Tidak melayani tujuan epistemic contohnya bentuk indroktinisasi (Indoktrinasi" adalah suatu proses di
mana seseorang atau kelompok sengaja mempengaruhi orang lain agar menerima dan mempercayai suatu
ideologi, pandangan, atau keyakinan tertentu tanpa ragu atau pertimbangan kritis)
Melayani rezim pemerintahan
Kebajikan Intelektual Dan Pendidikan akan menghasilkan peserta didik yang berkarakter
❑ Muncul dengan cara yang murni tanpa refleksi
❑ Beberapa dari Mereka adalah Bawaan
❑ Bisa diperoleh melalui pelatihan atau paparan terus menerus dan kebiasaan
❑ Tidak Melibatkan Keadaan Motivasi yang Khas
Politik
Politik adalah proses pembentukan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses
pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.
Politik demokratik dan warga negara yang terinformasi >>>> Rakyat memilih berdasarkan
informasi atau pengetahuan yang dia miliki.
Media berperan untuk memberikan informasi>>>>>>>>>Adanya sudut pandang yang saling
bertentangan
>>>>>>>>Terjadi pembatasan informasi
Impactnya:
-Propaganda
-Informasi yang menyesatkan
-Kepentingan politik
Beberapa aturan hukum membatasi penggunaan bukti atas alasan epistemik, salah satunya adalah
pembatasan akses juri terhadap catatan pidana masa lalu terdakwa.
Meskipun kontroversial, paternalisme epistemik memiliki alasan untuk melindungi hak-hak orang
yang tidak bersalah dan mencegah kemungkinan vonis yang salah
Namun, tujuan utama persidangan pidana adalah apakah fakta-fakta yang mendukung tuduhan
tersebut telah dibuktikan melewati ambang batas “keraguan yang wajar”.
Sistem hukum Adversarial
• Menentukan siapa yang bersalah atau tidak bersalah dilakukan dengan membiarkan jaksa
dan pembela menunjukkan argumen terkuat masing-masing.
• Juri memiliki peran sentral dalam menilai bukti dan membuat keputusan.
Investigastif
• Lebih menitikberatkan peran hakim dalam pencarian kebenaran.
• Lebih menekankan pada upaya mengungkap kebenaran objektif daripada pertarungan
hukum antara jaksa dan pembela.
Permasalahan bukti hukum
• Tidak semua hal yang dianggap sebagai bukti secara otomatis dianggap sebagai bukti
hukum.
• Contoh: bukti statistik tentang masa lalu seseorang dimana ia pernah mencuri maka
menurut analisis statistik lebih mungkin mencuri lagi, dan ini tidak dianggap sebagai bukti
hukum.
• Kesimpulan: Bukti yang diperlukan ialah bukti yang lebih langsung dan konkret untuk
mendukung putusan hukum. Dalam bukti statistik, masih harus diteliti sejauh mana bukti
tersebut dapat diandalkan pada persidangan hukum.
Skeptisisme terhadap Pikiran Orang Lain
Skeptisisme dalam filsafat adalah suatu pendekatan atau sikap yang menekankan keraguan atau
ketidakpastian terhadap kemampuan manusia untuk mencapai pengetahuan yang mutlak atau kebenaran
yang tak tergoyahkan. Skeptisisme menantang klaim pengetahuan atau keyakinan dengan
mempertanyakan dasar-dasarnya, menyoroti ketidakpastian, dan menekankan pentingnya sikap kritis.
Masalah pikiran orang lain (the problem of other minds) adalah tantangan filosofis yang mempertanyakan
bagaimana kita dapat mengetahui tentang eksistensi dan sifat pikiran orang lain. Masalah ini muncul dari
kenyataan bahwa satu-satunya pikiran yang dapat kita pastikan adalah milik kita sendiri, dan kita tidak
memiliki akses langsung ke pikiran orang lain.
Menurut aliran dualisme, keyakinan bahwa orang lain memiliki pikiran sama sekali bukanlah sebuah
hipotesis, dan kita juga tidak menyimpulkan berdasarkan bukti bahwa orang lain memiliki
pikiran. Masalah pikiran orang lain merupakan bentuk skeptisisme yang terkait dengan isu lebih luas
tentang bagaimana kita dapat memiliki pengetahuan tentang dunia eksternal dan pikiran orang lain
Analogi palsu adalah cara berpikir di mana kita mencoba memahami pikiran orang lain berdasarkan
pengalaman kita sendiri. Misalnya, jika kita merasa sedih ketika hujan, kita mungkin berpikir bahwa orang
lain juga merasa sedih ketika hujan. Ini adalah analogi karena kita menggunakan pengalaman kita sendiri
sebagai dasar untuk memahami pengalaman orang lain
Skeptivisme radikal
Skeptivisme radikal adalah posisi yang menyatakan bahwa tidak ada pengetahuan ilmiah yang
pasti. Skeptis radikal berpendapat bahwa semua pengetahuan ilmiah didasarkan pada asumsi-
asumsi yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Oleh karena itu, tidak ada cara untuk
memastikan bahwa pengetahuan ilmiah kita tentang dunia benar
hipotesis skeptis adalah hipotesis yang menyangkal kebenaran teori ilmiah yang ada. Hipotesis
skeptis ini biasanya diajukan untuk menunjukkan bahwa teori ilmiah tersebut tidak dapat
dibuktikan kebenarannya secara pasti. Salah satu contoh hipotesis skeptis adalah hipotesis
simulasi. Hipotesis ini berpendapat bahwa kita hidup di dalam simulasi komputer, dan bahwa
dunia luar yang kita amati hanyalah rekayasa computer.
Komponen kedua dari argumen skeptis melibatkan klaim bahwa jika kita tidak dapat mengetahui
sangkalan dari hipotesis skeptis, maka kita tidak dapat mengetahui banyak hal.
Skeptisisme dan prinsip penutupan adalah dua konsep yang saling terkait dalam filsafat.
Skeptisisme adalah sikap mempertanyakan atau mencurigai segala sesuatu karena adanya
keyakinan bahwa segala sesuatu bersifat tidak pasti. Prinsip penutupan adalah prinsip yang
menyatakan bahwa jika proposisi P adalah konsekuensi logis dari proposisi Q, maka jika Q benar,
maka P juga benar
Prinsip sensitivitas adalah prinsip yang menyatakan bahwa keyakinan kita hanya dapat benar jika
kita sensitif terhadap fakta yang membentuk dasar keyakinan tersebut.
Contoh : mimpi dan pengalaman nyata (dejavu)
Prinsip keamanan adalah prinsip yang menyatakan bahwa keyakinan kita hanya dapat benar jika
kita dapat membedakan antara keadaan di mana keyakinan tersebut benar dengan keadaan di mana
keyakinan tersebut salah.
Kontekstualisme dalam filsafat adalah pendekatan atau pandangan yang menekankan pentingnya
konteks dalam menafsirkan, memahami, atau memberikan makna pada suatu pernyataan, tindakan,
atau konsep. Ide dasar dari kontekstualisme adalah bahwa makna atau kebenaran suatu pernyataan
tidak dapat dipahami secara terpisah dari situasi atau konteks di mana pernyataan tersebut
diucapkan atau tindakan tersebut dilakukan.