
Suara yang normal tergantung pada kondisi lidah, bibir, langit-langit dan hidung,
keutuhan mukosa, otot dan saraf laryng serta kemampuan mengeluarkan udara
dari paru

1. Apakah ada gangguan bersuara dan berbicara akibat


gangguan persarafan?
2. Apakah ada kelainan anatomi?
Palatoschisis, obstruksi hidung, kehilangan gigi, dan kekeringan
mulut
3. Apakah ada suara abnormal lain?
Wheezing/mengi, stridor dll
INSPEKSI
Ad. 4. Ekspresi wajah, status mental, citra diri
Ekspresi wajah dan kontak mata sangat berguna sebagai indikator keadaan fisik
maupun psikis. Ketidaksesuaian ekspresi wajah dengan apa yang sebenarnya
dirasakan oleh pasien bisa dicurigai sebagai kelainan psikis/mental.

1. Bagaimanakan ekspresi wajah pasien?


Tampak sakit akut atau kronis, kekurusan badan, mata cekung,
turgor kulit; nyaman/tidak nyaman; kesakitan; cemas, pucat.
2. Bagaimanakah citra diri pasien?
a. Apakah penampilan pasien bersih ?
b. Apakah rambutnya disisir?
c. Apakah dia menggigit kuku jarinya sendiri?
3. Bagaimana Bangunan tubuh pasien?
1. Postur tubuh
2. Gerakan tubuh
3. Cara berjalan
Ad. 4. Ekspresi wajah, status mental, citra diri
INSPEKSI
Ad. 5. Bau/Aroma
Pada keadaan normal tubuh menghasilkan bau badan yang disebabkan karena
kontaminasi bakteri terhadap kelenjar keringat

1. Apakah ada tampak keringat berlebihan?


Kelebihan keringat sering timbul pada orang yang sangat tua de
ngan demensia, penyalahgunaan alkohol dan obat.

2. Apakah ada aroma mulut tidak sedap?


a. Bau mulut seperti bau feses (Foetor hepaticus)
b. Bau busuk pada mulut dikenal dengan holitosis disebabkan
karena dekomposisi sisa makanan yang terdapat diantara
gigi; ginggivitis; stomatitis; rhinitis atropi dan tumor hidung
INSPEKSI
Ad. 6. Status Nutrisi
Langkah yang harus dilakukan perawat untuk menentukan status gizi
pasien melalui pengukuran tinggi, berat dan BMI (Body Mass Index)

Gangguan Nutrisi Devisit Vit C


INSPEKSI
Teknik melakukan Inspeksi (1)
BERDIRI DAN BERJALAN MENUJU PASIEN

Memulai inspeksi secara umum dan observasi. BHSP (berjabat tangan bila perlu)

DUDUK DI KURSI DALAM RUANG PEMERIKSAAN


Melengkapi data
Mengkaji kepatuhan Mengkaji riwayat Mengkaji riwayat efek
riwayat kesehatan dan Memberikan privasi
penggunaan medikasi. alergi samping medikasi.
riwayat medikasi.

DUDUK PADA MEJA PEMERIKSAAN


Integritas kulit, Pengkajian Kepala
Pemeriksaan Vital Pengkajian Dada Pengkajian
Mencuci tangan rambut, kuku dan dan leher (nervus
Signs dan paru-paru Kardiovascular
kepala kranial)
INSPEKSI
Teknik melakukan Inspeksi (2)

BERBARING POSISI SUPINE


Pengkajian Abdomen (gastrointestinal, Mulai pengkajian musculoskeletal dan
Pengkajian kardiovascular.
renal, endocrine) neurological pada ekstermitas.

DUDUK LAGI
Menyelesaikan pengkajian musculoskeletal dan neurological
Menyelesaikan pendidikan kesehatan.
pada ekstermitas.

BERDIRI
Menyelesaikan pemeriksaan musculoskeletal pada tulang Menjelaskan tentang hasil akhir pemeriksaan, memberikan
belakang dan dan weight‐bearing joints penkes, resep dan instruksi follow‐up.
Palpasi
metode pemeriksaan dengan cara meraba menggunakan satu
atau dua tangan. Pengkajian secara palpasi bertujuan untuk
dapat terbentuk gambaran organ tubuh atau massa abnormal
• Deskripsi: Menggunakan ukuran 3 dimensi yang
Ukuran objektif (panjang x lebar x tinggi)

• Deskripsi: kering, kasar, halus, tunggal, berkelompok


Tekstur permukaan atau noduler , menonjol atau datar

• Deskripsi: Konsistensi kistik, lunak, kenyal


Konsi stensi massa seperti karet atau keras seperti papan

Lokasi • Lokasi Masa


Palpasi (2)
• Deskripsi: sama dengan suhu bagian tubuh di
Suhu
sekitarnya atau lebih hangat.

• Deskripsi: Rasa nyeri pada suatu organ atau bagi an


nyeri tubuh

Denyutan atau getaran • Deskripsi: denyut nadi , kualitas ictus cordis

Batas-batas organ • apakah massa bersifat mobile (mudah digerakkan) atau


di dalam tubuh terfiksasi terhadap kulit dan organ di sekitarnya.
Palpasi
Tipe Palpasi
Ringan
Medium
bersifat superfisial, lembut dan
berguna untuk menilai lesi pada Menilai lesi medieval pada Dalam
permukaan atau dalam otot. peritoneum dan untuk massa, nyeri
Menilai organ dalam rongga tubuh,
tekan, pulsasi (meraba denyut), dan
dan dapat dilakukan dengan satu
nyeri pada kebanyakan struktur
letakkan/tekan secara ringan ujung atau dua tangan.
tubuh.
jari pada kulit pasien, gerakkan jari
secara memutar Palpasi medium dilakukan dengan
menekan permukaan telapak jari 1-2 Jika dilakukan dengan dua tangan,
cm ke dalam tubuh pasien, tangan yang di atas menekan tangan
menggunakan gerakan yang di bawah 2-4 cm ke bawah
sirkuler/memutar. dengan gerakan sirkuler.
Palpasi
Tipe Palpasi Dalam
Deep slipping palpation

• Pemeri ksa menggunakan jari telunjuk, jari tengah dan jari manis yang saling menyatu,
secara perlahan dan bertahap palpasi organ atau massa abdomen sel uruh lapang
abdomen (atas, bawah, kanan, kiri )

Bimanual palpation
• Menggunakan 2 tangan di mana satu tangan di letakkan pada abdomen, tangan yang lain
di letakkan pada posteri or organ supaya organ tersebut terfiksasi atau elevasi .

Deep press palpation


• Pemeriksa menggunakan ibu jari atau 2-3 jari secara bersamaan melakukan palpasi secara
bertahap kemudian ditingkatkan tekanannya
Palpasi
Tahapan (1)

• Daerah yang akan diperiksa harus bebas dari pakaian yang menutupi.

• Pastikan bahwa suhu telapak tangan pemeriksa tidak dingin

• Pada fase awal di usahakan supaya terjadi relaksasi otot di atas organ yang akan
dipalpasi yaitu dengan cara melakukan fleksi lutut dan sendi panggul .

• Derajat kekakuan otot dapat diketahui dengan mel akukan palpasi dangkal.

• Kekakuan otot lebih sering terjadi karena rasa takut atau gelisah, yang harus di atasi
dengan melakukan pendekatan psikologi s .

• Pada saat palpasi di sarankan untuk sejauh mungkin dengan daerah yang sedang
mengalami luka terbuka
Palpasi
Tahapan (2)

Cara Meraba dapat menggunakan:

• Jari telunjuk dan ibu jari : untuk menentukan besarnya suatu


massa (bila massa berukuran kecil)
• Jari ke-2, 3 dan 4 bersama-sama: untuk menentukan
getaran/denyutan, konsistensi, tekstur permukaan atau kualitas suatu
massa secara garis besar
• Seluruh telapak tangan: untuk meraba kual i tas suatu massa seperti
lokasi, ukuran, nyeri tekan, mobilitas massa (bila massa terletak jauh
di bawah permukaan tubuh atau berukuran cukup besar) serta
menentukan batas -batassuatu organ.
Perkusi

 Pemeriksaan fisik dengan cara melakukan pengetukan pada bagian


tubuh dengan menggunakan jari, tangan, atau alat kecil untuk
mengevaluasi ukuran, konsistensi, batas atau adanya cairan dalam
organ tubuh.

 Perkusi pada bagian tubuh menghasilkan bunyi yang mengindikasi


kan tipe jaringan di dalam organ.

 Perkusi penting untuk pemeriksaan dada dan abdomen.


Perkusi
5 kualitas dasar nada perkusi

Nada Suara Interpretasi


Pekak dihasilkan oleh massa padat, sepert perkusi pada paha.
Redu dihasilkan oleh perkusi di atas hati
Sonor/ resonan dihasilkan oleh perkusi di atas paru normal
Hipersonor dihasilkan oleh perkusi di atas paru yang emfisematous
Timpani dihasilkan oleh perkusi di atas gelembung udara (lambun
g, usus)
Perkusi
Perkusi abdomen Perkusi Thorak Posterior
Perkusi
Area Perkusi Thorax Anterior Area Perkusi Thorax Posterior
AUSKULTASI
Pemeriksaan dengan cara mendengarkan bunyi yang berasal dari dalam tubuh,
yang meliputi frekuensi, intensitas, durasi dan kualitas dengan bantuan alat

paru-paru • Suara nafas

Jantung • bunyi dan bising jantung

abdomen • Peristaltik usus


Pemeriksaan Laboratorium

 Pemeriksaan yang mutlak dilakukan untuk menegak


kan suatu diagnosa penyakit klien

 tujuannya adalah untuk mengidentifikasi masalah di


mana adanya respon klien terhadap status kesehatan/
penyakit.
Pemeriksaan Laboratorium
1. DARAH: Darah Rutin

Hemoglobin/HB:
Untuk mendeteksi adanya penyakit anemia dan ginjal

Hematokrit/HT:
Mengukur konsentrasi sel darah merah dalam darah

Trombosit
Mendeteksi adanya trombositopenia dan trombositosis
Pemeriksaan Laboratorium
1. SAMPLE DARAH: Darah Kimia

• ambil darah 5- 10 ml dari vena,


SGPT ( serum glumatik piruvik
• masukan pada tabung
transaminase )  mendeteksi a
• hindari hemolisis
danya kerusakan hepatoseluler.
• berikan label dan tanggal

Gas Darah Arteri  mendeteksi • ambil darah + 1-5ml dari arteri, dengan spuit dan jarum
gangguan keseimbangan asam basa
berisikan heparin.
yang disebabkan oleh gangguan
respiratorik/ gangguan metabolic
• berikan label dan tanggal
Pemeriksaan Laboratorium
1. SAMPLE DARAH: Darah Kimia

• ambil darah + 5-10ml dari vena


Gula Darah Puasa  mendeteksi
• masukan ke dalam tabung
adanya diabetes.
• puaskan makan dan minum 12 jam sebelum pemeriksaan

Bilirubin  mendeteksi kadar bilirubin.


• ambil darah + 5-10ml dari vena
Bilirubin direct mendeteksi adanya ikterik • masukan pada tabung
obstruktif oleh batu/ neoplasma, hepatitis.
• hindari hemolisis
Bilirubin indirect dilakukan untuk • berikan label dan tanggal
mendeteksi adanaya anemia, malaria.
Pemeriksaan Laboratorium
2. SAMPLE URINE

Mendeteksi berbagai kelainan


pada penyakit ginjal, eklampsia, • Tampung urine 24 jam dan masukan ke dalam botol/ tabung
keracunan timah hitam dan • Berikan label dan tanggal pengambilan
leukemia.

Human Chorionic
• Anjurkan puasa 8-12 jam cairan
Gonadotropin (HCG) 
• Ambil urine 60ml, kemudian lakukan pengumpulan selama 14 jam.
mendeteksi adanya • Berikan label dan tanggal

kehamilan
Pemeriksaan Laboratorium
2. SAMPLE URINE

• Diet UTC 3 hari berturut


Creatinin Clearence Test (CCT) • Minta puasa 6 jam
 mendeteksi fungsi
• Minum air putih 700 cc dalm 30 menit
glomerulus
• Tampung dalam 2 botol urin
Pemeriksaan Laboratorium
3. SAMPLE FESES

• Tampung bahan dengan menggunakan spatel steril


mendeteksi adanya kuman • Tempatkan feses dalam wadah steril dan ditutup
seperti, salmonella, shigella, • Feses jangan dicampur dengan urine

escherichiacoli, • Jangan berikan Barium atau minyak mineral yang dapat


menghambat pertumbuhan bakteri.
staphylococcus dll
• berikan label nama dan tanggal pengambilan bahan pemeriksaan
Pemeriksaan Laboratorium
3. SAMPLE SPUTUM

• Siapkan wadah dalam keadaan steril


• Dapatkan sputum pada pagi hari sebelum makan
• Anjurkan pasien untuk batuk agar mengeluarkan sputum
mendeteksi adanya kuman • Pertahankan wadah dalam keadaan tertutup

• Bila kultur untuk pemeriksaan BTA (Bakteri Tahan Asam) ikut instru
ksi yang ada pada botol penampung. Biasanya diperlukan 5-
10 cc sputum yang dilakukan selama 3 hari berturut turut.
Pemeriksaan Diagnostik
Ultrasonografi (USG)

• Prosedur diagnosis yang dilakukan di atas permukaan kulit/di rongga tubuh menghasilkan
ultrasound di dalam jaringan. Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat struktur jaringan
tubuh, untuk mendeteksi berbagai kelainan pada abdomen, otak, jantung dan ginjal.

RONTGEN

• Dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan peran sinar x untuk
melakukan skrining dan mendeteksi kelainan pada berbagai organ diantaranya jantung,
abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tenggorokan dan rangka

PAP SMEAR ( Papanicolaou Smear )


• Pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi adanya kanker serviks atau sel
prakanker, mengkaji efek pemberian hormon seks serta mengkaji respons terhadap
kemoterapi dan radiasi.
Pemeriksaan Diagnostik
MAMMOGRAFI

• Pemeriksaan dengan bantuan sinar x yang dilakukan pada bagian payudara


untuk mendeteksi adanya kista / tumor dan menilai payudara secara periodik

ENDOSKOPI

• Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk mendeteksi adanya


kelainan pada saluran cerna.

KOLONOSKOPI

• Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid untuk mendeteksi


adanya kelainan pada saluran colon.
Pemeriksaan Diagnostik
CT. Scaning

• Pemeriksaan spesifik/khusus untuk melihat organ yang lebih dalam dan


terlokalisir serta khusus.

EEG

• Pemeriksaan dilakukan untuk melihat hantaran listrik pada otak (kelainan pada
gelombang Otak )

EKG

• Pemeriksaan dilakukan untuk melihat system pelistrikan/konduksi dari jantung


Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai