Disusun oleh :
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmah Nyalah, sehingga
Tugas ini dapat diselesaikan. Penyusunan makalah ini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi nilai tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan.
Akhir kata, sebagaimana layaknya manusia biasa yang memiliki banyak keterbatasan,
apabila terdapat kesalahan penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun agar
selanjutnya dapat lebih baik. Harapan dan tujuan saya dalam menyelesaikan makalah adalah agar
dapat berguna dan dapat menambah pengetahuan bagi yang membacanya. Atas segala perhatian,
do’a dan dukungan semua rekan, saya mengucapkan terima kasih.
Tim Penyusun
A. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak atau melakukan
reproduksi.Reproduksi melibatkan suatu sistem dalam tubuh, yaitu sistem reproduksi. Sistem
reproduksi melibatkan organ reproduksi. Tujuan utama makhluk hidup melakukan reproduksi
adalah untuk melestarikan jenisnya agar tidak punah. Apa yang akan terjadi dengan manusia
misalnya, jika tidak bisa melakukan reproduksi? Tentu lama kelamaan manusia akan punah.
Kemampuan reproduksi tergantung pada hubungan antara hypothalamus, hipofisis bagian
anterior, organ reproduksi, dan sel target hormon. Proses biologis dasar termasuk perilaku
seksual dipengaruhi oleh faktor emosi dan sosiokultural masyarakat. Di sini, yang akan
difokuskan adalah fungsi dasar seksual sistem reproduksi di bawah kontrol syaraf dan
hormon.
Sistem reproduksi meliputi kelenjar (gonad) dan saluran reproduksi. Organ reproduksi
primer atau gonad terdiri dari sepasang testis pada pria dan sepasang ovarium pada wanita.
Gonad yang matang berfungsi menghasilkan gamet (gametogenesis) dan menghasilkan
hormon seks, khususnya testosteron pada pria dan estrogen & progesteron pada wanita.
Setelah gamet diproduksi oleh gonad, ia akan melalui saluran reproduksi (sistem duktus).
Pada wanita juga terdapat payudara yang termasuk organ pelengkap reproduksi. Bagian
eksternal sistem reproduksi sering juga disebut genitalia eksternal.
Seiring perkembangan teknologi dan zaman, reproduksi juga merupakan objek utama
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sebagai contoh, manusia mengembangkan teknologi
reproduksi berupa bayi tabung untuk mengatasi masalah pasangan suami istri yang tidak
memiliki anak dan juga inseminasi buatan pada hewan untuk memperoleh keturunan hewan
yang diinginkan. Selain perkembangan teknologi, kita juga sering mendengar atau membaca
informasi mengenai berbagai penyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi.
Berbagai penyakit sistem reproduksi ini tentunya harus kita cegah agar manusia tetap dapat
C. Tujuan
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas segala tentang reproduksi pria, baik konsep
reproduksi, alat reproduksi, fungdi reproduksi, penyakit reproduksi dan cara
penyembuhannya.
1. Penis
Akar atau basis. : Bagian ini menempel pada dinding perut bagian bawah.
Batang penis. : Bagian ini merupakan alat kelamin pria yang berfungsi untuk
penetrasi ke dalam vagina.
Kepala penis. : Bagian ini ditutupi oleh lapisan kulit, yang akan dihilangkan saat
menjalani sunat.
Pada ujung kepala penis, terdapat lubang kecil yang merupakan bukaan dari saluran kemih.
Bagian ini nantinya akan menjadi tempat keluarnya cairan semen dan urine. Pada alat
kelamin pria ini juga terdapat ujung-ujung saraf yang sensitif terhadap rangsangan.Penis tak
lepas dari risiko sejumlah penyakit. Penyakit penis yang dimaksud antara lain:
2. Skrotum
Skrotum merupakan bagian dari sistem reproduksi pria yang terlihat berbentuk seperti
kantung. Letaknya berada di belakang penis, dan merupakan tempat dari testikel, yang biasa
disebut dengan testis atau buah zakar.Pada skrotum juga terdapat banyak saraf dan pembuluh
darah. Organ ini pun berperan untuk mengatur suhu testis. Skrotum dapat mengalami
pembengkakan. Biasanya, ini diakibatkan oleh torsio testis (gangguan pada testis yang
memicu tersumbatnya aliran darah).Selain itu, pembengkakan skrotum juga bisa dipicu oleh
peradangan dan pertumbuhan yang tidak normal di dalam skrotum. Pembengkakan ini bisa
menimbulkan rasa sakit, atau malah tidak menimbulkan nyeri sama sekali.
3. Testis
Organ reproduksi pria berbentuk oval dengan ukuran sebesar biji zaitun ini terletak di
dalam skrotum. Pada umumnya, setiap pria masing-masing memiliki dua testis.
Fungsi testis adalah menghasilkan testosteron, yang merupakan hormon seks pada pria.
Selain itu, organ ini juga berfungsi untuk memproduksi sperma.
Beberapa masalah kesehatan yang bisa menyerang testis, antara lain:
Trauma testis
Torsio testis
Radang testis (orkitis)
Kanker testis
Epididimis adalah organ reproduksi pria yang berfungsi dalam mematangkan sel sperma.
Bentuknya seperti tabung panjang dan melingkar, yang terletak di dalam skrotum, dan
menempel pada bagian belakang testis pria.
Meski namanya tidak populer, peran organ reproduksi pria ini sangatlah vital. Fungsi epididimis
adalah untuk menyimpan sperma dan mengangkutnya dari testis.Anatomi epididimis terdiri atas
tiga bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor. Jika sampai salah satu apalagi ketiga bagian tersebut
mengalami kelainan, bukan tidak mungkin pria akan mengalami gangguan kesuburan.
Anatomi epididimis
Saluran epididimis memiliki tiga bagian dengan fungsinya masing-masing, yaitu:
Dalam sistem reproduksi pria, epididimis berfungsi untuk memindahkan sperma dari testis dan
menjadi tempat pematangan sperma itu sendiri. Saat sperma berjalan melalui epididimis, terdapat
sinyal-sinyal dari sel organ ini yang akan mendorong proses pematangannya.Terdapat ratusan,
bahkan ribuan, gen berbeda yang dikeluarkan oleh sel epididimis ketika sperma masuk ke
bagian testis yang satu ini. Gen inilah yang kemudian menjadikan sel sperma matang dan siap
membuahi sel telur saat pria berejakulasi.
Spermatokel adalah gangguan fungsi epididimis yang ditandai oleh munculnya kista jinak pada
organ tersebut. Kista tersebut berisi cairan berwarna putih, dan mengandung
sperma.Spermatokel terjadi karena adanya penyumbatan pada saluran epididimis.
4. Operasi
Pada kasus seperti spermatokel atau kista epididimis, Anda mungkin harus menjalani operasi
pengangkatan kista atau disebut spermatokelektomi. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwasanya
spermatokelektomi berpotensi menimbulkan komplikasi berupa kerusakan epididimis yang
kemudian bisa memengaruhi kesuburan pria.
Alat reproduksi pria bagian internal juga disebut sebagai organ aksesori. Dilansir
dari Cleveland Clinic, ada enam organ yang masuk ke dalam kelompok ini, yaitu :
1. Vas Deferens
Fungsi vas deferens adalah mengantar sperma keluar tubuh saat ejakulasi. Organ ini
merupakan saluran panjang dan tebal, mulai dari epididimis hingga ke rongga panggul.
Dari epididimis, sperma disalurkan melalui vas deferens, untuk kemudian menuju saluran
kemih alias uretra. Organ ini terletak di belakang kandung kemih.
2. Vesikula seminalis
Mengingat pentingnya fungsi vesikula seminalis, penting untuk memastikannya tetap sehat.
Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan:
Melakukan hubungan seks yang aman dengan menggunakan kondom
Tidak bergonta-ganti pasangan seks
3. Saluran ejakulasi
Saluran ini terbentuk dari gabungan vas deferens dan vesikula seminalis. Sesuai dengan
namanya, saluran ejakulasi menjadi "jalan" bagi air mani untuk keluar saat pria berejakulasi.
4. Saluran kemih
Organ ini disebut juga sebagai uretra, dan berfungsi untuk membawa urine dari kandung
kemih ke luar tubuh.
5. Kelenjar Postrat
Menjaga fungsi kelenjar prostat agar tetap bisa tetap normal sangatlah penting. Pasalnya,
berbagai gangguan yang terjadi pada organ ini dapat berkembang menjadi kondisi yang
berbahaya, seperti peradangan, pembesaran prostat, hingga kanker.
Prostat adalah kelenjar berukuran kecil dan berbentuk bulat yang terletak di antara kandung
kemih dan penis, serta berada di depan rektum atau ujung dari usus besar. Dengan mengenali
fungsi serta gangguan yang mungkin terjadi, Anda diharapkan bisa lebih berhati-hati dalam
menjaga organ dalam sistem reproduksi pria ini.
Fungsi kelenjar prostat dalam sistem reproduksi pria
2. Prostatitis
Untuk menjaga kesehatan prostat, Anda perlu melakukan pemeriksaan prostat secara rutin ke
dokter.Laman Prostate Cancer Foundation menjelaskan, pemeriksaan kelenjar prostat merupakan
prosedur yang umum dilakukan dan direkomendasikan untuk para pria, terutama yang telah
berusia di atas 50 tahun dan pria dengan risiko kanker prostat.
Prosedur pemeriksaan kelenjar prostat disebut dengan Digital Rectal Exam (DRE) atau colok
dubur. Pada prosedur ini, dokter akan memasukkan satu jari ke dalam rektum melalui anus untuk
memeriksa langsung kelenjar prostat.
Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mencari kemungkinan pembesaran atau perubahan bentuk
pada kelenjar tersebut yang dapat menandakan adanya gangguan. Pemeriksaan ini juga perlu
dilakukan apabila Anda mengalami permasalahan saat buang air kecil, seperti kesulitan buang air
kecil, atau justru urine keluar tanpa bisa dikontrol (inkontinensia urine).
Selain itu, sebagaimana dilansir dari Harvard Medical School, Anda diharapkan dapat
menerapkan pola hidup sehat untuk menjaga prostat tetap sehat dan berfungsi dengan baik,
antara lain:
Makan makanan bergizi seperti buah dan sayuran
Membatasi makan daging merah, daging berlemak, dan makanan mengandung banyak
garam
Rajin berolahraga
6. Kelenjar Burbourethal
FSH dan LH adalah dua hormon yang diproduksi di kelenjar pituitari. FSH berperan penting
dalam proses produksi sperma di tubuh. Sementara itu, LH berperan dalam produksi testosteron,
yang juga diperlukan dalam proses pembentukan sperma. Produksi testosteron jugalah yang
menyebabkan berbagai perubahan fisik pada laki-laki yang sedang puber, seperti:
1. Disfungsi ereksi
Disfungsi ereksi atau impotensi adalah kondisi ketidakmampuan penis untuk mempertahankan
ereksi saat berhubungan seks. Kondisi ini bisa menyebabkan stres dan turunnya rasa percaya diri
pada pria.Disfungsi ereksi bisa terjadi akibat berbagai macam hal, mulai dari gangguan fisik
maupun mental. Beberapa contohnya adalah penyakit jantung, hipertensi, obesitas, gangguan
2. Kriptorkismus
Tidak turunnya testis (undescended testicle) atau kriptorkismus adalah kondisi ketika testis tidak
turun atau tertunda ke skrotum (kantong testis) saat bayi dilahirkan. Kondisi ini biasanya hanya
terjadi pada salah satu testis dan umumnya dialami oleh bayi yang lahir prematur.Umumnya,
testis akan turun dengan sendirinya dalam beberapa bulan setelah bayi lahir. Namun, pada
beberapa kasus, penanganan medis dibutuhkan untuk mengatasi kondisi ini.Penanganan dapat
dilakukan dengan cara operasi ataupun terapi hormon. Penanganan penting dilakukan karena
kriptorkismus bisa saja menyebabkan komplikasi bila dibiarkan, mulai dari gangguan kesuburan
hingga kanker testis.
3. Varikokel
Varikokel adalah pembesaran pembuluh darah vena, alias varises, pada skrotum (kantung testis).
Kondisi ini mirip varises pada kaki.Penyakit varikokel dapat menyebabkan kualitas dan produksi
sperma menurun. Selain itu, kondisi ini juga mungkin memicu penyusutan ukuran testis,
sehingga penting untuk ditangani.Operasi umumnya menjadi pilihan utama untuk menangani
varikokel, baik melalui bedah terbuka ataupun dengan bantuan alat mikroskopis. Operasi
varikokel bertujuan untuk menutup pembuluh darah vena yang membesar dan memindahkan
jalur aliran darah dari area tersebut ke pembuluh darah vena yang sehat.
4. Hidrokel
Hidrokel adalah penyakit pada sistem reproduksi pria yang menyerang skrotum (kantong testis).
Penyakit ini terjadi ketika skrotum membengkak akibat adanya cairan.Hidrokel umumnya
dialami oleh bayi yang baru lahir, dan cairan tersebut akan hilang dengan sendirinya ketika bayi
menginjak usia 1 tahun. Namun, kondisi ini juga bisa terjadi pada orang dewasa, dan biasanya
disebabkan oleh peradangan maupun infeksi.Hidrokel bukan merupakan kondisi yang berbahaya.
Akan tetapi, kondisi ini tetap saja harus ditangani karena menimbulkan ketidaknyamanan.
5. Balanitis
Balanitis adalah peradangan kelenjar atau kepala penis. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh
infeksi jamur namun dapat juga terjadi akibat infeksi bakteri maupun virus. Pria yang tidak
disunat lebih mungkin mengalaminya.Balanitis bisa menyebabkan sejumlah gangguan pada area
penis, seperti iritasi, kemerahan, bengkak, juga gatal. Penyakit ini juga bisa menyebabkan proses
6. Penyakit Peyronie
Benign prostatic hyperplasia (BPH) adalah penyakit pada sistem reproduksi pria yang umum
dialami pria akibat ketidakseimbangan hormon seiring bertambahnya usia. Kondisi ini bisa
menyebabkan rasa tak nyaman saat buang air kecil, seperti terhambatnya aliran
urine.Pembesaran kelenjar prostat jinak juga mungkin menyebabkan gangguan pada kandung
kemih, saluran kemih, serta ginjal. BPH dapat diatasi dengan berbagai cara, dari konsumsi obat-
obatan, terapi, hingga operasi.Penderita BPH disarankan untuk menjalani gaya hidup sehat dan
aktif setelah menjalani pengobatan. Dengan ini, kondisi ini takkan kembali terjadi di kemudian
hari.
8. Prostatitis
Prostat yang membengkak tidak hanya diakibatkan oleh BPH, melainkan kondisi lainnya seperti
prostatitis.Prostatitis adalah penyakit pada sistem reproduksi pria yang terjadi akibat adanya
peradangan pada kelenjar penghasil air mani tersebut. Infeksi bakteri, termasuk akibat hubungan
seksual yang tidak sehat, menjadi pemicu dari peradangan tersebut.Dilansir dari National Health
Service, prostatitis terbagi menjadi dua, yaitu prostatitis akut dan prostatitis kronis. Prostatitis
kronis menjadi jenis yang paling umum terjadi yang mana kondisi ini biasanya akan hilang-
tiimbul dan berlangsung dalam waktu lama.
9. Kanker prostat
Kanker testis adalah kanker yang terjadi di testis atau buah zakar. Organ ini bertugas
memproduksi hormon pria dan sperma.Kanker pada testis dapat ditandai dengan adanya benjolan
pada area testis, penumpukan cairan di skrotum, nyeri pada testis atau skrotum, pembesaran
payudara, serta sakit punggung. Kondisi yang tergolong jarang terjadi ini dapat diatasi dengan
terapi radiasi, kemoterapi, ataupun operasi.
Menjaga hygiene atau keberhasilan daerah kelamin terutama pada daerah foreskin dari penis
untuk mencegah terjadinya inflamasi.
Tidak mengenakan celana yang ketat yang bisa menekan bagian skrotum serta
menghindari suhu udara panas yang ekstrim di daerah skrotum.
3. Pemeriksaan skrotum
Pemeriksaan skrotum sendiri di rumah direkomendasikan untuk dilakukan secara teratur setiap
bulan sekali.
Jika ada hal yang tidak biasa, seperti mengalami rasa nyeri di sekitar skrotum, munculnya
pembengkakan atau bentuk yang tidak biasa di daerah skrotum, segeralah periksakan diri ke
dokter.
Selain meningkatkan kesehatan jantung dan pembuluh darah, olahraga juga bisa bermanfaat
untuk menjaga kesehatan reproduksi. Olahraga ini dianjurkan bisa dilakukan secara rutin
setidaknya 30 menit per hari agar mendapatkan efek positif pada kesehatan reproduksi.
termasuk masalah tingkah laku utama yang dapat memengaruhi kesehatan reproduksi. Perokok
kronis diketahui memiliki kualitas dan kuantitas sperma yang rendah
Minum alkohol secara berlebihan telah terbukti bisa memengaruhi kesehatan mental dan tubuh.
Fungsi testis untuk memproduksi sperma dan hormon diyakini akan tertanggung jika para pria
rutin mengonsumsi alkohol.
8. Berperilaku seksual
secara sehat Berperilaku seksual yang sehat dengan menghindari aktivitas seksual berisiko untuk
menghindari penyakit infeksi menular seksual (IMS).
9. Makan bergizi
Untuk menjaga kesehatan reproduksi, para pria dianjurkan untuk mempertahankan diet yang
bergizi sehat dan seimbang, terutama dengan mengurangi konsumsi lemak dan meningkatkan
konsumsi serat.
Menghindari stres dan memberikan waktu yang cukup untuk beristirahat dengan tidur secara
teratur setidaknya 7-8 jam sehari baik dilakukan. Persiapkan dengan baik
BAB III
Septi Suswanti PJKR-1D
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada
manusia untuk menghasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga
dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif atau seksual..
B. SARAN
Saran Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh semua orang.
Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut akan dapat menjaga alat
reproduksinya untuk tidak digunakan secara bebas tanpa mengatahui dampaknya, Pengetahuan
yang diberikan harusmudah dipahami, tepat sasaran, dan tidak menyesatkan. Dengan demikian
orang tersebut akan dapatmenghadapi rangsangan dari luar dengan cara yang sehat, matang dan
bertanggung jawab.
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20210615173824-204-654694/sistem-reproduksi-pria-
pengertian-organ-dan-fungsinya
https://www.sehatq.com/artikel/organ-yang-masuk-kelompok-reproduksi-laki-laki
https://www.sehatq.com/artikel/penyakit-pada-sistem-reproduksi-pria-tak-cuma-pengaruhi-kesuburan