Anda di halaman 1dari 6

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

Oleh :
Kelompok 4
I G. P. Oka Surya Utama (1591662001)
I. B. P. Fajar Adisamartha (1591662002)

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
Kasus Spying on HP Directors

Pada bulan Januari 2006, direktur Hewlett-Packard (HP), Patricia Dunn, membentuk tim
investigasi yang terdiri dari ahli elektronik dan pengamanan data untuk menyelidiki kebocoran
tentang strategi jangka panjang perusahaan yang menjadi rahasia perusahaan. Pada bulan
September 2006, media memberitakan adanya penyadapan dari tim investigasi terhadap dewan
dan beberapa wartawan. Mereka melakukan penyadapan terhadap telpon dewan dan 9 wartawan
termasuk reporter CNET, New York Times dan Wall Street Journal. Penyadapan yang tidak etis
dan melanggar hukum dilakukan dengan pretexting. Patricia Dunn menyatakan dia tidak
mengetahui metode yang dipakai tim investigasi untuk mencari sumber kebocoran, namun
mengundurkan diri setelah scandal tersebut terbongkar. Sepuluh hari sebelumnya. George
Keyworth, direktur yang bertanggung jawab terhadap kebocoran, mengundurkan diri dari HP
setelah menjadi direktur selama 21 tahun di perusahaan tersebut.

Profile Perusahaan:

HP didirikan tahun 1939 dan beroperasi lebih dari 170 negara. Penjualan terbesar adalah
komputer personal, dan menyediakan produk dan jasa yang beragam seperi foto digital,
entertaimen digital, penghitungan, printer. Sebagai tambahan HP menyediakan infrastruktur dan
penyediaan superkomputer yang sangat kuat yang mengendalikan berbagai peralatan. HP
termasuk dalam jajaran perusahaan IT besar dengan total pendapatan pada kuartal keempat 2007
yang berakhir 31 Desember 2007 sebesar $ 107,7 juta. HP menduduki rangking ke 14 dari daftar
500 perusaan terbesar menurut the Forbes. Kantor pusat perusahaan di di Palo Alto California.

Kebocoran informasi rahasia dan investigasi HP

Patricia Dunn bergabung dengan HP tahun 1998 dan pada bulan Februari 2005 menjadi direktur.
Sebelumnya dia menjadi direktur perusahaan investasi Barclay Global. Pada Januari 2006, di
web CNET memberitakan tentang strategi jangka panjang HP yang dikutip dari sumber orang
dalam perusahaan yang tidak disebutkan namanya. Informasi yang diberitakan merupakan
informasi yang hanya diketahui para dewan. Menindak lanjuti dari artiket CNET, Patricia Dunn
dibantu dengan pegawai yang menangani security data dan penasihat mengotorisasi tim ahli
security dan elektronic yang independen untuk menyelidiki sumber kebocoran. Target dari
penyelidikan adalah komunikasi para manajer perusahaan yaitu telepon dan email bukan hanya
account perusahaan tetapi juga account pribadi.

Tim penyelidik tidak mendengarkan percakapan di telpon secara langsung. Mereka menyelidiki
siapa yang ditelpon atau menelpon. Penyelidikan menggunakan taktik yang beragam dari yang
kontroversial sampai yang melanggar hukum. Termasuk dalam taktik ini menggunakan
penyelidik swasta yang berkedok sebagai dewan HP dan kemudian menipu operator telpon untuk
mendapatkan data percakapan para direktur. Hal yang sama dilakukan terhadap 9 wartawan.
Teknik ini dikenal dengan pretexting.

Pengunduran diri Tom Perkins

Tim akhirnya menemukan yang membocorkan adalah George Keyworth, yang merupakan
direktur terlama di HP. Pada surat pengunduran dirinya, George menyampaikan alasan
membocorkan informasi ke CNET:

Seperti diketahu saya adalah sumber yang membocorkan artikel di CNET


pada bulan Januari 2006. Saya sering diminta oleh manajer komunikasi HP
untuk berbicara dengan reporter untuk memberi prespektif dari anggota
dewan komisaris yang lebih dari sekedar sejarah perusahaan. Pernyataan
saya selalu di apresiasi oleh pegawai senior perusahaan yang membantu
perusahaan-yang menjadi tujuan saya. Saya percaya pernyataan saya yang
saya berikan pada wartawan CNET adalah yang terbaik bagi perusahaan
dan tidak mengungkapkan rahasia atau merusak informasi.

Setelah pengunduran diri George Keyworth, Tom Perkins salah satu direktur, kapitalis ventura
dari lembah Silicon dan teman dari pendiri HP, memprotes adanya penyelidikan internal secara
rahasia, yang menurutnya ilegal, tidak etis dan menilai Dunn salah menempatkan prioritas.
Perkin adalah sekretaris dewan dan komite tata kelola yang tidak memperoleh informasi dari
Dunn tentang penyelidikan dari Dunn, walaupun dia mengetahui bahwab Dunn berniat
menyelidiki kasus tersebut. Setelah dewan menyetujui pengunduran diri Keyworth, Perkin juga
mengumumkan untuk mengundurkan diri yang diumumkan oleh perusahaan keesok harinya
tanpa disebutkan alasannya. HP melaporkan pengunduran Perkin ke SEC empat hari kemudian
juga tidak menyebutkan alasannya. Pada awal bulan Agustus, setelah HP menolah
permohonannya untuk mengambil langkah, Perkin secara formal meminta SEC untuk
memerintahkan HP mempublikasikan surat pengunduran dirinya. Pada awal bulan september HP
memberikan pada SEC, dan pada saat itu Perkin membeberkan pada media. Pada tanggal 21
September 2006, Mark Hund, pengganti Keyword dalam press realease menyatakan: Yang
dimulai untuk mencegah kebocoran informasi rahasia dari ruang dewan berakhir dengan arah
yang tidak diantisipasi. Sehari kemudian Patricia Dunn mengundurkan diri. Dalam surat
pengunduran dirinya dia menyatakan:

Saya mengundurkan diri atas permintaan dewan. Pembeberan informasi yang


rahasia merupakan pelanggaran yang serius terhadap perusahaan. Saya
mengambil langkah yang semestinya dengan bantuan pegawai yang menangani
security. Saya tidak memilih orang yang menangani penyelidikan, yang dilakukan
setelah konsultasi dengan anggota dewan. Saya menerima bahwa saya
bertanggung jawab untuk mencari siapa yang membocorkan, tetapi saya tidak
menyarankan metode spesifik yang dipakai dalam investigasi. Saya sendiri
menjadi subyek yang diselidiki. Catatan telpon saya juga diselidiki bersama
dengan catatan telpon yang lainnya. Namun disayangkan, orang yang diandalkan
untuk melakukan investigasi ini menghancurkan saya dan perusahaan.

Seminggu kemudian, pada tanggal 28 September, Komite energi dan perdagangan di Amerika
melakukan penyelidikan. Ann Baskin, general councel, mengundurkan diri dan tidak mau
memberi kesaksian sesuai dengan amandemen ke 5 dalam proses penyelidikan kriminal. Dalam
dengar pendapat, Dunn dan Hurd membeberkan apa yang dilakukan dalam penyelidikan internal.
Dunn bersaksi bahwa dia tidak pernah menyetujui penggunaan taktik yang diprtanyakan, dia
mengatakan bahwa dia tidak sadar sampai dengan akhir Juni atau juli 2006, bahwa pretexting
dapat menyebabkan seseorang memalsukan identitas untuk dapat memperoleh catatan telpon.

Pada bulan Oktober 2006 kejaksaan California mengajukan dakwaan kriminal pada perusahaan,
Patricia Dunn dan pegawai Hp yang terlibat dalam penyelidikan. HP membayar denda $14,5 juta
dan berjanji untuk memperbaiki pelaksanaan tata kelola di perusahaan. Pada bulan Juni 2007
Hakim memutuskan Patria Dunn dan pegawai yang terlibat dinyatakan tidak bersalah.

Pada saat yang sama wartawan yang catatan telponya juga diselidiki, juga mengajukan tuntutan.
Dua tahun kemudian HP setuju melakukan penyelesaian dengan wartawan dari New York Times
dan Business Week. Jumlah yang dibayarkan tidak disebutkan. Dan hasil pembayaran
didonasikan untuk sosial.

Keterangan:

Pretexting adalah suatu teknik untuk membuat dan menggunakan skenario yang diciptakan
(sebuah dalih) yang melibatkan korban yang ditargetkan dengan cara meningkatkan
kemungkinan korban membocorkan informasinya. Pretexting bisa disebut sebagai kebohongan
yang terencana dimana telah diadakan riset data sebelumnya untuk mendapatkan data-data akurat
yang dapat meyakinkan target bahwa kita adalah pihak yang terautorifikasi.

Pertanyaan:

1. Haruskan dewan direksi diijinkan melakukan penyelidikan mengenai kelemahan dalam


sistem pengendalian perusahaan?
2. Apakah strategi pretexing dapat diterima dalam arti untuk memperoleh informasi yang
critical yang memperkuat sistem pengendalian intern? Berikut adalah saran hukum yang
diperoleh pada subjek oleh HP: Komite tersebut telah disarankan oleh pengacara luar
komite bahwa penggunaan dalih pada saat penyelidikan itu tidak secara umum melanggar
hukum (kecuali yang terkait dengan lembaga keuangan), tapi nasihat tersebut tidak dapat
memastikan bahwa teknik yang digunakan oleh perusahaan konsultan luar dan pihak
yang ditahan oleh perusahaan yang memenuhi aturan hukum yang berlaku.
3. Apakah alasan pengundurunan diri dari dewan direktur selalu diumumkan ke publik?
Jawaban:

1. Sesuai dengan fungsi dan struktur perusahaan yang memiliki wewenang untuk
melakukan penyelidikan sistem pengendalian internal adalah komite audit dari
perusahaan tersebut, namun mengenai apakah dewan direksi berhak untuk memulai
penyelidikan mengenai kelemahan dalam sistem pengendalian internal sebuah
perusahaan. Menurut kami, direksi memiliki tanggung jawab untuk membuat dan
memelihara Sistem Pengendalian Intern yang efektif serta memastikan bahwa sistem
tersebut berjalan baik sesuai dengan tujuan pengendalian intern yang ditetapkan oleh
Perusahaan. Sebagai pelaksana tertinggi fungsi pengelolaan, maka Direksi berhak dan
berwenang untuk melaksanakan fungsi pengawasan. Namun, seharusnya Dewan Direksi
dibantu oleh Komite Audit, yang secara efektif dapat melaksanakan proses pengawasan
terhadap perusahaan serta memberikan nasihat dan laporan kepada Direksi mengenai
tingkat prosedur pengendalian intern dalam suatu perusahaan, sehingga dapat berjalan
sesuai dengan prinsip-prinsip GCG, serta membantu meningkatkan efektivitas,
akuntabilitas, transparansi dan obyektivitas dalam pengelolaan Perusahaan.

2. Pretexting merupakan cara memperoleh informasi dengan menipu pemilik informasi


tersebut. Dalam kasus ini, apakah strategi pretexing dapat diterima, karena hal ini
dilakukan untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai siapa pelaku sebenarnya
dari kebocoran informasi jangka panjang perusahaan? Menurut kami, pretexting dalam
kasus ini dapat diterima karena tujuan awal Dunn adalah menyelidiki kasus bocornya
informasi jangka panjang HP ke publik. Namun, pretexting ini dalam praktiknya menjadi
illegal, tidak etis dan melanggar hukum karena:
1. Penyelidikan menggunakan taktik yang beragam dari yang kontroversial sampai
yang melanggar hukum
2. Perkin sebagai sekretaris dewan dan komite tata kelola yang tidak memperoleh
informasi dari Dunn tentang penyelidikan tersebut.
Karena dalam praktiknya menggunakan penipuan yang berkedok sebagai dewan HP,
tanpa diketahui oleh pihak yang seharusnya berwenang atau bertanggungjawab dalam hal
ini, sebaiknya tindakan seperti ini harus didiskusikan terlebih dahulu kepada salah
seorang pejabat yang berwenang yang bertanggung jawab atas sistem internal
perusahaan, karena akan sangat berisiko mengemban tanggungjawab sebesar ini tanpa
adanya dukungan dari pihak yang mempunyai wewenang. Setelah diketahui pelakunya
dan apa penyebab kebocoran terjadi maka manajemen mampu mengambil tindakan lebih
lanjut untuk melakukan perbaikan sistem internal agar dikemudian hari tidak aka ada lagi
kebocoran informasi dari orang dalam perusahaan.

3. Pada perusahaan Go Public alasan pengundurunan diri dari dewan direktur seharusnya
selalu diumumkan ke publik. Hal ini dilakukan karena publik memiliki hak untuk
mengetahui informasi apapun yang ada dan terjadi dalam perusahaan, khususnya bagi
investor maupun kreditur, pergantian direksi merupakan salah satu informasi penting
dalam bursa saham yang mana itu nantinya akan menyebabkan adanya sentimen positif
maupun negatif bagi investor yang merupakan pertimbangan pengambilan keputusan
investasi, dimana ini juga sesuai dengan prinsip full disclosure untuk menjaga dan
melindungi kepentingan publik. Dan pergantian direksi juga akan menentukan arah
perusahaan kedepannya, tujuan yang ingin dicapai karena beda pemimpin beda pula cara
untuk mencapai tujuan dan hal tersebut tentunyta akan sangat mempengaruhi kondisi
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai