SISTEM MUSKULOSKELETAL
DISUSUN OLEH :
TIM
Alhamdulillah, Puji syukur tim penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas
terselesaikannya buku panduan pembelajaran praktik laboratorium keperawatan khususnya
mata ajaran Sistem Muskuloskeletal. Buku pedoman praktik laboratorium keperawatan ini
merupakan salah satu metode pembelajaran praktik laboratorium Sistem Muskuloskeletal
sebagai pendekatan dalam pencapaian kompetensi hardskill lulusan D-3 keperawatan.
Buku panduan praktik laboratorium keperawatan Sistem Muskuloskeletal ini
membahas tentang pemeriksaan fisik sistem muskuloskeletal, simulasi pembidaian,
pemasangan dan pelepasan gips, perawatan pasien dengan traksi, melatih berjalan dengan
menggunakan kruck, walker, tripod, perawatan pasien post orif dan oref, latihan ROM
(Range Of Motion).
Kompetensi yang dicapai oleh mahasiswa tidak saja aspek hard skill, namun demikian
aspek soft skill sangat berperan menjadikan lulusan yang unggul. Studi di lapangan
menunjukkan aspek soft skill sangat menentukan keberhasilan mahasiswa dalam dunia nyata.
Kami berharap panduan praktik laboratorium Sistem Muskuloskeletal ini dapat
dijadikan petunjuk dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Kami juga merasa masih
banyak kekurangan dalam pembuatan buku panduan ini, sehingga kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk peningkatan kualitas buku panduan ini sangat kami harapkan.
Semoga buku panduan ini dapat bermanfaat bagi proses pembelajaran laboratorium
mahasiswa Prodi S-1 Keperawatan.
Kudus, September 2016
Tim Penyusun
b. MISI
1. Care Provider
2. Communicator
3. Educator and health promoter
4. Manager and leader
5. Researcher
1. Ketrampilan Umum
a. Pemeriksaan fisik muskeloskeletal
b. Pembidaian
c. Gips
d. Traksi
e. ROM (Range Of Motion)
2. Ketrampilan Khusus
a. Simulasi pembidaian
b. Pemasangan dan pelepasan gips
c. Perawatan pasien dengan traksi
d. Melatih berjalan dengan menggunakan kruck, walker, tripod
e. Perawatan pasien post orif dan oref
f. Latihan ROM (Range Of Motion)
d. Waktu
P = 1 SKS X 170 menit x 16 minggu efektif x 2 kelas = 5440
5 Buku Panduan Praktik Laboratorium Sistem Muskuloskeletal
Prodi S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus
e. Evaluasi
Laboratorium
Uji skill lab = 80%
Project = 20%
BAB III
1. Antalgic gait (anti = against, algic = pain) yaitu Nyeri waktu menapak
sehingga langkah memendek.
2. Tredelenburg gait (paralise and ischiadicus)
3. Stepage gait yaitu langkah langkah pendek
8 Buku Panduan Praktik Laboratorium Sistem Muskuloskeletal
Prodi S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus
Skala kekuatan otot
B. PEMBIDAIAN
a. Pengertian
Pembidaian (Splinting) adalah tindakan untuk mempertahankan sebagian/seluruh
bagian anggota gerak dalam posisi tertentu dengan alat. Pembidaian dilakukan untuk
1. Bersih
2. Bidai harus melebihi dua persendian yang patah
3. Bidai harus terbuat dari bahan yang kuat, kaku dan pipih.
4. Bidai dibungkus agar empuk.
5. Ikatan tidak boleh terlalu kencang karena merusak jaringan tubuh tapi jangan
kelonggaran.
c. Macam - Macam Pembidaian
1. Bidai Lunak
Misal selimut, bantal,pembalut, gendongan.
2. Bidai Keras
Misal: papan, besi, majalah
3. Bidai Traksi :
Misal :bidai traksi, Tridon
d. Komplikasi Pembidaian
Pembidaian yang dilakukan tidak sesuai dengan standar tindakan, beberapa hal berikut
bisa ditimbulkan oleh tindakan pembidaian.
PENGERTIAN Suatu kegiatan untuk menyiapkan peralatan dan pasien yang akan
dipasang gips
TUJUAN 1. Fiksasi
2. Reposisi
3. Immobilisasi
4. Penyembuhan tulang sesuai dengan yang diharapkan
KEBIJAKAN
PERALATAN a. Bahan gips dengan ukuran sesuai ekstremitas tubuh yang akan di
gips
b. Baskom berisi air biasa ( untuk merendam gips )
c. Baskom berisi air hangat.
d. Gunting perban .
e. Bengkok.
f. Perlak dan alasnya.
g. Waslap.
h. Pemotongan gips .
i. Kasa dalam tempatnya.
j. Alat cukur.
k. Sabun dalam tempatnya.
l. Handuk.
m. Krim kulit.
n. Spons rubs
o. Padding
PROSEDUR
PELAKSANAAN
1) Pra Interaksi
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
b. Menempatkan alat di dekat klien dengan benar
2) Tahap Orientasi
a. Memberikan salam, menanyakan nama pasien
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan prosedur tindakan pada klien.
d. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
e. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
f. Mencuci tangan
3) Tahap Kerja
1) Daerah yang akan dipasang gips dicukur, dibersihkan, dan
dicuci dengan sabun, kemudian dikeringkan dengan handuk
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PERALATAN 1) Gergaji listrik/pemotongan gips.
2) Gergaji kecil manual.
3) Gunting besar.
4) Baskom berisi air hangat.
5) Gunting perban.
6) Bengkok dan plastic untuk tempat gips.
7) Sabun dalam tempatnya.
8) Handuk .
9) Perlak dan alasnya.
10) Waslap.
11) Krim atau minyak
PROSEDUR 1) Pra Interaksi
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
e. Menemp\atkan alat di dekat klien dengan benar
2) Tahap Orientasi
a. Memberikan salam, menanyakan nama pasien
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan prosedur tindakan pada klien.
d. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
e. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
f. Mencuci tangan
3) Tahap Kerja
a. Jelaskan pada klien prosedur yang akan dilakukan.
b. Yakinkan klien bahwa gergaji listrik atau pemotongan gips tidak
akan mengenai kulit.
c. Gips akan dibelah dengan menggunakan gergaji listrik.
d. Gunakan pelindung mata pada klien dan petugas pemotong Pips.
e. Potong bantalan gips dengan gumting.
f. Sokong bagian tubuh ketika gips dilepas.
g. Cuci dan keringkan bagian yang habis di gips dengan lembut,
oleskan krim atau minyak.
h. Ajarkan klien secara bertahap melakukan aktivitas tubuh sesuai
program terapi.
i. Ajarkan klien agar meninggikan ekstremitas atau menggunakan
elastis perban jika perlu untuk mengontrol pembengkakan.
4) Tahap Terminasi
Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani
kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot.
Traksi adalah pemasangan gaya tarikan ke bagian tubuh. Traksi digunakan untuk
meminimalkan spame otot, untuk mereduksi, mensjajarkan, dan mengimubilisasi fraktur;
untuk mengurangi deformitas, dan untuk menambah ruangan di antara kedua permukaan
patahan tulang. Traksi harus diberikan dengan arah dan besaran yang diinginkan untuk
mendapatkan efek terapeutik. Faktor-faktor yang mengganggu keefektifan tarikan traksi
harus dihilangkan.
Kadang, traksi harus dipasang dengan arah yang lebih dari satu untuk mendapatkan garis
tarikan yang diinginkan. Dengan cara ini, bagian garis tarikan yang pertama berkontraksi
terhadap garis tarikan lainnya. Garis-garis tarikan tersebut dikenal sebagai vektor gaya.
Resultanta gaya tarikan yang sebenarnya terletak di tempat di antar kedua garis tarikan
tersebut. Efek traksi yang dipasang harus dievaluasi dengan sinar-X, dan mungkin
diperlukan penyesuaian. Bila otot dan jaringan lunak sudah rileks, berat yang digunakan
harus diganti untuk memperoleh gaya tarikan yang diinginkan.
2. Jenis-jenis Traksi
1) Traksi kulit
1) Pengertian
Traksi kulit menggunakan plaster lebar yang direkatkan pada kulit dan diperkuat
dengan perban elastis. Berat maksimum yang dapat diberikan adalah 5 kg yang
merupakan batas toleransi kulit.
Olekranon.
Trokanter mayor.
PENGERTIAN Traksi adalah suatu tindakan untuk memindahkan tulang yang patah /
dislokasi ketempat yang normal kembali dengan menggunakan daya tarik
tertentu atau dengan kata lain suatu pemasangan gaya tarikan pada
bagian tubuh, yang diindikasikan pada pasien dengan fraktur dan atau
dislokasi.
TUJUAN Untuk meminimalkan spasme otot, mereduksi, mensejajarkan dan
mengimobilisasi fraktur, untuk mengurangi deformitas, untuk menambah
ruang diantara dua permukaa antara patahan tulang
KEBIJAKAN
PERALATAN 1. Pisau cukur
2. Balsam perekat
3. Alat rawat luka
4. Katrol dan pulley
5. Beban
6. Bantalan conter traksi
7. Bantal kasur
8. Gunting
9. Bolpoint untuk penanda/ marker
PENGERTIAN Traksi adalah suatu tindakan untuk memindahkan tulang yang patah /
dislokasi ketempat yang normal kembali dengan menggunakan daya tarik
tertentu atau dengan kata lain suatu pemasangan gaya tarikan pada
bagian tubuh, yang diindikasikan pada pasien dengan fraktur dan atau
dislokasi.
29 Buku Panduan Praktik Laboratorium Sistem Muskuloskeletal
Prodi S-1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Kudus
TUJUAN
KEBIJAKAN
PERALATAN
Skin traksi kit
beban
gunting
Bedak kulit
Handuk
Lidi kapas
Kassa steril
Piala ginjal
PROSEDUR 1) Pra Interaksi
PELAKSANAAN
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
b. Menempatkan alat di dekat klien dengan benar
2) Tahap Orientasi
a. Memberikan salam, menanyakan nama pasien
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien dan
keluarganya
d. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
e. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya
f. Mencuci tangan
3) Tahap Kerja
a. Menjaga privacy
b. Mengatur posisi tidur pasien supinasi
c. Bila ada luka dirawat dan ditutup kassa
d. Bila banyak rambut k/p di cukur
e. Beri tanda batas pemasangan plester gips menggunakan bolpoint
f. k/p beri balsam perekat
g. Ambil skintraksi kit lalu rekatkan plester gips pada bagian medial
dan lateral kaki secara simetris dengan tetap menjaga
immobilisasi fraktur
h. Pasang katrol lurus dengan kaki bagian fraktur
i. Masukkan tali pada pulley katrol
j. Sambungkan tali pada beban ( 1/7 BB = maksimal 5 kg
k. k/p pasang bantalan contertraksi atau bantal penyangga kaki
l. Atur posisi pasien nyaman dan rapikan
m. Beritahu pasien bahwa tindakan sudah selesai dan pesankan
untuk manggil perawat bila ada keluhan
TRAKSI KULIT
TRAKSI SKELETAL
a. Cuci tangan
i. Cuci tangan
4) Tahap Terminasi
a. Membereskan alat
b. Mencuci tangan