Anda di halaman 1dari 9

Membangun Sikap Ilmiah Anak Melalui Permainan Edukasi Fun Science

Oleh
Larasati Kurnia Ramadhan
Program Studi Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Larasatir51@gmail.com

Abstrak
Program permainan Fun Science merupakan program individu yang dilaksanakan
dengan sasaran anak-anak di Dusun Daratan, Sukorejo, Wedi, Klaten. Program ini
bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada anak-anak mengenai konsep-
konsep sains melalui percobaan sederhana, meningkatkan minat anak-anak dalam
pembelajaran sains, serta melatih anak dalam mengembangkan sikap
ilmiahmelalui cara yang menyenangkan. Dalam program ini, anak-anak dibimbing
untuk melakukan percobaan sederhana yang masih ada kaitannya dengan
pembelajaran di sekolah seperti percobaan gunung api, balon berdiri, dan
pembuatan es krim tanpa freezer. Progam ini dikemas dengan sistem kompetisi
antar kelompok untuk menarik minat anak-anak. Manfaat dari program ini adalah
anak-anak dapat belajar sains dengan cara yang menyenangkan dan berbeda dari
pembelajaran IPA di sekolah pada umumnya. Selain itu kegiatan ini juga menjadi
alternatif permainan edukasi bagi anak-anak agar kegiatan bermain mereka bisa
lebih bermakna. Hasil yang diperoleh dari program ini yaitu anak-anak
mengetahui beberapa konsep-konsep yang berhubungan dengan sains,
memunculkan minat terhadap sains dan mengenalkan sikap ilmiah pada anak.
Anak-anak tampak antusias dan bersemangat dalam mengikuti program ini.

Kata kunci : permainan fun science, konsep sains, sikap ilmiah


A. Pendahuluan
Dunia anak-anak merupakan dunia yang sarat akan permainan.
Pada usia ini, anak memiliki kecenderungan untuk lebih suka bermain
dibandingkan belajar. Menurut Eva (2011) Dunia anak adalah dunia
bermain, yaitu dunia yang penuh dengan spontanitas dan menyenangkan.
Sesuatu yang dilakukan anak penuh dengan semangat apabila terkait
dengan suasana yang menyenangkan.
Seiring berkembangnya zaman, permainan anak-anak juga turut
berkembang mulai dari tradisional hingga modern. Akan tetapi, jarang
sekali ditemukan permainan edukasi yang dimainkan oleh anak-anak.
Kebanyakan anak lebih suka bermain games melalui gawainya masing-
masing. Hal ini cukup menjadi perhatian karena permainan melalui
gawai ini dirasa kurang dapat mengembangkan karakter anak dan kurang
memberikan edukasi bagi anak. Untuk itu diperlukan adanya suatu
kegiatan edukasi berbasis permainan yang menyenangkan bagi anak-anak
agar anak-anak tetap bisa belajar tanpa harus kehilangan waktu bermain
mereka.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terhadap anak-anak
Dusun Daratan, banyak dari mereka yang sering bermain bersama
dengan teman-temannya setiap sore hari. Terdapat beberapa jenis
permainan yang mereka lakukan mulai dari permainan tradisional
maupun modern. Akan tetapi, permainan bersifat edukasi terutama terkait
materi pelajaran di sekolah masih jarang dilakukan dan tidak ada
pendampingan untuk melakukan hal tersebut baik di rumah maupun di
sekolah. Ditambah lagi dengan hasil wawancara dengan anak-anak
mengenai pembelajaran sains di sekolah yang dianggap sulit dan
membosankan. Hal ini menjadi peluang untuk mengembangkan
permainan edukasi berbasis sains bagi anak-anak.
Sains sebagai proses merujuk pada aktivitas ilmiah yang rasional,
kognitif, dan bertujuan. Untuk melaksanakan aktivitas ilmiah, dibutuhkan
kegiatan kognitif dan prosedur yang tepat. Kegiatan ini sering disebut
dengan metode ilmiah. Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode
ilmiah meliputi observasi, penyusunan hipotesis menguji hipotesis
dengan percobaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan hasil percobaan.
(Sutrisno, Kresnadi, dan Kartono, dalam Diar Dwi Winarto, dkk, 2015).
Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran sains tidak hanya dilakukan
melalui penyampaian secara teoritis, akan tetapi harus dilakukan suatu
kegiatan untuk lebih meningkatkan pemahaman mengenai pembelajaran
sains. Salah satu contoh kegiatan yang dapat dilakukan yaitu percobaan
sederhana yang dikemas dalam permainan.
Kegiatan ini diharapkan dapat menarik minat anak – anak dalam
belajar ilmu pengetahuan alam, meningkatkan rasa ingin tahu anak-anak,
dan melatih anak dalam mengembangkan sikap keilmiahannya dengan
cara yang menyenangkan. Melalui kegiatan ini pula, diharapkan anak-
anak dapat merasakan bahwa belajar dapat dilakukan dengan cara yang
menyenangkan.

B. Metode
Dalam pelaksanaan permainan Fun science dilakukan beberapa
tahap yaitu persiapan, dan pelaksanaan. Tahap persiapan meliputi analisis
situasi dan kebutuhan anak-anak di Dusun Daratan melalui observasi dan
wawancara singkat mengenai kebutuhan anak-anak dalam pembelajaran
sains. Selain itu dilakukan juga analisis mengenai kegiatan percobaan
sains yang relevan dengan materi yang didapat anak-anak di sekolah serta
ketersediaan alat dan bahan untuk percobaan yang akan dilakukan.
Tahap pelaksanaan permainan Fun science melibatkan anak-anak
di Dusun Daratan. Langkah-langkah yang dilakukan pada program ini
didasarkan pada metode pembelajaran inquiry yang meliputi orientasi
permainan, merumuskan masalah pada percobaan yang akan dilakukan,
merumuskan hipotesis dari percobaan, membimbing anak untuk
melakukan percobaan, menganalisis hasil percobaan, dan merumuskan
kesimpulan dari percobaan yang telah mereka lakukan. Terdapat beberapa
percobaan yang dilakukan yaitu percobaan gunung api, percobaan balon
berdiri, dan pembuatan eskrim tanpa freezer. Permainan Fun science
dilakukan pada tanggal 27 September 2019, 5 Oktober 2019, dan 17
Oktober 2019 di Dusun Daratan, Desa Sukorejo, Kecamatan Wedi, Klaten.

C. Hasil dan Pembahasan


Permainan Fun science merupakan program kerja individu yang
melibatkan anak-anak usia 6-14 tahun atau pada jenjang SD dan SMP di
Dusun Daratan, Desa Sukorejo, kecamatan Wedi, Klaten. Program ini
bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada anak-anak mengenai
konsep-konsep sains melalui percobaan sederhana, meningkatkan minat
anak-anak dalam pembelajaran sains, serta melatih anak dalam
mengembangkan sikap ilmiah melalui cara yang menyenangkan. Program
ini dilakukan pada hari Jumat 27 September 2019, Sabtu 5 Oktober 2019.
Dan Kamis, 17 Oktober 2019.
Kegiatan permainan Fun science dilakukan dengan sistem
perlombaan antar kelompok. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
program ini meliputi orientasi kegiatan. Kegiatan orientasi diawali dengan
memberikan tantangan dan pertanyaan bagi anak terkait kegiatan yang
akan dilakukan, pengenalan alat dan bahan yang akan digunakan, serta
prosedur percobaan yang akan dilakukan. Kegiatan orientasi diawali
dengan memberikan tantangan dan pertanyaan bagi anak terkait kegiatan
yang akan dilakukan. Selanjutnya, anak-anak diajak merumuskan hipotesis
dengan diminta menebak hasil akhir dari percobaan yang akan dilakukan.
Kemudian anak-anak dibimbing untuk melakukan percobaan sederhana
yang akan dilakukan. Setelah melakukan percobaan, anak-anak diminta
menganalisis hasil akhir dari percobaan dan menyampaikan kesimpulan
dari percobaan yang dilakukan. Setelah itu, dilakukan konfirmasi dan
pemberian informasi tambahan terkait dengan percobaan yang telah
dilakukan.
Terdapat beberapa percobaan sederhana yang dilakukan dalam
program ini, yaitu percobaan balon berdiri, percobaan gunung api, serta
pembuatan es krim tanpa freezer.
1. Percobaan balon berdiri
Pada percobaan ini, bahan-bahan yang dibutuhkan yaitu baking
soda, cuka, botol plastik, dan balon. Langkah kerja pada percobaan ini
yaitu menuangkan cuka ke dalam botol plastik serta beberapa sendok
baking soda ke dalam balon. Kemudian menempelkan balon ke bibir
botol dan menuangkan baking soda dalam balon ke dalam botol berisi
cuka. Prinsip kerja pada percobaan ini adalah reaksi antara baking
soda dan cuka yang menghasilkan gas karbondioksida (CO2) sehingga
dapat membuat balon mengembang. Reaksi yang terjadi digambarkan
sebagai berikut :
CH3COOH (s) + NaHCO3 (aq) CH3COONa (aq) + CO2(g) + H2O(l)
Pada percobaan ini, anak-anak belajar mengenai reaksi kimia
sederhana dimana percampuran dua bahan berbeda dapat
menghasilkan suatu zat baru. Pada percobaan ini, percampuran antara
baking soda (NaHCO3) dan larutan cuka (CH3COOH) dapat
menghasilkan zat baru yaitu gas karbondioksida (CO2), dan air (H2O)
serta terjadinya perubahan suhu ketika terjadi reaksi. Selain itu, anak-
anak tampak antusias untuk membuat balon mereka mengembang
lebih besar dengan mencoba mencampur baking soda dan cuka
berulang-ulang.

2. Percobaan Gunung Api


Pada percobana ini, bahan-bahan yang diperlukan adalah
miniatur gunung api dari plastisin, baking soda, pewarna makanan,
detergen, dan cuka. Langkah kerja pada percobaan ini adalah
mereaksikan baking soda, pewarna makanan merah, detergen, dan
cuka dalam miniatur gunung berapi. Prinsip kerja percobaan ini adalah
melakukan simulasi erupsi gunung api melalui reaksi kimia sederhana
antara cuka, baking soda, dan detergen dalam miniatur gunung api
yang menghasilkan gas dan busa sehingga menyerupai lahar pada
erupsi gunung api. Pada percobaan ini, anak-anak berpartisipasi dalam
pembentukan miniatur gunung api dari plastisin, serta mereaksikan
bahan-bahan dalam miniatur gunung tersebut.
Percobaan ini terkait dengan materi mengenai reaksi kimia
sederhana serta mitigasi bencana gunung api yang terdapat pada
materi kelas 7 SMP. Selama percobaan berlangsung, anak-anak
tampak antusias dalam mereaksikan bahan-bahan, menjawab
pertanyaan yang diberikan, dan mendengarkan penjelasan mengenai
prinsip percobaan dan materi terkait.

3. Pembuatan Es Krim tanpa Freezer


Pada percobasan ini, bahan-bahan yang digunakan yaitu susu
kental manis, susu bubuk, gula, dan tepung maizena sebagai bahan es
krim. Selain itu terdapat pula es batu dan garam yang berfungsi untuk
membekukan es krim. Langkah kerja yang dilakukan dalam percobaan
ini yaitu mencampurkan seluruh bahan es krim dan memasukkannya
dalam kantung plastik. Kemudian menaruhnya ke dalam ember berisi
es batu yang sudah ditaburi garam. Ember tersebut kemudian di
gerakkan selama beberapa saat hingga adonan es krim memadat.
Prinsip kerja dalam percobaan ini yaitu adanya penurunan titik
beku es batu oleh garam. Titik beku larutan adalah suhu atau
temperatur pada saat tekanan uap larutan sama dengan tekanan uap
pelarut padat murni. Jika jumlah partikel zat terlarut semakin banyak,
maka titik beku larutan tersebut akan semakin turun. Titik beku
larutan selalu lebih rendah dari titik beku pelarut murni (Rosenberg
dalam Rahmalita, 2016). Pada kondisi standar yaitu pada tekanan 1
atm, air mempunyai nilai titik beku sebesar 0oC. Pada kegiatan ini, es
batu berperan sebagai zat pelarut dan garam sebagai zat terlarut.
Ketika es batu ditambahkan dengan garam, maka es akan mengalami
penurunan titik beku hingga mencapai dibawah 0oC sehingga suhu
dingin di dalam ember tetap terjaga meskipun beberapa bongkahan es
sudah mencair. Hal ini membantu dalam mempercepat proses
pembekuan adonan es krim meskipun proses pembekuan dilakukan
tanpa menggunakan freezer.
Selain prinsip tersebut, anak-anak juga mempelajari salah satu
contoh perubahan wujud benda yaitu mencair dan membeku. Mencair
adalah perubahan wujud zat padat menjadi zat cair. Pada percobaan
ini, terjadi pada saat es dalam ember mencair karena berada di tempat
terbuka. Sedangkan membeku merupakan perubahan wujud benda
dari zat cair menjadi zat padat. Hal ini terjadi pada proses berubahnya
adonan es krim berwujud cair menjadi memadat setelah dimasukkan
dalam ember berisi es.
Pada saat kegiatan ini berlangsung, anak-anak tampak antusias
dalam melaksanakan setiap proses pembuatan es krim. Anak-anak
juga memperhatikan penjelasan mengenai materi terkait dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dengan semangat.
Seluruh kegiatan Permainan Fun science berlangsung dengan
lancar. Setelah dilakukan kegiatan, anak-anak merasa senang dan antusias
dengan diadakannya kegiatan permainan Fun science karena mereka dapat
belajar sains dengan cara yang menyenangkan dan belum pernah
dilakukan sebelumnya. Percobaan yang dilakukan juga mudah serta
menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan dalam kehidupan
sehari hari sehingga dapat dilakukan sendiri oleh anak-anak. Penggunaan
sistem kompetisi antar kelompok serta adanya penghargaan bagi kelompok
yang berpartisipasi aktif selama kegiatan membuat anak-anak semakin
antusias dalam mengikuti kegiatan.
D. PENUTUP
KESIMPULAN
Permainan Fun science merupakan program kerja indivdu yang
bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada anak-anak mengenai
konsep-konsep sains melalui percobaan sederhana, meningkatkan minat
anak-anak dalam pembelajaran sains, serta melatih anak dalam
mengembangkan sikap ilmiahnya melalui cara yang menyenangkan.
Kegiatan ini dilakukan sebanyak tiga kali selama KKN di Dusun Daratan,
Desa Sukorejo, Kecamatan Wedi, Klaten. Terdapat tiga jenis percobaan
sederhana yang dilakukan, yaitu percobaan balon berdiri, percobaan
gunung api, dan pembuatan es krim tanpa freezer. Program ini berjalan
lancar dan anak-anak merasa senang dengan diadakannya program ini.
Anak-anak dapat belajar sains dengan metode baru yang menyenangkan.
Selain itu, ketiga percobaan tersebut mudah dilakukan dan menggunakan
bahan yang mudah didapat sehingga dapat dilakukan sendiri oleh anak-
anak nantinya.
SARAN
Program ini diharapkan dapat dilaksanakan kembali oleh anak-
anak dengan pendampingan dan pengawasan dari orang tua agar
pembelajaran dalam permainan dapat dipahami dengan efektif oleh anak.
Selain itu, perlu adanya inovasi percobaan yang akan dilakukan agar
kegiatan menjadi lebih variatif dan dapat membantu anak-anak
mempelajari materi lebih banyak.
Daftar Pustaka
Diar Dwi Winarto. 2015. Kerja Laboratorium Melalui Phet Untuk Meremediasi

Miskonsepsi Siswa SMP pada Materi Hukum Archimedes. Jurnal

Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa vol. 4, no. 11.

Eva Imania Elisa. Pentingnya Bermain Bagi Anak Usia Dini. 2011. Diunduh dari

staffnew.uny.ac.id pada hari Minggu, 20 Oktober 2019 pukul 21.00 WIB.

Rahmalita Tiari Putri, dkk. 2016. Alat Penentuan Titik Beku Larutan : Modifikasi
Sistem Pendingin. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 5, No 3
Edisi Desember 2016, 1-13.

Anda mungkin juga menyukai