Anda di halaman 1dari 6

RINGKASAN MATERI

AIR

Disusun oleh
CLOURIN CANTIKA
2005025195

ILMU GIZI DASAR


DOSEN PENGAMPU
ISWAHYUDI
FAKULTAS ILMU ILMU KESEHATAN
PRODI GIZI
UHAMKA
2020

A. Pengertian Air
Air merupakan senyawa kimia dengan rumus kimia H 2O, artinya satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air
mempunyai sifat tidak bewarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada kondisi standar. Zat kimia
ini merupakan pelarut yang penting karena mampu melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti
garam, gula, asam, beberapa jenis gas, dan senyawa organik (Scientist N., 2010 dalam
Hardinsyah dkk, 2014). Air memiliki beberapa sifat khas, yaitu air memiliki titik beku 00C dan
titik didih 1000C (Dugan 1972; Hutchinson, 1975; dan Miller 1992 dalam Hardinsyah dkk,
2014).
Air dalam tubuh merupakan komponen yang paling besar menyusun tubuh manusia,
sekitar 50% sampai 70% dari berat badan manusia terdiri dari air. Air yang diperoleh tubuh
berasal dari tiga sumber, yaitu air yang dikonsumsi dalam bentuk minuman, air dalam makanan
dan air metabolik. Air metabolik berasal dari oksidasi bahan makanan seperti karbohidrat,
protein, dan lemak. Jumlah air metabolik bergantung pada kecepatan metabolisme seseorang
B. Fungsi Air

Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh.


Pelarut dan alat angkut. Air di dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa
monosakarida, asam amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan
tubuh seperti oksigen, dan hormon-hormon. Di samping itu air, sebagai pelarut mengangkut sisa-
sisa metabolisme, termasuk karbon dioksida dan ureum untuk dikeluarkan dari tubuh melalui
paru-paru, kulit, dan ginjal.
Katalisator. Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologi dalam sel, termasuk
di dalam saluran cerna.
Pelumas. Air berperan sebagai pelumas dalam cairan sendir-sendi tubuh.
Fasilitator pertumbuhan. Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan pertumbuhan yang
berperan sebagai zat pembangun.
Pengatur suhu. Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peranan dalam
mendistribusikan panas dalam tubuh. Sebagian panas yang dihasilkan dari metabolisme energi
diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh pada 37°C. Suhu ini paling cocok untuk
bekerjanya enzim-enzim di dalam tubuh,
Peredam benturan. Air dalam mata, jaringan saraf tulang belakang, dan dalam kantung ketuban
melindungi organ-organ tubuh dari benturan-benturaan.
Keseimbangan Air

Keseimbangan cairan tubuh adalah keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan keluar
tubuh. Melalui mekanisme keseimbangan, tubuh berusaha agar cairan dalam tubuh setiap waktu
berada di dalam jumlah yang tetap/konstan. Ketidakseimbangan terjadi pada dehidrasi dan
intoksikasi air (kelebihan air). Konsumsi air terdiri atas air yang diminum dan yang diperoleh
dalam makanan, serta air yang diperoleh sebagai urine, air dalam feses, dan air yang dikeluarkan
melalui kulit dan paru-paru.
Pengaturan Konsumsi Air
Konsumsi air diatur oleh rasa haus dan kenyang. Hal ini terjadi melalui perubahan yang
dirasakan oleh mulut, hipotalamus (pusat otak yang mengontrol pemeliharaan keseimbangan air
dan suhu tubuh) dan perut. Bila konsentrasi bahan-bahan di dalam darah terlalu tinggi, maka
bahan-bahan ini akan menarik air dari kelenjar ludah. Mulut menjadi kering, dan timbul
keinginan untuk minum guna membasahi mulut. Bila hipotalamus mengetahui bahwa
konsentrasi darah terlalu tinggi, maka timbul rangsangan untuk minum. Pengaturan minum
dilakukan pula oleh sarah lambung.
Pengaturan Pengeluaran Air
Pengaturan air dalam tubuh diatur oleh ginjal dan otak, hipotalamus mengatur konsentrasi garam
di dalam darah, merangsang kelenjar pituitary mengeluarkan hormon antidiuretika (ADH). ADH
dikeluarkan bilamana konsentrasi garam terlalu tinggi, atau bila volume darah atau tekanan darah
terlalu rendah.
Ginjal Otak

Sumber Air
Di samping sumber air yang nyata berupa air dan minuman lain, Hampir semua makanan
mengandung air. Sebagian besar buah dan sayuran mengandung sampai 95% air, sedangkan
daging, ayam, dan ikan sampai 70-80%. Air juga dihasilkan di dalam tubuh sebagai hasil
metabolisme energi.
Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Tubuh harus mampu memelihata konsentrasi semua elektrolit yang sesuai di dalam cairan tubuh,
sehinga tercapai keseimbangan cairan dan elektrolit. Pengaturan ini penting bagi kehidupan sel,
karena sel harus secara terus-menerus berada di dalam cairan dengan komposisi yang benar, baik
cairan di dalam maupun cairan di luar sel.
Disosiasi Garam dalam Air
Bila garam larut dalam air, misalnya garam NaCl, akan terjadi disosiasi sehingga terbnetuk ion-
ion bermuatan positif dan negatif. Ion positif dinamakan kation, sedangkan ion negatif
dinamakan anion. Ion yang mengandung muatan listrik dan dinamakan elektrolit. Cairan tubuh
yang mengandung air dan garam dalam keadaan disosiasi dinamakan larutan elektrolit. Dalam
semua larutan elektrolit, ada keseimbangan antara konsentrasi anion dan kation.

Daya Tarik Elektrolit terhadap Air


Tubuh menggunakan elektrolit untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh. Sel-sel tubuh
memilih elektrolit untuk ditempatkan diluar (terutama natrium dan klorida) dan di dalam sel
(terutama kalium, magnesium, fosfat, dan sulfat).
Air Mengikuti Elektrolit
Air akan bergerak ke arah larutan elektrolit yang berkonsentrasi lebih tinggi. Hal ini dilakukan
melalui membran sel semipermeabel yaitu yang bersifat permeabel untuk air tetapi tidak
permeabel untuk elektrolit. Kekuatan yang mendorong air untuk bergerak ini dinamakan tekanan
osmosis.
Pengaturan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit oleh Protein
Membran sel mengandung alat transpor berupa protein yang mengatur penyelenggaraan ion
positif dan bahan lain melalui membran sel. Ion negatif akan mengikuti ion positif dan air akan
mengalir ke arah cairan yang lebih tinggi konsentrasinya. Salah satu contoh alat transpor adalah
pompa natrium-kalium, suatu enzim yang memompa natrium ke luar lebih cepat daripada proses
difusi biasa.
Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Secara normal, tubuh mampu mempertahankan diri dari ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Namun, ada kalanya tubuh tidak mampu mengatasinya. Ini terjadi bila kehilangan terjadi dalam
jumlah banyak sekaligus., seperti muntah-muntah, diare, berkeringat luar biasa, terbakar,
luka/perdarahan, dan sebagainya. Dalam keadaan ini elektrolit pertamaa yang hilang adalah
natrium dan klorida, karena keduanya merupakan elektrolit ekstraselular utama dalam tubuh.
Keseimbangan Asam Basa
Disamping untuk mengatur cairan elektrolit, ion juga digunakan tubuh untuk mengatur tingkat
keasaman/pH cairan tubuh. pH normal untuk berbagai cairan tubuh adalah
 darah : 7,35 – 7,45
 pankreas : 8,00
 lambung : < 2,00
 urin : 6,00

Pengaturan oleh Sistem Buffer


Beberapa jenis elektrolit dan protein dalam cairan tubuh bertindak sebagai buffer dalam
melindungi tubuh terhadap kemungkinan perubahan dalam pH dengan cara menetralisasi asam
atau basa bersangkutan. Sistem buffer tubuh merupakan lini pertahanan pertama terhadap
perubahan keseimbangan asam-basa cairan tubuh.

DAFTAR PUSTKA
Almatsier Sunita, Prinsip Dasar ILMU GIZI, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2010
https://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/publication/fluidbalance.pdf

Anda mungkin juga menyukai