INDUKSI
Hamim Sudarsono
Logika
• Logika adalah ilmu evaluasi argumen yang mencakup Pernyataan deduktif merupakan
metode dan kriteria untuk menilai keandalannya. pernyataan yang sangat logis, tetapi
kebenarannya dipengaruhi oleh
• Argumen: sekelompok pernyataan terdiri dari bukti
keabsahan dari pernyataan
dan kesimpulan. premisnya.
• Pernyataan bukti disebut premis yang menjadi dasar
untuk menarik suatu kesimpulan.
Tidak ada orang yang pernah hidup Argumen deduktif dinilai sah atau tidak
lebih dari 150 tahun. sah oleh standar hitam atau putih.
Oleh karena itu saya akan mati
sebelum usia 150 tahun.
DEDUKSI VS INDUKSI
• Perbedaan: deduksi bersifat pasti, sedangkan induksi bersifat terbatas dan tidak
pasti.
Urutan kedua langkah tidak penting, biasanya yang ditempatkan pada bagian awal
adalah pertanyaan yang jawabannya lebih meragukan.
➢ Perbedaan antara induksi dan deduksi terletak pada hasil evaluasinya, yaitu
apakah kesimpulan mengikuti premisnya atau tidak.
➢ Terdapat dua kesalahan umum yang sering terjadi, yaitu pemahaman bahwa:
(1) deduksi ilmiah lebih unggul daripada induksi;
(2) bahwa induksi ilmiah lebih unggul daripada deduksi.
DESCARTES VS BACON
Dalam bahasa sehari-hari, seringkali suatu premis yang jelas justru dihilangkan
dari sebuah argumen.
Contoh:
Publish or perish! (Jika seorang ilmuwan tidak mempublikasikan karyanya
maka ia akan perish “mati”).
ARGUMEN LENGKAPNYA:
'semua ilmuwan sukses telah mempublikasikan makalahnya’
'menganggap seseorang yang tidak mempublikasikan makalah’.
Mengapa saya harus belajar sejarah? Saya seorang ilmuwan, saya sudah melakukannya
lebih dari cukup, saya tidak suka sejarah, dan sejarah tidak relevan dengan ilmu
pengetahuan.
Semua anjing adalah kucing Bentuk valid, tapi satu premisnya palsu,
Semua kucing adalah hewan sehingga argumen “Semua kucing adalah
Oleh karena itu, semua anjing adalah hewan” tidak benar (meskipun kesimpulan
hewan. benar)
Semua anjing adalah mamalia Bentuk yang valid, premis benar, sehingga
Semua mamalia adalah hewan argumen adalah benar dan kesimpulan
Oleh karena itu, semua anjing adalah pasti benar.
hewan
Semua anjing adalah mamalia Premis benar tetapi bentuknya salah,
Semua kucing adalah mamalia sehingga argumen salah dan tidak
Oleh karena itu, semua anjing adalah menghasilkan kesimpulan yang benar.
kucing
Logika Induktif
Induksi sesungguhnya merupakan suatu pengenalan pola dari suatu fenomena, suatu
cara mengambil kesimpulan berdasarkan pengamatan terbatas atau berdasarkan
data eksperimen dan kemudian menerapkannya dan memberlakukannya untuk seluruh
populasi.
Dibandingkan dengan teknik inferensi deduktif, inferensi induktif jauh lebih banyak
digunakan dan lebih bermanfaat. Secara disengaja ataupun tidak, hampir semua
pembentukan hipotesis sesungguhnya didasarkan pada teknik induksi (Jarrard,
2001).
Meskipun sangat umum digunakan dalam pembuktian ilmiah, inferensi induktif tidak
selalu valid secara logika. Alasannya, tidak ada jaminan bahwa bahwa suatu
prinsip umum adalah benar. Kelemahan ini tidak mengurangi manfaat dari
inferensi induktif dalam pembuktian ilmiah karena metode ini terbukti memberikan
banyak manfaat. Bahkan ahli matematika juga menggunakan inferensi induktif,
terutama untuk meneliti fenomena khusus dan untuk menilainya apakah fenomena
tersebut berlaku untuk semua kasus. Dalam hal ini maka inferensi deduktif digunakan
untuk mengujinya secara lebih ketat dan logis (Shuttleworth, 2008).
CONTOH LOGIKA INDUKTIF
A⇒B, B, ∴A
(A menyiratkan B; B benar terjadi, maka A juga pasti benar).
Bukti mungkin merupakan suatu konfirmasi yang secara induktif berguna. Namun demikian,
logika yang digunakan pada induksi tersebut merupakan kekeliruan deduktif (dikenal
sebagai penegasan konsekuensi), karena mungkin selalu ada faktor lain yang
menyebabkan terjadinya B. Meskipun konfirmasi suatu induksi tidak memberikan kepastian
penuh, hipotesis tersebut dapat dibantah dengan satu percobaan, melalui teknik deduktif
sebagai berikut:
A⇒B, -B, ∴ -A
(A menyiratkan B; B tidak terjadi, maka A juga tidak benar).
DUA POSTULAT UNTUK MENGURANGI
KESALAHAN DALAM INFERENSI INDUKTIF
Sampel yang representatif. Generalisasi • Postulat ini sangat penting, biasanya
dapat dicapai dengan mudah. Namun,
yang kita hasilkan akan benar hanya jika kita
postulat ini sering dilanggar dan hasil
menggunakan sampel yang benar-benar penelitian ilmiah tidak valid.
mewakili karakteristik populasi atau memiliki
perilaku serupa dengan populasi secara • Agar representative: pengacakan dan
keseluruhan. pengambilan sampel secara obyektif
(TIDAK BIAS).