Anda di halaman 1dari 28

Employee Rights and

Discipline
(Hak-hak Karyawan dan Disiplin)
1. Hak-hak Karyawan dan
Tanggung Jawab Perusahaan
Pihak perusahaan harus benar-benar
memperhatikan hak-hak karyawan mulai dari masa
perekrutan, pelatihan hingga penugasan.

Kegagalan dalam menyeimbangkan antara hak-hak


karyawan dengan tanggung jawab perusahaan
berpeluang menimbulkan :
Konflik, biaya yang tidak seharusnya, rusaknya
reputasi perusahaan, melukai perasaan karyawan,
hingga permasalahan hukum.
Negligent Hiring
(Kelalaian Perekrutan)

Kelalaian dalam perekrutan mendapatkan


perhatian yang cukup besar bagi pihak
perusahaan. Sebab pihak perusahaan harus
mampu memprediksi sejauhmana perilaku para
karyawannya dimasa mendatang. Menghindari
kegagalan tersebut dapat merugikan para
konsumen maupun karyawan lainnya
2. Pengertian PHK
Menurut Undang-undang
No. 13 Tahun 2003 :

Pemberhentian atau
Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK) adalah
pengakhiran hubungan
kerja karena suatu hal
tertentu yang
mengakibatkan berakhirnya
hak dan kewajiban antar
pekerja dan pengusaha
Macam-macam PHK
1. Karena habis masa percobaan
2. Atas kehendak sendiri dari karyawan
3. Meninggal dunia
4. Tindakan Indispliner karyawan
5. Karena kecelakaan kerja dan penyakit yang dialami
karyawan
6. Pensiun sesuai peraturan UU
7. Tujuan efisiensi perusahaan
8. Karena alih manajemen perusahaan
9. Karena perlakuan buruk dari pengusaha yang tidak
sesuai Peraturan dan UU
PHK haruslah merupakan upaya yang paling
terakhir menjadi sangat beralasan, karena
prosedur PHK tersebut dapat menyita
waktu, tenaga serta biaya yang tidak
sedikit.
3. Job Protection Rights
(Hak-hak Perlindungan Pekerjaan)
Pekerja maupun pihak perusahaan harus
memperhatikan hak-hak perlindungan atas pekerjanya.
Seperti :
a. Employment-at-Will Principle
Asumsi : seorang pekerja memiliki hak untuk peluang kerja
yang lebih baik ataupun berdasarkan alasan lainnya secara
personal.
Disamping itu juga, pihak perusahaan bebas untuk
membatasi/mengakhiri hubungan kerja kapan pun, tanpa
pemberitahuan, tanpa alasan, atau bahkan dengan alasan
yang buruk.
Esensinya adalah pekerja dipekerjakan
“semaunya/sekehendak” (at the will) pihak perusahaan.

Oleh karena itu, pekerja harus dilindungi dari “peraturan


(at the will)” pihak perusahaan yang seperti ini.
b. Wrongful Discharge
(Pemutusan hubungan kerja yang salah/tidak adil)

Kesalahan dalam memutuskan hubungan kerja, terkait


tiga hal penting berikut ini :
b1. Pelanggaran terhadap kebijakan publik
Misal: Jika seorang karyawan dikeluarkan (PHK)
karena menolak untuk berkomitmen pada tindakan
kriminal, atau karyawan tersebut melaporkan suatu
tindakan kriminal kepada pihak berwajib.

b2. Pelanggaran Perjanjian kontrak yang tercantum


Misal: Jika karyawan dikeluarkan (PHK) karena
kebijakan perusahaan yang tidak sesuai (berbeda)
dengan isi perjanjian/kontrak yang tercantum dan
disepakati sebelumnya.
b3. Pelanggaran segala macam perjanjian
yang tercantum
Kemungkinan adanya i’tikad yang kurang baik
dan ketidakadilan dari pihak perusahaan sehingga melanggar
perjanjian- perjanjian yang telah dibuat sebelumnya.

c. Whistle-Blowing
Kasus dimana pihak perusahaan mengeluarkan (PHK) karyawan
yang mengetahui dan melaporkan kesalahan-kesalahan/tindakan
pidana tertentu yang dilakukan oleh pihak perusahaan kepada
pihak berwajib, namun karyawan tersebut bukanlah bagian dari
pelaku tindakan pidana yang dilaporkannya itu.
Oleh karena itu, karyawan ini harus dilindungi.
d. Implied Contract
(Perjanjian kontrak yang tertera)
Berikut ini merupakan penjelasan bagaimana
perjanjian kontrak sangat mengikat, sehingga dapat
mengatur hubungan kerja:

d1. Menjelaskan mengenai jaminan pihak perusahaan


kepada para karyawannya yang kinerjanya memuaskan
dan loyal kepada perusahaan
d2. Menetapkan dalam buku panduan karyawan bahwa
karyawan tidak akan dikeluarkan jika tanpa prosedur
yang jelas dan melanggar hak-haknya
d3. Larangan mendesak karyawan agar keluar dari suatu
perusahaan lain dengan menjanjikan gaji dan
keuntungan yang lebih besar, dan kemudian
mengingkarinya setelah karyawan tersebut direkrut
e. Constructive Discharge
Karyawan keluar/mengundurkan diri dari perusahaan
karena merasakan kondisi yang tidak nyaman akibat
diskriminasi maupun pelanggaran hak-hak karyawan oleh
pihak perusahaan.
Maka, Perusahaan harus bisa mencegah diskriminasi dan
pelanggaran hak-hak karyawan terjadi.
f. Retaliation Discharge
Pemikiran karyawan mengenai Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK) ini terkait dengan :
f1. Para manajer yang memindahkan para karyawannya ke
tingkatan pekerjaan yang lebih rendah,
f2. Perusahaan mengingkari peningkatan gaji dan jabatan,
f3. Mengenakan penugasan yang tidak realistik, adanya
komplain diskriminasi dan minimnya komunikasi.
g. Plant Closing Notification

Pemutusan hubungan kerja wajib diberitahukan


terlebih dahulu secara tertulis.
Agar seluruh karyawan, perwakilannya serta pihak-pihak
terkait lainnya merasa terlibat dalam pengambilan
keputusan ini.
4. Privacy Rights
(Hak-hak Pribadi)

Jaminan keadilan dalam lingkungan bisnis maupun


pemerintahan. Isu mengenai hak-hak pribadi
sebagai berikut :
a. Aktivitas-aktivitas yang menjadi hak pribadi
namun penerapannya melampaui batas
 Absen kerja melampaui jatah waktu yang diberikan,
 Seringnya mengalami kesalahan kerja,
 Seringnya komplain masalah kompensasi,
 Menyalahgunakan fasilitas jaminan kesehatan.
b. Adanya test narkoba untuk karyawan
c. Pencarian karyawan dan pengawasannya selama
bekerja
misal : menggunakan camera (CC TV) untuk memonitor aktivitas
pekerja
d. Kemudahan untuk memperoleh akses dokumen pribadi
Dokumen personal biasanya disimpan oleh Bagian HR, meliputi:
penilaian kinerja, daftar gaji, laporan investigasi sesuatu, catatan
tindak kriminal, nilai tes, data keluarga dll.
e. Kemudahan akses Internet, E-mail, Voice Mail pribadi,
dll
f. Perlakuan/tingkah laku pekerja yang sesuai dengan
kondisi ketika diluar tempat kerja
g.Test Genetik : untuk mengidentifikasi kecenderungan penyakit
keturunan dan bawaan, termasuk kanker, jantung, gangguan syaraf,
dan mengetahui keterkaitan dengan mutasi gen tertentu dengan suatu
penyakit. Sehingga dapat diprediksi kemungkinan2 penyakitnya.
5. Kebijakan dan Prosedur
Kedisiplinan
Model Kedisiplinan
Investigasi
Kebijakan Pelanggaran terhadap Pelanggaran
Definisi
kedisiplinan Peraturan-peraturan Oleh
kedisiplinan
organisasi organisasi karyawan

Identifikasi
Wawancara Perkembangan
Proses Penyebab
kedisiplinan kedisiplinan
yang salah

Keputusan PHK
Hot Stove Approach
untuk menekankan peraturan kedisiplinan

Menjelaskan implementasi yang tepat mengenai


kedisiplinan, diandaikan seperti “kompor panas”.
Kompor yang panas memberikan peringatan larangan
untuk menyentuhnya.Maka, bagi yang melanggarnya
akan memperoleh peringatan langsung berupa “luka
bakar”. Sanksinya terasa secara langsung dan
segera.
Sehingga, implementasinya kepada seluruh karyawan
adalah peraturan kedisiplinan harus ditekankan
secara konsisten, dan tidak memihak kepada siapa
pun. Seluruh karyawan harus mengetahui
konsekuensi jika melanggar kedisiplinan.
6. Definisi kedisiplinan
Secara umum, disiplin memiliki arti :
a. Perlakuan yang mengikat dan memiliki sanksi
hukuman.
b. Mengatur perilaku sebagai ketetapan dalam
sebuah organisasi
c. Melatih untuk memperkuat tindakan/perilaku yang
tepat, memperbaiki tindakan yang salah dan
sebagai bentuk pengembangan atas pengendalian
diri (self control)
7. Pendekatan Sikap Disiplin
a. Progressive Discipline
Dirancang untuk memotivasi seorang karyawan
dalam memperbaiki tindakan-tindakannya yang salah
berdasarkan dorongan pribadi.

b. Positive or Non-Punitive Discipline


Kerjasama semua pihak baik karyawan dan
supervisor untuk perbaikan sikap dan disiplin
karyawan. Namun, secara keseluruhan kedisiplinan
tetap menjadi bagian tanggung jawab karyawan
sendiri untuk memperbaikinya
8. Membahas Alternatif Prosedur Resolusi
a. Alternative Dispute Resolution (ADR)
ADR merupakan prosedur dimana pihak
perusahaan berusaha keras meminimalkan klaim
diskriminasi kerja serta menghindari pemutusan
hubungan kerja yang salah dan tidak adil
b. Step-Review Systems
Prosedur penyampaian ketidakpuasan secara
Conventional Step-review Appeal Procedur,
sebagai berikut :
Karyawan Supervisor Kepala Manajemen
Bagian HR
Bagian Puncak
c. Peer-Review Systems
Peer-Review Systems disebut juga dengan complaint committee,
sistem ini disusun oleh sejumlah perwakilan karyawan bersama
dengan pihak manajemen yang ditunjuk, untuk membahas
ketidakpuasan karyawan.

d. Open-Door Policy
Mengidentifikasi ketidakpuasan karyawan dari berbagai tingkatan
manajemen. Setiap orang diperbolehkan secara langsung
mengadukan kepada pihak manajemen yang terkait.

Walaupun, sebenarnya karyawan bisa langsung berhubungan


dengan direktur, wakil direktur, ataupun CEO. Namun, biasanya
ditangani lebih dahulu oleh direktur HR atau staf ahlinya.
e. Ombudsman System
Sistem untuk menampung dan mendengarkan
keluhan para karyawan, serta mencoba mencari jalan
keluarnya melalui pembahasan dan mediasi antara
para karyawan dengan supervisor.

f. Mediasi
Melibatkan pihak ketiga yang netral (mediator) untuk
memperoleh kompromi atas keputusan-keputusan
yang dibahas.
g. Arbitrasi
Pada awalnya Arbitrasi dipergunakan untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang berada pada
area : umur, gender, pelecehan seksual, dan
adanya kompetisi-kompetisi.
Kini, Arbitrasi pun berkembang pada penyelesaian
masalah di lingkungan pekerjaan mengenai
promosi, kompensasi, disiplin, ataupun aplikasi
kebijakan-kebijakan lainnya di perusahaan.
h. Etika
Sebagai ketetapan standar untuk mengatur sikap dan
perilaku, sehingga membantu menentukan bahwa
suatu sikap tersebut benar atau salah.
Metode menghindari PHK bagi karyawan
(seperti yg biasa dilakukan di Jepang)
 Meniadakan kerja lembur,
 Membuat shift kerja,
 perusahaan bisa membuat aturan shift masuk kerja pada hari
genap dan ganjil pada karyawannya.
 Merumahkan pekerja sementara waktu
 Mengurangi pengeluaran yang tidak berhubungan dengan ongkos
produksi, contoh : biaya jalan pimpinan
 Mengurangi upah pekerja
 Di Jepang, perusahaan-perusahaan dan pekerja sudah
melakukan cara jitu menghadapi resesi ekonomi. Dengan
menurunkan upah, baik di tingkat pekerja maupun di tingkat
manajer serta direktur.
 Di level pekerja, upah mereka turun 15% dan upah di level
manajer turun hingga 20%, sedangkan upah direktur turun
sekitar 25%.
Teknik Memberhentikan karyawan yang
tidak potensial tanpa PHK :

1. Menciptakan konflik/menyebarkan isu


2. Menghilangkan wewenang/posisi jabatan
tanpa bawahan
3. Memberikan jabatan fiktif yg tidak memiliki
jenjang karir
4. Memberikan pelatihan yang sering diluar
perusahaan
Hak karyawan jika PHK terjadi,
Besarnya uang pesangon ditetapkan sekurang-
kurangnya mendapat sebagai berikut :
a. Masa kerja kurang dari 1 tahun  1 bulan upah
b. Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang
dari 2 tahun  2 bulan upah
c. Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang
dari 3 tahun  3 bulan upah
d. Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang
dari 4 tahun  4 bulan upah
e. Masa kerja 4 tahun atau lebih  5 bulan upah
Responsi Pertemuan 12
 Kelompok mahasiswa membahas :
a. Macam-macam penyebab PHK yang terjadi di suatu
perusahaan
b. Mekanisme (tahapan) proses PHK
c. Hak-hak karyawan yang masih bisa diperoleh setelah PHK
d. Jika terjadi ketidakpuasan, bagaimana prosedur penyampaian
ketidakpuasan yang dialami oleh karyawan tersebut. Apakah
secara : Conventional Step-review Appeal Procedur ; Peer-
Review Systems ; Open-Door Policy ; Ombudsman System ;
Mediasi atau Arbitrasi ? Jelaskan !
 Kelompok mahasiswa mencari artikel dan membahasnya
mengenai contoh-contoh Job Protection Rights (Hak-hak
Perlindungan Pekerjaan), antara lain : Employment-at-Will
Principle, Wrongful Discharge, Whistle-Blowing, Implied
Contract, Constructive Discharge, dan Retaliation Discharge.
Responsi Pertemuan 12

 Kelompok mahasiswa mencari artikel dan


membahasnya mengenai contoh implementasi Hot
Stove Approach untuk menekankan peraturan
kedisiplinan.

 Presentasi kelompok mengenai PHK, Hak-hak


Karyawan dan Disiplin dilakukan di pertemuan 13
Sekian
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai