A. Bahasan
1. Topik : Hemodialisis
2. Sub Topik : Berat Badan Kering
3. Hari/tanggal : Jumat , Oktober 2018
4. Waktu : Pukul 08.30 – 09.00 WIB
5. Tempat : Ruang Hemodialisis RSUD R.Syamsudin SH
6. Sasaran : Klien dan keluarga
7. Penyuluh : Lilis Supriatin & Rika Mutiara
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan sasaran
dapat memahami tentang berat badan kering
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit, diharapkan sasaran
dapat:
a. Mengetahui tentang pengertian berat badan kering
C. Materi
Terlampir
D. Sumber Materi
Buku tuntunan Ilmu penyakit dalam Fakultas kedokteran unpad
G. Evaluasi
1. Prosedur
Post test
2. Bentuk test
Tanya jawab secara lisan
3. Butir Pertanyaan
a. Apa itu berat badan Kering
b. Sebutkan cara mencapai berat badan kering
Berat Badan Kering
A. Pengertian
Berat badan kering adalah berat badan yang dirasakan klien nyaman tanpa ada
keluhan dan tidak ada bengkak.
Keluhan-keluhan itu berupa komplikasi-komplikasi cuci darah seperti hipotensi
(tekanan darah rendah), mual-muntah, sesak, kram dan lain sebagainya.
Jika berat badan kering tidak dapat tercapai dalam waktu yang ditentukan maka
resiko komplikasi hemodialisa berupa sesak, oedema paru, ascites, jantung dan lainnya
akan memperberat kondisi pasien. Untuk itu kesadaran pasien dan peran serta keluarga
dalam mendukung program pencapaian berat badan kering sangatlah penting.
Pasien cuci darah wajib menemukan berat badan keringnya dalam jangka waktu 3
bulan. Untuk itu pengukuran pemasukan dan pengeluaran cairan diperlukan untuk
menentukan berapa banyak cairan yang boleh dikonsumsi dalam 24 jam.
Selanjutnya kontrol pemasukan cairan tersebut sangat penting untuk mencegah
penumpukan cairan, untuk mempertahankan berat badan kering dan untuk
meningkatkan status cairan serta kesehatan yang lebih baik.
1. Adapun cara pengukuran pemasukan dan pengeluaran cairan itu seperti berikut :
Tampunglah urine pasien selama 24 jam penuh, lihat berapa jumlah total yang
didapat selama itu dan catat bila anda tidak bisa mengingat ketika ditanya oleh
petugas medis.
2. Takar jumlah cairan yang pasien konsumsi, catat setiap kali memberikan asupan
cairan agar dapat dihitung jumlah keseluruhan cairan yang dikonsumsi dalam satu
hari. Seperti kebiasaan minum saat mengkonsumsi obat, makan, dan beraktifitas
lainnya.
3. Jumlah pengeluaran cairan dari point 1 dan jumlah pemasukan dari point 2 dapat
menjadi acuan ketika nanti terjadi perubahan pada anda atau keluarga anda, laporkan
pada petugas medis agar dievaluasi dengan program yang diatur ulang agar berat
badan kering tetap terjaga.
4. Perhatikan perkembangan anda atau keluarga anda tentang cairan baik itu kearah
penurunan atau peningkatan, seperti : keluhan diare, haus terus-menerus, urine yang
lebih sedikit ataupun banyak, dan lain sebagainya.
5. Ketika cuci darah jika berat badan kering telah tercapai maka penarikan cairan
dilebihkan 0 – 1000cc dari kenaikan berat badan sesuai dengan asupan makanan dan
cairan yang dikonsumsi selama cuci darah. Tetapi jika berat badan belum tercapai
karena masih ada kelebihan cairan maka penarikan cairan dilebihkan minimal 500-
1000cc atau sesuai advis dokter jika bengkak berlebihan. Dan jika berat badan kering
telah tercapai namun diobservasi karena kenaikan berat badan maka penarikan cairan
dikurangi sesuai target berat badan yang akan dicapai.
C. Evaluasi Berat Badan Kering
Suatu program tentunya untuk dijalankan dan hasilnya untuk dievaluasi, begitu
pula dengan berat badan kering. Berat badan kering dievaluasi agar ketika ada
perubahan, pasien siap dengan apa yang akan terjadi berupa komplikasi-komplikasi cuci
darah yang akan dirasakan. Adapun evaluasi yang diperhatikan adalah :
1. Berat badan kering turun karena penurunan nafsu makan, keluhan yang akan
dirasakan adalah pasien tetap bengkak ada keluhan sesak dan lambat laun perut
membesar karena penumpukan cairan.
2. Berat badan naik karena peningkatan nafsu makan, keluhan yang akan dirasakan
adalah kram dan hipotensi disetiap kali cuci darah.
3. Adanya komplikasi penyakit memungkinkan petugas medis melakukan
penyesuaian program berat badan kering pasien secara tiba-tiba dengan pertimbangan
mengacu pada kondisi klinis masing-masing pasien yang kholistik.