Anda di halaman 1dari 137

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirot Allah


SWT atas rahmat dan kasih sayangNya, buku ini
tidak banyak menemui hambatan sehingga dapat
terselesaikan sesuai rencana.
Isi buku ini merupakan kumpulan artikel
mahasiswa KKN UNY G301 Desa Bndungrojo.
Antologi artikel ini merupakan program ungulan
individu selama di adakan KKN di Desa
Bandungojo yang di jadikan artikel lalu diproses
menjadi buku yang berjudul “Antologi Artikel
Program Kerja Individu”. Tak luput ucapan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M. Pd, rektor
Universitas Negeri Yogyakarta
besertajajarannyayangtelah
memberikan kesempatan untuk pelaksanaan
kegiatan KKN dan
penyusunan Antologi Artikel Program Kerja
Individu.
2. Prof. Dr. Suyanta, M.Si, Ketua Lembaga
Penelitian dan Pengabdian
MasyarakatUniversitasNegeri
Yogyakarta sekaligus Dosen Pembimbing
Lapangan yang telah memberikan segala daya
upaya demi kelancaran pelaksanaan KKN dan
penyusunan Antologi Artikel Program Kerja
Individu
3. Ahmad Nuruddin Kepala Desa Bandungrojo,
beserta keluarga yang telah memberikan
bimbingan dan arahan sehingga seluruh
rangkaian kegiatan KKN ini dapat terlaksana
dengan baik
4. Nugroho Agung Wibowo Kepala Dusun
Bandungrojo beserta keluarga
yang telah memberikan arahan dan bimbingan
untuk KKN G301 UNY.
5. Seluruh masyarakat Desa Bandungrojo yang
telah memberikan masukan dan dukungan
serta berpartisipadi dalam setiap program
kerja KKN G301 UNY.
6. Seluruh mahasiswa anggota KKN G301 UNY
yang telah bekerja sama dan saling membantu
selama kegiatan KKN Segala bentuk bantuan
baik secara
langsung maupun tidak langsung telah kami
dapatkan dari semua pihak yang telah membantu
kami dalam melaksanakan KKN di Desa
Bandungrojo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten
Blora, Provinsi Jawa Tengah dan penyusunan
Antologi Artikel Program Kerja Individu.
Dalam penyusunan buku ini, masih banyak
kekurangan untuk itu kami mengharapkan kritik,
saran, dan tegur demi
perbaikan yang akan mendatang. Akhir kata, saran
dan kritik bisa dikirim ke email
lolaetikasari02@gmail.co.id dan
asaadah16@gmail.com yang akan kami terima
dengan terbuka. Karya manusia tidak ada yang
sempurna.

Yogyakarta, 5 November 2019

Tim Penyusun
MENINGKATKAN MINAT ANAK – ANAK
DESA BANDUNGROJO TERHADAP
PENGETAHUAN SAINS DENGAN METODE
FUN SCIENCE

Prof. Dr. Suyanta, M.Si., Nur Komara Zain

nur.komara2016@student.uny.ac.id

Abstrak

Tidak sedikit dari anak – anak di Desa


Bandungrojo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten
Blora menganggap bahwa sains merupakan salah
satu mata pelajaran yang tidak mudah dan
membosankan. Oleh karena
itu, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan
minat anak – anak terhadap pengetahuan sains.
Salah satu upaya dalam meningkatkan minat anak –
anak terhadap pengetahuan sains dengan cara
menyajikan sains dalam bentuk pembelajaran yang
menyenangkan dan ringan diterima oleh anak
– anak yaitu dengan metode yang disebut fun
science. Fun science merupakan metode belajar
yang menyajikan permainan seru tentang pelajaran
sains.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini
adalah demonstrasi dan praktikum. Kegiatan diawali
demonstrasi dari mahasiswa kemudian dilanjutkan
dengan praktikum secara berkelompok oleh peserta.
Hasil dari kegiatan ini yaitu anak – anak terlihat
sangat antusias dan senang dalam mempelajari
sains. Sehingga dengan adanya kegiatan ini dapat
meningkatkan minat anak – anak untuk menyukai
pelajaran yang dianggap sulit dengan
menyenangkan. Karena metode yang diajarkan
cukup menghibur, sehingga anak – anak dapat
belajar sambil bermain.

Kata kunci: fun science, anak – anak, belajar


sambil bermain

A. PENDAHULUAN
Sainsmerupakansalahsatu
pengetahuan yang sangat melekat di kehidupan
sehari – hari. Banyak gejala fenomena alam yang
dapat dipelajari melalui
pengetahuan sains. Suatu pengetahuan akan
dapat diterima dengan mudah oleh anak –
anak apabila pengetahuan tersebut dikemas
dalam suatu pengetahuan yang sederhana, menarik
dan menyenangkan.
Tidak sedikit dari anak – anak di Desa
Bandungrojo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten
Blora menganggap bahwa sains merupakan salah
satu mata pelajaran yang tidak mudah dan
membosankan. Oleh karena itu dibutuhkan suatu
kegiatan yang dapat meningkatkan minat anak –
anak terhadap pengetahuan sains. Salah satu upaya
yang dapat diterapkan dalam meningkatkan minat
anak – anak terhadap pengetahuan sains yaitu
dengan cara menyajikan sains dalam bentuk
pembelajaran yang menyenangkan dan ringan
diterima oleh anak – anak.
Sejalan dengan pendapat Sudono (2000, 1)
karena dunia anak adalah dunia bermain maka,
pembelajaran dapat dilakukan melalui kegiatan
bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain.
Belajar sambil
bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan
dengan atau tanpa menggunakan alat yang
menghasilkan pengertian atau memberikan
informasi dengan kesenangan dalam upaya
mengembangkan imajinasi pada anak.
Melalui bermain anak diajak untuk
bereksplorasi, menemukan dan memanfaatkan
objek- objek yang berada dilingkungan sekitar,
sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Selain itu, belajar dengan bermain memberi
kesempatan kepada anak untuk memanipulasi,
mengulang-ulang, menemukan sendiri,
mempraktekkan dan mendapatkan bermacam-
macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung
banyaknya. Belajar sambil bermain merupakan
suatu usaha untuk meningkatakan minat anak untuk
mengenal lebih dekat tentang sains disekitarnya.
Salah satu metode yang tepat dalam upaya
menigkatkan minat anak – anak Desa Bandungrojo
terhadap pengetahuan sains dapat dilakukan melaui
metode yang disebut fun science. Fun science
merupakan metode belajar yang menyajikan
permainan seru tentang pelajaran sains. sejalan
dengan pendapat Ismail (2008) Fun
(menyenangkan) memiliki dua unsur utama yaitu
desain kegiatan yang menyenangkan dan kegiatan
menyenangkan yang nyaman. Menyenangkan
merupakan suatu proses pembelajaran yang
berlangsung dalam suasana menyenangkan dan
mengesankan. Suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan mengesankan akan menarik
minat anak untuk terlibat secara aktif. Selain itu,
pembelajaran yang menyenangkan akan menjadi
sebuah hadiah bagi anak yang selanjutnya dapat
mendorong motivasinya menjadi semakin aktif.
Tujuan dari diadakannya kegiatan fun science
ini yaitu untuk memperkenalkan dan mengajak
anak-anak untuk lebih tertarik akan dunia sains, dan
untuk mengubah mindset anak-anak bahwa sains itu
sulit dengan melalui percobaan - percobaan
sederhana. Selain itu dengan adanya kegiatan ini
diharapkan akan memberikan manfaat pada anak –
anak Desa Bandungrojo yaitu dengan
mengubah mindset mereka tentang pengetahuan
sains itu sulit dan membosankan menjadi sains itu
mudah dan menyenangkan.

B. METODE
Metode yang diguanakan dalam
kegiatan ini adalah demonstrasi dan praktikum.
Langkah pertama mahasiswa sebagai pelaksana
melakukan demonstrasi fun science yang akan
dilakukan untuk memberi motivasi dan contoh
terlebih dahulu
agar anak – anak dapat melakukan sebuah
praktikum secara berkelompok dengan mudah.
Selanjutnya, anak – anak akan diberikan penjelasan
mengapa fenomena yang terlihat dalam fun science
dapat terjadi. Dalam kegiatan ini dilakukan
sebanyak dua kali pertemuan, pertemuan pertama
anak – anak diberikan fun science secret message
dan pertemuan kedua anak – anak diberikan fun
science giant toothpaste.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN Program


unggulan individu yang
berjudul “Meningkatkan Minat Anak – Anak Desa
Bandungrojo Terhadap Pengetahuan Sains Dengan
Metode Fun Science” bertujuan untuk
meningkatkan minat anak – anak terhadap
pengetahuan sains dengan cara belajar sambil
bermain. Kegiatan ini dilakukan sebanyak dua kali
persiapan dan dua kali pertemuan. Dua kali
persiapan ini
dilakukan untuk mempersiapkan percobaan yang
akan ditampilkan agar tidak terjadi kegagalan atau
hambatan saat demonstrasi di depan anak – anak.
Pertemuan pertama anak - anak diberikan fun
science secret message yang dilaksanakan pada
tanggal 20 September 2019 pada pukul 12.00 –
14.00 WIB dan pertemuan kedua anak – anak
diberikan fun science giant toothpaste yang
dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober 2019 pada
pukul 13.00 – 15.00 di posko KKN G301 yang
teletak di Dusun Bandungrojo, Desa Bandungrojo,
Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.
Pada pertemuan pertama dengan materi fun
science secret message diikuti oleh 20 peserta
dengan tingkat sekolah dasar (SD). Kegiatan
dimulai dengan memberikan motivasi terhadap anak
– anak bahwa pengetauan sains merupakan sebuah
pengetahuan yang menarik karena merupakan
pengetahuan tentang gejala fenomena alam yang
terjadi dilingkungan sekitar. Selain itu anak – anak
diberikan motivasi bahwa sains
itu tidaklah sulit. Kemudian kegiatan dilanjutkan
dengan pelaksana (mahasiswa) memberikan
demonstrasi terlebih dahulu mengenai bahan, alat
dan langkah – langkah yang harus dilakukan untuk
membuat secret message. Adapun alat dan bahan
yang digunakan yaitu perasan air jeruk, kuas, gelas
plastik, kertas hvs, korek api dan lilin. Langkah –
langkah dalam membuat secret message yaitu: 1)
menuliskan sebuah tulisan diatas kertas hvs dengan
menggunakan air perasan jeruk (sebagai tinta)
dengan menggunakan kuas; 2) mengeringkan hasil
tulisan di kertas hvs; 3) memanskan kertas hvs yang
telah ditulisi diatas lilin yang
menyala; 4) mengamati peristiwa yang terjadi.

Gambar 1. Kegiatan fun science secret


message

Pada pertemuan kedua dengan materi fun


science giant toothpaste diikuti oleh 22 peserta
dengan tingkat sekolah dasar (SD). Kegiatan
dimulai sama dengan pada kegiatan pertama, yaitu
dengan memberikan motivasi dan demonstrasi
terlebih dahulu mengenai bahan, alat dan langkah –
langkah yang harus dilakukan untuk membuat giant
toothpaste.
Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu
vanish, sunlight, ragi kering, pewarna makanan, air
hangat, gelas dan botol kaca. Langkah – langkah
dalam membuat giant toothpaste yaitu: 1)
mencampurkan 3 sendok makan ragi kering dengan
air hangat ke dalam gelas lalu mendiamkan beberpa
saat;
2) mencampurkan vanish, sunlight dan pewarna
makanan ke dalam botol kaca; 3) memasukkan
campuran ragi ke dalam botol;
4) mengamati peristiwa yang terjadi.

Gambar 2. Kegiatan fun science giant toothpaste


Dari setiap kegiatan yang telah dilakukan,
diakhir kegiatan anak – anak diberikan penjelasan
mengapa fenomena yang terlihat dalam fun science
dapat terjadi. Dalam kegiatan pertama yaitu secret
message, peristiwa ini dapat terjadi karena perasan
jeruk nipis yang dioleskan di kertas hvs dan
dipanaskan diatas lilin mengalami proses oksidasi
yang kemudian berubah menjadi kecoklatan.
sedangkan pada kegiatan kedua yaitu giant
toothpaste peristiwa yang terjadi yaitu busa pasta
gigi yang menyebur. Hal ini dapat terjadi karena
jamur di dalam ragi membuat hidrogen peroksida
terurai dan melepas molekul oksigen. Ragi akan
bereaksi seperti katalis karena bahan ini membuat
hidrogen peroksida melepaskan molekul oksigen.
Molekul oksigen yang lepas berbentuk gas. Saat gas
tersebut bertemu dengan sabun, terbentuklah
gelembung busa
yang lembut dan sisanya tetap berbentuk air. Gas
tersebut akan mencari jalan keluar dan gelembung
busa “pasta gigi” akan menyembur keluar dari
botol.
Hasil dari rangkaian kegiatan yang telah
dilakukan, anak – anak Desa Bandungrojo tampak
sangat pawai, antusias dan senang dalam melakukan
percobaan. Selain itu tingkat keingintahuan mereka
sangat tinggi tentang fenomena yang disajikan
melalui kegiatan fun science tersebut. Berdasarkan
hal tersebut kegiatan ini dapat dikatakan berhasil
dalam memotivasi anak – anak Desa Bandungrojo
untuk memiliki rasa ingin tahu terhadap fenomena
sains yang nantinya akan dapat meningkatkan minat
anak – anak terhadap pengetahuan sains.

Dengan adanya kegiatan ini anak – anak Desa


Bandungrojo juga dapat
merasakan senangnya belajar sambil bermain.
Sesuai dengan pernyataan Sulthon (2016)
pembelajaran sains tidak dapat dengan cara
menghafal atau pasif mendengarkan suatu
penjelasan konsep namun anak - anak sendiri yang
harus melakukan pembelajaran melalui
percobaan, pengamatan maupun bereksperimen
secara aktif yang akhirnya akan terbentuk
kreativitas dan sikap ilmiah pada anak – anak.
Untuk itu kegiatan ini sangat tepat karena
merupakan satu upaya yang dapat diterapkan dalam
meningkatkan minat anak – anak terhadap
pengetahuan sains yaitu dengan cara menyajikan
sains
dalam bentuk pembelajaran yang menyenangkan
dan ringan diterima oleh anak
– anak melalui percobaan sederhana.
Pelaksanaanprogramunggulan
individu fun science tidak lepas dari sebuah
hambatan. Hambatan tersebut antara lain
terdapat anak yang masih asing dengan nama
– nama bahan kimia yang terdapat dalam bahan –
bahan yang digunakan. Akan tetapi, semua
hambatan dapat teratasi dengan baik. Anak - anak
yang belum mengetahui bahan kimia, dijelaskan
dengan bahasa yang sangat sederhana agar anak –
anak dapat memahaminya dengan mudah.

D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah diadakannya kegiatan program
unggulan individu yang berjudul “Meningkatkan
Minat Anak – Anak Desa Bandungrojo Terhadap
Pengetahuan Sains Dengan Metode Fun Science”
anak – anak Desa Bandungrojo yang tadinya
menganggap sains itu tidak mudah dan
membosankan berubah mindset bahwa sains itu
tidak sulit dan menyengkan. Hal ini dapat terlihat
dari kepawaian, keantusiasan dan kesenangan
anak – anak Desa Bandungrojo saat melakukan
percobaan.
2. Saran
Kegiatan fun science merupakan
kegiatan permainan menggunakan bahan –
bahan kimia. Tidak sedikit bahan kimia yang
berbahaya apabila terkena kulit atau bahkan
masuk kedalam tubuh. Untuk itu perlu
pengawasan dari orang dewasa ketika anak –
anak melakukan percobaan tersebut. Selain
itu anak – anak juga perlu memahami bahan
– bahan manakah yang berbahaya dan aman.

DAFTAR PUSTAKA

Sudono, Anggani. 2000. Sumber Belajar dan Alat


Permainan. Jakarta: Grasindo.
Ismail, Arif. 2008. Model – Model
Pembelajaran Mutakhir. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sulthon. 2016. Pembelajaran IPA yang Efektif dan
Menyengakan Bagi Siswa Madrasah
Ibtidaiyah (MI). Jurnal
Pendidikan, Vol 4 No 1 diakses di
journal.stainkudus.ac.id pada tanggal 22
Oktober 2019 pukul 22.00 WIB.
PENGENALAN ALAT PERMAINAN
EDUKATIF BAGI ANAK USIA DINI

Prof. Dr. Suyanta, M.Si., Muhammad


Maolan
Email: muhammad.maolan07@gmail.com

Abstrak

Alat Permainan Edukatif merupakan suartu


media yang berbentuk permainan bagi anak usia
dini dalam rangka pengembangan
sikap tertentu untuk menunjang pertumbuhannya.
Media permainan sangat mudah digunakan karena
sifat anak-anak yang sangat menyukai kesenangan
dan hal-hal baru dalam hidupnya. Dengan demikian
anak musia dini akan memiliki suatu pengalaman
belajar kognitif dan afektif dalam kehidupannya
sebagai penunjang pertumbuhan anak dalam rangka
pengenalan dunia luar yang lebih luas. Dengan
bermain anak-anak akan lebih tertarik dan mudah
untuk dikondisikan sesuai tujuan pendidikan anak
usia dini. Dalam artikel yang berjudul “Pengenalan
Alat Permainan Edukatif“ ini akan dijelaskan
tentang alat pemainan edukatif, bagaimana
pembuatannya serta
bagaimana penerapannya dalam proses pendidikan
anak usia dini.

Kata kunci: Alat Permainan Edukatif, Kognitif, dan


Afektif

A. PENDAHULUAN
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
yang tertera dalam (UU Sisdiknas Pasal 1 no.16)
merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut
Usia pada 0-6 merupakan masa emas atau
yang sering di sebut dengan golden age pada masa
ini anak dapat berkembang dengan baik jika
memiliki rangsangan yang baik pula. Pada masa ini
sel neuron dapat memiliki cabang dalam jumlah
yang banyak
sehingga otak anak mengalami perkembangan,
dalam masa ini anak harus mendapat pendidikan
yang baik agar potensi anak dapat berkembang
dengan baik.
Seluruh potensi anak usia dini yang harus
dikembangkan meliputi beberapa aspek yaitu aspek
kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosional dan
moral. Pada dasarnya perkembangan kognitif
dimaksudkan agar anak mampu melakukan
eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca
inderanya,
sehingga dengan pengetahuan yang didapatkannya
tersebut anak-anak dapat melangsungkan hidupnya
dan menjadi manusia yang utuh sesuai kodratnya
sebagai makhluk Tuhan yang harus
memberdayakan apa yang ada di dunia untuk
dirinya dan orang lain.
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah semua
bentuk permainan yang dirancang
untuk memberikan pengalaman pendidikan atau
pengalaman belajar kepada para pemainnya,
termasuk permainan tradisional dan moderen yang
diberi muatan pendidikan dan pengajaran Atas dasar
pengertian itu, permainan yang dirancang untuk
memberi informasi atau menanamkan sikap tertentu,
misalnya untuk memupuk semangat
kebersamaan dan kegotongroyongan, termasuk
dalam kategori permainan edukatif
karena permainan itu memberikan pengalaman
belajar kognitif dan afektif. Dengan demikian, tidak
menjadi soal apakah permainan itu merupakan
permainan asli yang khusus dirancang untuk
pendidikan ataukah permainan lama yang diberi
nuansa atau dimanfaatkan untuk pendidikan.
Lembaga Penyelenggara Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) Pertiwi Dusun Bandungrojo,
Desa Bandungrojo memiliki
lahan yang cukup luas, tempat pembelajaran di
gedung milik pemerintah Desa Bandungrojo.
Dikarenakan keadaan di PAUD Pertiwi untuk Alat
Permainan Edukatif (APE) belum mencukupi untuk
menunjang Pembelajaran di PAUD Pertiwi,
ketersediaan APE yang sangat terbatas membuat
kreatifitas anak menjadi terbatas dan kurang
berkembang, sehingga diperlukanya Pengembangan
Alat Permainan Edukatif, Alat Pemainan Edukaif
itu sendiri berfungsi untuk membantu anak dalam
melatih kemampuan motorik, melatih konsentrasi,
menerapkan konsep logika sederhana, melatih
kemampuan verbal dan bahasa anak, menambah
pengetahuan dan wawasan serta mengenalkan
warna bentuk dan tekstur. Seiring dengan
perkembangan teknologi kini dapat dengan mudah
untuk mencari informasi membuat alat permainan
edukatif sendiri
sehingga lebih menghemat biaya dan tidak harus
selalu membeli. Walaupun begitu mayoritas orang
tua dari peserta didik di PAUD Pertiwi belum
menguasi pemanfaatan teknologi informasi seperti
pemanfaatan internet untuk mencari informasi cara
menciptakan APE sehingga kader hanya
mengandalkan APE yang berada di PAUD Pertiwi
saja. sasaran dari program ini adalah para kader di
PAUD Pertiwi.

B. METODE
1. Observasi
Observasi dilaksanakan untuk memperoleh
data-data tentang PAUD Pertiwi seperti
kondisi ruang belajar, sarana prasarana,
sumberdaya belajar, serta peserta didik yang
akan menjadi pertimbangan pelaksanaan
program selanjutnya.
2. Ceramah
Metode ceramah yang dimaksud disini adalah
ceramah dengan kombinasi metode yang
bervariasi, digunakan sebagai pemicu
terjadinya kegiatan yang partisipatif dan
interaktif melalui tanggapan balik,
perbandingan dengan pendapat dan
pengalaman peserta.
3. Tanya jawab
Tanya jawab digunakan untuk wadah
penyampaian pertanyaan dari hal yang belum
jelas dan hal yang belum di ketahui. Dan juga
sebagai wadah untuk menjawab pertanyaan
yang sudah di
sampaikan untuk menyampaikan informasi.
4. Demonstrasi
Demonstrasi adalah sebuah pendekatan
pembelajaran dengan menunjukkan langsung
pembelajaran kepada peserta.
5. Praktik
Metode praktik di gunakan agar peserta
pelatihan dapat pengalaman melalui interaksi
langsung, praktik di lakukan setelah mendapat
materi yang telah di berikan kepada peserta
pelatihan.
6. Diskusi
Diskusi adalah sebuah metode yang dapat
dilakukan sesama peserta dengan dampingan
fasilitator dalam bertukar pendapat untuk
menyelesaikan dan memecahkan masalah.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil dari program ini dapat dilihat dari
antusiasme kader serta peserta didik PAUD Pertiwi
Dusun Bandungrojo yang diikuti 3 kader serta 17
peserta didik. Melalui kegiatan ini para kader lebih
mengetahui tentang pentingnya fungsi dari alat
permainan
edukatif serta penggunaanya dalam proses
pembelajaran. Selain itu para kader semakin pandai
dalam menyampaikan materi belajar melalui alat
permainan edukatif. Peserta didik PAUD Pertiwi
juga mendapatkan suatu pengalaman terlibat
langsung balam proses pembuatan alat permainan
edukatif sehingga tercipta suatu keaktifan diri pada
peserta didik. Dengan keterlibatan mereka pada
setiap proses pembuatan alat permainan edukatif
tersebut akan tumbuh seuatu sikap berani
berekspresi sesuai keinginan serta memicu ide-ide
kreatif dalam kehidupan
sehari-hari mereka. semangkin menumbuhkan sikap
percaya diri, dan kreatifitas. Pada kegiatan ini alat
permainan yang berhasil dibuat seperti puzzle dari
kertas karton, permainan balok dari kayu bekas,
pasir ajaib,gangsing pelangi, lompat tali dari karet
gelang, dan mainan dari kertas lainnya.
Berikut ini merukapan salah satu contoh metode
pembuatan alat permainan edukatif;

Pasir ajaib

Alat dan bahan untuk membuat pasir ajaib:

1. Pasir pantai
2. Gom (obat sariawan)
3. Lem povinal
4. ShampoPewarna makanan
5. Air secukupnya
6. Mangkuk atau piring
7. Sendok

Cara membuat pasir ajaib

1. Masukan lem ke dalam wadah


2. Tambahkan air secukupnya dan aduk lem
bersama air sampai tercampur
3. Selanjutnya tambahkan shampoo
4. Lalu tambahkan pewarna makanan, lalu aduk
lagi hingga tercampur rata dan mendapatkan
warna yang diinginkan.
5. Lalu masukkan gom teteskan sediki-sedikit
sambil diaduk
6. Jika dirasa masih lengket atau menempel saat
di pegang tambahkan gom sampai adonan
tidak menempel dan kalis
7. Jika sudah masukan pasir aduk menggunakan
tangan sampai rata
8. Pasir ajaib siap dimainkan.

Kendala dalam kegiatan ini adalah ada


beberapa anak yang tidak kondusif saat mengikuti
kegiatan serta sumberdaya alat dan bahan
pembuatan yang terbatas serta tidak memungkinkan
untuk dilaksanakan diruang yang sempit. Namun
kendala ini bisa ditanggulangi berkat kerjasama
antara kader serta teman-teman mahasiswa sehingga
kegiatan dapat tetap berjalan berjalan dengan
lancar.

Gambar 1. Proses Pembuatan Pasir Ajaib

D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Alat Permainan Edukatif yaitu suatu kegiatan
yang sangat menyenangkan dan merupakan cara
atau alat pendidikan yang bersifat mendidik.
Permainan edukatif bermanfaat untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa, berpikir, serta bergaul
dengan lingkungan. Selain itu APE dapat digunakan
sebagai media dalam penyampaian materi tentang
sikap sehingga penanaman sikap pada peserta didik
semakin mudah dan optimal. APE yang di buat
merupakan APE yang sederhanda dan mudah untuk
di buat dan dapat di sesuaikan dengan potensi
sekitar. APE yang dibuat dapat memanfaatkan
bahan yang berada di sekitar lingkungan PAUD
Pertiwi maupun lingkungan rumah.
2. Saran
Dalam penyelenggaraan program
diharapkan untuk membuat suatu perencanaan yang
baik serta terperinci sehingga suatu masalah-
masalah yang sekiranya muncul dalam proses
kegiatan dapat dicegah, selain itu perencanaan yang
baik akan menghasilkan suatu hasil yang baik dan
bisa dilanjutkan pada kesempatan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Andang Ismail. 2006. Education Games


(Menjadi Cerdas dan Ceria dengan
Permainan Edukatif), Yogyakarta: Pilar
Media
Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Anak Usia
Dini, Yogyakarta: PT Pustaka Insan
Madani.
PELATIHAN DAN REPARASI PERALATAN
ELEKTRONIK UNTUK WARGA DESA BANDUNGROJO

Prof. Dr. Suyanta, M.Si., Anggi Eko Pambudi

Email: anggi.eko2016@student.uny.ac.id

Abstrak

Desa Bandungrojo merupakan salah satu Desa


yang terletak di Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.
Mengingat perkembangan teknologi dunia sedang
berkembang dengan pesat untuk menyongsong era
Revolusi Industri 4.0. Sehingga penulis melakukan
kegiatan untuk memberikan pengenalan teknik reparasi
untuk barang-barang elektronik kepada masyarakat Desa
Bandungrojo. Subjek kegiatan tersebut ditujukan kepada
para warga Desa Bandungrojo dan dilakukan selama
periode KKN UNY tahun 2019.

Tujuan dari kegiatan ini adalah: 1). Warga Desa


Bandungrojo memahami teknik reparasi barang
elektronik. 2). warga Desa Bandungrojo menjadi
wirausaha bidang elektronik. Sedangkan manfaat dari
kegiatan ini adalah: 1). Memberi keahlian dasar
kepada masyarakat Bandungrojo khusunya
mengenai
teknik reparasi barang elektronik. 2). Memberi
peluang kapada masyarakat Bandungrojo untuk
membuka usaha reparasi barang elektronik.

Kata kunci: Reparasi, Elektronik, Bandungrojo

A. PENDAHULUAN
Era Revolusi Industri 4.0 membuat
perkembangan teknologi dunia semakin pesat.
Dengan memperkenalkan teknologi-teknologi
mikro atau teknologi dalam dunia elektronika
adalah salah satu langkah yang harus dikembangkan
oleh Indonesia untuk mengejar perkembangan
tersebut. Langkah ini bertujuan agar masyarakat
tidak tertinggal dalam perkembangan teknologi
tersebut. Bagi sebagian industri, masalah
pemeliharaan dan perbaikan secara umum selalu
dikaitkan dengan tanggung jawabnya terhadap
produk yang berkualitas, tepat waktu dan
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi (Yunus,
2018).
Service Elektronik Sebagai Peluang Usaha yang
Menjanjikan (Ripal, 2019).
Berdasarkan permasalahan diatas,
penulis melakukan kegiatan untuk memberikan
pengenalan teknik reparasi untuk barang-barang
elektronik kepada
masyarakat Desa Bandungrojo. Subjek kegiatan
tersebut ditujukan kepada para warga Desa
Bandungrojo dan dilakukan selama periode KKN
UNY tahun 2019. Tujuan dari kegiatan ini adalah
(1) Warga Desa Bandungrojo memahami teknik
reparasi barang elektronik. (2) warga Desa
Bandungrojo menjadi wirausaha bidang elektronik.
Manfaat dari kegiatan ini adalah
(1) Memberi keahlian dasar kepada masyarakat
Bandungrojo khusunya mengenai teknik reparasi
barang elektronik. (2) Memberi peluang kapada
masyarakat
Bandungrojo untuk membuka usaha reparasi barang
elektronik.

B. METODE
Pelaksanaan pelatihan dan reparasi
menggunakan model experiential learning.
Experiential learning adalah salah satu proses
pembelajaran dimana manusia belajara, tumbuh dan
berkembang. Dalam hal ini metode pembelajaran
tersebut menekankan bahwa pengalaman berperan
penting sebagai proses belajar. Pelaksanaan
pelatihan dan reparasi menggunakan model
experiential learning di Desa Bandungrojo,
Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, Jawa
Tengah. Dengan subjek merupakan warga Desa
Bandungrojo.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil dari penelitian yang dilakukan
merupakan pelatihan dan reparasi barang elektronik,
berupa pengenalan peralatan dan komponen dalam
dunia elektronik, teknik instalasi, dan teknik
reparasi.
1. Pengenalan peralatan dan komponen dalam
dunia elektronika
Pengenalan peralatan dan komponen
dilakukan dengan menunjukan barang secara
langsung. Sehingga warga bisa secara
langsung melihat dan mencoba barang
tersebut. Pengelanan tersebut dilakukan
dibalai desa Bandungrojo. Peralatan yang
dikenalkan berupa multimeter, solder, timah,
atraktor, gluegun, jenis-jenis tang, pinset,
obeng. Sedangkan komponen yang dikenalkan
berupa komponen dasar resistor, kapasitor,
induktor, serta jenis-jenis kabel instalasi dan
konektor. Namun,
pelaksanaan tersebut sedikit mengalami
hambatan karena minat dalam bidang
elektronik tidak terlalu tinggi.
2. Teknik Instalasi Listrik
Pada sesi ini warga diajarkan untuk
melakukan pemasangan instalasi untuk
penerangan rumah, sehingga suatu saat
ketika membutuhkan penerangan tambahan
warga bisa memasang penerangan sendiri.
Dalam pelatihan instalasi ini warga secara
langsung ikut serta dalam instalasi agar tidak
terjadi
kecanggungan kedepannya. Disini mahasiswa
KKN berperan sebagai pelaksana dan
pemandu agar kegiatan tidak terjadi kesalahan
yang fatal.
3. Teknik reparasi
Berikut proses pengenalan teknik reparasi:
Gambar 1. Pengenalan teknik reparasi
Gambar 2. Pengenalan teknik reparasi Praktik
reparasi ini sedikit diajarkan
kepada masyarakat, karena untuk melakukan
reparasi harus memerlukan pengalaman lebih,
peralatan yang kompleks, dan pemahaman dalam
bidang elektronika. Pelatihan reparasi yang
diberikan berupa pelatihan dasar, yaitu reparasi
untuk instalasi rumah dan reparasi peralatan rumah
tangga. Peralatan rumah tangga dipilih karena
barang tersebut merupakan dasar untuk
mengenalkan reparasi pada pemula. Selain itu
peralatan rumah tangga merupakan hal umum yang
dimiliki oleh warga desa Bandungrojo. Sehingga
ketika terjadi kerusakan warga desa Bandungrojo
bisa memperbaikinya sendiri. Salah satu contoh alat
yang banyak rusak pada alat rumah tangga di desa
Bandungrojo adalah kipas angin. Kipas angin
adalah alat yang paling mudah diperbaiki karena
komponen penyusunnya yang sedikit dan cara
pengecekannya pun terbilang mudah. Komponen
kipas angin dan kerusakan bagian
utamanya spare parts terdiri dari motor, kapasitor,
baling-baling, gril kipas, gear box serta berbagai
perlengkapan yang dirakit
menjadi satu (https://www.wikikomponen.com,
2019).

D. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Tahapan pelatihan dan reparasi barang
elektronik meliputi dari
pengenalanperalatandan
komponendalamdunia
elektronik, teknik instalasi, hingga
teknik reparasi dan perawatan alat
elektronik.
b. Minat warga Desa Bandungrojo
untuk menggeluti bidang elektronik
belum terlalu tinggi, karena tuntutan
untuk menjadi ahli dalam bidang
tersebut
memang tinggi. Namun sebagian
warga yang ikut sangat antusias
dalam hal tersebut.
2. Saran
Informasi terkait administrasi KKN sebaiknya
diberikan lebih awal, jika ada perubahan
sesegera mungkin diperbarui.

DAFTAR PUSTAKA
Yunus, Irmayanti. 2018. PERAWATAN DAN
PERBAIKAN PERALATAN
ELEKTRONIKA. Universitas Negeri
Makassar.
Anonim. Komponen Kipas Angin Dan Kerusakan
Bagian Utamanya. Diambil tanggal 11
November 2019 dari
https://www.wikikomponen.com/komp onen-
kipas-angin-dan-kerusakan-bagian-utamanya/
Robbani, Habib. 2018. Pengembangan Modul Mata
Kuliah Teknik Pemeliharaan Dan Reparasi
Bagi Mahasiswa Teknik
Elektronika. Universitas Negeri Yogyakarta.
PERAN KEGIATAN LITERASI SASTRA
DALAM MINAT BACA DAN TULIS ANAK
DESA BANDUNGROJO

Prof. Dr. Suyanta, M.Si., Lola Etikasari

Email: lola.etikasari2016@student.uny.ac.id

Abstrak
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui
peran kegiatan literasi, hambatan
dan upaya untuk meningkatkan minat membaca dan
menulis anak Desa Bandungrojo. Sumber data
diperolehdengan cara diadakan program kerja
Literasi Sastra di KKN G301.
Data dianalisis secara interaktif yang terdiri
dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data, penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Berdasarkan data yang terkumpul, kemudian
didiskripsikan dan dianalisis minat membaca dan
menulis anak Desa Bandungrojo atas melalui
kegiatan literasi.

Kata kunci: Literasi, minat baca, dan upaya


A. PENDAHULUAN
Perkembangan zaman yang semakin
pesat menuntut setiap orang memiliki kegemaran
membaca dan menulis, Akan tetapi, masih ada
banyak kekahwatiran salah satunya yang belum bisa
diobati yaitu literasi dikalangan masyarakat
terutama anak-anak.
Pendidikan berbahasa sejak dini
mampu membiasakan siswa untuk berekspresi
sesuai kemampuannya, baik secara lisan maupun
secara tulis. Menurut Wildova (2014:334) its main
principle is literacy approach to initial reading and
writing. Ketika seseorang memiliki kemampuan
berbahasa yakni membaca dan menulis, maka bisa
dikatakan ia memiliki kemampuan literasi.
Literasi sastra khusnya puisi dikalangan
anak-anak sangatlah minim apalagi
khususnya anak Desa Bandungrojo.
Kurangnya minat baca mereka dibidang sastra
terlihat dari tulisan dan penegatuan tentang sastra.
Banyak dari anak Desa Bandungrojo hanya
mengetahui puisi cinta itupun tak mengetahui siapa
penulisnya karena itu kegiatan literasi sastra ini
menjadi salah satu proker individu.
B. METODE
Penelitian ini akan menggunakan jenis
penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif
dilakukan untuk menggambarkan hal yang
sebenarnya mengenai suatu variabel yang belum
jelas dengan pengambilan data yang telah
terkumpul dan membuat analisa kesimpulan secara
sistematis dan akurat.

C. PELAKSANAAN DAN
PEMBAHASAN
Kegiatan literasi sastra ini dilaksanakan di
posko KKN G301 dan Taman Baca.
Kegiatan ini dimulai dengan pengenalan apa itu
sastra? Jenis-jenis sastra? dan manfaat sastra. Anak-
anak Desa Bandungrojo khusnya yang mengikuti
kegiatan Liteterasi Sastra akan di kenalkan puisi,
novel, cerpen, dan teks drama.
Setiap pertemuan mereka akan belajar secara
garis besar semua jenis-jenis sastra setelah mereka
mengetahui secara gambaran umum barulah puisi
yang menjadi senter utamanya akan di kupas secara
mendalam.
Pertemuan pertama minggu kedua membahas
secara garis besar sastra itu apa? Jenis-jenis sastra?
dan manfaat sastra bagi kehidupan. Pertemuan ke
dua membahas tentang garis umum puisi, novel,
cerpen, dan teks drama.
Pertemuan pertama pada minggu ketiga
pembahasan secara mendetail tentang sastra
khususnya puisi karena senter. Anak-anak
dikenalkan 4 macam puisi dari 2 sastrawan yaitu
Sapardi Djoko Damona dengan puisi “Hujan di
Bulan Juni” dan “Aku Ingin Mencintaimu dengan
Sederhana”, Taufik Ismail dengan puisi “ Di
Restoran” dan “Kita Pemilik Sah Republik Ini”.
Pertemuan kedua pada minggu ketiga anak-
anak belajar membaca puisi dan menulis puisi
dengan tema nasionalisme . Dilihat dari tulisan
belum bisa dibilang puisi karena yang mereka tulis
lebih tepat disebut cerita. Mengapa? Didalam
tulisan mereka tidak ada majas, tipografi, dan
penggunaan bahasa masih menggunakan bahasa
cerita atau penjelasan.
Pertemuan ke 3 minggu ke tiga anak-anak di
arahkan bagaimana menulis puisi yang baik dari
berbagai aspek. Dipertemuan ini setelah diberian
pengarahan tentang cara mennulis puisi mereka juga
membuat puisi
dengan tema yang sama seperti pertemuan yang
lalu. Melihat puisi yang mereka tulis lumayan ada
perkembangan misalnya kata anggin diganti bayu,
bersiul menjadi bernyanyi dll.
Pertemuan pertama dan kedua minggu
keempa mereka menulis puisi dengan tema yang
sama “Nasionalisme” dengan catatan pada minggu
kemarin diberikan tugas membaca puisi dari karya
sastrawan inndonesia. Hal hasil tulisan mereka
memiliki perkembangan bisa di lihat melalui
gambar di bawah ini.
Gambar 1. Puisi Gambar 2. Puisi
dengan judul dengan judul
“Pahlawan Tanah Air” “Indonesia”
Gambar 3. Puisi Gambar 4. Puisi
dengan judul “Tanah dengan judul
Kelahiran” “Segalanya”

D. KESIMPULAN
Dapat kita lihat bahwa perkembangan
menulis anak itu meningkat dengan adanya
literasi dan bimbingan. Anak-anak hanya
butuh bimbingan dan dorongan agar minat
baca dan tulis mereka ada.
DAFTAR PUSTAKA
Anugraheni, Ratna. 2011. “Peningkatan
Keterampilan Menulis Eksposisi
Menggunakan Media Kliping Pada Siswa
Kelas XD SMA Pangudi Luhur Sedayu
Bantul”. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Yogyakarta: FBS.
Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam
Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta:
BPFE.
Darmadi, Kaswan. 1996. Meningkatkan
Kemampuan Menulis (Panduan untuk
Mahasiswa dan Calon Mahasiswa).
Yogyakarta: Andi Offset.
Henry, Guntur Tarigan. 1993. Menulis
Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
PELATIHAN PEMBUATAN TEMPAT PENSIL
DAN KERANJANG SERBAGUNA DARI
SAMPAH GELAS PLASTIK BEKAS
MINUMAN

Prof. Dr. Suyanta, M.Si., Alfi Sa’adah

Email: asaadah16@gmail.com

Abstrak

Sampah sudah menjadi masalah bagi


kebanyakan masyarakat. Terutama sampah plastik
yang terus menerus dihasilkan dan digunakan setiap
hari. Pengelolaan terhadap dampah plastik tidak
bisa sembarangan karena jika dibakar akan
mengakibatkan polusi serta mencemari lingkungan
sekitar. Untuk itu diperlukan sebuah solusi dalam
pengelolaan sampah plastik. Salah satu caranya
adalah dengan memanfaatkannya kembali atau
dibuat dalam bentuk barang yang memiliki nilai
guna bahkan nilai ekonomi. Pelatihan pembuatan
tempat pensil dan keranjang serbaguna dari sampah
gelas plastik bekas minuman dilakukan di Desa
Bandungrojo untuk anak-anak hingga ibu-ibu
sebagai upaya pengelolaan terhadap sampah plastik.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah:
1). Peserta pelatihan memiliki keterampilan dan
pengetahuan dalam pemanfaatan sampah, terutama
sampah gelas plastik bekas minuman. 2). Peserta
pelatihan memiliki keterampilan dalam menambah
peluang usaha dari keterampilan yang dimiliki.
Karena hasil karya selain memiliki nilai guna,
memiliki nilai ekonomi juga. 3). Salah satu solusi
dalam pengelolaan sampah plastik secara sederhana
yang dapat dibuat di rumah dan menggunakan
bahan yang ada.

Kata kunci: Sampah, Pengelolaan, Pelatihan

A. PENDAHULUAN
Sampah merupakan masalah yang
sangat membutuhkan penanganan dan solusi agar
tidak semakin banyak menumpuk. Mengingat
sampah membutuhkan waktu yang lama untuk
dapat terurai dengan tanah
terutama sampah plastik. Hal ini sejalan
dengan Qodriyatun (2018) yang mengatakan
bahwa sampah plastik membutuhkan waktu 200
sampai 1000 tahun untuk terurai. Sehingga jika
dibiarkan begitu saja sampah akan mengganggu dan
bahkan dapat menimbulkan penyakit bagi manusia
bahkan seluruh makhluk hidup yang ada di bumi.
Pengelolaan sampah terutama sampah plastik
perlu untuk diperhatikan. Kebanyakan masyarakat
membakar sampah yang sebenarnya justru
menimbulkan dampak bahaya yang lain. Sejalan
dengan H. Yuliptiyanto (2006) bahwa mengelola
sampah dengan cara dibakar tidak dianjurkan karena
dapat menimbulkan polusi dan menyebabkan
keracunan bagi organisme, masyarakat disekitarnya.
Strategi yang dianjurkan adalah dengan
mengumpulkannya pada tempat tertentu kemudian
di daur ulang. Memanfaatkan kembali sampah
merupakan salah satu solusi yang bisa ditawarkan
untuk
mengatasi jumlah sampah plastik yang semakin hari
semakin bertambah. (Elamin, dkk. 2018).
Melihat kondisi di lingkungan Desa
Bandungrojo ditemukan banyak sampah plastik
bekas minuman seperti bekas kopi, minuman
dengan berbagai jenis rasa, bekas berbagai jenis teh
yang berserakan, maka diperlukan adanya
pengelolaan sampah. Hal yang dilakukan adalah
dengan memanfaatkan kembali gelas bekas
minuman tersebut. Sampah plastik bekas gelas
minuman dapat dimanfaatkan sebagai barang yang
memiliki nilai guna melalui pelatihan. Dalam
pelatihan
ini diberikan pengetahuan berupa keterampilan
yaitu pembuatan tempat pensil dari gelas bekas
minuman.
Dari pelatihan yang diselenggarakan
diharapkan menambah wawasan masyarakat
tentang pengelolaan sampah yang benar.
Serta, meningkatkan pengetahuan kepada anak
sebagai kegiatan prakarya dengan membuat tempat
pensil dari gelas bekas minuman. Adapun tujuan
dari adanya pelatiha pembuatan tempat pensil ini
adalah sebagai upaya pengelolaan sampah plastik di
Desa Bandungrojo, memberikan pengetahuan dan
keterampilan berupa keterampilan membuat tempat
pensil dari gelas bekas minuman kepada
masyarakat, menambah peluang usaha dari
keterampilan yang diberikan, karena selain memiliki
nilai guna, tempat pensil ini juga memiliki nilai
ekonomi.

B. METODE
Metode pelatihan yang digunakan
adalah dengan demonstrasi dan praktik. Yaitu
peserta diberikan arahan melalui demonstrasi
langkah-langkah apa saja yang harus
dilakukan setelah itu peserta mempraktikkan secara
langsung langkah demi langkah yang telah
didemonstrasikan oleh tutor.

C. PELAKSANAAN DAN
PEMBAHASAN
Program pelatihan pembuatan tempat
pensil dari sampah gelas bekas minuman
dilaksanakan pada:
Hari, : Kamis, 26 September 2019
tanggal Sabtu, 5 Oktober 2019
Selasa, 8 Oktober 2019
Pukul : 18.00 – 22.00 WIB
07.00 – 11.00 WIB

Lokasi

Jml Peserta

: Rumah Ibu Murni Dusun


Bandungrojo
SD Bergolo
Posko KKN UNY
: 14 Peserta
Tutor : Mahasiswa KKN jurusan
Pendidikan Luar Sekolah
Alat dan : Gelas plastik bekas minuman
Bahan (diambil sisi lingkaran atasnya)
Kardus (untuk alas)
Tali Strapping
Gunting
Lem Tembak
Cutter
Pelaksanaan Program Pelatihan Pembuatan
Tempat Pensil dari sampah gelas bekas minuman
dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan.
Pertemuan pertama yakni dengan sasaran ibu-ibu.
Sebelum pertemuan, dilakukan persiapan dengan
mengumpulkan sampah gelas bekas minuman yang
kemudian di potong dan hanya diambil bagian
ujung atasnya saja. Beberapa bahan dan peralatan,
peserta dianjurkan untuk membawa sendiri minimal
40 lingkaran gelas yang sudah
dipotong rapi serta kardus dan gunting.
Sehingga ketika kegiatan pelatihan berlangsung
peserta tidak berebutan atau kekurangan alat.
Beberapa bahan mahasiswa yang menyediakan,
karena memang bahan tersebut agak susah didapat.
Meskipun barang tersebut juga barang bekas yaitu
tali strapping. Tali strapping diperoleh dari bekas
pengikan keranjang buah yang biasanya ada di toko-
toko buah.
Selanjutnya ketika alat dan bahan sudah siap
dilakukan demonstrasi mulai dari langkah pertama
hingga ke langkah yang selanjutnya. Langkah
pertama peserta sedikit mengalami kesulitan dalam
penganyaman. Pada tahap awal pembuatan biasanya
peserta agak kesulitan dikarenakan urutan anyaman
yang membutuhkan ketelitian. Sehingga, jika urutan
salah maka anyaman akan menjadi sedikit
berantakan. Namun, hal itu dapat
diatasi dengan cara mendampingi satu persatu serta
peserta yang sudah paham bisa mengajarkan kepada
peserta lain yang belum paham.
Pelatihan pemanfaatan sampah gelas plastik
bekas minuman ini tidak hanya untuk ibu-ibu saja,
melainkan juga diberikan kepada anak-anak. Anak-
anak perlu diberikan bekal pengetahuan
keterampilan sejak dini, terutama anak-anaklah
yang paling sering jajn minuman-minuman instant
gelasan. Pengetahuan dan pelatihan perlu
dikenalkan sejak dini agar anak terbiasa tidak
membuang sampah sembarangan terutama sampah
plastik serta anak dapat mengerti tentang penglolaan
sampah. Pengelolaan sampah yang tidak hanya
dibuang ke tempat sampah, melainkan dimanfaatkan
dan didaur ulang menjadi benda yang memiliki nilai
guna serta nilai ekonomi. Hasil karya dari pelatihan
ini
baik untuk ibu-ibu PKK serta anak-anak boleh
dibawa pulang oleh masing-masing peserta.
Proses pelatihan pembuatan tempat pensil dari
sampah gelas plastik bekas minuman. Berikut
adalah dokumentasi kegiatan pelatihan pembuatan
tempat pensil dan keranjang serbaguna dari sampah
plastik gelas bekas minuman yang dilaksanakan:

Gambar 1. Pendampingan peserta


Gambar 2. Hasil pelatihan
bersama anak-anak

Gambar 3. Hasil pelatihan


bersama ibu-ibu
D. HASIL
Dari pelatihan pemanfaatan sampah ini
diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Peserta pelatihan memiliki
keterampilan dan pengetahuan dalam
pemanfaatan sampah, terutama sampah
gelas plastik bekas minuman.
2. Peserta pelatihan memiliki
keterampilan dalam menambah peluang usaha
dari keterampilan yang dimiliki.
Karena hasil karya selain memiliki nilai guna,
memiliki nilai ekonomi juga.
3. Salah satu solusi dalam pengelolaan sampah
plastik secara sederhana yang
dapat dibuat di rumah dan menggunakan
bahan yang ada.

E. PENUTUP
Pelatihan pembuatan tempat pensil dan
keranjang serbaguna dari smapah gelas
plastik bekas minuman yang dilaksanakan ini
sebagai salah satu solusi sampah yang banyak
ditemukan di lingkungan sekitar Desa Bandungrojo.
Pengelolaan sampah gelas plastik ini biasanya
hanya dikumpulkan di suatu tempat kemudian
dibakar. Pembakaran sampah plastik merupakan
pengelolaan sampah yang kurang tepat. Salah satu
solusi pengelolaan sampah plastik yaitu dengan
memanfaatkannya kembali. Melalui pelatihan ini
diperoleh keterampilan untuk anak-anak serta ibu-
ibu di Desa Bandungrojo. Sampah gelas plastik
yang awalnya hanya berupa sampah kini setelah
pelatihan ini menjadi sebuah barang baru yang
memiliki nilai guna bahkan nilai ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Yulipriyanto, H. 2012. Studi Jenis, Komposisi, dan


Karakter Sampah di
Lingkungan Kampus Universitas Negeri
Yogyakarta serta Strategi
Pengelolaannya.. Jurnal Pendidikan Matematika dan
Sains, 11(1), 163-172.
doi:https://doi.org/10.21831/jpms.v11i1 .12341
Qodriyatun, Sri Nurhayati. 2018. Sampah
Plastik: Dampaknya Terhadap Pariwisata dan
Polusi. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR
RI. Info Singkat Kajian Singkat Terhadap Isu
Aktual
dan Strategis, Vol. X, No.
23/I/Puslit/Desember/2018
Elamin, Muchammad Zamzami, dkk. 2018. Analisis
Pengelolaan Sampah Pada Masyarakat Desa
Disanah Kecamatan Sreseh Kabupaten
Sampang. Jurnal Kesehatan Lingkungan,
Vol.10, No. 4, Oktober 2018: 368-375
PELATIHAN KIDS ATHLETICS

Prof. Dr. Suyanta, M.Si., Nanang

Email : nanangrun7@gmail.com

Abstrak

Atletik merupakan olahraga yang terdiri dari


jalan, lari, lempar dan lompat dikatakan sebagai
cabang olahraga yang paling tua usianya dan
disebut juga sebagai ibu atau induk dari semua
cabang olahraga dan sering disebut juga Mother of
sport. Jenis cabang olahraga ini juga
diperuntungkan bagi siswa sekolah dasar, namanya
adalah Kids Athletics. Dalam artikel yang berjudul
“Pelatihan Kids Athletics” ini akan dijelaskan
bagaimana pentingnya kegiatan jasmani dan
olahraga seperti gerak lari, jalan, lompat dan lempar
dengan Peralatan Olahraga Anak (POA) melalui
kegiatan pelatihan kids athletics bagi anak untuk
pengembangan berbagai gerak dasar umum dan
dasar olahraga, melalui kegiatan ini diharapkan
anak mendapatkan pondasi gerak yang lebar,
sehingga memungkinkan anak memiliki
keterampilan gerak menyeluruh yang pada nantinya
akan menjadi dasar untuk
menentukan arah potensi selanjutnya dalam
olahraga. Melalui kegiatan kids athletics ini
diharapkan anak mendapatkan pembinaan gerak
multilateral sehingga pada saat junior nanti anak
sudah menguasai berbagai macam gerak dan di usia
dewasa nantinya bisa berprestasi.

Kata kunci: Atletik, Kids Athletics, Gerak.

A. PENDAHULUAN
Atletik merupakan olahraga tertua di
dunia bahkan disebut juga Mother of Sports
yaitu sebagai ibu atau induk dari olahraga,
karena olahraga ini merupakan olahraga
pertama kali yang ada di dunia menurut Eddy
Purnomo dan Dapan (3: 2011). Olahraga ini
sangat terkenal pada masa kejayaanya,
dimulai dari negara Yunani, negara–negara
dibenua Eropa sampai Amerika dan seluruh
dunia, masyarakat sangat antusias dan
bersemangat dalam memainkanya. Dalam
Olimpiade, atletik merupakan cabang
olahraga yang memperebutkan banyak medali, hal
ini muncul karena atletik mempunyai cabang
olahraga yang banyak, terdiri dari 4 nomor yaitu;
jalan, lari , lempar dan lompat.
Dalam pembelajaran penjas di sekolah dasar
Atletik masuk dalam kurikulum kurikulum
pembelajaran, yaitu dengan kompetensi dasar 1.1.
Mempraktikkan berbagai variasi gerak dasar ke
dalam permainan dan olahraga dengan peraturan
yang dimodifikasi serta nilai-nilai yang terkandung
di dalamnya dan standar kompetensi 1.3.
Mempraktikkan variasi gerak dasar ke dalam
modifikasi atletik, serta nilai semangat, sportivitas,
percaya diri dan kejujuran. Yang dimaksud dengan
modifikasi atletik disini adalah kids atletik yang
diajarkan sesuai dengan tahap usia perkembangan
siswa.
Olahraga kids atletik terdiri dari 9 nomor yang
diantaranya adalah nomor lari yaitu Sprint/Hurdles,
Sprint Relay, Hurdles Race, 1000m Endurance.
Untuk nomor lempar yaitu Teens’ Javelin Throw,
Teens’ Discus Throwing sedangkan nomer lompat
yaitu Pole Long Jumping over a sandpit, Short Run-
up Long Jumping dan Short Run-up Triple
Jumping. Sprint/ hurdles adalah relay lari gabungan
dan kaki rintangan dengan sudut melengkung, sprint
relay adalah estafet lari dengan cara sudut
melengkung, hurdles race adalah berlari lebih dari
rintangan secara berkala, 1000m endurance adalah
1000m lari ketahanan, teens’ javelin throwing
adalah satu lemparan bersenjata untuk jarak /
presisi, teens’ discus throwing adalah berputar
untuk jarak lemparan dan presisi menggunakan
piringan yang tepat, pole long jumping over a
sandpit adalah
melompat menggunakan tongkat untuk melewati
bak pasir, short run- up long jumping adalah
melompat satu kali kesempatan dengan tolakan
yang kuat dan yang terakhir short run-up triple
jumping adalah melakukan lompat tiga kali berturut
turut dengan tumpuan dua kaki bersamaan.
Objek sasaran dalam kegiatan ini adalah anak-
anak usia dini hingga anak usia sekolah dasar di
dusun Bandungrojo. Harapan yang ingin dicapai
dari kegiatan ini adalah peningkatan gerak
multilateral anak sehingga memungkinkan anak
memiliki keterampilan bergerak secara menyeluruh,
yang pada gilirannya nanti akan menjadi dasar
untuk menentukan arah potensi selanjutnya dalam
olahraga.

B. METODE
1. Observasi
Hal pertama yang dilakukan dalam melakukan
kegiatan pelatihan adalah observasi. Penulis
mengobservasi keadaan dusun Bandungrojo
khususnya anak-anak jenjang Paud, TK dan SD.
Yang menjadi fokus disini adalah bagaimana
mengajak anak-anak jenjang Paud, TK dan SD
berolahraga.
2. Demonstrasi
Hal kedua yang dilakukan dalam
melakukan kegiatan agar anak-anak memahami kids
athletics adalah demonstrasi. Kegiatan ini melatih
anak untuk melihat, meniru, dan mempraktikkan
gerak yang dicontohkan.

C. PELAKSANAAN DAN
PEMBAHASAN
Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di
posko KKN UNY Dusun Bandungrojo, Desa
Bandungrojo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten
Blora, Jawa Tengah. Kegiatan ini bertujuan untuk
memberikan pelatihan gerak multilateral dengan
berbagai kegiatan keterampilan dasar cabang
olahraga, salah satunya cabang olahraga Atletik dan
kemampuan motorik yang disajikan dengan urutan
dalam beberapa sesi pertemuan, pada setiap sesi
pertemuan mereka akan belajar salah satu nomor
dalam kids athletics.
Pertemuan pertama mereka belajar lari estafet
bolak-balik dengan kombinasi “Kanga’s Escape”,
pertemuan pertama dilaksanakan pada minggu ke
kedua. Pertemuan kedua mereka belajar lompat
dengan dua kaki kedepan daei posisi squat
“Loncat Katak”, pertemuan kedua dilaksanakan
pada minggu kedua. Pertemuan ketiga mereka
belajar lempar satu tangan untuk mencapai jarak
dengan lembing anak
“Lempar Turbo”, pertemuan ketiga dilaksanakan
pada minggu ketiga. Pertemuan keempat mereka
belajar estafet dengsn kombinasi sprint, gawang,
dan slalom
“Formula 1”, pertemuan keempat dilaksanakan pada
minggu keempat. Pertemuan kelima diadakan lomba
kids athletics, dilaksanakan pada minggu kelima.
Hasil kegiatan ini dapat dilihat dari
antusiasme anak-anak Dusun Bandungrojo yang
diikuti kurang lebih 15 anak. Melalui kegiatan ini
anak-anak Dusun Bandungrojo mulai mengenal
nomor-nomor lomba dalam kids athletics dan
keterampilan olahraga atletik.
Kendala dalam kegiatan ini adalah sarana dan
prasarana yang kurang mendukung. Namun kendala
ini berhasil ditanggulangi dan kegiatan kids
athletics tetap berjalan dengan lancar.
Gambar 1. Kegiatan pelatihan kids athletics
bersama anak-anak desa Bandungrojo

Gambar 2. Bersama peserta pelatihan kids


athletics
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Pembinaan Multilateral sangat penting untuk
pengembangan anak melalui kegiatan
jasmani, melalui kegiatan kids athletics
mendorong anak untuk
meningkatkan kemampuan gerak motorik dan
diharapkan menjadi dasar untuk menentukan
arah potensi selanjutnya.
2. Saran
Saran yang dapat diberikan dari pelaksanaan
kegiatan ini, yaitu
diharapkankedepannyapeserta
pelatihan dapat terus melatih keterampilannya
dan berprestasi.
DAFTAR PUSTAKA

IAAF. (2007). Kids Athletics. Monaco Lumintuarso,


Ria. 2014. “Peralatan Olahraga
Anak” (Untuk Pengembangan
Multilateral). Yogyakarta: UNY Press.
Udin, Khoirur Rofi. 2017. “Pengaruh Latihan
Kids Athletics Terhadap Kemampuan
Gerak Lemparan Pada Siswa Kelas V
MI Bendiljati Wetan Kabupaten
Tulungagung”. Skripsi. Jurusan PGSD
Penjas. Yogyakarta. FIK
PENGENALAN LAGU NASIONAL DAN
LAGU DAERAH UNTUK ANAK

Prof. Dr. Suyanta M.Si., Risca Desly


Sadryani

Email : Riscadeslysadryani@gmail.com

Abstrak

Musik merupakan salah satu media untuk


mengenalkan berbagai jenis lagu bagi anak-anak
serta memiliki peran penting dalam meningkatkan
dan mengembangkan potensi rasa keindahan yang
dimiliki melalui pengalaman dan penghayatan
musik. Dalam artikel yang berjudul “Pengenalan
Lagu Nasional dan Lagu Daerah untuk Anak” ini
akan dijelaskan tentang pentingnya musik bagi anak
untuk menunjang pertumbuhan dan meningkatkan
rasa cinta tanah air dan cinta budaya dengan
mengenali lagu nasional dan lagu daerah. Dengan
bernyanyi, anak-anak dapat mempelajari berbagai
lagu nasional dan lagu daerah serta mampu
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kata kunci: Musik, Pengenalan Lagu Nasional dan
Lagu Daerah

A. PENDAHULUAN
Lagu Nasional dan Lagu Daerah
merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan di
dunia anak-anak. Tidak hanya menghafal lagu anak
saja, tetapi anak-anak pun dituntut menghafal lagu
nasional dan lagu daerah yang bertujuan untuk
meningkatkan rasa nasionalisme sejak dini. Seni
musik merupakan salah satu media yang dapat
digunakan agar anak-anak dapat
mengimplementasikan lagu-lagu nasional dan lagu
daerah.
Indonesia merupakan negara yang memiliki
lagu nasional serta lagu daerah yang beragam. Lagu
nasional atau lagu perjuangan merupakan Lagu-lagu
perjuangan adalah kemampuan daya upaya yang
muncul
melalui media kesenian di dalam
peranannya pada peristiwa sejarah kemerdekaan di
Indonesia (Mintargo, 2008). Dalam pengertian yang
luas lagu perjuangan sebagai ungkapan perasaan
nasionalisme masyarakat Indonesia dalam wujud
lagu. (h.2)
Dalam pengertian yang luas sebagai
perasaan nasional lagu-lagu perjuangan
disebut sebagai lagu wajib, diajarkan
mulai pada tingkat pendidikan dasar,
hingga perguruan tinggi dan wajib
diketahui seluruh masyarakat Indonesia.
Lagu daerah atau musik daerah atau lagu
kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal
dari suatu daerah tertentu dan menjadi popular
dinyanyikan baik oleh
rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada
umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui
lagi alias noname.
Musik dapat berpengaruh dalam pertumbuhan
dan perkembangan anak mulai dari kandungan
hingga dewasa. Pembiasaan menyanyikan lagu
nasional dan lagu daerah sangat diharapkan, karena
pada dasarnya sebagai warga Negara Indonesia
harus menguasai lagu-lagu yang telah diciptakan
oleh pahlawan bangsa. Banyak anak yang dapat
dengan mudah menghafal lagu dewasa dimana kosa
kata lagu tidak sesuai dengan karakeristik anak.
Penelitian yang menggunakan teknologi
pencitraan otak (MRI/Magnetic Resonance Imaging
dan PET Scan/Positron Emission Tomography)
menyatakan bahwa ketika seseorang mendengarkan
melodi dengan pitch dan timbre yang bervariasi
serta mempelajari musik melalui pendengaran, otak
sebelah kanan akan bekerja secara aktif. Ketika dia
belajar membaca notasi musik
seperti memahami kunci, notasi dan lainnya, otak
kirinya bekerja (Tetty Rachmi, 2008:5). Melalui
pernyataan ini, dapat disimpulkan bahwa musik
sangat berkaitan erat dengan perkembangan
intelegensi anak, dapat membangun kemampuan
berkomunikasi dan merangsang kepekaan dan
kreatifitas kecil anak.
Objek sasaran dalam kegiatan ini adalah anak-
anak usia dini hingga anak usia sekolah dasar di
dusun Bandungrojo. Harapan yang ingin dicapai
dari kegiatan ini adalah anak dapat mengetahui
lagu-lagu nasional dan lagu daerah selain itu
melatih otak anak untuk bekerja secara optimal
melalui mendengarkan serta meniru melodi dan
ritmis dalam lagu.

B. METODE
1. Observasi
Hal pertama yang dilakukan dalam melakukan
kegiatan pengenalan lagu nasional dan lagu
daerah adalah observasi. Penulis
mengobservasi keadaan dusun Bandungrojo
khususnya anak-anak jenjang Paud, TK dan
SD. Yang menjadi fokus disini adalah
bagaimana anak-anak jenjang Paud, TK dan
SD dalam mengenal lagu nasional dan lagu
daerah.
2. Demonstrasi
Hal kedua yang dilakukan dalam melakukan
kegiatan pengenalan lagu nasional dan lagu
daerah adalah demonstrasi. Kegiatan ini
melatih anak untuk mendengarkan dan
meniru, yaitu mengenalkan lagu-lagu nasional
dan lagu daerah Jawa Tengah, Aceh, dan
Maluku antara lain Yo Prakanca, Bungong
Jeumpa, Apuse, Tul Jaenak
serta lagu nasional antara lain
Berkibarlah benderaku, Andika Bayangkari,
Indonesia Pusaka, dan Tanah Air. Saat
pelaksanaan kegiatan ini tak lupa diselipkan
penanaman nilai-nilai sosial, moral dan
motivasi bagi anak serta menyanyikan lagu-
lagu nasional dan lagu daerah yang telah
diketahui sebelumya.

C. PEMBAHASAN DAN HASIL


Hasil kegiatan ini dapat dilihat dari
antusiasme anak-anak Dusun Bandungrojo yang
diikuti kurang lebih 15 anak. Melalui kegiatan ini
anak-anak Dusun Bandungrojo semakin mengenal
lagu-lagu nasional dan lagu daerah yang mereka
miliki. Lewat kegiatan ini juga dilaksanakan pentas
dalam acara perpisahan KKN G301 melibatkan
anak-anak untuk menmpilkan lagu-lagu
nasonal serta lagu daerah yang sudah dipelajari
selama 1,5 bulan.
Kendala dalam kegiatan ini adalah ada
beberapa anak yang tidak kondusif saat mengikuti
kegiatan. Namun kendala ini berhasil ditanggulangi
dan kegiatan tetap berjalan dengan lancar.

Gambar 1. Mengenalkan lagu nasional dan


lagu daerah
Gambar 2. Malam perpisahan KKN G301
setelah pertunjukan

D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Seni Musik merupakan salah satu media untuk
mengenalkan lagu nasional dan lagu daerah bagi
anak. Seni musik mampu berperan dalam
perkembangan anak pada
media berkomunikasi, kemampuan intelegensi. Seni
musik khususnya bernyanyi merupakan kegiatan
yang sangat mudah diterapkan kepada anak. Anak
sangat menyukai benda atau sumber suara yang
belum pernah mereka lihat dan dengarkan. Dengan
memberikan variasi saat menirukan lagu dan
menggunakan alat musik dapat menarik perhatian
anak.
Selain variasi dalam bernyanyi anak sangat
mudah mengikuti kegiatan bernyanyi jika diberikan
permainan yang menyangkut dengan lagu yang
diajarkan. Seperti tebak-tebakan mengenai asal lagu
daerah, pahlawan dan pertanyaan-pertanyaan
lainnya. Melalui seni musik juga, anak dapat
mengembangkan talenta yang mereka miliki.
Melalui pembinaan dari guru maupun orang tua
agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan minat
dan bakatnya.

2. Saran
Faktor penghambat dalam kegiatan ini
adalah mengkondusifkan anak-anak yang tidak
ingin terlibat dalam kegiatan ini. Saling
mengajak teman untuk tidak mengikuti
kegiatan karena dianggap sebagai kegiatan
yang tidak memberi keuntungan bagi mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Sugeng Utuh Priyanto. Pendidikan Musik untuk


Anak Usia Dini Diakses pada tanggal 12
Oktober 2019 pukul 19.16
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id

Fitroh Fadjryana Siti, Khasanah Mulifatin Siti


Mulifatin Khasanah. Musik Sebagai Stimulus
Pada Kecerdasan Emosi Anak (Studi Kasus
TK A Di Kelompok Bermain Kasih Ibu)
Jurnal PG- - PAUD Trunojoyo, Volume 3,
Nomor 1, April 2016, hal 1-75

Utami. N. 2012. Pengaruh Musik Terhadap


Kecerdasan Intelektual Dan
Emosional Anak Usia
Prasekolah.https://prezi.com/rloy8csoss
r-/pengaruh-musik-terhadapkecerdasan-
intelektual-dan-emosionalanak-usia-
prasekolah. 24,10, 2016
Raisah Armayanti Nasution. 2016. Pembelajaran
Seni Musik Bagi Pengembangan Kognitif
anak Usia Dini. Diakses pada tangal 16
Oktober
2019 pukul 11.05 jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id
PENGELOLAAN ARSIP PEMERINTAH
DESA BANDUNGROJO Prof. Dr. Suyanta, M.Si,
Novi Dwi Astuti Email:
Novidwiastuti35@gmail.com Abstrak
Pengelolaan Arsip Pemerintah Desa
Bandungrojo merupakan program yang dilakukan
sebagai upaya untuk menjaga daur hidup arsip di
Kantor Desa tersebut. Hal ini perlu dilakukan
karena pengelolaan arsip di Kantor Desa ini belum
sesuai dengan standar kearsipan. Faktor Sumber
daya manusia, prasarana, serta dukungan dan
perhatian pimpinan terkait tata kelola arsip masih
sangat kurang di Kantor Desa Bandungrojo.
Pelaksanaan program pengelolaan arsip ini
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif
dan pendampingan. Sebelum melaksanakan
program dilakukan observasi dan wawancara
mengenai bagaimana pengelolaan arsip di Kantor
Desa Bandungrojo. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis dalam rangka perbaikan. Pendampingan
tata kelola arsip dilakukan dengan memfasilitasi
pencatatan arsip, memberikan pengarahan, dan
petunjuk bagaimana pengelolaan arsip. Hasil yang
diperoleh dari program ini yaitu administrasi
arsip lebih tertib, penataan arsip lebih rapi, dan
penomoran surat keluar lebih runtut.

Kata Kunci: Arsip, Kantor Desa,


Bandungrojo

A. PENDAHULUAN
Arsip merupakan unsur penting bagi
kelangsungan hidup organisasi. Hal ini mengingat
arsip mencakup jangkauan informasi, antara lain
rekam sejarah berdirinya organisasi, aktifitas atau
kegiatan yang telah dilakukan organisasi, dan
kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan. Fungsi
arsip dalam organisasi yaitu sebagai bahan
pertimbangan dalam penetapan kebijakan. (Fadli,
2011: 3)
Pengelolaan arsip tidak lepas dari pelaksanaan
manajemen kearsipan. Tahap dalam manajemen
kearsipan, meliputi penciptaan, penyimpanan, dan
pemusnahan
arsip. Menurut Handoko (2003: 9), Faktor-faktor
yang menjadi penentu pengelolaan arsip yaitu
sumber daya manusia, anggaran, sarana dan
prasarana, serta dukungan dan perhatian pimpinan.
Melihat pentingnya arsip bagi
keberlangsungan suatu organisasi tersebut, maka
perlu dilakukan pendampingan pengelolaan arsip
khususnya untuk organisasi pemerintahan seperti
Pemerintah Desa
Bandungrojo. Sebelum memulai pendampingan
perlu dilakukan penelitian
mengenai pengelolaan arsip guna
memperbaiki kekurangan yang ada. Pendampingan
pengelolaan arsip dilakukan sebagai upaya untuk
menjaga daur hidup arsip agar terus
berkesinambungan.

B. METODE PELAKSANAAN
Program Pengelolaan Arsip Pemerintah Desa
Bandungrojo dilakukan dengan menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif dan juga
dengan metode pendampingan. Data pada metode
penelitian ini didapat melalui observasi dan
wawancara. Observasi dilakukan dengan cara
mengamati, melihat, dan mendengar langsung ke
lokasi penelitian.
Sementara, pelaksanaan program Pengelolaan
Arsip menggunakan metode Pendampingan.
Kegiatan pendampingan meliputi konsultasi,
pembelajaran, dan konseling.

C. PELAKSANAAN DAN
PEMBAHASAN
Kegiatan Pengelolaan Arsip Pemerintah Desa
Bandungrojo dimulai dari observasi dan wawancara
terkait pengelolaan arsip desa. Hasil observasi dan
wawancara yang
dilakukan menunjukkan bahwa terdapat 3 unsur
manajemen kearsipan di Desa Bandungrojo yang
masih rendah yaitu sumber daya manusia,
prasarana, serta dukungan dan perhatian dari
pimpinan. Sumber daya manusia di Kelurahan Desa
Bandungrojo terdiri dari 9 perangkat desa yang
meliputi Kepala Desa, Sekretaris Desa, Ketua
Urusan (Kaur) Pemerintahan, Kaur Kesejahteraan,
Kaur Pelayanan, Kaur Keuangan, Kaur Umum, dan
2 kepala Dusun. Pada pemerintah desa ini terlihat
adanya pembagian tugas yang kurang merata,
dimana terlihat Kepala Dusun sebagai pegawai
lapangan juga mendapatkan banyak tugas dalam
kegiatan administrasi kantor (catat-mencatat, ketik-
mengetik, surat-menyurat, pelayanan, dan lain-lain).
Selain itu, perangkat desa belum begitu memahami
mengenai pengelolaan arsip.
Unsur kedua yang belum dipenuhi dalam
pengelolaan arsip yaitu sarana. Kantor Desa
Bandungrojo belum memiliki buku ekspedisi surat
keluar, sehingga pencatatan surat keluar belum
tercatat secara rapi. Kemudian unsur yang terakhir
yaitu dukungan dan perhatian pemimpin. Kepala
desa sebelumnya tidak menghargai prestasi kerja
bawahannya, sehingga perangkat desa tidak
termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.
Namun, adanya pergantian kepala Desa baru yang
peduli terhadap bawahan saat ini akan
meningkatkan motivasi kerja pegawai kantor.
Gambar 1. Pendampingan Kearsipan dengan
pegawai di Balai Desa Bandungrojo

Sementara, pendampingan yang dilakukan


yaitu konsultasi, pembelajaran, dan konseling.
Konsultasi yaitu pendampingan dengan cara
pemberian solusi terkait permasalahan yang ada.
Pembelajaran yang dilakukan yaitu dengan cara
pemberian contoh pengelolaan arsip. Kemudian,
konserling bertujuan untuk menggali potensi yang
ada pada perangkat desa dalam pengelolaan arsip.
D. HASIL
Hasil dari program ini yaitu dengan
pembuatan buku agenda surat keluar, mulai dari
surat nikah, surat kelahiran, kematian, pindah,
keterangan, dan kedatangan. Dengan adanya buku
agenda ini maka, surat keluar dapat tercatat dengan
baik sesuai dengan jenisnya. Pencatatan ini juga
dapat mempermudah dalam pemberian nomor untuk
surat keluar. Selain itu juga, adanya program ini
juga membuat penataan arsip lebih rapi.

E. KESIMPULAN
Pendampingan pengelolaan arsip perlu
di lakukan untuk menjaga daur hidup arsip agar
terus berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA
Abriani, Nining., dkk. 2018. Tata Kelola Arsip
Kator Desa Wilayah Kecamatan Sumbang
Kabupaten Banyumas dalam Mewujudkan
Tertib Arsip Desa. Jawa Tengah: Universitas
Jendral Soedirman.
Fadly, Muhammad. 2011. Manajemen Arsip Statis
dalam Upaya Pelestarian Informasi Lembaga
Pemerintahan. Medan: Universitas Sumatera
Utara.
Handoko, T. H. 2003. Manajemen.
Yogyakarta: BPFE.
MENINGKATKAN KESADARAN
KESELAMATAN PEKERJA PANDE BESI
DESA BANDUNGROJO MELALUI
SOSIALISAI KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA (K3)

Prof. Suyanta, M.Si., Andina Cahyani


Email: andina5980ft2016@student.uny.ac.id

Abstrak
Pande Besi merupakan salah satu sentra
industri yang ada di Desa Bandungrojo, Kecamatan
Ngawen, Kabupaten Blora yang menghasilkan alat
pertanian berupa arit, pacul, sabit dan golok. Teknik
pembuatannya
masih terbilang tradisional dengan menggunakan
tenaga manusia. Namun karena kurangnya perhatian
dalam pembuatan alat – alat tersebut adakalanya
terjadi kecelakaan kerja yang tidak sengaja.
Oleh karena itu, kegiatan sosialisasi ini
bertujuan untuk meningkatkan rasa peduli terhadap
keselamatan selama pekerjaan itu berlangsung.
Dengan menggunakan metode wawancara dan
demonstrasi, kegiatan diawali
dengan berkunjung ke beberapa sentra pande besi
yang kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi
pemakaian alat pelindung diri.
Hasil dari kegiatan ini diharapkan para
pekerja lebih mengutamakan keselamatan dan
kesehatan selama bekerja dengan menggunakan alat
pelindung diri yang tepat. Yang kemudian
pemakaian alat pelindung diri ini digunankan secara
berkelanjutan.
Dengan terjaganya keselamatan dan kesehatan
selama bekerja dipastikan produk yang dihasilkan
dapat mencapai target dan lebih baik kedepannya.

Kata kunci: Kesehatan Keselamatan Kerja (K3),


Pande Besi, Alat Pertanian.

A. PENDAHULUAN
DesaBandungrojo,Kecamatan
Ngawen, Kabupaten Blora merupakan salah
satu desa yang terkenal dengan sentra industri
berupa Pande Besi. Industri penghasil alat
pertanian ini sudah dilakukan secara turun –
temurun sejak tahun 60-an. Dengan bahan
dasar berupa besi batangan yang dipanaskan
terlebih dulu dan selanjutnya ditempa sesuai dengan
bentuk alat pertanian seperti sabit, cangkul dan arit.
Salah satu hal yang harus diperhatikan saat
memproduksi alat pertanian ini adalah banyaknya
sisa – sisa besi halus yang dapat terhirup oleh
pernapasan dan juga percikan api saat proses
menempa besi. Namun sayangnya masalah
keselamatan dan kesehatan kerja masih kurang
diperhatikan dengan jarangnya penggunaan alat
pelindung diri yang baik dan benar. Oleh karna itu,
dengan adanya sosialisasi ini dapat meningkatkan
kesadaran pekerja akan keselamatan dan kesehatan
kerja melalui penggunaan alat pelindung diri.
Dalam PP 50 tahun 2012, tercantum bahwa
Keselamatan dan kesehatan Kerja merupakan segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja. Sedangkan menurut
UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja,
dijelaskan bahwa tujuan dari K3 adalah mencegah
terjadinya kecelakaan dan sakit dikarenakan
pekerjaan. Selain itu juga berfungsi untuk
melindungi semua sumber produksi agar dapat
digunakan secara efektif.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
menjaga keselamatan dan kesehatan
dalam bekerja yaitu menggunakan perlengkapan
berupa alat pelindung diri (APD). Peraturan
perundang – undangan yang mengatur penggunaan
APD salah satunya adalah Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
01/Men/1981, disebutkan dalam pasal 4 ayat 3,
bahwa “pengurus wajib menyediakan secara cuma –
cuma semua alat pelindung diri yang
diwajibkan penggunaannya oleh tenaga kerja yang
berada dibawah pimpinannya untuk mencegah
penyakit akibat kerja.
Tujuan diadakannya kegiatan ini berguna
untuk mengajak para pekerja dan juga
mengingatkan bahwa penggunaan alat pelindung
diri diwajibkan agar terjaganya keselamatan saat
bekerja. Dan diharapkan agar penggunaan alat
pelindung diri dilakukan secara berkelanjutan
selama proses produksi berlangsung.

B. METODE
Metodeyangdigunakanyaitu
wawancara dan demonstrasi. Langkah pertama
mahasiswa melakukan wawancara kepada para
pekerja pande besi mengenai keselamatan kerja dan
juga penggunaan alat pelindung diri. Dilanjutkan
dengan membagi masker yang merupakan salah
satu contoh
alat pelindung diri dan demonstrasi pemakaian
masker yang baik dan benar hingga menutupi dari
bagian hidung hingga bawah mulut agar sisa – sisa
besi halus tidak terhirup oleh alat pernapasan.
Dalam kegiatan ini dilaksanakan sebanyak sembilan
kali yang terbagi atas beberapa industri pande besi
dengan sekali perencanaan sebelum melakukan
eksekusi.

C. PEMBAHASAN DAN HASIL Program


unggulan individu yang
berjudul “Meningkatkan Kesadaran Keselamatan
Pekerja Pande Besi Desa Bandungrojo Melalui
Sosialisai Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)”
yeang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
bahwa penggunaan alat pelindung diri diwajibkan
agar terjaganya keselamatan saat bekerja. Kegiatan
ini dilakukan sebanyak sembilan
kali yang terbagi atas 12 industri di Dusun
Bandungrojo dan 1 industri di Dusun Banjarkerto.
Sebelum mengunjungi industri pande besi,
mahasiswa menyiapkan beberapa keperluan berupa
poster, stiker dan juga masker yang akan dibagikan
saat melakukan sosialisasi yang dilaksanakan pada
Tanggal 16 September 2019 pada pukul 13.00 –
15.00 WIB.

Gambar 1. Stiker Logo Safety First


Gambar 2. Poster Alat Pelindung Diri.

Sosialisasi ini dilaksanakan pada Tanggal 16,


21, 23, 24, 26, 29 dan 30 September serta 5, 8 dan 9
Oktober 2019 dengan rentang waktu pukul 08.00 –
12.00 WIB dengan jumlah 13 industri pande besi
yang dikunjungi. Kegiatan yang dilakukan
berupa wawancara dengan pekerja yang dilanjutkan
dengan pembagian masker, poster dan stiker serta
dilanjutkan dengan demonstrasi pemakaian masker
yang baik dan benar.

Gambar 3. Pembagian Poster, Stiker dan


Masker.
Gambar 4. Pekerja Pande Besi Menggunakan
Alat Pelndung Diri Berupa Masker.

Hasil dari serangkaian kegiatan yang telah


dilaksanakan, para pekerja industri pande besi Desa
Bandungrojo tampak antusias untuk mendengarkan
pada saat sosialisasi dilakukan. Selain itu tingkat
keingintahuan mereka juga sangat tinggi untuk
mengetahui contoh – contoh dari alat pelindung diri.

D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah dilaksanakannya kegiatan program
individu yang berjudul
“Meningkatkan Kesadaran
Keselamatan Pekerja Pande Besi Desa
Bandungrojo Melalui Sosialisai Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja (K3)”, para pekerja
industri pande besi lebih peka penggunaan
alat pelndung diri guna meningkatkan
kesehatan dan keselamatan kerja
2. Saran
Adanya peninjauan dari pemerintahan desa
setempat mengenai pemakaian alat pelindung
diri agar tetap dilakukan secara terus menerus
juga diadakan pembagian masker atau alat
pelindung diri lainnya yang sesuai dengan
kebutuhan para pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Novianto, Nanang. 2015. Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) pada Pekerja
Pengecoran Logam PT. Sinar Semesta. Jurnal
Kesehatan Masyarakat,
Vol 3 No 1 diakses di ejournal3.undip.ac.id
pada tanggal 22 Oktober 2019 pukul 22.00
WIB.
Dwitama. 2019. Pentingnya Arti Keselamatan dan
Kesehatan kerja (K3) Bagi Perusahaan.
diakses di
dwitama.co.id pada 2 November 2019 pukul
19.00 WIB.

Erwandi. 2018. Pelatihan Keselamtan dan


Kesehatan Kerja (K3). Jakarta. diakses di
https://www.ristekdikti.go.id/info-iptek-
dikti/pelatihan-keselamatan-dan-kesehatan-
kerja-k3/ pada 3 November 2019 pukul 13.00
WIB.
SENI DEKORATIF

“PENGAPLIKASIAN MURAL DI
TAMAN BACA MASYARAKAT”

Prof. Dr. Suyanta, M.Si., Roni Alexander

Email: ronialexander6798@gmail.com

Abstrak

Seni dekoratif adalah suatu aliran seni rupa


yang digunakan untuk memperindah bagian dari
sebuah bangunan, tembok atau objek-objek tertentu.
Seni rupa sendiri terbagi menjadi dua macam, dua
dimensi (dwimatra) dan tiga dimensi (trimatra). Dua
dimensi atau dwimatra adalah panjang dan lebar
dalam suatu bidang papar/datar, tidak memiliki
kedalaman atau ketebalan. Mural menurut Susanto
(2002:76) memberikan definisi sebagai lukisan
besar yang dibuat untuk mendukung ruang
arsitektur. Definisi tersebut bila diterjemahkan lebih
lanjut, maka mural sebenarnya tidak bisa dilepaskan
dari bangunan dalam hal ini dinding. Mural berasal
kata dalam Bahasa Latin, yaitu
murus, yang berarti dinding. Dinding dipandang
tidak hanya sebagai pembatas ruang maupun
sekedar unsur yang harus ada dalam bangunan
rumah atau gedung, namun dinding juga dipandang
sebagai medium untuk memperindah ruangan.
Dalam artikel yang berjudul “Mural sebagai Media
Peningkatan Kreativitas Anak” ini akan
dijelaskan bagaimana pentingnya pembelajaran seni
rupa melalui kegiatan mural bagi anak untuk
menunjang kreativitas. Dengan adanya
pembelajaran seni rupa terutama mural membuat
anak dapat mengaplikasikan imajinasi yang
dituangkan lewat mural.

Kata kunci: Seni rupa, Mural, Kreativitas

A. PENDAHULUAN
Menggambar merupakan hal yang
paling digemari anak-anak. Dengan menggambar,
anak-anak bebas berimajinasi sesuai dengan
keinginannya. Seni rupa merupakan salah satu
media yang dapat digunakan sebagai peningkat
kreativitas anak-anak. Didalam seni rupa terdapat
kegiatan mural yang menjadi tujuan penting untuk
anak. Mural dapat memberikan dampak positif bagi
perkembangan anak dengan cara mengembangkan
kreativitas dan imajinasi. Walaupun anak-anak
dibebaskan untuk berkreasi dalam kegiatan mural,
akan tetapi kegiatn mural juga memiliki nilai
edukasi bagi anak.
Mural adalah lukisan berukuran besar yang
dibuat pada dinding (interior ataupun eksterior),
langit-langit, atau bidang datar lainnya. Mural
menurut Susanto (2002:76) memberikan definisi
sebagai lukisan besar yang dibuat untuk mendukung
ruang
arsitektur. Definisi tersebut bila diterjemahkan lebih
lanjut, maka mural sebenarnya tidak bisa dilepaskan
dari bangunan dalam hal ini dinding. Dinding
dipandang tidak hanya sebagai pembatas ruang
maupun sekedar unsur yang harus ada
dalam bangunan rumah atau gedung, namun
dinding juga dipandang sebagai
medium untuk memperindah ruangan (Wicandra,
2005: 127).
Mural sendiri terbagi menjadi beberapa jenis,
bergantung pada tujuan mengapa mural tersebut
dibuat (Dewi, 2012), di antaranya:
1. Politik; bertujuan untuk menyuarakan aspirasi
rakyat,
2. Sosial budaya; bertujuan untuk mencerminkan
identitas budaya di lokasi tertentu,
3. Estetika; mural dengan kepentingan estetik,
bertujuan untuk menciptakan suasana,
4. Ekonomi; mural dengan kepentingan ekonomi
atau promosi,
5. Pendidikan; mural untuk pembelajaran, bisa
untuk anak-anak ataupun dewasa.
Objek sasaran dalam kegiatan ini adalah anak-
anak usia dini hingga anak usia sekolah dasar di
dusun Bandungrojo. Harapan yang ingin dicapai
dari kegiatan ini adalah anak dapat berkreasi sesuai
isi hati dan menyampaikan pesan melalui mural dan
mengembangkan imajinasi anak agar lebih luas.

B. METODE
1. Observasi
Hal pertama yang dilakukan dalam melakukan
kegiatan mural adalah observasi. Penulis
mengobservasi keadaan dusun Bandungrojo
khususnya anak-anak jenjang Paud, TK dan SD.
Yang menjadi fokus disini adalah bagaimana anak-
anak jenjang Paud, TK dan SD menggambar.
2. Demonstrasi
Hal kedua yang dilakukan dalam
melakukan kegiatan agar anak-anak
memahami mural adalah demonstrasi. Kegiatan ini
melatih anak untuk melihat, meniru, dan membuat
gambar yang
disediakan lalu anak-anak dusun Bandungrojo
dibebaskan untuk melakukan kegiatan mural.

C. PELAKSANAAN DAN
PEMBAHASAN
Sesuai judulnya, program kerja ini
bertujuan untuk meremajakan/memperbaharui
tembok agar menjadi lebih indah dan menarik.
Target yang dilakukan yaitu dinding bagian dalam
Taman Baca Masyarakat. Lokasi ini dipilih karena
dinding bagian dalam Taman Baca ini terlihat
kosong dan kurang menarik.
Pelaksanaan pengerjaan mural ini memerlukan
beberapa hari, mengingat tembok yang akan dilukis
mural terbilang
luas. Pelaksanaan kegiatan pengerjaan mural pada
tanggal 14 – 19 September 2019 dan berlokasi di
Taman Baca Masyarakat
Dibawah ini beberapa foto dokumentasi yang
sempat diabadikan dalam penciptaan mural di
Taman Baca Desa Bandung Rojo. Konsep yang
diambil adalah sebagaimana yang telah dijelaskan di
atas yaitu seni dekoratif. Penulis menambahkan
sedikit objek seperti gambar bunga hewan maupun
tokoh yang terkenal dalam ilmu pengetahuan yang
diharapkan dapat menambah nilai estetik dalam
mural Taman Baca Masyarakat di Desa
Bndungrojo.
Gambar 1. Tampak depan
sebelum di cat ulang

Gambar 2. Tampak dalam


setelah di cat ulang
Gambar 3. Tampak dalam
setelah di mural

Gambar 3. Mural pada dinding


ruang baca TBM
Pelaksanaan pengerjaan mural ini sedikit
berbeda dengan rencana awal yang telah disusun.
Karena terdapat beberapa agenda yang sifatnya
insidental, sehingga proses pengerjaan mural
berbeda dari rencana. Walaupun demikian,
pengerjaan mural dapat berjalan dengan lancar dan
tidak mempengaruhi hasilnya.

D. PEMBAHASAN DAN HASIL


Hasil kegiatan ini dapat dilihat dari
antusiasme anak-anak Dusun Bandungrojo yang
diikuti kurang lebih 10 anak. Melalui kegiatan ini
anak-anak Dusun Bandungrojo mulai mengasah
imajinasi dan kreativitas yang mereka punya. Lewat
kegiatan ini juga anak-anak ikut serta membantu
kegiatan mural di Taman Bacaan Masyarakat.
Kendala dalam kegiatan ini adalah ada
beberapa anak yang kurang berimajinasi jadi
hanya mengikuti teman-teman lain saja dalam
kegiatan mural. Namun kendala ini berhasil
ditanggulangi dengan pemberian contoh mural yang
dapat diaplikasikan oleh anak-anak pada dinding
Taman Baca Masyarakat desa Bandungrojo dan
kegiatan mural tetap berjalan dengan lancar.

E. PENUTUP
1. Kesimpulan
Seni rupa merupakan salah satu media bagi
anak untuk menyampaikan isi hati bagi anak. Seni
rupa mampu berperan dalam perkembangan
imajinasi dan kreativitas. Seni rupa khususnya
kegiatan mural merupakan kegiatan yang sangat
mudah diterapkan kepada anak karena digemari.
Anak sangat menyukai cat dan warna-warna cantik
atau kuas yang belum pernah mereka lihat dan
mereka gunakan. Dengan memberikan
kesempatan dalam pencampuran warna dapat
menarik perhatian anak sehingga anak lebih
bersemangat dalam kegiatan mural.

2. Saran
Faktor penghambat dalam kegiatan ini
adalah mengkondusifkan anak-anak yang tidak
ingin terlibat dalam kegiatan ini. Saling mengajak
teman untuk tidak mengikuti kegiatan karena
dianggap sebagai kegiatan yang tidak memberi
keuntungan bagi mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Meilisa, Sugianto Ivonne. Mural Sebagai


Media Inspirasi Dan Edukasi Budaya
Indonesia Untuk Anak-Anak Di Dusun
Nawangan Diakses pada
tanggal 10 Oktober 2018
http://prosiding.lppm.unesa.ac.id/index.
php/semnasppm2018/issue/view/1
Obed Bima Wicandra, dkk. Keindahan Untuk
Semua:Menghias Ruang Pendidikan Anak
Usia Dini Melalui Mural
Didit Endriawan,S.Sn.,M.Sn, dkk. Mural sebagai
Media Pendidikan dan Pengabdian
Masyarakat. Diakses pada tanggal 28 Oktober
2018
Susanto, Mikke. (2002),. Diksi Rupa. Yogyakarta:
Kanisius
PENUTUP

Kumpulan artikel program unggulan individu


adalah program kerja dari masing-masing anggota
mahasiswa KKN G301 2019
yang telah dilaksanakan di Desa
Bandungrojo, Kecamatan Ngawen, Kabupaten
Blora. Program kerja ini dilaksanakan sesuai
dengan bidang keilmuan masing-masing anggota
kelompok dari program studi yang berbeda-beda.

Penyusun berharap dengan adanya artikel ini


dapat digunakan sebagai acuan untuk program kerja
KKN yang akan datang maupun keperluan yang
berkaitan dengan kegiatan pengabdian masyarakat.
BIODATA PENULIS

Nur Komara Zain, lahir


di Nganjuk, 15
Juli 1997. Bertempat
tinggal di Dusun
Sambijajar
Desa Drenges Kecamatan Kertosono Kabupaten
Nganjuk Jawa Timur. Pernah menempuh
pendidikan di SD N Drenges 1, SMP N 1
Kertosono, SMA N 2 Jombang, dan sedang
menempuh S1 Pendidikan IPA di Fakultas Ilmu
Pengetahuan Alam dan Matematika Universitas
Negeri Yogyakarta.

Muhammad Maolan, lahir


pada tanggal 24 juli 1998 di
Kabupaten
Cilacap. Tempat
tinggal di Dusun Sidasari RT09/RW01 Desa
Wringinharjo, Kecamatan Gandrungmangu,
Kabupaten Cilacap. Pernah menempuh pendidikan
di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Falah Desa
Karanganyar, SMP N 1 Sidareja, SMA N 1 Sidareja
kemudian menempuh pendidikan S1 Pendidikan
Luar Sekolah di Universitas Negeri Yogyakarta.

Anggi Eko Pambudi,


lahir di Kabupaten
Banjarnegara pada tanggal
19 Januari 1998. Alamat
tempat
tinggal di Dusun Blabar Sijambu RT/RW 06/02,
Desa Kecepit, Kecamatan Punggelan, Kabupaten
Banjarnegara, Jawa Tengah. Riwayat pendidikan di
SD Negeri 1 Kecepit, SMP Negeri 1 Punggelan,
SMK Negeri 2 Bawang.
Lola Etikasari, gadis
Palembang pencinta kupu-
kupu dan warna ungu ini
merupakan mahasiswi
Universitas
Negeri Yogyakarta angkatan
2016. Gadis kelahiran 08 Maret 1998 ini sangat
suka menulis khusnya menulis puis, atas dasar
kecintaannya terhadap kalimat yang indah dan
bermakna ( puisi) mengantarkan dia ke Falkutas
Bahasa dan Seni dengan jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia.
Menulis merupakan salah satu jalan yang
dia tempuh untuk mencurahkan isi hati dan menjadi
pelampiasan emosi yang dibalut dalam untaian kata
lalu dirangkai menjadi kalimat bermakna. Gadis
Palembang ini berharap dengan tulisan orang dapat
melihat
dan mendengarkan isi pikiran seorang penulis
bukan hanya sebagai ilmu pengetahuan.

Alfi Sa’adah, biasa disapa


dengan Alfi. Berasal dari
Kranjang Lor RT/RW 06/02,
Desa Sidosari,
Kecamatan Salaman,
Kabupaten Magelang yang lahir pada tanggal 21
Januari 1995. Riwayat pendidikan pernah
menempuh pendidikan di MI Tarbuyatussibyan 2
Sidosari, SMP Negeri 3 Salaman, SMK Negeri 2
Magelang, kemudian melanjutkan pendidikan S1
jurusan Pendidikan Luar Sekolah di Universitas
Negeri Yogyakarta.
Nanang, lahir di Gunung Kidul,
4 Agustus 1997. Alamat tempat
tinggal Gang Satria 3, Kp.
Sanggrahan. UH 1. Rt
08/Rw 03 Semaki. Umbulharjo Kota No 663,
Semaki, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta,
Daerah Istimewa Yogyakarta 55166. Pernah
menempuh pendidikan di SD N Siyono 1, SMP N 2
Playen, SMA N 1 Tanjungsari.

Risca Desly Sadryani,


NIM 16208241005.
Tempat, Tanggal Lahir:
Purbalingga, 15
Desember 1998. Pernah
menempuh pendidikan
di SD N 1 Karanganyar, Purbalingga. Kemudian
melanjutkan di SMP Negeri 1 Bobotsari,
Purbalingga, dan melanjutkan di
SMA Negeri 1 Bobotsari. Saat ini melanjutkan
kuliah di Fakultas Bahasa dan Seni jurusan
Pendidikan Seni Musik Universitas Negeri
Yogyakarta (UNY). Selama berkuliah di UNY,
pernah mengikuti Opening Concert & Welcome
Concert 2017-2018

Novi Dwi Astuti, biasa


dipanggil Novi. Lahir di
Bantul, pada tanggal 6
November 1997. Alamat asal
Ngaglik, Patalan, Jetis,
Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Memiliki
hobby membaca novel. Riwayat pendidikan yaitu
SD N Sutran, SMP N 3 Jetis, SMA N 1 Jetis,
kemudian S1 jurusan
Pendidikan Administrasi Perkantoran, Universitas
Negeri Yogyakarta
Andina Cahyani, biasa
dipanggil Andin. Lahir di
Batam pada tanggal 16 Mei
1998. Alamat asal Perum. Griya
Prima Blok D No 13, Batu Aji,
Batam, Kepulauan Riau. Menempuh pendidikan S1
jurusan Pendidikan Teknik Elektronika di
Universitas Negeri Yogyakarta

Roni Alexander, NIM


16206241048. Tempat,
Tanggal Lahir :
Medan, 06 Juli 1998.
Pernah menempuh
pendidikan di SD N
104226 Medan. Kemudian
melanjutkan di SMP
Methodist
Medan, dan melanjutkan di SMA Masehi
Medan. Saat ini melanjutkan kuliah di Fakultas
Bahasa dan Seni jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Selama
berkuliah di UNY, pernah mengikuti kegiatan
pameran “Nyawiji” yang dibuat oleh mahasiswa
Seni Rupa & Seni Kriya angkatan 2016 pada tahun
2018.

Anda mungkin juga menyukai