Anda di halaman 1dari 6

RMK

HAK DAN KEWAJIBAN INDIVIDU DAN ORGANISASI

Nama Kelompok :
1. Gabriela Anggraeni (1907341035)
2. Mega Yustika Dewi (1907341038)

DIPLOMA III PERPAJAKAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
HAK DAN KEWAJIBAN INDIVIDU DAN ORGANISASI
A. Hak dan Kewajiban Sebagai Pegawai dan Organisasi
Hak Sebagai Pegawai
Hierarki manajerial yang terdapat dalam perusahan-perusahan besar memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Manajer tertinggi merupakan lembaga pembuat keputusan yang tersentralisasi.
2. Manajer memiliki kekuasan dan otoritas yang diakui secara hukum.
3. Manajer menentukan distribusi atas pendapatan, status, dan kebebasan diantara
konstituen perusahan
4. Manajer memiliki monopolo kekuasaan layaknya pemerintah politik
Namun, kekuasaan-kekuasaan manajer tersebut dibatasi oleh adanya hak-hak pegawai.
Hak-hak pegawai tersebut diantaranya:
a. Hak Privasi
Hak individu untuk menentukan apa, dengan siapa, dan seberapa banyak informasi
tentang dirinya yang bisa diungkapkan pada orang lain. Namun demikian hak itu harus
diimbangi dengan hak dan kebutuhan orang lain. Secara khusus, perusahaan kadang
memiliki hak untuk mengamati aktivitas pegawai. Ada tiga elemen yang perlu
diperhatikan dalam menyeimbangkan hak-hak tersebut yaitu relevansi, perstujuan dan
metode.
b. Kebebasan Suara Hati
Kebebasan berpendapat sesuai hati nurani. Hak atas kebebasan suara hati
melindungi kepentingan-kepentingannya dengan mewajibkan individu yang
bersangkutan untuk tidak bekerja sama dalam aktivitas-aktivitas yang secara sadar
dianggapnya salah.
c. Whistleblowing
Suatu tindakan membocorkan rahasia perusahaan kepada pihak lain baik internal
maupun eksternal. Hal ini menjadi hak dikarenakan terkadang perusahaan sering kali
tidak mendengar kebebasan suara hati dari para pegawai tentang kesalahan moral
perusahaan misalnya yang lebih mengutamakan keuntungan daripada kepentingan umum
dan pegawai yang sadar hal itu salah harus tetap diam dengan alasan rahasia perusahaan.
d. Hak untuk Berpartisipasi dan Manajemen Partisipatif
Dalam suatu demokrasi pengambilan keputusan biasanya memiliki dua
karakteristik, yaitu:
o Keputusan yang berpengaruh pada kelopok ditetapkan oleh mayoritas anggota.
o Keputusan yang ditetapkan setelah dilaksanakan diskusi yang menyeluruh, bebas dan
terbuka. Semua anggota bisa berpartisipasi secara langsung dalam proses pengambilan
keputusan ataupun melalui wakil-wakil yang telah dipilih sebelumnya.
e. Hak atas proses yang Layak dan PHK Sepihak
Hak paling penting pegawai adalah hak atas proses yang layak. Sistem ideal dari
proses yang layak adalah sistem dimana individu diberi petunjuk-petunjuk yang jelas
tentang peraturan yang harus mereka ikuti. Proses yang layak menjamin bahwa individu
tidak diperlakukan secara sewenang-wenang, tidak adil, atau kejam oleh atasannya dalam
usaha melaksanakan peraturan-peraturan perusahaan dan juga menetapkan batasan moral
atas pelaksanaan kekuasaan atasan seperti salah satunya tidak melakukan PHK sepihak
yang ditentang secara moral.
f. Hak Pegawai dan Penutupan Pabrik
Terdapat delapan langkah yang dapat dilakukan,yaitu pemeberitahuan, lalu pesangon,
jaminan kesehatan, pensiun awal, transfer, pelatihan kembali, pembelian oleh pegawai,
pembayaran pajak lokal.
g. Serikat Pekerja dan Hak untuk Berorganisasi
Serikat pekerja merupakan hak yang sama untuk menjalin hubungan secara bebas
yang membenarkan pembentukan dan keberadaan perusahaan juga mendasari organisasi
pekerja. Hak pekerja untuk berorganisasi dalam serikat pekerja berasal dari hak untuk
diperlakukan sebagai manusia yang bebas dan sederajat.

Kewajiban sebagai Pegawai


Dalam pandangan rasional perusahaa, kewajiban moral utama pegawai adalah
untuk bekerja mencapai tujuan perusahaan dan menghindari kegiatan-kegiatan yang
mungkin mengancam tujuan tersebut. Kewajiban karyawan dan perusahaan dibagi menjadi
tiga yaitu:
a. Kewajiban Ketaatan
Dalam kewajiban ketaatan karyawan harus taat kepada atasannya di perusahaan,
tetapi karyawan tidak harus mematuhi semua perintah yang diberikan oleh atasannya.
Perintah-perintah tersebut antara lain seperti etika atasan menyuruh karyawan tersebut
untuk melakukan hal yang tidak bermoral, seperti membunuh musuh atasannya, atau
dapat pula berupa korupsi. Dapat pula dalam bentuk mengerjakan tugas pribadi
atasannya, misalnya untuk kepentingan pribadi atasan bukan untuk kepentingan
perusahaan, seperti mencuci mobil dan merenovasi rumah milik atasannya. Karyawan
juga tidak perlu mematuhi perintah yang memang demi kepentingan perusahaan,
tetappi tidak sesuai dengan penugasan yang disepakati, misalnya sekretaris diberi
tugas untuk bersih-bersih, dan lain sebagainya. Cara untuk menghindari terjadinya
kesulitan seputar kewajiban ketaatan adalah membuat deskripsi pekerjaan yang jelas
dan cukup lengkap pada saat karyawan mulai bekerja di perusahaan. Namun deskripsi
pekerjaan ini harus dibuat cukup luwes sehingga kepentingan perusahaan selalu bisa
diberi prioritas.

b. Kewajiban Konfidensialitas
Kewajiban ini adalah kewajiban untuk menyimpan informasi yang bersifat
konfidensial atau rahasia yang telah diperoleh dengan menjalankan suatu profesi.
Kewajiban ini tidak hanya berlaku selama karyawan bekerja di perusahaan tetapi
berlangsung terus setelah ia pindah kerja. Kewajiban ini menjadi lebih aktual ketika
karyawan tersebut pindah kerja di perusahaan baru yang bergerak di bidang yang
sama. Contohnya adalah seorang akuntan, ia tidak boleh membocorkan kondisi
finansial perusahaan lama ke perusahaan baru. Kewajiban konfidensialitas ini
terbatas pada informasi perusahaan. Hal-hal lain yang diperoleh atau diketahui
sambil bekerja di perusahaan pada prisipnya tidak termasuk kewajiban
konfidensialitas. Misalnya keterampilan yang dikembangkan oleh karyawan itu
dengan bekerja pada perusahaan yang sama. Alasan etika yang mendasari
kewajiban ini adalah bahwa perusahaan menjadi milik informasi rahasia itu.

c. Kewajiban Loyalitas
Kewajiban loyalitas adalah konsekuensi dari status seseorang sebagai karyawan
perusahaan ia harus mendukung tujuan-tujuan perusahaan dan turut merealisasikan
tujuan tersebut. Faktor utama yang dapat membahayakan terwujudnya loyalitas
adalah konflik kepentingan (conflict of interest) artinya konflik kepentingan pribadi
karyawan dan kepentingan perusahaan. Karyawan tidak boleh menjalankan
kepentingan pribadi yang bersaing dengan kepentingan perusahaan. Misalnya
karyawan memproduksi produk yang sama dengan produk perusahaan dan
menjualnya dengan harga urah. Konflik kepentingan tidak selalu berkaitan dengan
masalah uang. Contohnya, seseorang yang bekrja di suatu perusahaan memutuskan
untuk membeli peralatan kantor dari perusahaan tempat di mana anaknya bekerja,
walaupun sebenarnya ada penawaran harga yang lebih baik dari perusahaan lain.
d. Kewajiban Melaporkan Kesalahan
Ada dua macam pelaporan kesalahan perusahaan atau whistle blowing, secara
internal dan eksternal. Dalam pelaporan internal, pelaporan kesalahan dilakukan di
dalam perusahan sendiri dengan melewati atasan langsung. Misalnya seorang
karyawan bawahan melaporkan kesalahan perusahaan kepada instansi pemerintah
atau kepada masyarakat melalui media komunikasi. Misalnya karyawan melaporkan
bahwa perusahaannya tidak memenuhi kontribusinya kepada Jamsostek atau tidak
membayar pajak melalui media massa atau pihak internal lainnya.
Hak Perusahaan
Perusahaan memiliki hal yang disebutkan dalam uraian Undang-Undang ketenagakerjaan.
Hak-hak itu adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan berhak atas hasil aktivitas karyawan.
2. Perusahaan berhak mengatur karyawan atau pekerja untuk mencapai tujuan.
3. Perusahaan berhak memberhentikan karyawan atau pekerja jika melanggar ketentuan
yang telah disepakati.

Kewajiban Perusahaan terhadap Pegawai


Ada dua masalah yang berkaitan denga kewajiban ini yaitu kelayakan gaji dan
kondisi kerja pegawai.
1. Kelayakan Gaji
Dari sudut pandang pegawai, gaji merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan
ekomoni pegawai dan keluarganya. dari sudut pandang pengusaha atau perusahaan,
gaji adalah biaya produksi yang harus ditekan agar harga produk tidak terlalu tinggi
dari kemampuan pasar. Kelayakan gaji sebagian bergantung pada dukungan yamg
diberikan masyarakat (jaminan sosial, perawatan kesehatan, kompensasi
pengangguran, pendidikan umum, kesejahteraan, dan lain-lain.), kebebasan pasar kerja,
kontribusi pegawai, dan posisi kompetitif perusahaan.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan gaji:
a. Gaji dalam industri dan wilayah tempat seseorang bekerja.
b. Kemampuan perusahaan
c. Sifat pekerjaan.
d. Peraturan upah minimum.
e. Hubungan dengan gaji lain.
f. Kelayakan negosiasi gaji.
g. Biaya hidup lokal

2. Kondisi Kerja Pegawai


Bahaya di tempat kerja tidak hanya kategori-kategori ancaman yang jelas seperti
kecelakaan, tersengat listrik, dan terbakat namun juga suhu yang sangat panas atau
sangat dingin, suara yang keras dari mesin, deebu batuan, radiasi, dan lain-lain.
Risiko memang bagian dari risiko pekerjaan yang tak terpisahkan. Misalnya
pembalap dan pemain sirkus menerima risiko dari pekerjaan mereka. Mereka
memperoleh :
a. Kompensasi penuh dalam menghadapi risiko tersebut.
b. Secara sukarela dan sadar menerimanya dan memperoleh kompensasi sebagai
imbalannya, maka kita dapat mengasumsikannya bahwa pengusaha atau
perusahaan telah bartindak secara etis.
Akan tetapi, masalahnya adalah dalam pekerjaan yang berbahaya, syarat-syarat
berikut tidak terpenuhi:
a. Gaji atua upah dikatakan gagal memberikan kompensasi yang proposional
terhadap risiko pekerjaan jika pasar tenaga kerja dalam suatu industri tidak
kompetitif atau bila pasar tidak mempertimbangkan risiko-risiko tersebut
karena memang belum diketahui
b. Pegawai mungkin menerima risiko tanpa mengetahuinya karena mereka tidak
memiliki akses ke informasi tentang risiko-risiko tersebut
c. Pegawai mungkin menerima risiko karena putus asa, karena mereka tidak dapat
memperoleh pekerjaan dalam industri-industri yang kurang berisiko atau
karena mereka tidak memiliki informasi tentang alternatif-alternatif yang
tersedia

B. Memahami Adanya Konflik Kepentingan


Kewajiban moral utama pegawai adalah untuk bekerja mencapai tujuan perusahaan
dan menghindari kegiatan-kegiatan yang mungkin mengancam tujuan tersebut.
Pandangan-pandangan tradisional tentang kewajiban pegawai pada perusahaan
membentuk apa yang disebut “hukum agensi” atau dengan kata lain, peraturan yang
menetapkan kewajiban-kewajiban dari “agen” (pegawai) kepada “pimpinan” mereka.
Ada sejumlah situasi dimana pegawai gagal melaksanakan kewajiban untuk
mencapai tujuan perusahaan: Pegawai melakukan tindakan yang mengakibatkan terjadinya
“konflik kepentingan”, mencuri dari perusahaan atau menggunakan jabatannya sebagai
sarana untuk memperoleh keuntungan dari orang lain melakukan pemerasan atau suap.
Masalah-masalah etis yang muncul dari tindakan tersebut :
1. Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan muncul saat kepentingan pribadi pegawai mendorongnya
melakukan tindakan yang mungkin bukan melakukan tindakan yang terbaik bagi
perusahaan. Konflik kepentingan juga bisa muncul apabila pejabat atau pegawai suatu
perusahaan juga bekerja atau menjadi konsultan perusahaan luar yang menjadi rekan atau
pesaing perusahaan pertama.
Konflik kepentingan bisa bersifat aktual atau potensial. Konflik kepentingan
aktual terjadi saat seeseorang melaksanakan kewajibannya dalam suatu cara yang
mengganggu perusahaan dan melakukannya demi kepentingan pribadi. Konflik
kepentingan potensial terjadi saat seseorang, karena didorong oleh kepentingan pribadi,
bertindak dalam suatu cara yang merugikan perusahaan.
Untuk menghindari, banyak perusahaan melakukan:
o Menentukan jumlah saham perusahaan pemasok yang boleh dibeli pegawai.
o Menentukan hubungan dengan pesaing, pemasok, atau pembeli yang
dilarang perusahaan.
o Mewajibkan pejabat penting untuk mengungkapkan semua investasi
finansial luar mereka.
2. Pencurian Pegawai dan Komputer
Tindakan pegawai yang mencari tambahan keuntungan pribadi atau menggunkan
sumber daya perusahaan untuk dirinya sendiri merupakan tindakan pencurian karena
keduanya berarti mengambil atau menggunakan properti milik orang lain (perusahaan)
tanpa persetujuan pemilik yang sah.Pencurian yang dilakukan pegawai sering merupakan
pencurian kecil-kecilan, misalnya mencuri alat-alat kecil, peralatan kantor, atau pakaian.
Contoh lain: menggunakan komputer untuk membobol bank data suatu perusahaan,
mengkopi program-program komputer suatu perusahaan, menggunakan atau menyalin
data-data komputer perusahaan,dan lain-lain merupakan tindakan pencurian yang tidak etis
karena semuanya melibatkan penggunaan atau pengambilan properti milik orang lain tanpa
persetujuan pemiliknya yang sah. Disebut pencurian karena informasi yang dikumpulkan
dalam bank data komputer oleh suatu perusahaan dan program komputer yang
dikembangkan atau dibeli perusahaan merupakan properti dari perusahaan yang
bersangkutan.
3. Insider Trading
Insider trading sebagai tindakan membeli dan menjual saham perusahaan
berdasarkan informasi “orang dalam”. Informasi “dari orang dalam” tentang suatu
perusahaan merupakan informasi rahasia yang tidak dimiliki publik di luar perusahaan,
namun memiliki pengaruh material pada harga saham perusahan. Insider tradnig
merupakan tindakan yang ilegal.

Anda mungkin juga menyukai