MAKALAH
Disusun Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah. SWT. Yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
penulisan makalah dengan judul “Politik dan Strategi Nasional’’ dengan tepat
waktu guna memnuhi tugas mata kuliah permainan edukatif.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menuntun kita sampai pada hari ini dijalan yang diridhoi-Nya. Dan
tak lupa kami berterima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Mukri, M.Ag selaku Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Blitar
2. Ibu Cindy Alfi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan dan Sosial
3. Ibu Widyarnes Nawangtika,S.Si., M.Pd selaku Kaprodi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar
4. Ibu Isna Khuni Mualimah, S.Pd., M.Pd selaku pengampu matakuliah
permainan edukatif yang telah memeberikan arahan
5. Teman teman PGSD A21 yang telah memberikan dukungan sehingga
makalah ini dapat selesai.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari itu, kami berharap adanya kritik dan saran dari pembaca, agar menjadi acuan
bagi kami untuk pembuatan makalah kedepannya. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia anak adalah dunia bermain, dengan bermain anak akan
memperoleh pelajaran yang mengandung aspek perkembangan
kognitif,social,emosi, dan perkembangan fisik. Bermain merupakan sarana
untuk menggali pengalaman belajar yang sangat berguna untuk anak.
Bermain juga dapat menjadi sarana untuk mengembangkan kreativitas dan
daya cipta, karena bermain adalah sumber pengalaman dan uji coba.
1
1.3 Tujuan pembahasan
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas kami mendapatkna beberapa
rumusan masalahsebagai berikut
1. Menjelaskan pengertian dari alat permainan edukatif
2. Menjelaskan seberapa pentingnya alat permainan edukatif
3. Menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi kegiatan bermain
4. Menjelaskan apa saja contoh alat permainan edukatif
5. Menjelaskan kategori permainan edukatif
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
Berdasarkan pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa alat permainan
edukatif adalah alat atau benda yang digunakan untuk mengoptimalkan aspek
fisik, Bahasa kognitif, dan social anak yang dalam proses pembelajaran. Dalam
kegiatan pembelajaran alat permainan edukatif memiliki peranan yang penting,
karena alat permainan edukatif ini dapat membuat pembelajaran semakin
menarik, kreatif, dan menyenangkan.
2.2 Pentingnya Alat Permainan Edukatif
Hal ini didukung oleh Suyanto (1997 dalam Nurasiyah, 2008 didalam
Apsari, 2017) bahwa kebutuhan media pembelajaran sangat penting untuk
menarik perhatian siswa dan meningkatkan keingintahuan siswa. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa media mempunyai peran yang penting dalam
membantu siswa untuk belajar (Cahyono, 1997 dalam Apsari, 2017) bahwa
salah satu media yang sangat penting dan dapat menunjang pembelajaran dalam
perkembangan motorik anak adalah dengan memanfaatkan APE (alat
permainan edukatif) yang terdapat disekitar lingkungan anak. ketepatan
penggunaan APE ini senatiasa menunjang keberhasilan pembelajaran yang
mana penggunaannya disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan setiap anak sehingga dapat berkembang secara maksimal.
3
Selain itu, dipaparkan pula beberapa hasil penelitian yang mengungkapkan
pentingnya APE sebagai media pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh
(Ismail,2009 dalam Apsari, 2017), beberapa alasan mengapa APE penting bagi
anak usia dini diantaranya adalah
Dilihat dari beberapa pentingnya alat permainan di atas, APE sangat penting
dalam meningkatkan kecerdasan dan tumbuh kembang anak. Tidak hanya satu
aspek yang berkembang, namun ada beberapa aspek yang berkembang
walaupun hanya satu cakupan materi yang diberikan oleh APE tersebut.
4
2.3 Contoh Alat Permainan Edukatif
Adapun contoh dari alatpermainan edukatif sebagai berikut :
1. BONEKA JARI ( 5 – 6 Tahun)
Sebagai media pembalajaran untuk menimbulkan daya tarik siswa,
membangkitkan minat bagi siswa untuk belajar, dapat mengembangkan
imajinasi siswa dan kreaktifan siswa.
2. PUZZLE (2–3Tahun)
Untuk anak berpikir secara kritis sehingga membantu meningkatkan
kemampuan kognitif anak. Anak secara otomatis akan berlatih untuk
mengatur antara gerakan mata, tangannya dan daya mengingatnya.
3. BALOK
Adalah untuk mengasah koordinasi antara tangan dan mata. Mengasah
keterampilan matematikanya karena menghitung jumalah balok,
menambahkan dan mengurangi, menyortir balok sesuai bentuk dan
memperkirakan tinggi dan luas.
5
4. CONGKLAK
Adalah permainan tradisiona untuk meningkatkan kemampuan berhitung
dan melatih motorik anak saat bermain.
5. KARTU
Permainan ini membantu anak untuk mengenal huruf dan angka dengan
mudah, sehingga membantu anak dalam kemampuan membaca.
6
Bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, dan bermain
adalah suatu kebutuhan yang sudah ada dalam diri anak. Dengan demikian,
anak dapat mempelajari berbagai keterampilan dengan senang hati, tanpa
merasa dipaksa ataupun terpaksa dalam kegiatan bermain (Noorlaila 2010:37
dalam zarkasih, 2016). Tidak hanya itu, bermain juga dapat menjadi media
untuk mengembangkan kemampuan berimajinasi dan bereksplorasi.
Pada umumnya anak sering bermain, dalam melakukan setiap permainan
anak mempunyai cara yang unik dan berbeda-beda. Menurut (Harlock dalam
fadillah 2017) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
bermain pada anak adalah:
1. Kesehatan, anak yang sehat akan lebih banyak melakukan kegiatan
bermain aktif. Berbeda dengan anak yang kurang sehat, anak juga
kurang terdorong untuk banyak melakukan permainan.
2. Bermain aktif memerlukan teman bermain, jika anak merasa diterima
oleh teman-temannya maka ia akan lebih menyukai bermain aktif
sehingga banyak kegembiraan yang diperoleh.
3. Lingkungan atau tempat dibesarkan, lingkungan atau daerah pedesaan
atau perkotaan mempengaruhi jenis kegiatan bermain anak. Lahan yang
luas lebih memungkinkan anak melakukan kegiatan bermain lebih aktif.
Sedangkan di kota lahan yang terbatas menjadikan kegiatan bermain
yang berbeda dengan didesa karena lahan yang terbatas tapi banyak
fasilitas lain yang bisa dinikmati.
4. Tingkat kecerdasan anak, kecerdasan anak berpengaruh terhadap variasi
kegiatan bermain anak, karena minat mereka tidak sama dengan anak
yang mempunyai kecerdasan rata-rata. Anak yang cerdas juga kreatif
dalam memainkan permainan karena rasa ingin tahunya.
5. Jenis kelamin, anak perempuan umumnya tidak begitu melakukan
kegiatan bersifat aktif dibandingkan dengan anak laki-laki. Hal ini
bukan karena anak perempuan kurang sehat atau kurang kuat, secara
umum masyarakat dalam hal ini orang tua kurang mendukung anak
perempuan melakukan permainan yang menantang sehingga
mempengaruhi minat bermain anak.
7
6. Alat permainan, alat permainan akan menentukan jenis bermainnya
sehingga perlu disediakan berbagai variasi alat permainan sehingga
memungkinkan anak bermaindengan berbagai cara, hal ini akan
berdampak positif pada aspek perkembangannya. Alat permainan
berfungsi sebagai dorongan atau tantangan bagi anak. Dalam kegiatan
bermain anak bebas untuk berimajinasi, bereksplorasi, dan menciptakan
sesuatu.
8
a. Alat permainan edukatif ciptaan Peadboy permainan edukatif karya
Peadboy ini memberikan program pengetahuan dasar yang mengacu pada
aspek pengembangan Bahasa yaitu kosa kata yang dekat dengan anak. Oleh
karena itu tema-tema yang dipilih dan disusun harus sesuai dengan
pengetahuan dan budaya dimana anak berada. Jenis APE ini mengilhami
pembuatan boneka tangan yang dimainkan dengan tangan ini
dikembangkan dengan menggunakan panggung boneka yang dilengkapi
layar yang diganti sesuai cerita anak-anak usia dini di Indonesia.
b. Alat permainan edukatif ciptaan Montessori Maria
Montessori mencipakan alat permainan yang memudahkan anak untuk
mengingat konsep-konsep yang akan dipelajari anak tanpa perlu bimbingan
sehingga memungkinkan anak bekerja secara mandiri. Alat permainan
edukatif ciptaanya telah dirancang sedemikian rupa sehingga anak dapat
memeriksa sendiri ketika salah dan segera menyadarinya. Alat permainan
ciptaan Montessori ini banyak terdapat dilembaga pendidikan prasekolah
khususnya taman kanak-kanak di Indonesia walaupun alat permainannya itu
sendiri sudah disesuaikan dengan kebutuhan anak ditaman kanak-kanak
Indonesia. Jenis alat permainan yang telah dikembangkan di Indonesia
berakar dari konsep Monterssori ini diantaranya adalah puzzle geometri,
silinder berukuran serial, papan bentuk bidang I dan papan bentuk bidang II
dan kantong keterampilan tangan yang konsepnya untuk melatih
kemandirian
c. Alat permainan edukatif ciptaan George Cuisenaire
Menciptakan balok untuk mengmbangkan kemampuan berhitung pada
anak, pengenalan bilangan dan untuk peningkatan keterampilan anak dalam
bernalar. Balok Cuisenaire ini juga dikembangkan sebagai salah satu jenis
alat permainan edukatif untuk anak usia dini walaupun ukuran dan warna
telah dimodifikasi sedemikian rupa.
d. Alat permainan edukatif ciptaan Froebel
Memiliki alat khusus yang dikenal dengan balok blookdoss. Balok
blookdoss lebih dikenal dengan kotak kubus dalam program pendidikan
anak usia dini di Indonesia. Kotak kubus ini banyak digunakan sebagai salah
9
satu jenis permainan edukatif untuk anak usia dini yang dapat melatih dan
mengembangkan kemampuan motoric dan daya nalar anak masing-masing.
Dilihat dari segi kegunaannya atau aspek perkembangan yang dipantau
maupun dampak pemakaian dan berdasarkan penempatannya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa alat permainan
edukatif adalah alat atau benda yang digunakan untuk mengoptimalkan aspek
fisik, Bahasa kognitif, dan social anak yang dalam proses pembelajaran.
Dalam kegiatan pembelajaran alat permainan edukatif memiliki peranan yang
penting, karena alat permainan edukatif ini dapat membuat pembelajaran
semakin menarik, kreatif, dan menyenangkan.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi bermain pada anak yaitu
kesehatan, teman bermain, lingkungan atau tempat bermain, tingkat
kecerdasan anak, jenis kelamin, dan alat permainan. Ada juga Beberapa
contoh permainan edukatif yaitu antara lain adalah boneka jari untuk anak 5-
6 tahun, puzzle untuk anak 2-3 tahun, balok, congklak, kartu untuk mengenal
huruf dan angka, dan kincir angin/ kitiran.
Menurut Guslinda (2018) mengemukakan bahwa jenis atau alat
permainan untuk anak-anak secara umum dapat dikelompokkan berdasarkan
penempatannya, tujuan dan aspek perkembangannya.
3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, diharapkan bisa menjadi acuan bagi
paraa pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,
maka dari utu kami membuka segala kritik dan saran yang dapat
menyempurnakan makalah yang kami buat
11
DAFTAR PUSTAKA
Yupi Supartini, (2002). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, Jakarta:
Penerbit Buku Kedoteran EGC
Rolina, Nelva. (2012). Alat Permainan Edukatif Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Ombak.
Guslinda Dan Rita Kurnia. (2018). Media Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakad
Publishing.
Sumaryanti, L., Syam, A. R., & Wulansari, A. (2021). Pemanfaatan Barang Bekas
Plastik Sebagai Alat Peraga Edukatif Dalam Proses Pembelajaran
Siswa Pendidikan Dasar. AL-ASASIYYA: Journal Of Basic
Education, 5(2), 37-46.
Muloke, I. C., Ismanto, A. Y., & Bataha, Y. (2017). Pengaruh alat permainan
edukatif (puzzle) terhadap perkembangan kognitif anak usia 5-6
tahun di desa linawan kecamatan pinolosian kabupaten bolaang
mongondow selatan. Jurnal Keperawatan, 5(1).
AH, N. M. (2018). Penggunaan Alat Permainan Edukatif dalam Menstimulasi
Perkembangan Fisik-Motorik Anak Usia Dini. SELING: Jurnal
Program Studi PGRA, 4(2), 125-138.