Anda di halaman 1dari 44

N Y E R I P U N G G U N G B AWA H

NON SPESIFIK

Oleh : Alya Shafira (NIM 030.14.010)

Kepaniteraan Klinik Kesehatan dan Keselamatan


Kerja
Daftar Jurnal

1. Sedentary Lifestyle and Nonspecific Low Back Pain in Medical Personnel


in North-East Poland
2. Low Back Pain Among Taxi Drivers: a Cross-Sectional Study
3. Low Back Pain Among Textile Workers: a Cross-Sectional Study
Sedentary Lifestyle and Nonspecific Low Back
Pain in Medical Personnel in North-East Poland

Anna Citko, Stanislaw Gorski, Ludmila Marcinowicz, Anna Gorska


BioMed Research International, Volume 2018
PENDAHULUAN

Pola hidup sedentari bisa


Dikatakan bahwa pola hidup
Pola hidup sedentari menyebabkan berkurangnya
sedentari merupakan salah
merupakan suatu gaya hidup kemampuan diskus vertebralis
satu faktor prediktor dari Low
kurang gerak. untuk mempertahankan
Back Pain Non Spesifik.
konsentrasi normal air.

Perawat dan paramedik


Kelompok pekerja tersebut
memiliki risiko tinggi
sering melakukan peregangan
berkembangnya nyeri pada
berlebihan akibat postural
bagian lumbal tulang
stres.
belakang.
Mengetahui pengaruh pola hidup sedentari
dan prediktor metabolik yang terasosiasi
Tujuan terhadap prevalensi Low Back Pain Non
Spesifik pada perawat dan paramedik.
METODE PENELITIAN

Populasi penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

• 609 partisipan dipilih secara acak Polandia bagian Timur Laut


• Usia 30 – 60 tahun

Perawat Paramedik
324 orang 285 orang Analisis Data
(53.2%) (46.8%)

Data dianalisa secara univariat


dengan STATA/1.C 12.1
METODE PENELITIAN

Bahan dan Instrumen Penelitian

International Physical
Nordic Musculoskeletal Kuesioner
Activity Questionnaire
Questionnaire Sosiodemografi
(IPAQ)

• Frekuensi nyeri • Mengenai penyakit • Frekuensi dan waktu


muskuloskeletal rekuren dan kronik aktivitas
• Hiperlipidemia,
hipertensi arteri, DM
Tipe 2
• Tinggi dan Berat Badan
HASIL

Dominasi:
Usia < 40 tahun Masa kerja < 15 tahun

LBP Rekuren N = 146 (57.71%) N = 167 (66.01%)


609 N = 253 (41.54%)
partisipan
LBP Kronik

N = 102 (16.75%)
HASIL

Insiden LBP Non Spesifik rekuren (N: 253; 41.54%) lebih banyak daripada kronik (N: 102;16.75%)
HASIL

Dengan bertambahnya lama kerja (tahun), risiko LBP Non Spesifik rekuren menurun, sedangkan
LBP kronik meningkat 1 kali.
HASIL

Pola hidup sedentari meningkatkan risiko LBP Non Spesifik rekuren sekitar 3.5 kali (p<0.001)

Peluang LBP Non Spesifik Kronik meningkat sekitar 10 kali pada orang dengan aktivitas fisik tinggi
(p<0.001)
Faktor gaya hidup seperti konsumsi kopi
berlebihan (> 6 gelas) dan merokok,
meningkatkan risiko LBP Non Spesifik 16 kali
dan >9 kali.

Subjek yang melaporkan pola hidup sedentari • Hiperlipidemia : >3 kali


memiliki peningkatan risiko LBP Non Spesifik • DM Tipe 2 : >3.5 kali
rekuren: • Overweight/obesitas: >2 kali
Risiko LBP Non Spesifik Hipertensi arteri : >17.5 kali
Kronik meningkat pada
pasien dengan pola DM Tipe 2 : >4.5 kali
sedentari dengan sindrom Hiperlipidemia : >4.5 kali
metabolik
Overweight/obesity : > 4 kali
DISKUSI

Data yang ada menunjukan


LBP Non Spesifik merupakan
hubungan antara LBP Non
permasalahan kesehatan
Spesifik dengan pola hidup
yang signifikan pada
sedentari dan faktor yang
kelompok profesional seperti
terasosiasi dengan pola
perawat dan paramedik.
hidup.

Konsumsi kafein berlebih


• Kemungkinan menyebabkan flushing
Ketidakaktifan dan aktivitas dari Mg dari tubuh dan absorpsi
berlebih (yang tidak sehat) rendah dari Ca  kontraksi yang
menyebabkan peningkatan berlebihan dan nyeri dari otot
ekstensor spinal dan otot lumbal.
risiko nyeri punggung.
DISKUSI

Mannion et al.

Frekuensi episode LBP rekuren menurun


seiring dengan lebih lamanya kerja
(employment)

Mungkin karena adanya adaptasi protektif akibat


beban yang bertambah.
DISKUSI

Pola hidup sedentari  ↑ risiko LBP Non Spesifik Rekuren sebanyak 3.5 kali

Hussain et al.

Menonton TV lebih dari 2 jam sehari


merupakan faktor prediktif LBP.
DISKUSI

Merokok  ↑ risiko LBP Non Spesifik Rekuren sebanyak 9 kali

Shemory et al.

Merokok meningkatkan kemungkinan LBP


rekuren sebanyak 4 kali
KESIMPULAN

• LBP Non Spesifik rekuren merupakan masalah kesehatan yang perlu


menjadi perhatian pada profesi perawat dan paramedik.
• Pola hidup sedentari secara signifikan meningkatkan peluang LBP
rekuren, dan peningkatan aktivitas fisik untuk LBP kronik.
• Pada kelompok dengan pola hidup sedentari, efek dari sindrom
metabolik beserta konsumsi kopi berlebih meningkatkan
kemungkinan LBP non spesifik.
• Dibutuhkannya program preventif dan edukasi untuk tenaga kerja
medis profesional.
Low Back Pain Among Taxi Drivers:
A Cross-Sectional study
M. Wang, J. Yu, N. Liu, Z. Liu, X. Wei, F. Yan dan S. Yu
Occupational medicine journal; 2017
PENDAHULUAN

Dengan meningkatkan jumlah


supir taksi, terdapat risiko
Di Cina, taksi merupakan
pekerjaan yang berlebih,
transportasi yang sangat
monotonitas, kebosanan, repetisi
diperlukan
dan stres akibat kondisi lalu lintas.
Serta gangguan siklus diurnal.

Supir taksi memiliki risiko tinggi


akan masalah kesehatan yang
bisa berpengaruh terhadap
kehidupan kerja.
PENDAHULUAN

Studi sebelumnya di
LBP diidentifikasi Jepang dan Inggris:
sebagai penyebab
umum penurunan • Prevalensi LBP adalah 46%
dan 60%.
efisiensi dan kesehatan
populasi pekerja.
Mengetahui prevalensi LBP dan faktor yang
Tujuan terasosiasi dengan kerja pada supir taksi di
Cina.
METODE PENELITIAN

Populasi penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

• 719 supir taksi dari 3 perusahaan Jinan, Cina


taksi di Jinan, Cina Desember 2013 – Juni 2014

• Dipilih secara cluster sampling

Analisis Data

Data dianalisa secara univariat dan


Metode Penelitian multivariat dengan SPSS Versi 21.0

Cross-sectional
METODE PENELITIAN

Bahan dan Instrumen Penelitian

Delphi quetionnaire dan Nordic


Kuesioner Demografis Kuesioner work-related factors Musculoskeletal Questionnaire
(NMQ)

• Usia • Lama (tahun) bekerja sebagai • Untuk monitor prevalensi nyeri


• Jenis kelamin supir taksi punggung bawah dalam periode
• Tinggi • Rata-rata hari mengemudi tiap 12 bulan.
• Berat badan bulan
• Body Mass Index (BMI) • Durasi berkendara harian
• Edukasi • Hari rehat tiap bulan
• Merokok • Work shifts
• Intake alkohol
• Aktivitas fisik sehari-hari
HASIL

Prevalensi LBP
Usia 26 – 54 Durasi 7.4 jam
54% tidur
tahun
harian
BMI 24.6±2.9
kg/𝑚2 Durasi 0.7 ± 1.2 hari
istirahat
Jumla 1 – 20
bulanan
h lama tahun
kerja
Durasi 10.8 jam
kerja
harian
DISKUSI

Secara statistik
Prevalensi LBP pada Tidak ditemukan
prevalensi diasosiasikan
supir taksi Cina lebih hubungan antara LBP
dengan faktor-faktor
tinggi daripada di dengan usia, merokok,
yang berhubungan
Jepang, yaitu 54% dan minum alkohol
dengan kerja.

↑ Faktor risiko ↓ Faktor risiko


LBP: LBP:
• Shift kerja malam • Durasi tidur lebih lama
• Lama kerja banyak (tahun) • Hari istirahat lebih banyak
• Durasi mengemudi harian > • Lebih banyak aktivitas fisik
DISKUSI
Shift kerja malam Mohseni-Bandpei et al. (2011)
• Kemungkinan disebabkan kelelahan
akibat mengemudi di malam hari

Ketika durasi istirahat lebih panjang, kelelahan


pada regio lumbal akan berkurang

Durasi mengemudi harian Kwon et al. (2006)


dan lama kerja (tahun)
• Duduk dalam waktu lama Duduk yang lama dan tingkat aktivitas yang
memberikan efek kumulatif terhadap
kelelahan otot punggung bawah dan rendah akan menyebabkan daya tahan otot
sebabkan strain postural pada tulang
spinal yang bisa sebabkan LBP punggung yang buruk
DISKUSI

• Recall period 12 bulan  bias


• Subjek melakukan over report
Keterbatasan penelitian: • Tidak melakukan penelitian
terhadap faktor psikososial
KESIMPULAN

• Terdapat prevalensi LBP yang tinggi pada supir taksi di Cina.


• Secara signifikan berhubungan dengan shift kerja malam, tahun
kerja, durasi mengemudi harian, waktu tidur, hari istirahat perbulan
dan aktivitas fisik.
• Diperlukan perhatian terhadap ergonomi dan gaya hidup sehat untuk
membantuk mengurangi risiko LBP.
Low Back Pain Among Textile Workers:
A Cross-Sectional study
P. Paudyal, J. G. Ayres, S. Semple dan G. J. Macfarlane
Occupational medicine 2013;63
PENDAHULUAN

Masalah kesehatan dalam lingkup


kerja, bisa disebabkan oleh faktor
risiko seperti:
• Manual handling
Diestimasi 37% LBP di dunia
• Mengangkat beban berat disebabkan oleh faktor risiko
• Posture yang terkait dengan kerja pekerjaan.
• Psikososial
• Mengetahui prevalensi LBP pada
pekerja tekstil di Nepal
Tujuan • Mengetahui peran physical demand dan
postur kerja dalam pelaporan nyeri
punggung.
METODE PENELITIAN

Populasi penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

• 938 pekerja tekstil dari empat sektor Kathmandu, Nepal


industri tekstil (garmen, tenun, Maret 2008 – Maret 2009
karpet dan daur ulang)

Analisis Data

Data dianalisa secara univariat dan


Metode Penelitian multivariat dengan SPSS Versi 17.0

Cross-sectional
METODE PENELITIAN

Bahan dan Instrumen Penelitian

Kuesioner

• (1) Apakah pernah merasakan nyeri yang


berlangsung satu hari atau lebih pada bulan
lalu?
• (2) Menunjukan area nyeri pada manikin tubuh
• (3) Eksposur kerja (physical demands)
• Adaptasi dari Manchester Occupational
Physical Demands Questionnaire
• (4) Postur tubuh saat kerja
• (5) Keluhan somatik
HASIL

Partisipan Prevalensi:
Usia 30 tahun Tenun 44% (N:119)
938
(median)
Karpet 42% (N: 94)
Jenis 63% laki-laki
Garme 223 Garmen 27% (N: 61)
kelamin
n
LBP Pr > Lk Daur 23% (N: 50)
Karpet 224
45% : 28% ulang
Tenun 271
Daur 220
ulang
Pekerja yang melaporkan paling tidak 1
keluhan somatik  2 kali lebih besar
untuk melaporkan nyeri punggung
Jika melaporkan keduanya  3 kali

Perempuan 2 kali lebih mungkin untuk


melaporkan LBP

Pelaporan LBP meningkat dengan


bertambahnya usia pada kelompok 26 –
35 tahun 1.6 kali dan > 35 tahun 1.7 kali.
DISKUSI

Prevalensi LBP pada Adanya keluhan


pekerja tekstil di Nepal somatik, jenis kelamin
lebih tinggi daripada dan usia merupakan
populasi pekerja di prediktor terkuat untuk
barat. LBP

Tidak ditemukan
asosiasi antara beban
mekanis, postur kerja
dengan LBP
Somatisasi
D Iini
Pada studi SK U S I merupakan faktor risiko LBP yang terkuat
somatisasi

Matsudaira et al. (2011)

Survei pada pekerja Jepang:


Somatisasi merupakan faktor risiko terkuat
dan paling konsisten dari LBP (OR 3.1,
95% CI)

Solidaki et al. (2010)

Survei pada pekerja Yunani:


Pekerja dengan somatisasi memiliki peningkatan
risiko 5 kali untuk melaporkan beberapa lokasi
nyeri termasuk LBP
Aktivitas manual handling dan postur kerja
D Iini
Pada studi SK U Sada
tidak I hubungan antara kedua hal tersebut dengan LBP

Bakker et al. (2009)

Dari 12 review mengenai pengaruh faktor


mekanis terhadap pelaporan LBP
dilaporkan 34 jenis eksposur fisik kerja
seperti mengangkat, dorong, dan material
handling.

26 / 34 eksposur tidak memiliki hubungan yang


signifikan dengan LBP
DISKUSI
• Tidak melakukan pemeriksaan
derajat keparahan LBP,
keterbatasan fungsional atau
disabilitas kerja yang
disebabkan oleh LBP.
• Tidak melakukan pemeriksaan
psikososial
Keterbatasan penelitian: • Under reported symptoms
(karena hal personal
partisipan)
• Studi dilakukan di ibu kota
Nepal, dimana akses
kesehatan lebih baik dari
bagian negara lainnya.
KESIMPULAN

• Beban mekanis kemungkinan bukan merupakan penyebab utama


dari LBP, dan terdapat kemungkinan bahwa faktor psikologis penting
terhadap LBP.
• Pencegahan untuk mengurangi beban LBP harus beragam dan
termasuk faktor psikologis.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai