OLEH:
KELOMPOK 4
1. Definisikan istilah etika dan etika profesional. Gunakan skala yang ditunjukkan di bawah
ini, beri penilaian terhadap tindakan dari setiap orang yang terlibat dalam kasus ini.
Etika dapat diartikan sebagai suatu norma atau aturan yang digunakan sebagai pedoman
dalam bertindak dan berperilaku di masyarakat terhadap seseorang yang berhubungan
dengan sifat baik dan buruk. Sedangkan Etika Profesi adalah sikap hidup berupa keadilan
untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban
dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban
terhadap masyarakat. Etika sebagai salah satu unsur utama dari profesi menjadi landasan
bagi akuntan dalam menjalankan kegiatan profesional. Akuntan memiliki tanggung
jawab untuk bertindak sesuai dengan kepentingan publik. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
sebagai organisasi akuntan di Indonesia telah memiliki Kode Etik. Kode Etik Akuntan
Profesional ini merupakan adopsi dari Handbook of the Code of Ethics for Professional
Accountants 2016 Edition yang dikeluarkan oleh International Ethics Standards Board
for Accountants of The International Federation of Accountants (IESBA-IFAC).
Skala untuk menilai tindakan setiap orang yang terlibat dalam kasus AMRE:
Tidak Etis Etis
Tinggi Tinggi
- 100…………………………..0………………………….…100
1) Manajemen AMRE (tidak etis) dengan skala -100
Manajemen AMRE dikatakan tidak etis karena mereka membuat laporan keuangan
yang tidak wajar (overstate earning) dengan cara memasukkan keuntungan yang
belum ditetapkan kedalam lead bank atau keuntungan fiktif. Pada kuartal ke-3 dan ke-
4 tahun 1988 manajemen AMRE memperluas kecurangan dengan melakukan
overstate earning dan persediaan, serta menggunakan metode akuntansi percentage of
completion pada proyek yang belum selesai. Pada tahun fiskal 1989 AMRE ingin
mengakhiri kecurangan mereka tanpa menimbulkan kecurigaan auditor Price
Waterhouse dan pihak lain dengan cara mentransfer aset fiktif dalam catatan akuntansi
AMRE ke divisi Decks perusahaan.
2) Auditor Price Waterhouse (tidak etis) dengan skala -100
Auditor Price Waterhouse gagal untuk menguji dengan benar biaya periklanan AMRE.
Mengingat bahwa AMRE menghitung biaya iklan yang akan ditangguhkan untuk
periode akuntansi tertentu dengan mengalikan "biaya per lead" untuk periode tersebut
dengan jumlah "lead yang tidak disetel" pada akhir periode. Staf auditor Price
Waterhouse yang ditugaskan untuk keterlibatan AMRE memverifikasi perhitungan
biaya per lead selama audit 1988. Namun, staf auditor gagal untuk menguji secara
memadai jumlah lead yang tidak disetel yang dilaporkan oleh AMRE pada akhir tahun
fiskal 1988. Auditor hanya membandingkan jumlah lead yang tidak disetel dalam dua
jadwal yang disiapkan klien. Price Waterhouse pada akhir tahun tidak mengamati
peningkatan persediaan akhir tahun dari 18 lokasi persediaan. Auditor Price
Waterhouse menerima penjelasan klien atas kerugian yang dibukukan untuk divisi
Decks yang dihentikan tersebut tanpa menerapkan prosedur audit yang berarti kepada
mereka.
3) Martiossian (kurang etis) dengan skala 50
Martirossian mengadakan pertemuan dengan para eksekutif yang terlibat dalam
kecurangan. Pada pertemuan ini, dia berkeras bahwa salah saji yang tersisa dalam
catatan akuntansi perusahaan segera dikoreksi. Perbaikan dilakukan dengan
penyesuaian secara besar-besaran pada periode sebelumnya. Dalam hitungan hari,
rencana ini menjadi bumerang. Outside directors pada AMRE board menyadari
penyesuaian periode sebelumnya dan mulai mempertanyakan mengapa hal itu perlu
dilakukan. Pada titik ini, para eksekutif AMRE, termasuk Martirossian, bertemu untuk
mempertimbangkan alternatif lain untuk memperbaiki catatan akuntansi perusahaan.
Kemudian, Martirossian mengadakan pertemuan rahasia dengan auditor Price
Waterhouse untuk membahas penyesuaian yang dilakukan. Meskipun dia
mengisyaratkan dengan jelas kepada para auditor AMRE pada kuartal keempat
mencurigakan, Martirossian tidak pernah mengungkapkan sifat atau tujuan
sebenarnya dari penyesuaian tersebut. Jadi, Martirossian tidak bersikeras melakukan
tindakan yang tepat untuk memperbaiki catatan akuntansi AMRE dan tidak
mengungkapkan kecurangan tersebut kepada Price Waterhouse.
2. Apakah anda percaya bahwa orang-orang yang bersikap etis dalam kasus ini telah
dihukum sebagaimana mestinya?
Pendapat kami bahwa orang yang berperilaku tidak etis dalam kasus ini tepat untuk
dihukum, karena dengan adanya hukuman tersebut merupakan cara untuk memberikan
efek jera kepada pihak-pihak yang telah melanggar etika berdasarkan dari kode etik yang
diharapkan dan wajib untuk dijalankan. Selain memberikan efek jera juga sebagai alat
untuk mengontrol jalannya pelaksnaan etika agar sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dimana dalam kasus ini pihak-pihak yang ikut terlibat telah diberi hukuman dan
peringatan tersendiri yaitu:
1) Pihak eksekutif AMRE
Para eksekutif berjanji untuk tidak melanggar undang-undang sekuritas federal di
masa depan. Kesepakatan ini mengharuskan Brown membayar sekitar $ 16.000
kepada pemerintah federal. Levin membayar hampir $ 1,8 juta kepada pemerintah
federal, termasuk denda $ 500.000 karena melanggar ketentuan Insider Trading
Sanctions Act. Pada bulan November 1991, The Wall Street Journal melaporkan
bahwa Bedowitz, Levin dan AMRE, inc., telah mencapai kesepakatan untuk
menyelesaikan sebuah gugatan class action yang diajukan oleh pemegang saham
AMRE. Perjanjian ini mengharuskan kedua mantan eksekutif AMRE tersebut
memberikan kontribusi sekitar $ 8,8 juta. AMRE, Inc., menyumbang $ 5,9 juta saham.
2) Price Waterhouse
Price Waterhouse dikenakan sanksi untuk kedua auditor Smith dan Reed dimana SEC
melarang Smith dan Reed ditugaskan untuk mengaudit klien-klien SEC selama
sembilan bulan.
3) Martirossian
Pemberian sangsi pada Martirossian tidak dijelaskan secara rinci pada kasus ini.
3. Identifikasi tindakan alternatif yang dapat dilakukan Martirossian ketika ia menyadari
kecurangan akuntansi yang dilakukan AMRE. Alternatif mana yang akan anda pilih?
Mengapa?
Mortarisson dapat melakukan perbaikan ataupun koreksi atas kecurangan yang dilakukan
serta memberikan keterangan yang sebenarnya kepada para auditor Price Waterhouse.
Tindakan lain yang dapat dipilih adalah mengundurkan diri dari AMRE jika situasi tidak
mendukungnya untuk melaksanakan etika profesi. Alternatif yang akan kami pilih adalah
melakukan perbaikan atas kecurangan yang telah dilakukan perusahaan serta
memberikan keterangan yang sebenarnya kepada para auditor Price Waterhouse. Hal
tersebut dikarenakan perusahaan harus menyajikan laporan keuangan perusahaan
berdasarkan keadaan yang sebenarnya agar tidak menyesatkan para pengguna laporan
keuangan, dengan melakukan perbaikan atas kecuragan yang telah dilakukan maka
perusahaan bisa membebaskan diri dari kecurangan sebelumnya serta mencegah
terjadinya kecurangan-kecurangan selanjutnya, sehingga perusahaan dapat menyajikan
laporan keuangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya meskipun pada saat melakukan
perbaikan pihak yang bersangkutan harus menerima sanksi atas kecurangan yang telah
dilakukan. Secara rinci bisa dijelaskan sebagai berikut:
1) Peran Martirossian sebagai chief accounting officer
Martirossian melakukan perbaikan - perbaikan dalam catatan akuntansi perusahaan
dengan melakukan penyesuaian besar-besaran dengan periode sebelumnya atau
melalui entri-entri penyesuaian periode penutup.
2) Peran Martirossian sebagai mantan akuntan Price Waterhouse.
Martirossian dapat mengungkapkan secara jelas sifat atau tujuan sebenarnya dari
penyesuaian-penyesuaian kepada Price Waterhouse.
4. Apakah praktik AMRE yang menunda sebagian biaya iklannya di akun aset telah sesuai?
pertahankan jawaban anda.
Menurut kami penundaan biaya iklan yang dilakukan oleh AMRE belum sesuai. Semua
biaya dapat ditangguhkan pembebanannya, apabila biaya tersebut memenuhi kriteria
sebagai aktiva yaitu memenuhi definisi aktiva (memiliki manfaat ekonomi masa
mendatang, dikendalikan perusahaan berasal dari transaksi masa lalu), ada kemungkinan
yang cukup bahwa manfaat ekonomi masa mendatang yang melekat pada aktiva dapat
dinikmati oleh entitas yang menguasai, serta besarnya manfaat dapat diukur dengan
cukup andal. Secara umum dapat dirumuskan bahwa berdasarkan konsep penandingan
(matching), pengakuan biaya pada dasarnya sejalan dengan pengakuan pendapatan.
Apabila pengakuan pendapatan ditunda, maka pembebanan biaya juga ditunda.
Pengangguhan biaya iklan yang terjadi di AMRE dilakukan karena perusahaan
menginginkan pengakuan biaya yang lebih rendah untuk menghasilkan laba yang lebih
tinggi. Hal ini tentu saja akan meningkatkan laba perusahaan ketika biaya iklan tersebut
terjadi karena perusahaan dapat mengakui biaya iklan yang lebih kecil dari seharusnya.
5. Apa kunci red flags, atau faktor risiko audit, yang hadir selama audit AMRE 1988 dan
1989? Apakah Price Waterhouse secara tepat mempertimbangkan faktor dalam
perencanaan audit tersebut? Mengapa ya atau mengapa tidak?
Risiko audit yang terdapat pada audit AMRE adalah:
1) Risiko Bawaan
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap
suatu salah saji material, seperti akun yang terdiri dari jumlah yang berasal dari
estimasi akuntansi cenderung mengandung risiko salah saji yang besar. Dalam hal ini
AMRE membebankan biaya iklan berdasarkan estimasi.
2) Risiko deteksi
Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor dapat mendeteksi salah saji material yang
terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi merupakan fungsi efektivitas prosedur
audit dan penerapannya oleh auditor.
3) Risiko Pengendalian
Faktor-faktor risiko pengendalian tampaknya tidak dipertimbangkan oleh auditor, hal
ini tercermin dari tidak terdeteksinya salah saji material pada persediaan, perhitungan
biaya iklan dan salah saji pada akun piutang pekerjaan instalasi padahal laporan
keuangan AMRE mengandung salah saji material atas akun-akun tersebut.
Price Waterhouse tidak secara tepat mempertimbangkan faktor dalam perencanaan
audit tersebut, karena Price Waterhouse tidak benar-benar melakukan pengujian yang
berarti bagi AMRE, kurangnya independensi dan prosedur audit yang dilakukan oleh
Price Waterhouse batas auditnya untuk AMRE, misalnya dalam prosedur audit dalam
perhitungan fisik persediaan. Price Waterhouse hanya meninjau beberapa lokasi,
sedangkan lokasi yang tidak dipantau oleh Price Waterhouse, terjadi
penggelembungan fisik persediaan. Rencana audit awal Price Waterhouse untuk tahun
1988 menyerukan pengamatan jumlah persediaan fisik klien di 11 lokasi dari 26
lokasi persediaan. Eksekutif AMRE meyakinkan Price Waterhouse untuk
memungkinkan petugas AMRE untuk memantau jumlah fisik di tiga lokasi persediaan
yang telah auditor pilih untuk observasi. Menurut penyelidikan SEC, manajemen
AMRE meningkatkan persediaan akhir tahun dari 18 lokasi persediaan yang tidak
diamati pada akhir tahun oleh Price Waterhouse. Situs inventaris ini mencakup tiga
situs di mana personil akuntansi AMRE mengamati jumlah fisik. Secara total, AMRE
melebih-lebihkan persediaan akhir tahun 1988 sebesar $ 1,4 juta.
6. Apakah Price Waterhouse dibenarkan selama audit tahun 1988 menyetujui untuk
mengizinkan personel klien untuk mengamati perhitungan fisik persediaan di lokasi
tertentu? Sampai sejauh mana suatu klien audit diperbolehkan untuk mempengaruhi
keputusan perencanaan audit utama?
Selama audit tahun 1988 Price Waterhouse dibenarkan untuk mengizinkan personel klien
untuk mengamati perhitungan fisik persediaan di lokasi tertentu, karena fisik persediaan
tersebut adalah milik klien. Klien masih diperbolehkan untuk ikut mengamati proses
perhitungan fisik persediaan, tanpa akan mempengaruhi hasil perhitungan fisik
persediaan di lokasi tertentu tersebut. Pengamatan oleh pihak klien tersebut juga dapat
meyakinkan pihak klien atas proses audit yang telah dilaksanakan, khususnya dalam
pelaksanakan perhitungan fisik persediaan. Menurut SPAP SA 300 Seksi 331 bahwa
auditor dapat mengijinkan kliennya mengobservasi perhitungan fisik persediaan apabila
auditor memperoleh keyakinan yang memadai atas keberadaan dan jumlah fisik
persediaan. Auditor dapat meyakinkan dirinya bahwa perhitungan fisik yang dilakukan
oleh pegawai perusahaan klien dengan cara:
1) Menguji prosedur yang digunakan oleh pengawas gudang untuk menghitung
persediaannya dan melakukan penilaian kinerja operator gudang.
2) Menerapkan prosedur alternatif digudang untuk memperoleh keyakinan memadai
bahwa informasi yang diterima dari operator gudang yang dapat diandalkan.
Klien tidak diperbolehkan mempengaruhi perencanaan audit, karena auditor harus
menetapkan strategi audit secara keseluruhan yang menetapkan ruang lingkup, waktu,
dan arah audit, serta yang memberikan panduan bagi pengembangan rencana audit.
Auditor dapat memutuskan untuk mendiskusikan elemen-elemen perencanaan dengan
manajemen entitas untuk memfasilitasi pelaksanaan dan pengelolaan perikatan audit,
namun strategi audit dan rencana audit secara keseluruhan merupakan tanggung jawab
auditor.
7. SAS No. 3, “Evidential Matter (Bahan Bukti)”, mengidentifikasi lima asersi manajemen
yang mendasari suatu laporan keuangan. Asersi mana yang paling penting dari Price
Waterhouse mengenai penyesuaian akhir periode yang cukup besar yang dicatat pada
kuartal keempat tahun fiskal 1989?
Terdapat lima asersi manajemen antara lain:
1) Asersi keberadaan atau kejadian (existence or occurrence)
Asersi ini berkaitan dengan apakah aktiva atau kewajiban entitas memang benar-benar
ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicapat benar-benar telah terjadi
selama periode tersebut.
2) Asersi kelengkapan (completeness)
Asersi ini berkaitan dengan apakah semua transaksi dan akun yang harus disajikan
dalam laporan keuangan benar-benar telah dicantumkan.
3) Asersi hak dan kewajiban (right and obligation)
Asersi ini berkaitan dengan apakah aktiva telah menjadi entitas dan hutang memang
telah menjadi hak atau kewajiban entitas pada suatu tanggal tertentu.
4) Asersi penilaian atau alokasi (valuation or allocation)
Asersi ini berkaitan dengan apakah komponen aktiva, kewajiban, pendapatan, dan
beban telah dicantumkan dalam laporan kuangan dengan jumlah yang semestinya.
5) Asersi penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)
Asersi ini berkaitan dengan pakah komponen tertentu laporan keuangan telah
digolongkan, diuraikan, dan diungkapan sebagaimana mestinya.
Menurut pendapat kami, yang seharusnya paling menjadi perhatian dari Price
Waterhouse adalah penyajian dan pengungkapan, dimana AMRE tidak melakukan
penyajian dan pengungkapan sesuai dengan bukti yang ada kepada Price
Waterhouse.Saat pertemuan antara Martirossian, eksekutif AMRE dan perwakilan Price
Waterhouse, eksekutif AMRE memberikan penjelasan palsu kepada Price Waterhouse,
eksekutif AMRE tidak mengungkapkan hal yang sebenarnya terjadi pada perusahaannya
dan juga tidak menyajikan laporan keuangan yang wajar. Namun, dalam kasus ini
Martirossian selaku chief accounting officer perusahaan AMRE melakukan
pengungkapan secara pribadi mengenai hakikat atau tujuan penyesuain kepada Price
Waterhoue yang akhirnya menerima large accounting adjustment kuartal keempat
sebelum mengeluarkan pendapat wajar tanpa pengecualian pada laporan keuangan
AMRE 1989.
8. Tanggungjawab apa yang auditor miliki untuk informasi keuangan triwulanan yang
dilaporkan dalam catatan kaki laporan keuangan auditan milik klien?
Laporan keuangan merupakan tanggung jawab penuh pihak manajemen. Tanggung
jawab auditor hanya terbatas pada memberikan pendapat bahwa laporan keuangan
tersebut wajar atau tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Manajemen juga bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang sehat
dan untuk membangun dan memelihara pengendalian intern di antaranya mencatat,
mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi (termasuk peristiwa dan kondisi) yang
konsisten dengan asersi manajemen yang tercantum dalam laporan keuangan. Transaksi
entitas dan aktiva, utang, dan ekuitas yang terkait berada dalam pengetahuan dan
pengendalian langsung manajemen. Pengetahuan auditor tentang masalah dan
pengendalian intern tersebut terbatas pada yang diperolehnya melalui audit. Oleh karena
itu, penyajian secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia merupakan bagian yang tersirat dan terpadu dalam tanggung jawab
manajemen. Auditor independen dapat memberikan saran tentang bentuk dan isi laporan
keuangan atau membuat draft laporan keuangan berdasarkan informasi dari manajemen
dalam pelaksanaan audit.
KASUS SERUPA DI INDONESIA
1. Profil Perusahaan
PT. Waskita Karya (Persero) Tbk berdiri sejak 1 Januari 1961. Perusahaan yang
membidangi usaha Jasa Konstruksi, Industri, Realty, dan Perdagangan. Kepemilikan
saham oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar 67,33% dan masyarakat sebesar
32,77%. Saham perseroan yang telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 19
September 2012 dengan kode saham WSKT. Perusahaan ini juga merupakan perusahaan
BUMN yang memiliki Market Cap terbesar diantara perusahaan BUMN lainnya.
2. Ilustrasi Kasus PT (Persero) Waskita Karya
Manipulasi laporan keuangan Waskita Karya sejak pertengahan Agustus 2009.
Berbagai istilah digunakan untuk fraud ini, seperti manipulasi laporan keuangan,
overstate, penggelembungan, markup, kelebihan pencatatan laba, yang dilakukan oleh 3
Direksi PT Waskita Karya dan 2 Kantor Akuntan Publik (KAP). Kementerian Negara
BUMN menonaktifkan dua direktur PT Waskita Karya terkait kasus kelebihan pencatatan
pada laporan keuangan 2004-2008 ketika mereka akan melakukan IPO pada tahun 2008.
Kasus penggelumbungan aset di PT Waskita Karya Persero ini mencuat ketika
terjadi pergantian direksi. Direktur Utama pengganti tidak menerima begitu saja laporan
keuangan manajemen lama dan kemudian meminta pihak ketiga lain untuk melakukan
audit mendalam atas akun tertentu. Dalam laporan keuangan tahun 2008, diungkapkan
bahwa terdapat salah saji atau penggelumbungan aset di tahun 2005 sebesar Rp 5 miliar.
Nilai Rp 5 miliar tersebut terdiri dari dua proyek yang sedang berjalan, proyek yang
pertama adalah proyek renovasi Kantor Gubernur Riau. Proyek ini dimulai pada tahun
2004 dan sudah selesai 100%, nilai kontrak sebesar Rp 13,8 miliar. Namun pada akhir
tahun 2005 terdapat pekerjaan tambah kurang senilai Rp 3 miliar. Sampai dengan akhir
tahun 2008 saldo tersebut masih muncul di neraca perusahaan sebagai tagihan bruto pada
pemberi kerja.
Proyek yang kedua adalah proyek pembangunan Gelanggang Olah Raga Bulian
Jambi. Nilai kontrak sebesar Rp 33.998.000.000 dan PT Waskita Karya Persero
mengakui pendapatan kontrak dari progress tersebut sebesar Rp 2 miliar. Saldo tersebut
masih outstanding sampi dengan akhir tahun 2008. Kontrak itu diputus oleh Pemda
Batang Hari karena dianggap ditandatangani oleh pihak yang tidak berwenang, ada kasus
pergantian bupati. Tahun 2005 nilai aset PT Waskita Karya Persero adalah sebesar Rp 1,6
triliun, dan nilai yang diduga digelembungkan oleh manajemen pada tahun 2005 adalah
sebesar Rp 5 miliar atau sebesar 0,3% dari nilai aset tersebut.
Dalam laporan keuangan PT Waskita Karya, tercatat pada tahun 2008
memperoleh laba sebesar Rp 163,4 miliar dan pada tahun 2009 memperoleh laba sebesar
Rp 307,1 miliar. Berdasarkan data tersebut angka laba yang diperoleh oleh PT Waskita
Karya masih relatif kecil jika dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis. Jadi PT
Waskita Karya harus terus melakukan pembenahan manajemen sehingga akan
menghasilkan kinerja yang lebih baik, salah satu contoh yaitu melakukan restrukrisasi.
Perusahaan ini memiliki prosepek yang baik kedepannya apabila perusahaan
memperbaiki kinerja perusahaan sehingga dapat mengoptimalkan sumber daya yang
dimiliki perusahaan.
3. Pihak yang Terlibat
1) Tiga orang Direksi PT Waskita Karya, yaitu Umar T.A, Bambang Marsono, dan
Kiming Marsono.
2) Kantor Akuntan Publik :
a. Kantor Akuntan Helianto merupakan auditor pembukuan keuangan PT Waskita
Karya pada tahun 2003 sampai 2005.
b. Kantor Akuntan Ishak, Saleh, Soewondo dan rekan yang melakukan audit laporan
keuangan pada tahun 2006 dan 2007.
4. Penyelesaian Kasus Fraud PT Waskita Karya
Memanipulasi laporan keuangan merupakan salah satu tindakan pindana yang
dapat merugikan orang banyak selain itu juga akan mencorengan nama baik perusuhaan.
Dalam memanipulasi suatu laporan keuangan pasti akan melibatkan seorang akuntan
publik. Audit yang dilakukan oleh Akuntan Publik diharapkan dapat menaikkan tingkat
keandalan laporan keuangan perusahaan bukan malah membantu perusahaan untuk
melakukan kecurangan atau sampai membantu menutupi terjadi kecurangan didalam
perusahaan. Pada kasus ini juga melibatkan para auditor internal dan eksternal pada PT
Waskita Karya.
Kementerian Negara BUMN sudah menonaktifkan dua direksi dan satu mantan
direksi Waskita terkait dengan kasus kelebihan pencatatan pada laporan keuangan 2004-
2007.
Dua Direksi Waskita yang sudah dinonaktifkan antara lain Bambang Marsono dan
Triatman. Sementara satu mantan direksi Waskita yang dinonaktifkan adalah Kiming
Marsono yang kini menjabat sebagai Direktur Utama PT Nindya Karya. Ini merupakan
kasus kriminal yang harus diselesaikan di pengadilan guna mendapatkan sanksi hukum.
Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil juga telah mengirimkan surat kepada Menteri
Keuangan Sri Mulyani Indrawati terkait sanksi kepada akuntan publik yang diduga
terlibat dalam penilaian laporan keuangan Waskita.
Berdasarkan surat yang diajukan Menteri BUMN, akhirnya Menteri keuangan
memutuskan untuk melakukan pembekuan terhadap beberapa KAP yang terlibat dalam
kecurangan pada PT Waskita Karya.
5. Dampak dari Kasus Fraud
1. Menjatuhkan citra BUMN yang selama ini kita anggap bahwa BUMN sudah
menerapkan manajemen yang cukup baik sebagai kontrol.
2. Mengurangi kepercayaan investor yang akan membeli saham PT Waskita Karya, dan
membuat investor berfikir ulang untuk mempertahankan saham yang ditanam dalam
PT Waskita tersebut.
3. Menambah panjang deretan perusahaan Indonesia yang melakukan fraud, dan hal
tersebut menurunkan citra Indonesia dalam manajemen perusahaan.
4. Pandangan negatif orang terhadap adanya kerjasama antara auditor dan perusahaan
yang diaudit. Padahal tidak semua auditor melakukan hal tersebut dan banyak auditor
yang mempertahankan integritas dan ketentuaan-ketentuan lainnya.