DOSEN PENGAMPU
Dra. Ni Ketut Purnawati, M.S.
DISUSUN OLEH :
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Indrawati bekerja untuk perusahaan PT Konstruksi ABC. Pak Taufik Rachman, atasan
langsungnya, telah membuat kalkulasi untuk sebuah proyek pembangunan dan dalam
tender PT Konstruksi ABC memperoleh proyek pembangunan atas dasar kalkulasi itu.
Walaupun kontrak sudah ditandatangani, atasan Indrawati itu minta kepadanya untuk
memeriksa lagi perhitungannya, sebagaimana memang termasuk pekerjaannya. Dalam
menjalankan tugas ini, Indrawati menemukan sebuah kekhilafan. Akibatnya, perusahaan
akan mengalami kerugian dengan proyek ini dan tidak memperoleh keuntungan yang
diharapkan. Indrawati melaporkan temuan ini kepada atasannya. Pak Taufik Rachman
menyuruhnya untuk tidak memperhatikan kekhilafan itu dan tidak menceritakannya
kepada siapa pun. Kalau tidak, ia langsung dipecat. Pak Taufik Rachman sendiri tidak
melaporkan kekhilafan itu kepada direksi perusahaan. (Sumber: Bertens, 2000:216).
Kasus insider trading-perdagangan saham atas dasar informasi orang dalam sehingga
hanya segelintir orang yang meraup keuntungan secara tidak sah karena adanya
kesenjangan informasi (asymetric information)-biasanya hanya melibatkan pihak-pihak
yang dekat dengan para pengambil keputusan di suatu emiten.
Penjelasan Pasal 95 Undang-undang Pasar Modal (UUPM) menyebutkan bahwa yang
termasuk orang dalam adalah: direktur, komisaris, pemegang saham utama, pegawai, atau
orang perseorangan yang karena kedudukan atau profesinya atau karena hubungan
usahanya dengan emiten memiliki peluang untuk memperoleh informasi yang sifatnya
masih rahasia.
Sudah banyak kasus insider trading terungkap di berbagai negara. Di Indonesia, kasus
insider trading yang terakhir terekspos adalah kasus saham Perusahaan Gas Negara
(PGN) yang terjadi tahun lalu dan melibatkan sejumlah direksi perusahaan.
Di Jepang, kini masalah tersebut meluas hingga ke pekerja media. Dua reporter dan
satu direktur stasiun TV Jepang, NHK, dituduh mengambil keuntungan secara ilegal dari
perdagangan saham dengan menyalahgunakan berita eksklusif yang dibuat media itu.
Berita pada Maret 2007 itu soal rencana kerja sama modal antara dua jaringan restoran,
Zensho Co dan Kappa Create Co. Tiga pekerja media itu dituduh membaca berita tersebut
sebelum disiarkan dan lantas masing-masing membeli 1.000-3.000 lembar saham Kappa
Create. Memang harga saham Kappa naik dan mereka dituduh menjual saham yang
dimilikinya satu hari setelah pengumuman kerja sama kedua perusahaan. Tentu mereka
mendapat laba yang tidak sedikit. Komisi Pengawas Sekuritas dan Saham Jepang
melakukan penyelidikan terhadap ketiga pekerja pers itu dengan tuduhan insider trading.
Dua dari mereka mengakui hampir semua tuduhan yang ada. Presiden NHK Genichi
Hashimoto pekan lalu telah meminta maaf atas tindakan yang telah dilakukan
karyawannya. "Membuat berita membutuhkan etika yang tinggi, dan setiap individu yang
menyalahgunakan informasi yang diperoleh untuk keperluan pemberitaan guna meraih
keuntungan pribadi, tidak dapat dimaafkan," tegasnya.
Tidak hanya meminta maaf, layaknya kebiasaan di Jepang, Hashimoto pun lantas
mengajukan pengunduran dirinya sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kelalaian yang
dilakukan wartawannya. Tidak hanya dia, dua direktur pelaksana yang bertanggung jawab
soal hukum dan pemberitaan pun ikut mundur dari jabatannya.
NHK memang bukan satu-satunya organisasi media yang terpengaruh oleh kasus
semacam itu. Skandal seperti itu bisa jadi menjadi perilaku banyak karyawan di seluruh
organisasi media, termasuk surat kabar. Satu setengah tahun lalu, seorang karyawan
bagian iklan Nihon Keizai Shimbun-koran ekonomi terbesar Jepang-ditahan dengan
tuduhan melakukan insider trading. Namun,, kasus NHK ini merupakan kasus pertama
yang melibatkan wartawan. (Sumber: Koran Tempo, 11/04/07).
Pada tahun 1960-an Donald Wohlgemuth adalah insinyur Amerika yang bekerja pada
perusahaan Goodrich di Ohio, perusahaan yang memproduksi bahan karet. la bekerja pada
unit pembuat pakaian astronot untuk proyek antariksa dari pemerintah Amerika. Ia tidak
puas dengan gajinya serta kondisi kerja dan karena itu mulai berunding dengan perusahaan
International Latex, pesaing Goodrich, tentang gaji dan fasilitas, jika masuk kerja di sana.
Internasional Latex pun mempunyai program pembuatan pakaian astronot untuk
pemerintah. Kepada Goodrich, Wohlgemuth menyampaikan keputusannya untuk pindah
bekerja ke International Latex. Pimpinan Goodrich tidak setuju dan mengajukan masalah
kerja ini ke pengadilan. Mereka yakin hakim akan melarang Wohlgemuth berpindah ke
Internasional Latex. Ternyata pengadilan memutuskan bahwa Goodrich tidak bisa
melarang Wohlgemuth pindah bekerja ke perusahaan lain, tetapi sekaligus melarang
Wohlgemuth untuk membuka informasi rahasia dari usaha lamanya. (Sumber: Bertens,
2000:217)
BAB II
PEMBAHASAN
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Pada kasus “Perintah Atasan” dapat disimpulkan bahwa Indrawati bekerja untuk
perusahaan PT Konstruksi ABC. Pak Taufik Rachman, atasan langsungnya, telah membuat
kalkulasi untuk sebuah proyek pembangunan dan dalam tender PT Konstruksi ABC
memperoleh proyek pembangunan atas dasar kalkulasi itu. Indrawati menemukan kekhilafan
yang dilakukan Pak Taufik Rachman dalam kalkulasi tersebut.
Pada kasus “Insider Trading Perdagangan Saham” dapat disimpulkan bahwa tiga
karyawan media yaitu dua reporter dan satu direktur perusahaan stasiun TV Jepang NHK
melakukan insider trading karena telah menyalahgunakan informasi eksklusif pada media
itu dengan cara membaca berita tersebut sebelum disiarkan ke media masa dan lantas
masing-masing membeli 1.000-3.000 lembar saham Kappa Create dan meraup banyak
keuntungan sehingga karyawan NHK tersebut telah menyalahgunakan hak dan kewajiban
yang mereka miliki untuk keuntungan diri mereka sendiri, sehingga hal tersebut berdampak
terhadap kehidupan organisasi/perusahaan. Pihak perusahaan juga harus memberikan
kebijakan dan tindakan yang tegas kepada semua karyawannya agar tidak terjadi lagi kasus
seperti ini, selain itu para pelaku insider trading lebih efektif diarahkan pada perbuatan
melawan hukum dan sanksi yang dikenakan berupa ganti rugi atau denda. Besarnya ganti
rugi atau denda tersebut disesuaikan dengan tingkat kerugian akibat dari pelanggaran
tersebut serta diupayakan mampu menimbulkan efek jera. Untuk menyelesaikan
permasalahan di atas.
Pada kasus “Donald Wohlgemuth dan Goodrich” dapat disimpulkan bahwa suatu
perusahaan harus memberikan gaji dan kondisi kerja yang layak terhadap pegawainya. Agar
pegawai merasa betah dan nyaman untuk bekerja di sebuah perusahaan. Dan sebagai
pegawai kita harus menjaga rahasia perusahaan , meskipun kita berpindah pekerjaan kita
tetap harus menjaga rahasia perusahaan lama kita.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Sutrisna. 2016. Etika Bisnis: Konsep Dasar Implementasi dan Kasus.
Denpasar: Udayana University Press