1. Pengertian Air
Air adalah salah satu zat dengan rumus kimia H₂O yang tidak memiliki warna, rasa,
dan aroma. Air memiliki fungsi bagi kehidupan yang tidak dapat digantikan oleh senyawa
lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum.
Kehilangan air sebanyak 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang
disebabkan oleh dehidrasi. Orang dewasa perlu minum air minimal sebanyak 1,5-2 liter air
sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme (Slamet, 2007 ).
Tubuh manusia membutuhkan air untuk transportasi zat-zat makanan dalam bentuk larutan
dan melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh, contohnya melarutkan oksigen
sebelum memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar alveoli paru ( Mulia,
2005 ).
Air merupakan senyawa kimia dengan rumus kimia H₂0, artinya satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air
mempunyai sifat tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu
pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan suhu 273,15 K (0℃). Zat kimia ini merupakan suatu
pelarut yang penting karena mampu melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula,
asam, beberapa jenis gas, dan senyawa organik ( Scientist N., 2010).
Dugan (1972), Hutchinson (1975), dan Miller ( 1992 ) menyatakan bahwa air
memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia lain. Diantara sifat-sifat
tersebut adalah air memiliki titik beku 0℃ dan titik didih 100℃ ( jauh lebih tinggi dari yang
diperkirakan secara teoritis ) sehingga pada suhu sekitar 0℃ sampai 100℃ yang merupakan
42
suhu yang sesuai untuk kehidupan, air berwujud cair. Hal ini sangat menguntungkan bagi
makhluk hidup, karena tanpa sifat ini, air yang terdapat dilaut, sungai, danau, dan badan
perairan yang lain mungkin ada dalam bentuk gas ataupun padat. Sedangkan yang diperlukan
dalam kehidupan adalah air dalam bentuk cair.
Kebutuhan sehari-hari terhadap air berbeda-beda untuk tiap tempat dan tingkatan
kehidupan. Semakin tinggi taraf kehidupan, semakin meningkat jumlah kebutuhan akan air.
Air minum merupakan kebutuhan manusia paling penting. Kebutuhan air setiap orang
bervariasi dari 2,1 liter hingga 2,8 liter perhari, tergantung pada berat badan dan aktivitasnya.
Air yang diperoleh tubuh berasal dari dua sumber utama, yaitu air yang dikonsumsi dalam
bentuk cairan atau air dalam makanan sebesar 2100 ml/hari dan air metabolik (air endogen)
sebesar 200 ml/hari.
Dengan demikian, total konsumsi air sebesar 2300 ml/hari. Air metabolik berasal dari
oksidasi bahan makanan seperti karbohidrat, protein, dan lemak. Jumlah air metabolik yang
terbentuk bergantung pada kecepatan metabolisme seseorang. Air yang diproduksi dalam
metabolisme merupakan sumber pemasukan air lainnya. Air dan karbon dioksida merupakan
hasil akhir dari reaksi-reaksi kimia didalam sel yang mengubah makanan dan oksigen menjadi
energi. Konsumsi rata-rata air dari sumber makanan, minuman, dan hasil metabolik berjumlah
2600 ml/hari. ( Sherwood, 2007 ). Kebutuhan air pada manusia khusunya untuk negara
Indonesia telah ada didalam AKG ( angka kecukupan gizi ) tahun 2013.
43
Walaupun jumlah air dalam tubuh manusia sebanyak 65 % tetapi kondisi tersebut
berbeda-beda pada setiap orang, dari satu bagian ke satu bagian tubuh yang lain. Seperti pada
otak terdapat 74,5%, pada tulang 22%, pada ginjal 82,7%, pada otot 75,6 %, dalam darah 83%
Pada orang pria yang kurus 70% bobot tubuhnya terdiri dari air, sedangkan pada wanita yang
memiliki jaringan lemak mengandung air sebanyak 52% tubuhnya berupa air.
Didalam tubuh manusia, air berfungsi dalam peredaran darah, pembuangan sisa
metabolisme, untuk pergerakan otot, seperti memejamkan mata. Oleh karena itu setiap
manusia harus terus menerus mengganti air yang hilang dalam proses pengeluaran kotoran
dan penguapan.
Selain itu air juga mempunyai peranan yang penting dalam proses pencernaan dengan
bantuan enzim. Enzim tersebut berfungsi untuk mempercepat reaksi kimia. Dengan bantuan
enzim, air memecahkan molekul besar seperti karbohidrat menjadi kelompok molekul
sederhana yaitu glukosa. Glukosa sederhana itu merupakan senyawa yang dapat diserap oleh
tubuh melalui selaput sel. Glukosa dalam sel dapat berikatan dengan molekul lain yaitu
oksigen. Oksigen masuk kedalam sel bersama larutan air maka terjadilah proses metabolisme.
Dalam proses metabolisme makanan mengalami oksidasi untuk menghasilkan energi
bagi tubuh. Hasil oksidasi atau hasil pembakaran berupa senyawa organik, seperti pati yang
dapat disimpan, CO2 yang dapat disalurkan ke paru–paru. Sedangkan hasil metabolisme yang
lain adalah molekul air yang tetap berada dalam tubuh dan berikatan kembali dengan molekul
air yang lain yang berasal dari luar tubuh.
Air merupakan stabilisator yang penting pada berbagai proses dalam tubuh manusia,
sehingga keberadaannya dalam tubuh harus seimbang, keseimbangan air dalam tubuh harus
sangat tepat, karena bila terjadi perubahan sebesar 1-2 % saja dalam keadaan normal akan
menyebabkan terasa haus.
Tidak hanya seimbang, keberadaan air dalam tubuh juga harus proporsional, yaitu
apabila terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat membahayakan tubuh, kehilangan sebanyak 5
% dari air tubuh yang normal, maka berakibatkan pada pengerutan kulit, mulut dan lidah
44
mengering serta dapat mengakibatkan manusia mengalami halusinasi. Sedangkan bila
kehilangan 15% air dari tubuh manusia dapat mengakibatkan kematian, apabila jumlah air
dalam tubuh terlalu banyak, dapat mengakibatkan tubuh menjadi lemah.
Pusat pengendalian utama air dalam tubuh adalah hipotalamus yaitu bagian kecil
dalam pusat otak tepat diatas tulang punggung. Hipotalamus tersebut berfungsi untuk
menguasai semua proses yang harus mendapat respon secara langsung tanpa ditunda dengan
keputusan yang sadar, seperti kegiatan jantung yang tidur atau terjaga, nafsu makan, seksual,
pencernaan dan dahaga. Alat ini memelihara keseimbangan air dengan cara mengeluarkan
hormon yang mengatur ginjal dan juga merangsang saraf belakang tenggorokan.
Untuk memelihara keseimbangan air dalam tubuh dapat juga dengan menoleransi
terhadap bahan yang terlarut dalam air. Kehilangan garam dalam jumlah yang terlalu besar
dapat mengakibatkan tubuh mengeluarkan keringat yang banyak sehingga menimbulkan
kejang dan panas. Sel otot mudah bereaksi bila terjadi pengurangan darah dalam tubuh,
dengan cara mengerut menjadi simpul yang keras dan nyeri. Sebaliknya, bila kandungan
garam dalam tubuh banyak misalnya minum air laut, maka mengakibatkan kematian karena
sel sel tubuh menjadi kering dan mengkeriput.
Pengeluaran air dari tubuh melalui beberapa jalan sebanyak 15 % melalui proses
pernafasan, melalui keringat 20 % bahkan bila cuaca panas air dapat keluar melalui keringat
sebanyak 33 % dan sisanya dilepaskan melalui pengeluaran langsung. Keseluruhan jumlah
air yang dibuang dari dalam tubuh berada dalam batas yang sempit yaitu diatas 1,9 liter
dalam satu hari. Sehingga supaya dapat bertahan hidup, manusia harus selalui mengimbangi
kehilangan air tersebut dengan cara memeproleh air kembali sesuai dengan kebutuhannya
yaitu sebanyak 2,4 – 2,8 liter dalam satu hari.
Tubuh manusia mendapat kan air dari berbagai sumber. Sebanyak 47 % diperoleh dari
air yang diminum, sebanyak 14 % dibuat oleh tubuh sendiri dari hasil samping proses
pernafasan sel, sebanyak 39 % lagi berasal dari makanan padat, yaitu bahan makanan dari
sayuran, hewan yang dimakan.
45
Karena kandungan elektrolit dalam plasma dan cairan interstitial pada intinya sama,
maka nilai elektrolit plasma mencerminkan komposisi dari cairan ekstraseluler. Natrium
sebagai kation utama didalam cairan ekstraseluler dan paling berperan didalam mengatur
keseimbangan cairan. Kadar natrium plasma: 135-145mEq/liter.
1. Natrium
Kadar Natrium dalam tubuh 58,5mEq/kgBB dimana + 70% atau 40,5mEq/kgBB dapat
berubah-ubah. Ekresi Natrium dalam urine 100-180mEq/liter, faces 35mEq/liter dan keringat
58mEq/liter. Kebutuhan setiap hari = 100mEq (6-15 gram NaCl). Natrium dapat bergerak
cepat antara ruang intravaskuler dan interstitial maupun ke dalam dan keluar sel. Apabila
tubuh banyak mengeluarkan Natrium (muntah, diare) sedangkan pemasukkan terbatas maka
akan terjadi keadaan dehidrasi disertai kekurangan Natrium. Kekurangan air dan Natrium
dalam plasma akan diganti dengan air dan Natrium dari cairan interstitial. Apabila kehilangan
cairan terus berlangsung, air akan ditarik dari dalam sel dan apabila volume plasma tetap tidak
dapat dipertahankan terjadilah kegagalan sirkulasi.
2. Kalium
Kalium merupakan kation utama (99%) di dalam cairan ekstraseluler berperan penting
di dalam terapi gangguan keseimbangan air dan elektrolit. Jumlah kalium dalam tubuh sekitar
53 mEq/kgBB dimana 99% dapat berubah-ubah sedangkan yang tidak dapat berpindah
adalah Kalium yang terikat dengan protein didalam sel. Kadar Kalium plasma 3,5-5,0
mEq/liter, kebutuhan setiap hari 1-3 mEq/kgBB. Keseimbangan Kalium sangat berhubungan
dengan konsentrasi H+ ekstraseluler. Ekskresi Kalium lewat urine 60-90 mEq/liter, faeces 72
mEq/liter dan keringat 10 mEq/liter.
3. Kalsium
Kalsium dapat dalam makanan dan minuman, terutama susu, 80-90% dikeluarkan
lewat faeces dan sekitar 20% lewat urine. Jumlah pengeluaran ini tergantung pada intake,
besarnya tulang, keadaan endokrin. Metabolisme Kalsium sangat dipengaruhi oleh kelenjar-
kelenjar paratiroid, tiroid, testis, ovarium, hipofisis (kelelenjar pituitary). Sebagian besar
(99%) ditemukan didalam tulang dan gigi dan + 1% dalam cairan ekstraseluler dan tidak
terdapat dalam sel.
46
4. Magnesium
Magnesium ditemukan di semua jenis makanan. Kebutuhan untuk pertumbuhan
+10mg/hari. Dikeluarkan lewat urine dan faeces.
5. Karbonat
Asam karbonat dan karbohidrat terdapat dalam tubuh sebagai salah satu hasil akhir
dari pada metabolisme. Kadar bikarbonat dikontrol oleh ginjal. Sedikit sekali bikarbonat yang
akan dikeluarkan urine. Asam bikarbonat dikontrol oleh paru-paru dan sangat penting
peranannya dalam keseimbangan asam basa.
1. Cairan intraselular
Cairan yang terkandung di antara sel disebut cairan intraselular. Pada orang dewasa,
sekitar duapertiga dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular (sekitar 27 liter rata-rata
untuk dewasa laki-laki dengan berat badan sekitar 70 kilogram), sebaliknya pada bayi hanya
setengah dari berat badannya merupakan cairan intraselular.
47
2. Cairan ekstraselular
Cairan yang berada di luar sel disebut cairan ekstraselular. Jumlah relatif
cairanekstraselular berkurang seiring dengan usia. Pada bayi baru lahir, sekitar setengah dari
cairan tubuh terdapat di cairan ekstraselular. Setelah usia 1 tahun, jumlah cairan
ekstraselularmenurun sampai sekitar sepertiga dari volume total. Ini sebanding dengan sekitar
15 literpada dewasa muda dengan berat rata-rata 70 kg.
- Cairan Transeluler
Merupakan cairan yang terkandung diantara rongga tubuh tertentu seperti
serebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial, intraokular dan sekresi saluran pencernaan.
Pada keadaan sewaktu, volume cairan transeluler adalah sekitar 1 liter, tetapi cairan
dalam jumlah banyak dapat masuk dan keluar dari ruang transeluler. Perubahan jumlah dan
komposisi cairan tubuh, yang dapat terjadi pada perdarahan,luka bakar, dehidrasi, muntah,
diare, dan puasa preoperatif maupun perioperatif, dapat menyebabkan gangguan
fisiologis yang berat. Jika gangguan tersebut tidak dikoreksi secara adekuat sebelum tindakan
anestesi dan bedah, maka resiko penderita menjadi lebih besar.
Cairan ekstrasel berperan sebagai :
- Pengantar semua keperluan sel (nutrien, oksigen, berbagai ion, trace minerals,
dan regulator hormon/molekul).
- Pengangkut CO2 sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah mengalami
detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.
48
F. Air dalam Tubuh Manusia
Air yang terdapat dalam tubuh manusia mengalami peredaran yang tidak berhenti,
oleh karena itu supaya jumlah air dalam tubuh tetap konstan, tubuh melakukan berbagai
proses yaitu :
1. Mata
Didalam mata mengalami proses pengaliran air melalui kelenjar air mata melewati
saluran hidung untuk menghasilkan air asin yang dapat melumaskan dan membersihkan
mata. Kalenjar air mata berfungsi untuk melindungi bola mata dengan cara melapisi bola mata
dengan selaput yang mengandung air dan dapat membersihkan debu dan zat zat asing lainnya,
juga dapat melumaskan permukaan bagi kelopak mata yang berkedip-kedip.hal ini disebabkan
karena adanya saluran pelepas yang berukuran kecil yang mempunyai kemampuan untuk
menyalurkan zat cair ke kelopak mata bagian atas dengan cara mengusapkan zat cair tersebut
pada mata sebanyak 25 kali dalam 1 menit. Selanjutnya air mata akan dialirkan menuju
bawah melalui saluran hidung dan mengalami penguapan.
3. Proses pernapasan
Dalam proses pernafasan tubuh mengeluarkan sebanyak 0,5 liter air . hal ini
disebabkan udara yang dihembuskan keluar pada saat proses pernafasan membawa air dari
paru paru.
49
4. Proses dalam ginjal
Ginjal berfungsi menjaga keseimbangan kimia pada tubuh, dengan mengawetkan air dan
mineral, air dalam ginjal bekerja sebagai sarana untuk melarutkan bahan limbah yang berasal
dari aliran darah .
1. Kekurangan Air
Salah satu dampak kekurangan air adalah dehidrasi atau kekurangan cairan. Dehidrasi
merupakan keadaan keseimbangan air negatif, ketika terjadi proses hilangnya cairan dari
dalam tubuh melalui urine, keringat, feses, dan udara pernapasan. (Armstrong, 2007 ;
Shirreffs, 2003 ). Dehidrasi terjadi ketika keringat yang keluar lebih banyak dari pada jumlah
cairan yang dikonsumsi. Umumnya dehidrasi yang terajdi adalah keadaam kekurangan air
saja tanpa terjadi kekurangan garam/elektrolit tubuh.
50
Faktor yang mempengaruhi besarnya jumlah kehilangan air dan penurunan kinerja
fisik ialah suhu, lingkungan, beratnya latihan fisik yang dilakukan, toleransi individu teradap
dehidrasi. Setiap individu mempunyai kemampuan toleransi terhadap kondisi dehidrasi.
Terdapat dua tipe dehidrasi, yaitu secara sadar (voluntar ) dan yang tidak disadari
(involuntary ). Dehidrasi yang disadari (voluntary dehydration) secara normal terjadi ketika
seseorang mengabaikan kebutuhannya untuk minum, memiliki refleks haus yang rendah, atau
menolak untuk membawa botol minum dan menolak mengonsumsi air minum sebelum dan
sesudah latihan. Dehidrasi yang tidak disadari (involuntary dehydration) terjadi ketika
seseorang tidak memiliki kontrol ketika air dieleminasi atau di absorpsi dari dan dalam tubuh.
( Al-Masri & Bartlett, 2011 dalam lupita, 2015 ).
2. Kelebihan Air
Kebutuhan cairan tubuh setiap orang berbeda-beda. Hal ini bergantung pada beberapa
faktor, misalnya jenis kegiatan atau aktivitas, jenis kelamin, kondisi cuaca, kondisi kesehatan,
maupun berat badan. Kondisi kesehatan juga harus diperhitungkan. Penderita gangguan atau
penyakit ginjal disarankan untuk lebih membatasi konsumsi cairan karena konsumsi cairan
yang berlebih akan memperburuk kondisi ginjal. Pada saat kadar air dalam tubuh meningkat,
hal ini akan membuat organ ginjal berkerja lebih keras lagi untuk menyaring kelebihan air
tersebut yang menyebabkan beban ginjal meningkat karena semakin banyak air yang harus
disaring oleh glomerulus.
Mengonsumsi air putih secara berlebihan dapat membuat darah menajadi lebih encer.
Hal ini berarti konsentrasi elektrolit dalam sel-sel tubuh menjadi menurun dan hal tersebut
dapat mengakibatkan terjadinya pembekakan pada sel-sel tubuh.
Para ahli kesehatan sangat menyarankan agar mengonsumsi air putih secara wajar dan
secukupnya sesuai kebutuhan tubuh, serta dilakukan secara bertahap. Mengonsumsi air putih
di sarankan pada saat haus, agar dapat mengukur seberapa besar kebutuhan tubuh kita akan air
putih. Selain pada saat haus, kebutuhan air juga dapat dilihat dari warna urine, warna urine
berwarna bening atau kuning cerah dan jumlah banyak, menandakan bahwa tubuh memiliki
jumlah cairan yang cukup. Apabila warna urine lebih gelap dan jumlahnya sedikit,
menandakan bahwa tubuh sedang membutuhkan tambahan asupan cairan.
51
DAFTAR PUSAKA
52