EPISTEMOLOGI NATURAL
Pendekatan naturalisasi epistemologi adalah salah satu ilmu yang didorong oleh temuan ilmu
pengetahuan empiris. Pada bab ini yang akan dijelaskan adalah dari askpek quine yang
penting dari akun ini adalah respon yang berbeda untuk kekhawatiran skeptis, pertimbangan
ini akan membawa kita ke dalam sebuah diskusi yang lebih luas antara hubungan ilmu
pengetahuan dengan filsafat.
1. QUINE DAN EPISTEMOLOGI
1.1 Kegagalan epistemologi tradisional
Epistemologi tradisional berfokus pada masalah justifikasi dan mempertimbangkan
apakah keyakinan kita tentang dunia dibenarkan. Mereka menawarkan argument skeptis
tertentu, dan dalam dua bab sebelumnya kita telah melihat berbagai tanggapan terhadap
skeptisisme, tanggapan ini semua bekerja dalam epistemologi yang berfokus pada gagasan
pembenaran.
Quine mengklaim bahwa masalah filosofis tradisional tidak dimaksudkan untuk
diselesaikan (1985). Proyek Descartes dan rumah telah gagal dan tidak dapat diresusitasi,
filsafat tradisional harus ditinggalkan dan kita harus melakukan pendekatan yang berbeda
untuk pertanyaan tentang pengetahuan kita tentang dunia.
Quine mengklaim bahwa kita harus bertujuan untuk memberikan penjelasan ilmiah
bagaimana kita datang untuk mempunyai keyakinan yang kita lakukan. Kita tidak perlu
mempertimbangkan apakah keyakinan tersebut dibenarkan. Semua yang dibutuhkan adalah
deskripsi dari sifat kausal pembentukan dari keyakinan.
yang penting bagi sikap skeptis Descartes. Ini adalah pengamatan empiris yang
memperkenalkan kita pada gagasan persepsi.
Klaim lanjutan quine adalah karena timbul keraguan skeptis dari dalam ilmu
pengetahuan, maka harus menggunakan sumber daya ilmiah yang digunakan untuk
mempermudah. Skeptisisme Cartesian adalah reaksi yang berlebihan terhadap penemuan
ilmiah.
Quine memiliki argumen kedua melawan skeptisisme. Yang didasarkan pada teori
evolusi. Dia menyatakan bahwa makhluk dengan keyakinan yang benar memiliki kesempatan
lebih besar untuk bertahan hidup. Namun demikian terdapat dua masalah dalam argument ini
adalah Pertama , ada anggapan bahwa teori ilmiah evolusi benar. Kedua, tidak obvioas bahwa
hanya keyakinan yang benar memiliki nilai kelangsungan hidup.
Oleh karena itu ada beberapa yang keberatan terhadap klaim quine, yang menyatakan
bahwa ilmu pengetahuan dapat meredakan kehawatiran skeptis kami. meskipun, untuk
sepenuhnya menghargai posisi Quine kita harus beralih ke argumen lebih lanjut nya, di mana
ia mengklaim untuk menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara a priori dan penalaran
posteriori, jika memang demikian , maka tidak ada pembedaan yang tajam antara pililcsophy
dan ilmu pengetahuan.
Sarjana tidak menikah : merupakan pernyataan yang diambil yang berubah menjadi
sebuah priori.
2.
Bahwa laki-laki hanya ada satu yang berambut pirang kelompok sarjana.
Pernyataan priori tidak bisa dibuktikan dengan teknik empiris itu. Meskipun demikian ada
opini lain; cara meninggalkan keyakinaan yang pertama. Quine menyatakan bahwa keadaan
yang tertinggal tersebut disebut sebagai kebenaran priori yang tidak ada perbedaan dalam
perbaikan dari konsep pemikiran kita yang dianggap bisa mengembangkan ilmu
pengetetahuan. Kita mungkin tidak akan lama lagi percaya bahwa bumi ini datar, dan kita
tidak perlu untuk selalu yakin terhadap pernyataan yang menyatakan bahwa semua sarjana ini
tidak menikah.
Tanpa adanya kebenaran priori tidak bisa hal tersebut dianggap sebagai pilosofi yang
pertama, itu merupakan sebuah teori priori tenatang ilmu pengetahuan untuk menumbuhkan
pengawasan empiris . meskipun demikian, Quine menerima bahwa adanya legalitas disiplin
tentang pilosofi, yang seharusnya diajarkan, diajarkan sebagai mata pelajaran yang nantinya
akan berubah menjadi sebuah penelitian, seseorang meganggap ini merupakan sebuah
pertanyaan empiris dimana memfokuskan mekanisme keyakinan kita.
ini masih merupakan salah satu pertanyaan yang hanya bisa dijawab dengan
menggunakan investigasi atau pemeriksaan empiris. Philosofi tidak hanyaa menediakan
perspektif atau pandangan dari dunia luar yang mana masih menggunakan metode metode
yang sudah lama.
Hal ini bisa dinyatakan bahwa beberapa epistimologi tidak mau sama sekali
menggunakan priori,atau keyakinan yang tak bisa diperbaiki, seperti yang dilakukan oleh
Desartes. Kedua koheren ini dan dasar bisa dibuat atau dibentuk dalam sebuah pernyataan
yang menyatakan bahwa tidak ada keyakinan empiris yang intinya bisa diperbaiki termasuk
pernyataan Ini terlihat merah oleh saya dan mereka menolak kebenaran ini bahwa keyakinan
kita memiliki dasar yang bisa dipertanggung jawabkan yang kita tahu Sebagai sebuah priori.
Target quine tampaknya menjadi landasan tradisional yang disebut rasional dan empiris. Dan
bukan yang bisa di sederhanakan lagi seperti pendekatan yang tak pasti.
Sifat Normative Epistimologi
Epistimologi tidak ada kaitannya sama sekali dengan apa yang terjadi yang berkaitan
dengan keyakinan, apa yang kita sebutkan untuk bisa mempercayainya. Ini merupakan
sebuah ketertarikan yang sangat utama yang disebut
Quine tampaknya melatar belakangi ini dengan beberapa pertanyaan normative dan berusaha
untuk menjawabnya.
Hubungan antara pemasukan yang sedikit dengan pemasukan yang banyak adalah
hubungan yang dimana kita harus meminta untuk mempelajari sesuatu dengan alasan yang
sama dengan permintaan epistimologi, agar supaya bisa melihat bagaimana bukti tersebut
berkaitan dengan theory, dan di beberapa cara teori dari dalam melebihi bukti - bukti yang
sudah ada.
Quine beranggapan bahwa normalitas yang sebenarnya menyesatkan. Dia menyatakan
bahwa kita harus melakukan deskriptif, pemeriksaan secara ilmiah tentang kognitif, dan tidak
satupun dianggap Sebagai sesuatu yang benar. Dia sangat tertarik terhadap keyakinan secara
turun temurun, yang disebut epistimologi.
Memiliki bukti untuk sebuah teori menyatakan kita bahwa kita memiliki alasan untuk
percaya bahwa semua itu adalah benar. Atau teori tersebut diberikan memang untuk
membuktikan bahwa semuanya benar. Namun Quine menolak pernyataan seperti itu. Dia
hanya menghubungkan dengan hubungan sebab akibat antara dua kejadian.
Konsep quine tentang psikologi bukanlah sebuah ilmu pengetahuan yang
berkelanjutan seperti pada epistimologi tetapi lebih pada ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan beberapa masalah yang serius.
istilah
yang
sempit
dari
bentuk
dari
naturalisme.
Namun
dalam
filsafat yang membicarakan mengenai hakikat ilmu. Ilmu sebagai proses adalah usaha
pemikiran yang sistematik dan metodik untuk menemukan prinsip kebenaran yang terdapat
pada suatu obyek. Dalam rumusan yang lebih rinci disebutkan bahwa epistemologi
merupakan salah satu cabang filsafat yang mengkaji secara mendalam dan radikal tentang
asal mula pengetahuan, struktur, metode dan validasi pengetahuan. Jadi, pernyataan
mengenai apakah obyek kajian ilmu itu dan seberapa jauh tingkat kebenaran yang bisa
dicapainya serta kebenaran obyektif, subyektif absolut dan relatif merupakan lingkup dan
medan kajian epistemologi.
Secara tradisional, yang menjadi pokok persoalan epistemologi adalah : sumber, asal
mula dan sifat dasar pengetahuan; bidang, batas dan jangkauan pengetahuan; serta validasi
dan rehabilitas dari berbagai klaim terhadap pengetahuan. Oleh sebab itu, rangkaian
pertanyaan yang biasa diajukan untuk mendalami permasalahan yang dipersoalkan di dalam
epistemologi adalah : apakah pengetahuan itu?, apakah yang menjadi sumber dan dasar
pengetahuan?, apakah pengetahuan itu berasal dari pengamatan, pengalaman atau akal budi?,
dan apakah pengetahuan itu kebenaran yang pasti atau hanya merupakan dugaan?