Anda di halaman 1dari 2

JAWABAN KASUS

“DISKRIMINASI GENDER DI IKEA”

1. Diskusikan pro dan kontra dalam kasus katalog IKEA tersebut, dalam aspek:
a. Deontologi
b. Utilitarianisme
c. Virtue Ethics / Etika Moralitas

Jawab:
a. Deontologi
Deontologi menilai suatu tindakan baik atau buruk berdasarkan apakah
tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Penghapusan gambar wanita
dalam catalog produk IKEA merupakan kesadaran IKEA mengenai kondisi
masyarakat Arab Saudi yang memiliki budaya yang kental dan diskriminansi
gender sering terjadi di Negara tersebut. IKEA melakukan hal tersebut agar
marketingnya di Arab Saudi lebih mudah diterima masyarakat disana. Meski
tujuan tindakan tersebut demi kebaikan kepentingan ekspansi bisnisnya, tetapi
tidak sejalan dengan etika deontologi yang sama sekali tidak memperhitungkan
akibat dari tindakan apakah baik atau buruk untuk menentukan kualitas
moral suatu tindakan. IKEA justru ikut melakukan diskriminasi terhadap
wanita dengan meniadakan gambar wanita pada catalog produknya.
Tindakan IKEA tersebut telah melanggar budaya nilai-nilai etika perusahaan,
yaitu mendorong terciptanya perlakuan yang adil dan kesempatan kerja yang sama
tanpa memandang ras, etnis, agama, gender, fisik (cacat/tidak), usia, dan orientasi
seksual. Terjadinya diskriminasi gender dianggap tidak menghormati hukum
moral secara universal.

b. Utilitarianisme
Teori utilitarianisme menyatakan bahwa sebuah tindakan dapat dikatakan etis
apabila memberikan kepuasan kepada pihak-pihak yang relevan. Dalam cakupan
yang sempit pelanggan IKEA di Arab Saudi merasa IKEA menghormati budaya
Negara mereka karena keputusan IKEA untuk menghilangkan gambar wanita dari
catalog tersebut. Sehingga tindakan penghilangan gambar wanita itu dapat
dikatakan etis. Namun teori utilitarianis mengajarkan bahwa suatu tindakan yang
patut adalah yang memaksimalkan kegunaan, kebahagiaan dan mengurangi
penderitaan orang lain. Kesulitan dalam penerapan utilitarianisme adalah konsep
moral yang mengutamakan kepentingan masyarakat luas. Jadi tindakan IKEA
dapat dikatakan hanya memaksimalkan kegunaan dan kebahagian untuk mereka
sendiri dalam dunia bisnis. Namun secara luas, kaum perempuan di dunia merasa
diskriminasi terhadap kaumnya masih terus terjadi. Dampaknya juga merugikan
para pemegang saham IKEA karena tindakan tersebut menurunkan citra baik
perusahaan.

c. Etika Moralitas
Etika moralitas berfokus pada karakter moral dari pembuat keputusan. Pihak
IKEA telah jujur mengakui kesalahannya, serta telah meminta maaf atas
kesalahan dalam penghilangan gambar wanita dari catalog produk mereka.
Kejujuran dan permintaan maaf tersebut menandakan IKEA telah bertindak etis
secara moral untuk bersedia bertanggungjawab dalam kekeliruan tersebut. Namun
tindakan yang dilakukan IKEA tetap saja dikatakan tidak etis dari sisi moralitas,
karena secara umum diskriminasi ras, agama, dan gender adalah hal yang tidak
pantas dan sangat ditentang.

2. Haruskah perusahaan mengubah metode kampanye pemasaran, untuk menghindari


bias yang mungkin terjadi di berbagai negara di mana perusahaan menjalankan
bisnisnya?

Jawab: Ketika perusahaan melakukan ekspansi bisnis ke berbagai Negara dengan


dinamika sosial dan budaya yang berbeda-beda, perusahaan sebaiknya tetap mengacu
pada budaya nilai-nilai etika perusahaan. Strategi bisnis IKEA di Negara tertentu
memang perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perilaku pelanggan
seperti kebutuhan, selera, kebiasaan dan bahkan kepercayaan. Adaptasi perusahaan
dengan tujuan menyukseskan ekspansi bisnis perusahaan tetap harus sejalan dengan
aspek-aspek moralitas dan etika yang berlaku secara universal. Kewajiban moralitas
tersebut dimaksudkan untuk menjamin keberlangsungan bisnis IKEA yang
berlangsung di seluruh dunia, bukan hanya di satu Negara tertentu saja dengan
mencegah dan meredam isu-isu pelanggaran terhadap etika bisnis.

Anda mungkin juga menyukai