Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena kami

dapat menyelesaikan dan menyusun makalah ini, penyusunan makalah ini

disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Bisnis. Terima kasih sebelum

dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman sekalian yang

telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah

ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa

maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman

sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar

harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih

menyempurnakan makalah-makah kami dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-

mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-

teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau

mengambil hikmah dari judul ini “Hak-Hak Tenaga Kerja” sebagai tambahan

dalam menambah referensi yang telah ada.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................1

C. TUJUAN..................................................................................................................1

BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................................................2
A. MACAM-MACAM HAK TENAGA KERJA..................................................................2

B. WHISTLE BLOWING................................................................................................4

BAB III
PENUTUP...........................................................................................................................8
A. Kesimpulan............................................................................................................8

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam bisnis modem para pengusaha semakin menyadari bahwa

pengakuan, penghargaan, dan jaminan atas hak-hak pekerja dalam jangka

panjang akan sangat menentukan sehat tidaknya kinerja perusahaan

secara keseluruhan. Karena jaminan atas hak-hak pekerja pada akhirnya

berpengaruh langsung secara positif atas sikap, komitmen, loyalitas,

produktifitas, dan kinerja pekerja. Karena itu, penting bagi

tenaga kerja untuk mengetahui hak-haknya sebagai pekerja.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Macam-Macam Hak Tenaga Kerja

2. Whistle Blowing

C. TUJUAN

1. Dapat Mengetahui Macam-Macam Hak Tenaga Kerja

2. Dapat Mengetahui Whistle Blowing

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. MACAM-MACAM HAK TENAGA KERJA

Hak dan kewajiban pekerja atau karyawan adalah hal penting bagi

pekerja dan perusahaan dalam perjanjian kerja. Perjanjian kerja adalah

perjanjian antara pekerja atau karyawan dengan pengusaha atau pemberi

kerja yang wajib mencantumkan hak dan kewajiban karyawannya.

Sedangkan, pekerja atau karyawan adalah setiap orang yang bekerja

dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Karena

pelaksanaan dan penegakan keadilan sangat menentukan praktek bisnis

yang baik dan etis, maka pengakuan, penghargaan, dan jaminan atas kap

pekerja ikut menentukan baik dan etisnya praktek bisnis.

Dalam bisnis modern para pengusaha semakin menyadari bahwa

pengakuan, penghargaan, dan jaminan atas hak-hak pekerja dalam jangka

panjang akan sangat menentukan sehat tidaknya kinerja perusahaan secara

keseluruhan. Karena jaminan atas hak-hak pekerja pada akhirnya

berpengaruh langsung secara positif atas sikap, komitmen, loyalitas,

produktifitas, dan kinerja pekerja. Karena itu, penting bagi

tenaga kerja untuk mengetahui hak-haknya sebagaipekerja. Hak-hak tenaga

kerja telah diatur dalam Undang-Undang atau UU Nomor 13 Tahun 2003

tentang ketenagakerjaan.

1. Hak dasar untuk memperoleh upah yang layak.

2
2. Hak untuk mendapatkan kesempatan dan perlakuan yang sama dari

perusahaan tanpa diskriminasi.

3. Hak mendapatkan pelatihan kerja untuk meningkatkan dan

mengembangkan kompetensi kerja.

4. Hak untuk melaksanakan kerja sesuai waktu yang ditentukan: Tujuh

jam dalam satu hari untuk enam hari kerja dalam satu minggu atau

delapan jam dalam satu hari untuk lima hari kerja dalam satu minggu.

5. Hak atas penempatan tenaga kerja.

6. Hak mendapatkan perlindungan atas kesehatan dan keselamatan

kerja.

7. Hak mendapatkan kesejahteraan melalui jaminan sosial tenaga kerja.

8. Hak ikut serta dalam serikat pekerja atau buruh.

9. Hak mendapatkan cuti: Sekurang-kurangnya 12 hari kerja setelah

karyawan bekerja selama satu tahun secara terus menerus.

10. Hak istirahat: Pekerja setelah bekerja empat jam terus menerus,

mendapat kesempatan istirahat selama minimal setengah jam.

11. Hak cuti melahirkan dan cuti haid khusus karyawan perempuan; Satu

setengah bulan sebelum melahirkan serta hari pertama dan kedua

saat masa haid.

12. Hak melaksanakan ibadah.

13. Hak melakukan mogok kerja.

14. Hak mendapatkan pesangon apabila terjadi pemutusan hubungan

kerja atau PHK.

3
Berdasarkan UU Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang

menjadi objek utama perlindungan tenaga kerja adalah:

1. Perlindungan atas hak-hak dalam hubungan kerja. Perlindungan atas

hak-hak dasar pekerja untuk berunding dengan pengusaha dan

mogok kerja.

2. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.

3. Perlindungan khusus bagi pekerja atau buruh perempuan, anak, dan

penyandang cacat.

4. Perlindungan tentang upah, kesejahteraan, dan jaminan sosial tenaga

kerja.

5. Perlindungan atas hak pemutusan hubungan tenaga kerja.

B. WHISTLE BLOWING

Whitle blowing adalah tindakan oleh seseorang atau beberapa orang

karyawan untuk membocorkan kecurangan entah yang dilakukan oleh

perusahaan atau atasannya kepada pihak lain. Pihak yang dilapori itu bisa

saja atasan yang lebih tinggi atau masyarakat luas. Whitle blowing ini tidak

sama dengan membuka rahasia perusahaan. Rahasia perusahaan adalah

sesuatu yang konfidensial dan harus dirahasiakan dan pada umumnya tidak

menyangkut efek yang merugikan baik masyarakat atau perusahaan. Di sisi

lain Whitle blowing adalah menyangkut kecurangan tertentu yang

merugikan baik perusahaan sendiri atau pihak lain yang apabila dibongkar

akan berdampak merugikan perusahaan paling tidak merusak nama baik

4
perusahaan, misalnya Melanggar peraturan perundang- undangan

(pemalsuan tanda tangan, penggelapan, mark-up), melanggar Kode Etik

(pelecehan, kegiatan terlarang), melakukan tindakan kecurangan (fraud),

Melakukan tindakan yang membahayakan keselamatan dan kesehatan kerja

Lembaga Whitle blowing dibedakan menjadi dua macam:

1) Whistle blowing internal

Whistle blowing internal adalah pelaporan seorang karyawan

atau beberapa karyawan oleh karyawan lain kepada pimpinan

perusahaan yang lebih tinggi karena telah melakukan kecurangan. Jadi

motivasinya adalah motivasi moral demi mencegah kerugian pada

perusahaan. Namun pihak penerima laporan harus tetap memegang

prinsip praduga tak bersalah. Pertanyaannya, apakah pelaporan ini

menunjukkan kalau bawahan itu tidak loyal pada atasannya? Sebetulnya,

yang terpenting adalah kemana arah loyalitas itu kalau loyalitas dianggap

sebagai sebuah nilai moral? Loyalitas hanya sah, dibenarkan, dan punya

kualitas moral kalau ditujukan pada nilai tertentu. Jadi loyalitas atau

kesetiataan moral hanya dibenarkan kalau tertuju pada nilai moral

tertentu seperti keadilan, kebenaran, ketulusan, kejujuran, hak, dan

semacamnya, buka tertuju pada orang, lembaga, otoritas, atau

kedudukan. Ini berarti bahwa karyawan yang melaporkan kecurangan

pimpinannya (fraud) seharusnya dinilai sebagai karyawan yang paling

loyal karena whistle blowing yang dilakukannya didasarkan pada

5
motivasi baik: demi membela nilai tertentu. De George mengemukakan

bahwa "Kalau dilakukan dengan motif moral, maksud dari whistle

blowing ini adalah untuk menghentikan ketidakjujuran atau tindakan

tertentu yang bertentangan dengan moralitas, untuk melindungi

kepentingan dan reputasi perusahaan, atau untuk meningkatkan

keuntungan perusahaan.

2) Whistle blowing eksternal

Whistle blowing eksternal adalah menyangkut kasus di mana

seorang pekerja mengetahui kecurangan byang dilakukan

perusahaannya lalu membocorkannya kepada masyarakat karena dia

tahu bahwa kecurangan itu akan merugikan masyarakat. Manipulasi

kadar bahan mentah dalam formula sebuah produk, misalnya. Motivasi

utamanya adalah mencegah kerugian bagi masyarakat atau konsumen.

Pekerja ini punya motivasi moral untuk membela kepentingan konsumen

karena dia sadar bahwa semua konsumen adalah manusia dan karena

itu tidak boleh dirugikan hanya demi memperoleh keuntungan. Dia

sadar bahwa kalau kecurangan itu dibiarkan, maka pada suatu saat nanti

bisa merugikan perusahaan ketika kecurangan itu diketahui oleh

konsumen dan konsumen bisa menuntut perusahaan atau memblokir

produk tersebut. Pada akhirnya, karyawan tersebut mengalami kerugian

berganda: bisa dituntut oleh pihak berwajib, karena dia mengetahui

adanya kecurangan itu tetapi mendiamkannya, dan ketika perusahaan

6
bangkut dia bisa kehilangan pekerjaan. Atas dasar ini, maka

pertimbangannya lebih baik dibongkar daripada didiamkan.

Dalam kasus whistle blowing eksternal, argumen loyalitas tampil

jauh lebih kuat lagi. Hampir semua karyawan dilarang untuk

membocorkan kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan kepada

pihak lain diluar perusahaan, karena tindakan itu dianggap bertentangan

dengan prinsip loyalitas, sehingga dianggap tidak loyal. Apa betul

karyawan tersebut tidak loyal? Perlu diingat bahwa tindakan tersebut

didasarkan pada loyalitas dan komitmennya terhadap perusahaan dan

nasib perusahaan dalam jangka panjang. Karyawan yang berusaha

mendiamkannya harus dianggap sebagai tidak loyal, tidak peduli, tidak

punya komitmen moral terhadap perusahaan.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

pengusaha dalam bisnis modem semakin menyadari betapa

pentingnya pengakuan, penghargaan, dan jaminan atas hak-hak pekerja

dalam jangka panjang. Jaminan atas hak-hak pekerja memiliki dampak

langsung yang positif terhadap sikap, komitmen, loyalitas, produktivitas,

dan kinerja pekerja. Oleh karena itu, para pekerja perlu mengetahui hak-

hak mereka agar dapat memastikan bahwa mereka diperlakukan dengan

adil dan mendapatkan perlindungan yang layak di tempat kerja. Hal ini

akan berkontribusi pada kesehatan dan keberhasilan keseluruhan

perusahaan.

B. Saran

Kami berharap penyusunan makalah ini dapat berguna bagi

teman-teman dan pihak lainnya. Dan kami juga menyarankan agar jika

dalam penulisan makalah kami ini banyak mengalami kesalahan dan jauh

dari kata sempurna kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-

temandan pihak lainnya.

Anda mungkin juga menyukai