Anda di halaman 1dari 13

SCEPTICISM

THE PROBLEM OF INDUCTION

OLEH:
Kelompok 4
1. GUSTI AYU PUTU DIKA DESIYANI (1881621002)
2. JUSTINA LAURENA (1881621003)
3. PUTU ESA NARANATA DEWI (1881621014)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
A. Kesimpulan Induktif
Kesimpulan induktif: keteraturan masa lampau yang didalam
pengalaman saya diambil untuk membenarkan belief tentang sesuatu yang
belum pernah saya alami. Perlu dicatat bahwa pertimbangan semacam itu
sering digunakan untuk mewakili pengetahuan kita yang sedikit tentang masa
depan, tetapi tidak dalam hal ini. Argumen Induktif berkenaan dengan masa
depan, masa sekarang dan masa lampau. Pertimbangkan argument-argumen
berikut:

Waktu Penalaran Kesimpulan


Masa Setiap hari dalam hidup Matahari akan bersinar
Depan saya matahari selalu esok
bersinar
Masa Kini Salju yang pernah saya Salju yang ada sekarang
lihat semua berwarna adalah salju berwarna
putih putih
Masa Lalu Semua apel yang Apel yang dipetik
pernah saya makan William Tell
mengandung biji mengandung biji

Saya tidak mengklaim bahwa kesimpulan ini pasti, bagaimanapun ada


kemungkinan bahwa matahari tidak bersinar esok hari jika secara tidak wajar
terjadi supernova atau bumi di hantam keluar orbitnya oleh meteorit besar.
Namun saya ingin menganggap bahwa ada kesempatan yang sangat baik
bahwa kesimpulan induktif saya akan menjadi kenyataan dan maka dari itu
dibenarkan untuk menerimanya.

B. Skeptisme Terhadap Induksi Milik Hume


Prinsip Keseragaman adalah asumsi-asumsi yang digunakan untuk
menganggap bahwa dunia ini bertindak secara teratur dan berkelanjutan, dan
bahwa pengalaman kita membantu memahami alam dan keteraturannya.

1
2

Premise : Semua salju yang pernah saya lihat berwarna putih


Premise : Prinsip Keseragaman
“Misalkan, dimana kita tidak memiliki pengalaman harus menyerupai mereka
yang memiliki pengalaman dan tentu saja alam selalu berlanjut secara sama.”
(Hume, 1978, p. 89)
Kesimpulan : Semua salju yang ada sekarang berwarna putih

Dengan penyertaan premis ini, pertimbangan tersebut adalah valid


secara deduktif. Namun apakah premis tambahan ini dibenarkan? Ada dua hal
yang bisa dibenarkan dalam meyakini prinsip keseragaman. Bisa jadi
merupakan kebenaran apriori bisa juga anggapan empiris tentang dunia, satu
dari yang mana yang memiliki bukti posteriori.
Hume berpendapat bahwa tidak bisa dijelaskan dengan cara manapun.
Prinsip keseragaman bukanlah kebenaran apriori karena tidak menolak secara
kontradiktif, dunia tidak perlu untuk teratur. Jika prinsip keseragaman memang
benar adanya, ini merupakan kebenaran empiris, satu dari yang mana
pengalaman kita harus memberikan justifikasi. Bagaimanapun bukti yang kita
punya untuk melangsungkan hidup hanyalah pengalaman dari sepotong kecil
ruang dan waktu yang kita tinggali. Disini prinsip keseragaman telah
diberlakukan, namun prinsip ini berkenaan dengan semua ruang dan waktu,
dan kita tidak punya bukti pengalaman yang pengaplikasiannya sangat luas.
Kita bisa melihat pada pendapat sebagai berikut:
Premise :Dalam pengalaman saya perjalanan semesta selalu berjalan
sama secara serempak

Kesimpulan : Perjalanan semesta selalu dan akan selalu berjalan sama secara
serempak

Hal ini bagaimanapun akan menggunakan kesimpulan induktif untuk


menjustifikasi prinsip keseragaman: keteraturan masa lalu menurut
pengalaman saya digunakan untuk menjustifikasi belief tentang kejadian di
alam semesta dengan keteraturan seperti itu.
3

Penarikan kesimpulan seperti itu miskin pertanyaan, jika prinsip


keseragaman adalah untuk alasan penyertaan, kita membutuhkan pendapat
independen untuk menjelaskan mengapa kita dibenarkan dalam menerimanya.
Hume menganggap bahwa ini adalah sesuatu yang tidak kita miliki.
Sangat penting untuk menyadari sifat dari anggapan Hume. Dia
berpendapat bahwa semua penarikan kesimpulan secara induktif adalah
invalid: Kita tidak memiliki baik penarikan kesimpulan secara apriori maupun
empiris untuk menerima belief berdasarkan kesimpulan induktif. Kita tidak
dibenarkan untuk belief bahwa matahari akan bersinar esok. Disini inti
persoalannya: Saya mungkin menganggap matahari akan terbit esok hari
dimana teman saya mungkin menganggap bahwa matahari akan bersinar sangat
terik. Berdasarkan Hume, belief saya tidak bisa lebih dijustifikasi daripada itu
oleh teman saya.
Berdasarkan adat dan kebisaaan kita semua berpikir sepanjang garis
induktif. Bagaimanapun pemikiran seperti itu tidak dibenarkan, hal itu
hanyalah hasil dari watak psikologis tertentu yang dimiliki manusia:“bukanlah,
maka dari itu, alasan, yang mana merupakan panduan hidup, tapi kebisaaan.”
(Hume, Abstract, in Hume 1978).
Binatang juga memiliki watak dan dipandu oleh kebisaaan dan mereka
mengharapkan keteraturan seperti yang telah mereka alami. Namun,
sebagaimana dicatat oleh Russels (1912), ayam yang telah diberi makan setiap
pagi oleh peternak mungkin besok malah lehernya diperas. Kita berada dalam
posisi yang analogis dengan watak ayam tersebut, kita mengharapkan matahari
akan bersinar esok sama seperti ayam mengharapkan akan diberi makan esok,
namun tidak ada justifikasi akan belief tersebut.
Berdasarkan pendapat Hume, para ilmuwan tidak mampu
menjustifikasi belief-nya bahwa gravitasi akan terus menjaga tubuh kita berada
pada orbit, yang mana ilmuwan telah mengobservasinya sebagai tindak lanjut.
4

C. Tanggapan Terhadap Skeptisisme Induktif


Beberapa komentator mengkritik Hume karena mengandaikan bahwa
semua penarikan kesimpulan yang valid seharusnya deduktif, penarikan
kesimpulan yang baik seharusnya memberikan kita alasan yang pasti untuk
memegang belief kita.
1. Pengartian Deduktif Popper tentang Sains
Popper menganggap bahwa metodologi saintifik bukanlah induktif,
namun seharusnya dipandang sebagai dua tahap hipotetiko-deduktif model.
Pertama, kita menaruh di depan hipotesis atau teori untuk melaporkan data-
data yang bisa diobservasi. Kedua, kita menguji teori dengan mencoba
memperoleh data yang tidak dijelaskannya. Observasi lanjutan dari
keteraturan induktif tidak memberikan pembenaran lebih lanjut untuk teori
kita, observasi, cenderung, lebih memperhatikan pembongkaran kasus yang
diusulkan untuk mematahkan keteraturan.
Mengikuti model Hipotetiko-deduktif, kita tiba pada dunia dengan
prasangka, yang menggunakan hipotesis mengenai alam dan keteraturannya
yang akan ditemukan dalam model tersebut. Popper menganggap bahwa
laporannya memiliki dua kebaikan, pertama: memberikan deskripsi yang
lebih baik mengenai aplikasi-aplikasi yang sedang dikerjakan oleh
ilmuwan-ilmuwan, kedua: kesimpulan yang digunakan untuk pemalsuan
adalah valid secara deduktif.
Hipotesis : Semua angsa berwarna putih.
Observasi : Ada angsa yang tidak berwarna putih di Australia.
(Angsa hitam ditemukan di Australia)
Kesimpulan : Tidaklah benar bahwa semua angsa berwarna putih.
Jika premis-premis dalam argumen ini benar maka kesimpulannya
juga pasti benar. Satu masalah dalam laporan Popper adalah bahwa kita
harus tetap hormat pada justifikasi dan pengetahuan. Kita tidak punya alasan
untuk menganggap bahwa teori yang kita miliki adalah benar, mereka hanya
belum dibuktikan salah.
5

2. Probabilitas
Russel ( 1912 ) menerima bahwa induksi tidak memberikan kita
belief yang pasti tentang hal-hal yang belum teramati, dia menganggap,
bagaimanapun, bahwa terdapat kemungkinan tinggi kesimpulan induktif
kita adalah benar. Jika semua jamrud yang kita uji sejauh ini berwarna hijau,
maka ada kemungkinan yang cukup yang berikutnya juga akan berwarna
hijau. Dan kesimpulan yang memiliki kemungkinan besar akan menjadi
benar adalah satu yang bisa kita terima secara benar. Namun, pendekatan
itu mendapatkan masalah dimana kita tidak mengetahui apakah kita telah
menguji sampel yang mewakili jenis dari yang kita pertanyakan. Maka dari
itu, kita tidak bisa membenarkan dalam membuat kemungkinan
probabilistic mengenai hal-hal yang belum teramati.
3. Tanggapan Kaum Reliabilis tentang Masalah Penginduksian
Untuk kaum reliabilis, pengetahuan adalah hasil mekanisme kognitif
yang umumnya mengantar kita pada perolehan keyakinan sejati. Anda tidak
perlu untuk mampu mengartikulasikan alasan untuk membenarkan
keyakinanmu, dan anda tidak perlu menyadari jenis proses kognitif yang
tergabung dalam pemikiran anda; tujuan dari hubungan kepada kebenaran
adalah satu-satunya yang dibutuhkan oleh pengetahuan. Maka dari itu
kesimpulan induktif adalah metode yang bisa diandalkan untuk memperoleh
true belief. Jika terdapat keteraturan pada dunia ini maka kesimpulan
induktif adalah cara yang bagus untuk mengidentifikasikannya. Maka dari
itu, kita memiliki pengetahuan tentang hal-hal yang belum teramati.
4. Tanggapan Kaum Koherentis
Berdasarkan kaum Koherentis, jika mempercayai prinsip
keseragaman mengantar kita pada sistem belief yang lebih koheren, maka
belief seperti itu bisa dijustifikasi. Kesimpulan dari tanggapan-tanggapan
mengenai Skeptisme Induktif Hume:
a) Hume benar: kesimpulan induktif tidak bisa memberikan kita justifikasi
akan belief mengenai hal-hal yang belum teramati. Bagaimanapun, sains
adalah disiplin ilmu yang deduktif.
6

b) Induksi mungkin tidak memberikan justifikasi yang pasti, namun ada


kemungkinan yang besar bahwa belief induktif kita adalah benar.
c) Bisa atau tidak kita memberikan pendapat yang beralasan untuk
menjustifikasi induksi, sudah menjadi fakta bahwa metode kesimpulan
seperti itu secara andal memberikan kita true belief tentang keteraturan
alam.
d) Koherentis menganggap bahwa prinsip keseragaman meningkatkan
koherensi sistem belief kita dan maka dari itu kesimpulan induktif
dibenarkan.

D. Teka-Teki Baru dari Induksi


Goodman (1953) memperkenalkan pendapat yang unik tentang
skeptisme induktif. Kita harus menghadapi argument ini meski pendapat Hume
ditolak. Menurutnya, ada sejumlah cara untuk menjelaskan keteraturan yang
telah diobservasi, dan kita tidak lebih dibenarkan untuk mempercayai satu
deskripsi disbanding yang lainnya, maka dari itu kita tidak memiliki justifikasi
untuk belief induktif tertentu yang kita pegang.
Goodman menetapkan predikat baru: “grue”, yang menyatakan warna
jamrud yang berubah-ubah, diuji sebelum tahun 2010 adalah “green” dan
setelah 2010 adalah “blue”.
Rahasia baru Goodman sering dianggap aneh dan sembrono. Pendapat
Hume lebih memberikan keyakinan dengan kenyataan bahwa kita terkadang
menemukan kasus-kasus yang membawa kita untuk menolak apa yang
sebelumnya kita pikir sebagai keteraturan semesta. Semua angsa dianggap
putih sampai saat Angsa hitam ditemukan. Maka dari itu kita bisa berharap
adanya kemungkinan bahwa keteraturan apapun tidak akan berlangsung terus-
menerus. Berikut akan dibahas tanggapan mengenai pendapat Goodman yang
lebih tajam, kita harus mencoba dan menjelaskan apa yang menyebabkan
sebutannya mengundang keberatan.
7

E. Tanggapan tentang Teka-Teki Baru Induksi


1. Kesederhanaan
Satu tanggapan yang telah dibuat untuk pendapat Goodman adalah
“green” lebih sederhana dibandingkan sebutan “grue”. Grue lebih kompleks
karena mencoba menyederhanakan sebutan “green” dan “blue”. Dan
merupakan pilihan yang lebih sederhana yang seharusnya digunakan untuk
penarikan kesimpulan induktif. Sebagai berikut adalah contoh dari sisi
sains.
X 1 2 4 6 10

Y 2 4 8 12 ?

Y bisa didapat melalui: Y = 2X


Atau Y= 2X + [( X-1) ( X-2 ) ( X-4 ) (X-6)]
Jika hanya ini bukti yang kita miliki untuk berlanjut, maka ilmuwan
juga akan selalu nilai berikutnya menjadi 20 daripada 1,748. Atau jika anda
diberitahukan bahwa satu bir seharga $2 dan 4 bir seharga $8 maka untuk
10 bir anda akan membayar $20 dan bukannya $ 1,748.
Hal pertama yang dipertanyakan tentang tanggapan seperti itu
terhadap teori Goodman adalah apakah metodologi ini dibenarkan. Kita
beranggapan bahwa teori-teori yang sederhana lebih cenderung dianggap
benar, dan tidak jelas mengapa demikian.
Graham juga menggunakan sebutan yang aneh untuk kita, yang
mana disebutnya “bleen”. “Bleen” digunakan untuk hal-hal yang diuji
sebelum tahun 2010 dan hal-hal yang diuji setelah 2010. Ketika kami tanya
Graham mengapa dia menggunakan sebutan aneh seperti itu dan mengapa
dia tidak menggunakan sebutan yang lebih sederhana, dia menjawab dengan
bingung: “Lebih sederhana? Apa maksudnya? “Green”-mu jauh lebih
kompleks. Kelihatan bagiku bahwa dunia “green” mu menerapkan sesuatu
yang “grue” sebelum tahun 2010 dan “bleen” sesudahnya.
Menurut kita “Grue” lebih kompleks karena untuk menerapkannya
kita perlu mengerti baik ‘green’ maupun ‘blue’. Bagaimanapun, menurut
8

Graham, ‘green’ dan ‘blue’ lebih kompleks, dan teka-teki Goodman tidak
bisa diselesaikan dengan menggunakan gagasan ‘kesederhanaan’.
2. Grue bukanlah sebuah warna
Grue tidak bisa disebut warna karena mengandung makna
tersembunyi dari ‘waktu’. Jika Graham tidak mengetahui tanggal dari suatu
kejadian maka dia tidak bisa menentukan sebutan warnanya. Satu-satunya
cara untuk menjelaskan ketidakmampuan Graham menyebut ‘grue’ sebuah
warna adalah karena tidak bisa digunakan sebagaimana cara menjelaskan
‘warna’ tersebut. Warna itu menyolok secara visual dan kita bisa
menentukannya hanya dengan melihatnya. Untuk menentukan benda
tersebut kita harus mengetahui tanggalnya, maka ‘grue’ bukanlah sebuah
warna.
Tidak jelas seberapa nyaman kita mampu mengambil tanggapan
tersebut. Goodman mungkin dapat menerima bahwa ‘grue’ adalah sebutan
warna. Namun bagaimanapun, dia bisa menganggap bahwa Graham tidak
melihat bahwa jamrud memiliki warna yang umum, namun pada benda yang
lain, pengenalannya membutuhkan pengetahuan akan waktu. Hal ini
membawa pada kesimpulan skeptis karena bukti yang sama mendukung dua
dari ekspektasi saya tentang jamrud berwarna hijau dan ekspektasi Graham.
Hal ini menunjukkan bahwa milik Goodman lebih tangguh dan tidak jelas
mengapa bisa ditolak.
Pertanyaan:
1. Dapatkah kita hidup secara skeptic induktif? Bagaimanakah hidup orang-orang
yang tidak menerima simpulan induktif?
Jawab:
Pada dasarnya kita bisa hidup secara skeptic induktif, dimana dalam
kehidupan ini umumnya manusia memiliki sifat ketidakpuasan terhadap
sesuatu termasuk seperti selalu penasaran mengenai masa depan sehingga
manusia cenderung selalu mencoba mencari jawaban akan apa yang akan
terjadi di masa depan, karena masa lalu tidak mampu menjadi dasar. Hal
tersebutlah yang membuat manusia secara otomatis menjadi selalu waspada
dan siaga terhadap kemungkinan baik maupun buruk yang akan terjadi padanya
di masa depan. Setiap orang dalam hidupnya akan dipenuhi oleh dugaan-
dugaan dan rasa keingintahuan akan hal apa yang akan terjadi selanjutnya.
apabila orang-orang tidak menerima simpulan induktif dan rasa keingintahuan
tersebut dapat ditindaklajuti dengan observasi, sehingga manusia akan
memiliki pikiran yang terbuka akan hal-hal yang baru.

2. Apakah saya dibenarkan untuk mempercayai bahwa semua jamrud berwarna


hijau?
Jawab:
Kepercayaan saya mengenai semua jamrud berwarna hijau dapat
dibenarkan menurut kesimpulan induktif, kaum Koherentis dan Reliabilis. Hal
tersebut karena sebelumnya saya mencari tau informasi mengenai jamrud dan
informasi-informasi yang saya dapatkan menunjukkan bahwa semua jamrud
berwarna hijau, dan informasi-informasi yang saya dapatkan sesuai dengan
informasi sebelum-sebelumnya sehingga hal tersebut dapat dikatakan koheren,
dan didapatkan dari sumber yang handal.

3. Model hipotetis-deduktif Popper tidak hanya bisa diterapkan pada sains.


Pertimbangkan bagaimana hipotetis-deduktif model dan induktif memberikan
penjelasan berbeda tentang bagaimana kita memperoleh kepercayaan non-sains
tertentu. Ambil contoh “ semua atlet sepeda gayung pada Tour de France
berbadan kurus”. Model manakah yang paling sesuai?
Jawab:
 Hipotetis- Deduktif ala Popper
Hipotesis : Semua atlet sepeda gayung Tour de France berbadan kurus.
Observasi : Semua atlet sepeda gayung Tour de France berbadan kurus,
tidak ada yang berbadan gemuk
Kesimpulan : Semua atlet sepeda gayung Tour de France berbadan kurus

 Kesimpulan Induktif.
Hipotesis : Semua atlet sepeda gayung berbadan kurus
Kesimpulan : Semua atlet Tour de France berbadan kurus
Berdasarkan model ini tidak dapat dipastikan bahwa kesimpulannya
pasti benar namun kita bisa melihat bukti-bukti yang ada atau secara logika pun
bahwa sebagai atlet sepeda tidaklah mungkin berbadan gemuk atau tentu
idealnya atlet sepeda berbadan kurus, karena intensitas olahraga dan latihan
otot dilakukan setiap hari, sehingga kesimpulan tersebut patut kita yakini
sebagai suatu kebenaran.

4. Apakah Teka-Teki Baru dari Induksi benar-benar bisa dikatakan baru? Apakah
berbeda dari Skeptisme terhadap Induksi milik Hume?
Jawab:
Adanya perdebatan mengenai banyaknya cara untuk menggambarkan
keteraturan yang telah diobservasi di dunia ini lah yang memunculkan
statement bahwa teka-teki baru dari induksi. Kita tidak dibenarkan untuk
meyakini satu gambaran saja dibanding gambar yang lain. Teka-teki baru dari
induksi tidak sama dengan skeptisme induksi hume. Skeptisme terhadap
induksi milik Hume tidak mengakui adanya prinsip keteraturan sedangkan
teka-teki baru membenarkan untuk meyakini adanya prinsip keteraturan
dimana dikatakan dunia ini berjalan secara teratur dan diharapkan kita
berpikiran terbuka untuk percaya deskripsi-deskripsi akan hal-hal yang telah
terobservasi.

5. Apakah kita memiliki alasan untuk memilih sebutan ‘green’ dan ‘blue’
dibanding ‘grue’ dan bleen’?
Jawab:
Sebutan ‘Green’ dan ‘Blue’ secara global diketahui sebagai sebuah
warna yang bisa identifikasi langsung ketika kita melihatnya. Sedangkan kata
‘grue’ dan ‘bleen’ ini merupakan sebuah nama baru , dan manusia cenderung
akan membuat nama baru untuk sesuatu hal baru ditemukannya, hal ini
berkaitan dengan teori kesederhanaan diterapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Dan O’Brien. 2006. The Theory of Knowledge. USA:Polity Press

Anda mungkin juga menyukai