Rumusan Masalah
Kajian Teoritis
Bagaimana fungsi organisasi dari perspektif teori kognitif sosial, khususnya faktor penelitian terdahulu sama
sama kayak wirgit
kayak wirgit
pribadi berkontribusi terhadap transaksi dinamis ini dalam pengelolaan organisasi
Cek foto yaww
Cek foto yaww
Hipotesis
1. Perubahan kekuatan yang dirasakan manajerial ketika sasaran kinerja yang ditetapkan pada organisasi, tingkat kinerja organisasi relative terhadap standar yang ditetapkan.
2. Perubahan kekuatan yang dirasakan manajerial ketika sasaran kinerja yang diterapakan pada organisasi, tingkat kinerja organisasi berada pada suatu set kognitif.
3. Performa organisasi sebagai fungsi dari penetapan tujuan dan kompleksitas manajerial
4. Analisis pada Interactional Causal Structure dalam pengambilan keputusan manajerial
5.
Uji Statistik
Uji Analisis Jalur (Path)
Hasil
1. Manajer yang dituntun untuk menafsirkan kemampuan pengambilan keputusan sebagai cerminan dari kemampuan kognitif bawaan mereka diliputi oleh meningkatnya keraguan tentang
kemanjuran manajerial mereka ketika menghadapi masalah.
2. Manajer yang beroperasi dibawah perangkat kognitif yang dapat dikontrol organisasi menunjukkan rasa kemanjuran manajerial yang tangguh, menetapkan tujuan semakin menantang,
dan menggunakan pemikiran analitik yang baik untuk menemukan aturan manajerial yang efektif.
3. Tujuan yang menantang ditingkatkan kinerja organisasi dibawah kompleksitas yang rendah, tetapi mereka tidak memiliki efek ketika tuntutan manajerial lebih kompleks. Pencapaian
tujuan harus dimediasi secara sosial melalui upaya kelompok karyawan dalam organisasi yang disimulasikan.
4. Dalam kedua fase simulasi, hubungan kinerja organisasi sebelumnya dengan kinerja berikutnya sebagian dimediasi oleh persepsi self-efficacy manajer, tujuan pribadi, dan strategi
analitik yang dirasakan manajer. Hubungan langsung yang signifikan juga ditemukan antara kinerja organisasi sebelum dan sesudahnya. Pada fase awal, self-efficacy yang dirasakan
meningkatkan tingkat kinerja organisasi melalui efeknya pada penetapan tujuan manajer dan strategi analitik, sedangkan pada fase kedua merupakan replikasi fase sebelumnya, kecuali
pada kontribusi kinerja menjadi lebih lemah, sehingga self-efficacy manajerial yang dirasakan memainkan peranan kausal yang lebih besar dalam kinerja organisasi, yang memengaruhi
keduanya baik secara langsung maupun melalui penetapan tujuan manajer dan strategi analitik.