Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DASAR GIZI KESEHATAN MASYARAKAT


AIR

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :

1. Astria Pangemanan 20111101120


2. Dita Putri Amalia 20111101083
3. Farial Helmi 20111101115
4. Jeremia Pieter Umboh 20111101094
5. Maria Simbolon 20111101097
6. Nur Afni Mastika Mokoginta 20111101100
7. Raysa Putri Limpo 20111101102

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

SEMESTER 2

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul air dalam gizi kesehatan
masyarakat tepat waktu.

Makalah [AIR] disusun guna memenuhi tugas pada Dasar Gizi Kesehatan Masyarakat.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca tentang dasar gizi kesehatan masyarakat yaitu air.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada prof selaku dosen mata
kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun, akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Manado, 07 Maret 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.....................................................................................................iii
B. Rumusan Masalah.................................................................................................iii

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Air....................................................................................................1
B. Air Sebagai Zat Gizi Esensial............................................................................1
C. Fungsi Air Pada Metabolisme...........................................................................1
D. Kandungan Pada Air.........................................................................................3
E. Dampak Kekurangan dan Kelebihan Air..........................................................4
F. Kebutuhan Cairan Air.......................................................................................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air merupakan komponen utama pada tubuh manusia. Pada orang dewasa, air
menyumbang sebanyak 60% berat badan total, dan persentase tersebut lebih tinggi pada
bayi, yaitu mencapai 75%. Di dalam tubuh, air memegang peranan penting, yaitu sebagai
pembentuk sel dan cairan tubuh, pengatur suhu tubuh, pelarut, pelumas dan bantalan,
media transportasi dan sebagai media eliminasi toksin dan produk sisa metabolisme. Air
sering kali tidak dianggap sebagai zat gizi padahal mempunyai fungsi fisiologis yang
amat banyak. Jika mempertimbangkan jumlah air yang dibutuhkan oleh tubuh, maka air
dapat digolongkan sebagai zat gizi makro, seperti halnya karbohidrat, lemak dan protein.
Sayangnya, air seringkali terlupakan sebagai zat gizi yang penting bagi tubuh.Tidak ada
satu pun reaksi kimia dalam tubuh dapat berlangsung tanpa adanya air. Air merupakan
bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan fungsinya tidak pernah
dapat digantikan oleh senyawa lain. Tubuh tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan air.
Oleh karena itu, air perlu dipenuhi manusia melalui asupan air dengan jumlah yang
cukup. Tubuh dapat bertahan selama berminggu-minggu tanpa makanan tetapi hanya
beberapa hari tanpa air. Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh.
Kandungan air berbeda pada manusia tergantung proporsi otot dan jaringan lemak. Tubuh
yang mengandung lebih banyak otot mempunyai lebih banyak air. Bisa bertahan tanpa
makanan dari pada tanpa air. Hal ini disebabkan oleh kondisi tubuh kita yang susunannya
sekitar 80% memang terdiri atas air. Setiap sistem dari tubuh manusia pun bergantung
pada air. Kelancaran peredaran darah butuh air yang memadai. Kelancaran kerja otak
juga demikian begitu juga halnya dengan kelancaran kerja ginjal. Sementara otak dan
darah adalah dua organ penting pada tubuh manusia yang memiliki kadar air diatas 80%.
Tubuh akan kekurangan air (dehidrasi) jika masukan dan pengeluaran air tidak seimbang,
karena masukan air kurang atau pengeluaran air yang berlebihan. Salah satu kebiasaan
yang salah adalah mengonsumsi air hanya ketika haus. Hal ini bisa menyebabkan
dehidrasi, Dehidrasi merupakan kondisi kekurangan cairan tubuh karena jumlah cairan
yang keluar lebih banyak dari pada jumlah cairan yang masuk. Faktor-faktor yang
menyebabkan kebutuhan tubuh akan cairan meningkat yaitu usia, jenis kelamin,
lingkungan, aktifitas, sakit dan diet. Dehidrasi terbagi tiga yaitu dehidrasi ringan,
dehidrasi sedang dan dehidrasi berat.

B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Air?
Apakah Air itu Zat Gizi?
Apa fungsi Air dalam tubuh?

iii
Apa dampak dari kekurangan dan kelebihan air?

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AIR
Air merupakan bagian penting untuk kehidupan, sebagian besar tubuh kita terdiri dari air, tanpa
air manusia akan mengalami dehidrasi dan lebih cepat mati dibandingkan tanpa makanan. Air
adalah zat gizi yang sangat vital dan paling banyak dibutuhkan tetapi tidak ada cadangan air
dalam tubuh sehingga lebih sering dikonsumsi. Air sangat penting untuk pencernaan dan
transpor makanan ke dalam sel, pembuangan sisa-sisa metabolisme, sirkulasi cairan tubuh seperti
darah dan limfe, pelumas untuk sendi dan organ dalam, dan untuk regulasi suhu tubuh. Air
adalah bagian dari kehidupan makhluk hidup. Air bukan merupakan hal yang baru, karena tidak
satu pun kehidupan dapat berlangsung tanpa adanya air. Air juga dikatakan sebagai benda mutlak
dalam kehidupan manusia. Air terdiri dari unsur kimia, yaitu ion hydrogen dan ion oksigen.
Unsur-unsur inilah yang kemudian membentuk H2O (air). Air merupakan komponen utama baik
dalam tanaman maupun hewan termasuk manusia. Tubuh manusia terdiri dari 60- 70% air.
Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh berbentuk larutan dengan pelarut air. Unsur hara
dalam tanah hanya dapat diserap oleh akar dalam bentuk larutannya. Sebagian besar keperluan
air sehari-hari berasal dari sumber air tanah dan sungai, air yang berasal dari PAM juga bahan
bakunya berasal dari sungai, oleh karena itu kuantitas dan kualitas sungai sebagai sumber air
harus dipelihara.

B. AIR SEBAGAI ZAT GIZI ESENSIAL

Air tidak dapat diproduksi oleh tubuh, karena itu air disebut sebagai zat gizi esensial. Air
sesungguhnya juga merupakan zat gizi, karena memenuhi persyaratan sebagai zat gizi yaitu zat
yang diperlukan tubuh terutama untuk mengatur proses kehidupan. Pemenuhan kebutuhan air
bagi tubuh manusia pada umumnya berasal dari minuman, sebagian lagi berasal dari makanan
dan dari air hasil metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein di dalam tubuh dalam jumlah
yang sedikit.

C. FUNGSI AIR PADA METABOLISME

Manusia membutuhkan asupan makanan yang bergizi dan seimbang untuk menjaga
kelangsungan hidupnya. Asupan nutrisi merupakan komponen penting yang seringkali dijadikan
sebagai tolak ukur utama dalam menentukan status nutrisi seseorang. Air merupakan salah satu
komponen mendasar dan penting dalam menjaga fungsi hidup manusia, namun asupannya
seringkali tidak diperhitungkan dan bahkan pada umumnya dilupakan. Padahal dehidrasi
merupakan salah satu penyebab hospitalisasi yang cukup sering dan dikaitkan dengan masalah
kronik pada ginjal. Air memainkan peran penting dalam fungsi metabolisme, transpor zat
melewati membran sel tubuh, menjaga homeostasis sel, regulasi suhu, dan menjaga sirkulasi
darah dalam tubuh. Anjuran untuk minum air sekurangnya dua liter atau sekitar delapan gelas
1
per hari selalu dihubungkan dengan kesehatan manusia. Sebagai zat gizi, air mempunyai tugas
penting bagi tubuh manusia.

Berikut adalah fungsi air bagi tubuh :

1. Pembentuk sel dan cairan tubuh


Komponen utama sel, kecuali sel lemak, adalah air, yaitu 70-85 persen. Air berperan
penting dalam pembentukan berbagai cairan tubuh, seperti darah, cairan lambung,
hormon, enzim dan sebagainya. Selain itu air juga terdapat dalam otot dan berguna
menjaga tonus otot sehingga otot mampu berkontraksi.

2. Pengatur suhu tubuh


Air menghasilkan panas, menyerap dan menghantarkan panas ke seluruh tubuh sehingga
dapat menjaga suhu tubuh tetap stabil. Melalui produksi keringat yang sebagian besar
terdiri atas air dan garam, air turut mendinginkan suhu tubuh.

3. Pelarut
Air melarutkan zat-zat gizi lainnya dan membantu proses pencernaan makanan. Karena
air merupakan zat anorganik, air tidak dicerna. Air dengan cepat melewati usus halus dan
sebagian besar diserap kemudian turut berfungsi sebagai salah satu komponen mukus
agar sisa zat makanan dapat keluar sebagai feses.

4. Pelumas dan bantalan


Air juga berfungsi sebagai pelumas atau lubrikan dalam bentuk cairan sendi, yang
memungkinkan sendi untuk bergerak dengan baik dan meredam gesekan antar sendi. Air
juga berfungsi sebagai bantalan tahan getar (shock absorbing fluid cushion) pada jaringan
tubuh, misalnya pada otak, mata, medula spinalis, dan kantong amniom dalam rahim.

5. Media transportasi
Karena sturkturnya yang terdiri atas dua atom hidrogen dan satu atom oksigen, air mudah
bergerak dari satu kompartemen sel ke komparatemen sel lainnya, dari satu sistem tubuh
ke sistem lainnya. Air merupakan media transportasi yang efektif. Dalam sistem
pernapasan, air membantu transportasi oksgien ke seluruh tubuh.

6. Detoksifikasi
Tubuh menghasilkan berbagai sisa metabolisme yang tidak diperlukan termasuk toksin.
Berbagai sisa metabolisme itu dikeluarkan melalui saluran kemih, saluran cerna, saluran
nafas, dan kulit, yang memerlukan media, yaitu air.

Air merupakan zat kimia utama yang menyusun tubuh manusia, dengan sekitar 50-70% dari
berat tubuh manusia disusun oleh air. Sekitar 5-10% dari seluruh air yang menyusun tubuh
mengalami proses pengubahan aktif dan dikeluarkan melalui berbagai proses, meliputi proses

2
pernapasan, keringat, dan pembuangan melalui urin. Secara umum, kebutuhan air setiap orang
bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak sekali faktor, meliputi laju metabolisme tubuh, asupan
nutrisi, pola makan, iklim, cuaca, suhu lingkungan, dan kelembaban lingkungan.

Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang paling mempengaruhi tingkat hidrasi tubuh.
Ditemukan bahwa orang yang memiliki tingkat aktivitas yang tinggi akan memiliki tingkat
kebutuhan sekitar 500 mL lebih banyak setiap harinya. Peningkatan aktivitas dikaitkan dengan
peningkatan suhu tubuh yang diiringi dengan peningkatan luaran cairan tubuh melalui keringat.
Sehingga tubuh akan membutuhkan cairan dalam jumlah yang lebih tinggi untuk
mengompensasi banyaknya cairan yang dikeluarkan. Gangguan pada keseimbangan dapat terjadi
apabila terdapat faktor eksternal yang intensitasnya lebih tinggi dibandingkan kemampuan tubuh
dalam menjaga keseimbangan air di dalam tubuh.Apabila tingkat kehilangan air telah melebihi
suatu batas tertentu yang berbeda-beda untuk setiap orangnya, maka tubuh akan masuk ke dalam
keadaan dehidrasi. Tubuh yang berada dalam keadaan dehidrasi membutuhkan waktu berhari-
hari untuk mengembalikan status hidrasinya menuju tingkat semula. Oleh karena itu, pasien-
pasien yang mengalami dehidrasi harus dirawat selama beberapa hari untuk menjalani rehidrasi.

D. KANDUNGAN PADA AIR

Kandungan air dalam tubuh manusia adalah sekitar 60% – 70% dari berat tubuh. Air sangat
penting bagi organ-organ dalam tubuh untuk bekerja dengan baik. Apabila tubuh kekurangan
cairan, agar tetap dapat menyeimbangkan kadar air, maka tubuh secara otomatis akan mencari
jalan mengambil sumber air dari komponen tubuh sendiri antara lain dari darah, akibatnya kadar
air dalam darah akan berkurang dan darah menjadi kental. Pada akhirnya, perjalanan darah
sebagai alat transportasi oksigen dan zat – zat makanan akan terganggu.

Saat melewati otak, perjalanan darah akan terhambat, sel – sel otak yang seharusnya menerima
asupan zat – zat makanan dan oksigen tidak dapat berjalan optimal dan lebih cepat mati.
Keadaan seperti ini yang menyebabkan timbulnya penyakit stroke. Tidak hanya itu sahabat,
ketika darah dalam keadaan kental dan melewati ginjal, maka ginjal akan kesulitan melakukan
tugasnya sebagai filter racun karena saringan pada ginjal sangat halus. Ginjal menjadi harus
bekerja sangat keras untuk melakukan fungsinya menyaring racun apabila kondisi darah terlalu
kental. Apabila hal ini terjadi terus menerus maka ginjal dapat rusak dan harus mengalami cuci
darah (hemodialisis).

Begitu krusialnya peran air dalam tubuh kita, maka pedoman untuk selalu menjaga asupan air
yang cukup dengan minum minimal 8 gelas perhari adalah keharusan. Karena tanpa kita sadari,
kita pun kehilangan cairan melalui keringat, urin, feses bahkan saat bernapas hingga 1,5 liter per
hari.

3
E. DAMPAK KEKURANGAN DAN KELEBIHAN AIR

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kurang air akan berdampak pada kesehatan yaitu
gangguan mood (sekitar 1%), menurunkan kemapuan fisik (2%), psikomotor dan pada wanita
mengalami kelelahan. Oleh karena itu, dibutuhkan jumlah air yang optimal untuk berfungsi
dalam tubuh, karena kekurangan dan kelebihan air tidak memberikan dampak yang baik bagi
tubuh.

Apabila tubuh kekurangan air akan berakibat hipovalemia dan dehidrasi. Hipovalemia adalah
kondisi terjadi pengurangan volume cairan ekstrasel, keadaan ini terjadi bila keluaran airnya
adalah cairan yang isotonik (air dan natrium keluar dalam jumlah yang sebanding sehingga
osmolalitas plasma tidak berubah atau kadar natrium plasma tetap normal) biasanya terjadi pada
perdarahan dan diare. Sedangkan dehidrasai adalah keadaan yang terjadi bila keluaran airnya
yaitu cairan yang hipotonik (volume air yang keluar jauh lebih besar dari jumlah natrium yang
keluar), biasanya terjadi pada pasien diabetes insipidus(keluaran air tanpa natrium melalui
ginjal)dan pada usia lanjut yang kurang minum atau lupa minum (keluaran air tanpa natrium
melalui penguapan kulit dan saluran nafas)

Selain kekurangan air kelebihan air dalam tubuh tidak baik pada kesehatan karena ada penyakit
tertentu yang harus ada pembatasan cairan dalam tubuhnya seperti penyakit ginjal kronik (PGK),
gagal jantung, dan kadar albumin dalam serum rendah. Pada usia lanjut tidak di anjurkan
meminum banyak air dalam tubuhnya karena akan menimbulkan hiponatremia yang dapat
menurunkan kesadaran, kejang-kejang, dan bahkan kematian.

F. KEBUTUHAN CAIRAN AIR

a) Kebutuhan cairan air pada Bayi


Kebutuhan bayi akan cairan berkaitan dengan asupan energi, suhu lingkungan, kegiatan
fisik, kecepatan pertumbuhan dan berat jenis air seni. Air menyusun kira-kira 70% berat
badan pada saat lahir yang kemudian menurun sampai 60% menjelang bayi berusia 12
bulan. Jumlah air yang dibutuhkan oleh bayi (dan anak) lebih besar 50% dibanding
kebutuhan orang dewasa. Rasio cairan: energi adalah 1,5cc/ 1 kkal (rasio orang dewasa =
1cc/kkal) (Arisman, 2007). Selain tergantung suhu dan kelembaban udara, serta berat
badan dan aktivitas bayi, rata-rata kebutuhan cairan bayi sehat sehari berkisar 80-100
ml/kg dalam minggu pertama usianya hingga 140-160 ml/kg pada usia 3-6 bulan. Jumlah
ini dapat dipenuhi cukup dari ASI saja jika dilakukan pemberian ASI eksklusif dan tidak
dibatasi (sesuai ‘permintaan’ bayi, siang dan malam), karena dua sebab: - ASI terdiri dari
88% air. Kandungan air dalam ASI yang diminum bayi selama pemberian ASI eksklusif
sudah mencukupi kebutuhan bayi dan sesuai dengan kesehatan bayi. Bahkan bayi baru
lahir yang hanya mendapat sedikit ASI pertama (kolostrum — cairan kental kekuningan),
tidak memerlukan tambahan cairan karena bayi dilahirkan dengan cukup cairan di dalam
tubuhnya. ASI dengan kandungan air yang lebih tinggi biasanya akan ‘keluar’ pada hari

4
ketiga atau keempat. ASI mempunyai kandungan bahan larut yang rendah. Salah satu
fungsi utama air adalah untuk menguras kelebihan bahanbahan larut melalui air seni. Zat-
zat yang dapat larut (misalnya sodium, potasium, nitrogen, dan klorida) disebut sebagai
bahanbahan larut. Ginjal bayi yang pertumbuhannya belum sempurna hingga usia tiga
bulan, mampu mengeluarkan kelebihan bahan larut lewat air seni untuk menjaga
keseimbangan kimiawi di dalam tubuhnya. Oleh karena ASI mengandung sedikit bahan
larut, maka bayi tidak membutuhkan air sebanyak anak-anak atau orang dewasa.
Kebutuhan cairan bayi usia 6- 11 bulan umunya dapat dipenuhi dari ASI saja. Cairan
tambahan dapat diperoleh dari buah atau jus buah, sayuran, atau sedikit air matang
setelah pemberian makan. Penting diperhatikan untuk menjamin bahwa air putih dan
cairan lain tidak menggantikan ASI. Air dapat menghilangkan atau mengencerkan
kandungan gizi dari makanan pendamping kaya energi. Energi yang dihasilkan dari
bubur, sop, kaldu, dan makanan cair lain yang diberikan kepada bayi umumnya di bawah
batas yang dianjurkan untuk makanan pendamping (0,6 kcal/g).

b) Kebutuhan cairan air pada Remaja dan Dewasa


Kebutuhan cairan pada individu dengan kategori usia15–30 tahun adalah 40 ml/kg BB
(12). Sehingga kebutuhan cairan pada remaja laki-laki antara 1600-3200 ml (2292 ± 411
ml), dan pada remaja perempuan antara 1520-3200 ml (2057 ± 323 ml). Berdasarkan uji
beda t-test terdapat perbedaan yang nyata (p<0,05) antara kebutuhan cairan laki-laki dan
perempuan. Kandungan lemak pada perempuan dua kali lebih banyak dibanding laki-laki,
sehingga kebutuhan cairan perempuan secara umum akan lebih rendah dibanding laki-
laki pada kategori usia yang sama (4). Institute of Medicine(IOM) melakukan
perhitungan kebutuhan cairan berdasarkan estimasi total kehilangan cairan tubuh pada
orang dewasa dengan aktivitas ringan yang berkisar antara 1050 – 3100 ml per hari
(14).Kecukupan terhadap kebutuhan cairan adalah perbandingan antara asupan cairan
dengan kebutuhan cairan pada masing-masing individu (%). Rata-rata asupan cairan
antara remaja laki-laki dan perempuan berturut-turut sebesar 2939 ml dan 2250 ml,
sedangkan kebutuhannya berturut-turut sebesar 2292 ml dan 2057 ml. Kecukupan
kebutuhan cairan remaja laki-laki berkisar antara 74-304% (rata-rata 132±47%),
sedangkan remaja perempuan berkisar antara 46-203% (rata-rata 111±33%). Asupan,
kebutuhan, dan kecukupan cairan pada remaja laki-laki secara signifikan lebih tinggi
dibandingkan perempuan (p<0,05)

Tingkat Kecukupan Laki-laki Perempuan


Asupan cairan (ml) 2939 ± 922 2250±581
Kebutuhan cairan (ml) 2292 ± 411 2057±323
Kecukupan cairan (%) 132 ± 47 111±33

5
Kategori tingkat kecukupan cairan dikatakan kurang jika kurang dari 90%, cukup jika
sama dengan 90-110%, dan lebih jika lebih dari 110%, maka sebanyak 55,4%remaja
termasuk dalam kategori lebih. Terdapat 20,5% subjek berada pada kategori cukup
asupan cairan, yaitu laki- laki sebesar 10,8% dan perempuan sebesar 9,6%. Remaja
dengan kategori kurang asupan cairan sebanyak 24,1%, terdiri dari 16,9% perempuan
dan hanya 7,2% laki-laki. Jika dibandingkan dengan kebiasaan minum air putih, masih
terdapat 37,3% subjek yang minum kurang dari 8 gelas per hari.

c) Kebutuhan cairan air pada ibu hamil


Pada usia 14- 18 tahun dan 19-50 tahun sebesar 3.0 L/hari, berfungsi mempertahankan
homeostasis dalam tubuh dan memungkinkan untuk transportasi zat gizi ke sel dan
penghapusan ekskresi limbah produk dari sisa metabolisme. Kebutuhan ini bersumber
dari semua minuman termasuk air, kelembaban pada makanan (kelembaban tinggi pada
makanan termasuk semangka, daging, sup, dll). Dalam hal ini, peranan faktor sosial-
ekonomi, khususnya pendidikan dapat mempengaruhi kebiasaan atau pola asupan zat gizi
seimbang pada ibu hamil. Hal ini berarti, faktor sosial-ekonomi seseorang akan
mempengaruhi daya beli bahan makanan dan minuman untuk memenuhi kebutuhan gizi
selama kehamilan yang akan memberikan dampak pada status gizi, asupan air
mempengaruhi status hidrasi ibu dan transfer zat gizi ibu ke janin sehingga memberikan
dampak pada hasil kehamilan. Secara jelas bahwa karakteristik subjek ibu (usia, usia
kehamilan), status gizi, sosial-ekonomi, dan asupan zat gizi (protein, lemak, kalsium, zat
besi, asam folat, total asupan air dan tingkat asupan air) dimungkinkan memberikan
kontribusi terhadap status hidrasi ibu selama kehamilan.

d) Kebutuhan cairan air pada Lansia


Pada umumnya, lansia membutuhkan lebih banyak asupan air karena rentan dehidrasi.
Perubahan jumlah kebutuhan air ini dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk berat badan,
peningkatan kadar massa lemak tubuh, dan penurunan fungsi ginjal akibat penuaan.
Pada umumnya, kebutuhan air untuk lansia minimal 1,5 liter sehari. Akan tetapi, Menurut
rekomendasi Kemenkes RI, kebutuhan cairan lansia Indonesia adalah sebagai berikut:
Wanita:
60-64 th 2,3 liter
65-80 th 1,6 liter
>80 th: 1, 5 liter

Pria:
60-64 th: 2,6 liter
65-80 th: 1,9 liter
>80 th: 1,6 liter

6
Meski memang membutuhkan lebih banyak asupan cairan, jangan biarkan lansia minum
air kebanyakan. Kelebihan jumlah cairan tubuh akan memengaruhi kondisi kesehatannya.
Banyak minum air memang baik untuk mencegah dehidrasi. Namun, terlalu berlebihan
minum air juga tidak baik untuk lansia. Ginjal lansia sudah tidak lagi tidak berfungsi
seefektif ginjal orang dewasa muda untuk mengolah cairan. Oleh karena itu, terlalu
banyak asupan melewati batas wajar dapat membilas sejumlah besar kandungan garam
elektrolit dalam tubuhnya. Kondisi kekurangan garam (natrium) disebut juga dengan
hiponatremia.
Pada kasus yang ringan, kadar natrium rendah dalam tubuh cenderung menyebabkan
penurunan fungsi kognitif otak — seperti kebingungan, linglung, dan mengantuk. Mual
dan badan lesu lunglai (termasuk kelemahan atau kram otot) juga bisa menjadi tanda
kadar natrium dalam tubuh lansia sudah merosot jauh dari normalnya.
Jika hiponatremia terus berlanjut hingga ke taraf berbahaya, kekurangan natrium dalam
tubuh bisa menyebabkan sakit kepala parah akibat penumpukan cairan di jaringan otak.
Sakit kepala merupakan tanda utama bahwa kondisi ini sudah berkembang menjadi
sangat serius. Hiponatremia serius akibat lansia yang kebanyakan minum air kemudian
juga bisa menyebab tulangnya rentan patah. Kejang-kejang bisa terjadi akibat saraf otak
yang sangat kekurangan asupan natrium. Pada kasus yang berat, lansia bisa mengalami
gagal pernapasan bahkan hingga jatuh koma. Ini disebabkan oleh pembengkakan otak
akibat kadar natrium yang amat rendah. Selain akibat kebanyakan minum air, gangguan
keseimbangan cairan tubuh juga bisa dipengaruhi oleh efek samping obat-obatan yang
mereka gunakan, seperti diuretik, antidepresan, antinyeri, atau penggunaan obat lainnya.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Di dalam tubuh, air memegang peranan penting, yaitu sebagai pembentuk sel dan
cairan tubuh, pengatur suhu tubuh, pelarut, pelumas dan bantalan, media
transportasi dan sebagai media eliminasi toksin dan produk sisa metabolisme.

Air sangat penting untuk pencernaan dan transpor makanan ke dalam sel,
pembuangan sisa-sisa metabolisme, sirkulasi cairan tubuh seperti darah dan limfe,
pelumas untuk sendi dan organ dalam, dan untuk regulasi suhu tubuh.

Pemenuhan kebutuhan air bagi tubuh manusia pada umumnya berasal dari
minuman, sebagian lagi berasal dari makanan dan dari air hasil metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein di dalam tubuh dalam jumlah yang sedikit.

Karena air juga merupakan komponen utama dalam darah, air liur, urin, dan limfe,
air juga berperan penting dalam melarutkan mineral, vitamin, glukosa, dan zat gizi
lainnya agar zat tersebut dapat dihantarkan ke setiap sel dan berfungsi dengan baik.

Air Sebagai Pelumas dan Bantalan Karena air mempunyai persentase yang besar
pada tubuh, cairan ini mempunyai peran penting sebagai pelumas atau lubrikan
dalam bentuk cairan sendi yang memungkinkan sendi pada tubuh untuk bergerak
dengan baik dan meredam gesekan antar sendi.

Sedangkan dehidrasai adalah keadaan yang terjadi bila keluaran airnya yaitu cairan
yang hipotonik (volume air yang keluar jauh lebih besar dari jumlah natrium yang
keluar), biasanya terjadi pada pasien diabetes insipidus(keluaran air tanpa natrium
melalui ginjal)dan pada usia lanjut yang kurang minum atau lupa minum (keluaran
air tanpa natrium melalui penguapan kulit dan saluran nafas) Selain kekurangan air
kelebihan air dalam tubuh tidak baik pada kesehatan karena ada penyakit tertentu
yang harus ada pembatasan cairan dalam tubuhnya seperti penyakit ginjal kronik
(PGK), gagal jantung, dan kadar albumin dalam serum rendah.

8
Daftar Pustaka

1. Armstrong LE, Johnson EC. Water Intake, Water Balance, and the Elusive
Daily Water Requirement. Nutrients. 2018 Dec;10(12):
7. www.aido.id/health-articles/metabolisme-dan-fungsi-air-di-dalam-
tubuh/detail
2. M. GOI. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Gorontalo
https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JHS/article/download/1090/887
3. Jurnal Gizi Klinik Indonesia 2017
https://journal.ugm.ac.id/jgki/article/view/17729/11510
4. Santoso B., Hardinsyah, Siregar P, Pardede S. 2017
https://www.sehataqua.co.id/mengenal-berbagai-fungsi-air-dalam-tubuh/
5. Aprinda Puji. 21 Juni 2019
https://hellosehat.com/lansia/gizi-lansia/lansia-minum-air-terlalu-banyak/
6. https://makassar.tribunnews.com/2011/03/22/6-fungsi-air-dalam-
metabolisme-tubuh
7. YTk2OGU0NGQ2Yjk3MjM3YTdmNDkyYmM4ZjlmMzZlN2JkNzA2YWI
0Yg==.pdf (unhas.ac.id)

Anda mungkin juga menyukai