Anda di halaman 1dari 1

Kelompok 3 :

1. Gusti Ayu Putu Dika Desiyani (1881621002)


2. Justina Laurena (1881621003)
3. Putu Esa Naranata Dewi (1881621014)
MODEL INDEKS TUNGGAL

Tahun 1963, William Sharpe mengembangkan model yang disebut dengan model
indeks tunggal (single-index model) yang didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu
sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa
kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Model
indeks tunggal membagi return dari suatu sekuritas ke dalam dua komponen, yaitu sebagai 1)
komponen return yang unik diwakili oleh αi yang independen terhadap return pasar, dan 2)
komponen return yang berhubungan dengan return pasar yang di wakili oleh βi ꞏ RM. Bagian
return yang unik (αi) hanya berhubungan dengan peristiwa mikro (micro event) yang
mempengaruhi perusahaan tertentu saja, tetapi tidak mempengaruhi semua perusahaan-
perusahaan secara umum. Bagian return yang berhubungan dengan retur pasar ditunjukan oleh
Beta (βi) yang merupakan sensitivitas return suatu sekuritas terhadap return dari pasar.
Model indeks tunggal menggunakan asumsi-asumsi yang merupakan karakteristik
model ini sehingga menjadi berbeda dengan model-model yang lainnya. Asumsi utama dari
model indeks tunggal adalah kesalahan residu sekuritas ke-i tidak berkovari dengan kesalahan
residu sekuritas ke-j atau ei tidak berkovari (berkolerasi) dengan ej untuk semua nilai dari i dan
j. Asumsi kedua, return indeks pasar (RM) dan kesalahan residu untuk tiap-tiap sekuritas (ei)
merupakan variabel-variabel acak. Oleh karena itu, diasumsikan bahwa ei tidak berkovari
dengan return indeks pasar RM. Asumsi-asumsi dari model indeks tunggal mempunyai
implikasi bahwa sekuritas-sekuritas bergerak bersama-sama bukan karena efek di luar pasar
melainkan karena mempunyai hubungan yang umum terhadap indeks pasar.
Risiko (varian return) sekuritas yang dihitung berdasarkan model indeks tunggal ini
terdiri dari dua bagian: risiko yang berhubungan dengan pasar (market related risk) yaitu βi2 ꞏ
σM2 dan risiko unik masing-masing perusahaan (unique risk) yaitu σei2. Model indeks tunggal
dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasian (E(Ri)), varian dari sekuritas (σi2) dan
kovarian antar sekuritas (σij) yang merupakan parameter-parameter input untuk analisis
portofolio menggunakan model Markowitz. Selain dapat digunakan sebagai input analisis
portofolio, model indeks tunggal dapat juga digunakan secara langsung untuk analisis
portofolio. Analisis portofolio menyangkut perhitungan return ekspektasian portofolio dan
risiko portofolio. Return ekspektasian dari suatu portofolio selalu merupakan rata-rata
tertimbang dari return ekspektasian individual sekuritas. Model indeks tunggal mempunyai
beberapa karakteristik sebagai berikut: 1) Beta dari portofolio (βp) merupakan rata-rata
tertimbang dari Beta masing-masing sekuritas (βi), 2) Alpha dari portofolio (αp) merupakan
rata-rata tertimbang dari Alpha masing-masing sekuritas (αi).
Model pasar bentuknya sama dengan model indeks tunggal. Perbedaanya terletak di
asumsinya. Di model indeks tunggal, diasumsikan bahwa kesalahan residu masing-masing
sekuritas tidak berkovari satu dengan lainnya. Di model pasar, asumsi ini tidak digunakan atau
kesalahan residu masing-masing sekuritas berkorelasi. Model pasar ini banyak digunakan oleh
peneliti-peneliti pasar modal untuk menghitung abnormal return. Perhitungan untuk
menentukan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya didasarkan pada sebuah
angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio
optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio antara ekses return dengan Beta (excess return
to beta ratio). Excess return didefinisikan sebagai selisih return ekspektasian dengan return
aktiva bebas risiko. Excess return to beta berarti mengukur kelebihan return relatif terhadap
satu unit risiko yang tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan Beta. Rasio ERB ini
juga menunjukan hubungan antara dua faktor penentu invesatasi, yaitu return dan risiko.
Portofolio yang optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB
yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai