Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

BERMAIN BERBASIS LINGKUNGAN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas UAS Bermain dan Permainan AUD
Dosen Pengampu :
Dr. Rina Syafrida,S.Pd,. M.Pd.

Disusun Oleh :
1. Athena Sahadatunnisa – 2110631130003
2. Dita Febrianti – 2110631130006
3. Novita Dwi Rahmawati – 21105631130018
4. Oktaviana Shafira – 2110631130020
5. Aurellia Nabila Ramadhani -2110631130029

4A – KELOMPOK 5

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2023
KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum warahmatullahi wabarakaatuh

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala karena telah memberikan kesempatan
untuk dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul “Bermain Berbasis Lingkungan”. Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas Ibu Dr. Rina Syafrida,. S.Pd., M.Pd pada mata kuliah Bermain
dan Permainan AUD yang bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana cara anak dalam
bermain dengan memanfaatkan alat dan bahan dilingkungan sekitar.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada Ibu Dr. Rina Syafrida
S.Pd.,M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Bermain dan Permainan AUD ini dan kami juga
ucapkan terimakasih sebanyak- banyaknya kepada seluruh pihak yang telah membantu dan
berantusias terhadap laporan ini.

Kami meminta maaf karena laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini. Demikian
makalah ini kami buat dan semoga dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi
kami khususnya, Aamiin Aamiin Yaa Robbal Alaamiin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Anak Usia Dini diartikan sebagai upaya pendidikan yang diberikan
kepada anak mulai usia nol sampai usia delapan tahun. Dasar bagi pembentukan
kepribadian manusia secara utuh diberikan kepada anak pada pendidikan ini, ditandai
dengan budi pekerti luhur, karakter, terampil dan pandai. Landasan pendidikan anak usia
dini terdapat pada kebutuhan anak, yang disesuaikan dengan nilai-nilai yang terdapat
dilingkungan sekitarnya dan dilaksanakan sesuai dengan perkembangan anak usia dini
(Yaswinda et al., 2018). Menurut (Ulfah, 2019) Holistik integratif merupakan pendekatan
yang memerlukan kesinambungan dan keselarasan layanan bagi anak usia dini.
Kerjasama antar berbagai pihak sangat diperlukan untuk keberhasilan pendekatan holistik
integratif dalam lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Menurut Peraturan Presiden RI
Nomor 60 Tahun 2013 Tentang Holistik Integratif) tentang pemenuhan kebutuhan
pendidikan anak usia dini. Holistik Integratif adalah pemenihan hak tumbuh kembang
anakusia dini sebagai upaa peningkatan kesehatan, gizi, perawatan, pengasuhan,
perlindungan, kesejahteraan dan rangsangan pendidikan yang dilakukan secara simultan,
sistematis, menyeluruh, terintegrasi dan menyeluruh.

Kegiatan bermain merupakan suatu kegiatan yang sangat diperlukan oleh setiap
manusia tanpa memandang usia manusia tersebut. Khususnya untuk anak-anak kegiatan
bermain merupakan suatu kegiatan yang bersifat sangat penting. Bermain dilakukan
secara suka rela tanpa ada paksaan dan tekanan dari luar atau kewajiban (Hurluck, 2005).
Kegiatan bermain menimbulkan “kenikmatan”, dan kenikmatan itu menjadi rangsangan
bagi perilaku lainnya (Karl Buhier dan Schenk Danziger.2001:45). Dalam kegiatan
bermain dapat mengembangkan keterampilan sosial, emosional, dan kognitif (Sujiono,
2010).
Kegiatan bermain dapat dilakukan sendiri atau pun secara berkelompok. Pada umur
2- 6 tahun, anak belajar melakukan hubungan sosial dan bergaul dengan orang orang
diluar lingkungan rumah, terutama dengan anak-anak yang umurnya sebayanya. Mereka
belajar menyesuaikan diri dan bekerja sama dalam kegiatan bermain (Hurluck, 2005).
Namun kenyataanya masih banyak anak-anak yang kita temui bahwa mereka juga merasa
nyaman bermain dengan dirinya sendiri atau pun hanya sebatas bermain dengan orang
tuanya dari pada bermain dengan orang-orang baru yang mereka temui diluar lingkungan
rumah. Padahal perkembangan sosial anak ditandai oleh kemampuanya dalam
menyesuaikan diri dan mengembangkan tingkah laku sosialnya sehingga dapat
bersosialisasi dengan baik. Dalam hal ini diperlukan stimulus untuk membantu anak
beradaptasi dengan lingkungannya maupun dengan orang-orang baru yang ada diluar
lingkungan rumahnya. Salah satu stimulus tersebut adalah dengan metode bermain
kooperatif.
Banyak ragam alat permainan yang berkembang dari waktu ke waktu. Mulai dari
permainan tradisional hingga modern. Ada beberapa jenis permainan yang bersifat membentuk
ketrampilan dan kreatifitas anak seperti permainan menyusun puzzel, membuat origami dan
masih banyak lagi. Semua itu memerlukan kontrol dan seleksi orang tua ataupun guru agar jenis
dan alat permainan tersebut dapat berfungsi optimal dan tidak membahayakan anak.
alat permainan yang berkembang dari waktu ke waktu. Mulai dari permainan
tradisional hingga modern. Ada beberapa jenis permainan yang bersifat membentuk
ketrampilan dan kreatifitas anak seperti permainan menyusun puzzel, membuat origami.
Semua itu memerlukan kontrol dan seleksi orang tua ataupun guru agar jenis dan alat
permainan tersebut dapat berfungsi optimal dan tidak membahayakan anak.
alat permainan yang berkembang dari waktu ke waktu. Mulai dari permainan
tradisional hingga modern. Ada beberapa jenis permainan yang bersifat membentuk
ketrampilan dan kreatifitas anak seperti permainan menyusun puzzel, membuat origami.
Semua itu memerlukan kontrol dan seleksi orang tua ataupun guru agar jenis dan alat
permainan tersebut dapat berfungsi optimal dan tidak membahayakan anak.
alat permainan yang berkembang dari waktu ke waktu. Mulai dari permainan
tradisional hingga modern. Ada beberapa jenis permainan yang bersifat membentuk
ketrampilan dan kreatifitas anak seperti permainan menyusun puzzel, membuat origami.
Semua itu memerlukan kontrol dan seleksi orang tua ataupun guru agar jenis dan alat
permainan tersebut dapat berfungsi optimal dan tidak membahayakan anak.
Penggunaan media pembelajarn berbasis lingkungan ini, guru dan siswa bisa
mempelajari keadaan sebenarnya diluar kelas dengan menghadapkan para siswa kepada
lingkungan yang aktual dan mengajar. Cara ini lebih bermakna disebabkan para siswa
dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami sehingga lebih
nyata, lebih faktual, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Membawa
kelas atau para siswa keluar kelas dalam rangka kegiatan belajar tidak terbatas oleh
waktu. Artinya tidak selalu memakan waktu yang lama, tapi bisa saja dalam satu atau dua
jam pelajaran bergantung kepada apa yang akan dipelajarinya dan bagaimana cara
mempelajarinya. Oleh sebab itu lingkungan disekitarnya harus dioptimalkan sebagai
media dalam pengajaran dan lebih dari itu dapat dijadikan sumber belajar para siswa.
Penggunaan media pembelajaran berbasis lingkungan ini sangat cocok digunakan untuk
kelas rendah dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajarnya. Proses pembelajaran
tidak akan membosankan dan akan menyenangkan bagi peserta didik.
B. Tujuan Pembuatan Media
1. Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip,
dan ketrampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat menurut sifat
bahan ajar.

2. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih


merangsang minat dan motivasi peserta didik untuk belajar

3. Menumbuhkan sikap dan ketrampilan tertentu dalam teknologi karena peserta didik
tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu.

4. Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik.

5. Memperjelas informasi atau pesan pembelajaran.

6. Meningkatkan kualitas belajar mengajar.


Pemanfaatan media pembelajaran yang optimal perlu didasarkan pada kebermaknaan dan
nilai tambah yang dapat diberikan kepada siswa melalui suatu pengalaman belajar di sekolah.
Dengan demikian, dengan adanya media pembelajaran dapat membantu guru memfasilitasi
kegiatan belajar mengajar agar proses belajar lebih mudah, memperjelas materi pembelajaran
dengan beragam contoh yang konkret melalui media serta memfasilitasi interaksi dan
memberi kesempatan praktek kepada siswa.

Diharapkan, dengan segala kemudahan yang dijanjikan sebagai karakteristik intrinsik dari
media pembelajaran, pemanfaatan media pembelajaran dapat membantu peningkatan kualitas
pembelajaran di sekolah sehingga pada akhirnya sekolah mampu menghasilkan lulusan yang
berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai