Anda di halaman 1dari 12

BULAN RAMADHAN

Mendulang Faidah Ilmu di Bulan


Ramadhān (Bag.1)
.
Halaqah 01 : Keutamaan Bulan Ramadhān

KEUTAMAAN BULAN RAMADHĀN


.

‫ﺑﺳم ﷲ اﻟرﺣﻣن اﻟرﺣﯾم‬


‫اﻟﺳﻼم ﻋﻠﯾﻛم ورﺣﻣﺔ ﷲ وﺑرﻛﺎﺗﮫ‬
‫اﻟﺣﻣد وﺻﻼة وﺳﻼم ﻋﻠﻰ رﺳول ﷲ و ﻋﻠﻰ وﻋﻠﻰ آﻟﮫ و اﺻﺣﺎﺑﮫ وﻣن واﻻه وﻻﺣول وﻻﻗوة اﻻ ﺑﺎ أﻣﺎ ﺑﻌد‬
.
Para sahabat yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla ber rman dalam sebuah ayat di dalam surat Al Baqarah ayat 185:.

“Bulan Ramadhān, bulan diturunkannya Al Qur’an, petunjuk bagi manusia dan penjelas yang berupa
petunjuk dan pembeda antara kebenaran dan kebathilan.”
.
Bulan Ramadhān adalah bulan yang sangat mulia. Sebuah bulan yang kita tunggu-tunggu. Bulan
yang menjadi tamu agung bagi kaum muslimin.
.
Bulan mulia. Bulan di mana Al Qur’an diturunkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla kepada
hamba-hamba-Nya yang menjadi petunjuk bagi hamba-hamba-Nya.
.
Inilah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya terdapat malam lailatu qadar. Malam yang lebih
mulia daripada seribu bulan. Malam yang apabila seorang beribadah di dalamnya, Allāh
Subhānahu wa Ta’āla menjanjikan pahala yang lebih besar daripada apabila dia beribadah
selama seribu bulan.
.

Hadirin yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.


Maka, bulan Ramadhān adalah bulan yang sangat mulia, bulan yang agung bagi kaum muslimin.
..
Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
y
.
ُ‫ﺷ َﯾﺎطِ ﯾن‬‫ت اﻟ ﱠ‬ ِ َ‫ﺻ ﱢﻔد‬ُ ‫ﺎر َو‬ ُ ‫اب ا ْﻟ َﺟ ﱠﻧ ِﺔ َو ُﻏ ﱢﻠ َﻘتْ أَ ْﺑ َو‬
ِ ‫اب اﻟ ﱠﻧ‬ ُ ‫ﺿﺎنُ ﻓُ ﱢﺗ َﺣتْ أَ ْﺑ َو‬ َ ‫إِ َذا َﺟ‬
َ ‫ﺎء َر َﻣ‬
.
“Apabila datang bulan Ramadhān dan ditutup pintu-pintu Neraka dan syaithan-syaithan dibelenggu.”
.
Para ulama menjelaskan bahwa dibukanya pintu surga ini hakiki, yaitu dibuka pintu surga yang
telah Allāh Subhānahu wa Ta’āla janjikan bagi orang-orang yang bertakwa.
.
Demikian pula bisa dipahami, dibuka pintu surga yaitu dibukanya pintu amal kebaikan yang
sangat banyak. Allāh melipat-gandakan amalan orang-orang yang beramal di bulan ini. Dan
sangat banyak sekali ibadah-ibadah yang bisa kita lakukan (kerjakan) di bulan ini.
.
Demikian pula kata Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
.
‫ﺎر‬ ُ ‫َو ُﻏ ﱢﻠ َﻘتْ أَ ْﺑ َو‬
ِ ‫اب اﻟ ﱠﻧ‬
.
“Dan ditutup pintu-pintu neraka.”
.
Demikian pula ditutup pintu neraka secara hakiki. Demikian pula di bulan yang mulia ini, bulan
Ramadhān ini, orang-orang menjadi sulit untuk berbuat maksiat, lebih sulit untuk berbuat
keburukan, sebagaimana di bulan-bulan lainnya.
Dia berpuasa, dia mengerjakan ibadah-ibadah, kondisi lingkungan tidak memungkinkan dan
seterusnya.
.
ُ‫ﺷ َﯾﺎطِ ﯾن‬‫ت اﻟ ﱠ‬ ِ َ‫ﺻ ﱢﻔد‬ُ ‫َو‬
.
“Dan syaithan-syaithan dibelenggu.”
.
Demikian pula dibelenggu syaithan-syaithan, sehingga mereka yang biasanya bisa menggoda
Bani Adam (manusia), syaithan-syaithan besar ini dibelenggu oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Sehingga mereka tidak bisa menggoda Bani Adam.
.
Para sahabat yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
.
Dalam hadīts lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam
menyebutkan:
.
‫أﻋطﯾت أﻣﺗﻲ ﺧﻣس ﺧﺻﺎل ﻓﻲ رﻣﺿﺎن‬
.
“Akan diberikan kepada umatku lima hal di bulan Ramadhān.”
.
‫ﻟم ﺗﻌطﮭن أﻣﺔ ﻣن اﻷﻣم ﻗﺑﻠﮭﺎ‬
.
“Yang tidak diberikan kepada umat-umat sebelumnya.”
.
Apa itu?
.
• Yang pertama kata Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
.
‫ﺧﻠوف ﻓم اﻟﺻﺎﺋم أطﯾب ﻋﻧد ﷲ ﻣن رﯾﺢ اﻟﻣﺳك‬
.
“Bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi (harum) di sisi Allāh daripada bau misk.”
.
Demikianlah, kenapa?
.
Karena ia merupakan ibadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla. Bau mulut tersebut terjadi
karena seseorang berpuasa di jalan Allāh Subhānahu wa Ta’āla, walaupun di sisi manusia
mulutnya bau tapi, di sisi Allāh lebih harum daripada misk. Karena itu merupakan hasil dari
ibadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
.
• Yang kedua kata Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
.
‫وﺗﺳﺗﻐﻔر ﻟﮭم اﻟﻣﻼﺋﻛﺔ ﺣﺗﻰ ﯾﻔطروا‬
.
“Dan malaikat senantiasa memintakan ampun (beristighfar) kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla untuk
mereka sampai mereka berbuka.”
.
Subhānallāh.
.
Dimintakan ampun, dimintakan doa ampunan oleh malaikat. Seorang dimintakan ampun oleh
seorang kiai (ulama) saja senangnya bukan kepalang, ini yang memintakan ampun malaikat
Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
.
Malaikat makhluk Allāh yang tidak pernah bermaksiat kepada Allāh, makhluk Allāh yang dekat
kepada Allāh.
.
• Yang ketiga kata Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
.
‫ ﯾوﺷك ﻋﺑﺎدي اﻟﺻﺎﻟﺣون أن ﯾﻠﻘوا ﻋﻧﮭم اﻟﻣؤوﻧﺔ واﻷذى وﯾﺻﯾروا إﻟﯾك‬:‫ وﯾﻘول‬،‫وﯾزﯾن ﷲ ﻛل ﯾوم ﺟﻧﺗﮫ‬
.
Kemudian Allāh Subhānahu wa Ta’āla setiap hari memperindah surga bagi hamba-hamba-Nya yang
berpuasa. Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan, “Hampir-hampir hamba-Ku sampai kepada-
Ku di mana mereka di dunia ini menghadapi berbagai macam cobaan (gangguan).”
.
Subhānallāh.
.
Seandainya kita mendapatkan berita bahwa kita mendapatkan sebuah rumah dan rumah itu
sekarang sedang dihias oleh presiden, maka kita sungguh akan berbahagia (bangga) dan pasti
mengharapkan rumah yang indah.
.
Betapa tidak, yang menghias rumah itu adalah presiden.
.
Di sini, Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menghias Jannah bagi seorang yang berpuasa.
.
• Yang keempat kata Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
.
‫وﺗﺻﻔد ﻓﯾﮫ ﻣردة اﻟﺷﯾﺎطﯾن‬
.
“Dan syaithan dibelenggu oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.”
.
• Yang kelima kata Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
.
‫وﯾﻐﻔر ﻟﮭم ﻓﻲ آﺧر ﻟﯾﻠﺔ‬ 
.
“Dan diampuni mereka di malam terakhir bulan Ramadhān.”
.
Para shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud adalah malam Lailatul Qadar di
akhir bulan itu?”
.
Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
.
‫ وﻟﻛن اﻟﻌﺎﻣل إﻧﻣﺎ ﯾوﻓﻰ أﺟره ﻋﻧد اﻧﻘﺿﺎء ﻋﻣﻠﮫ‬،‫ﻻ‬
.
“Tidak demikian, tetapi seorang pekerja akan diberikan upahnya apabila dia telah menyelesaikan
pekerjaannya.”
.
Ada ampunan lain yang Allāh berikan di akhir bulan Ramadhān, karena Nabi shallallāhu ‘alayhi
wa sallam mengqiyaskan dengan seorang pekerja yang akan diberikan upahnya apabila dia
telah menyelesaikan pekerjaannya.
.
Demikianlah Allāh akan memberikan ampunan kepada hamba-Nya di bulan Ramadhān.
.
Demikian, semoga bulan yang mulia ini bisa kita lewati dengan sebaik-baiknya, bulan yang
mulia ini bisa kita manfaatkan dengan seoptimal mungkin.
.
‫وﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻰ ﻧﺑﯾﻧﺎ ﻣﺣ ّﻣد وﻋﻠﻰ آﻟﮫ وﺻﺣﺑﮫ وﺳﻠم‬
‫و اﻟﺣﻣد رب اﻟـﻌـﺎﻟـﻣـﯾـن‬
_
Halaqah 02 : Keutamaan Puasa Ramadhān

KEUTAMAAN PUASA RAMADHĀN


.
Para pemirsa yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
.
Ketahuilah bahwasanya puasa merupakan ibadah yang paling utama dan ketaatan yang sangat
mulia. Telah datang atsar-atsar mengenai keutamaannya dan telah dinukil berita-berita
mengenai keistimewaannya.
.
Diantara keutamaan puasa adalah Allāh Subhānahu wa Ta’āla mewajibkan puasa kepada
seluruh umat.
.
Allāh ber rman dalam surat Al Baqarah ayat 183:
.
َ‫ِب َﻋ َﻠﻰ ٱ ﱠﻟذِﯾنَ ﻣِن َﻗ ۡﺑﻠِ ُﻛمۡ َﻟ َﻌ ﱠﻠ ُﻛمۡ َﺗ ﱠﺗﻘُون‬ َ ‫ٰ َٓﯾﺄ َ ﱡﯾ َﮭﺎ ٱ ﱠﻟذِﯾنَ َءا َﻣ ُﻧو ْا ُﻛﺗ‬
‫ِب َﻋ َﻠ ۡﯾ ُﻛ ُم ﱢ‬
َ ‫ٱﻟﺻ َﯾﺎ ُم َﻛ َﻣﺎ ُﻛﺗ‬
.
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.”
.
Ayat mulia ini menjelaskan bahwa, puasa merupakan ketaatan yang sangat utama, karena Allāh
Subhānahu wa Ta’āla mewajibkan puasa kepada seluruh umat.
.
Semua umat diwajibkan puasa. Karena mereka membutuhkan puasa, membutuhkan pahala
puasa.
.
Keutamaan yang kedua disebutkan dalam hadīts riwayat Al Bukhari dan Muslim dari shahabat
Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu. Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda tentang
keutamaan puasa Ramadhān:
.
‫ِﺳﺎ ًﺑﺎ ُﻏﻔ َِر َﻟ ُﮫ َﻣﺎ َﺗ َﻘدﱠ َم ﻣِنْ َذ ْﻧ ِﺑ ِﮫ‬ َ ‫اﺣﺗ‬ْ ‫ﺿﺎنَ إِ ْﯾ َﻣﺎ ًﻧﺎ َو‬
َ ‫ﺻﺎ َم َر َﻣ‬ َ ْ‫ َﻣن‬.
.
“Barangsiapa berpuasa dibulan Ramadhān dengan penuh keimanan dan mengharap pahala (serta
ganjarannya), maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni.”
.
Yakni iman kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla, ridha dengan kewajiban puasa.
.
‫ِﺳﺎ ًﺑﺎ‬ َ ‫اﺣﺗ‬ ْ ‫َو‬
.
“Dan mengharap pahala (serta ganjarannya).”
.
Dia tidak membenci kewajiban puasa dan tidak ragu dengan pahala dan ganjarannya.
.
‫ب‬ ِ ‫ُﻏﻔ َِر َﻟ ُﮫ َﻣﺎ َﺗ َﻘدﱠ َم ﻣِنْ َذ ْﻧ‬
.
“Maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni.”
.
Kemudian di dalam hadīts riwayat Muslim dari shahabat Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu
bahwasanya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
.
‫ت ا ْﻟ َﻛ َﺑﺎﺋ َِر‬ ْ ‫ﺿﺎنَ ُﻣ َﻛ ﱢﻔ َراتٌ ﻟِ َﻣﺎ َﺑ ْﯾ َﻧ ُﮭنﱠ إِ َذا‬
ِ ‫اﺟ ُﺗ ِﻧ َﺑ‬ َ ‫ﺿﺎنُ إِ َﻟﻰ َر َﻣ‬ َ ‫س َوا ْﻟ ُﺟ ُﻣ َﻌ ُﺔ إِ َﻟﻰ ا ْﻟ ُﺟ ُﻣ َﻌ ِﺔ َو َر َﻣ‬
ُ ‫ﻟﺻ َﻠ َواتُ ا ْﻟ َﺧ ْﻣ‬
‫اَ ﱠ‬.
.
“Shalat lima waktu dari Jum’at ke Jum’at berikutnya, dari Ramadhān ke Ramadhān berikutnya
merupakan penghapus dosa-dosa yang terjadi diantaranya, selama dosa-dosa besar dijauhi.”
.
Kemudian diantara keutamaan puasa, bahwasanya pahala puasa tidak terikat dengan jumlah
tertentu. Orang yang berpuasa akan diberikan ganjaran tanpa batas.
.
Dalam Shahīh Al Bukhāri dan Muslim dari shahabat Abu Hurairah radhiyallāhu ‘anhu,
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
.
‫اﻟﺻ َﯾﺎ َم َﻓﺈِ ﱠﻧ ُﮫ ﻟِﻲ َوأَ َﻧﺎ أَ ْﺟ ِزي ِﺑﮫ‬ ‫ ُﻛل ﱡ َﻋ َﻣ ِل ا ْﺑ ِن آدَ َم َﻟ ُﮫ إِﻻﱠ ﱢ‬: ‫ﻗﺎل ﷲ ﺗﻌﺎﻟﻰ‬
.
Allāh Ta’āla ber rman, “Setiap amalan anak Adam untuk dirinya kecuali puasa, karena puasa untuk-
Ku dan Aku yang akan membalasnya.”
.
‫ﺻ ْو ِم أَ َﺣ ِد ُﻛ ْم َﻓ َﻼ َﯾ ْرﻓُ ْث َو َﻻ ﯾﺻﺧب‬ َ ‫اﻟﺻ َﯾﺎ ُم ُﺟ ﱠﻧ ٌﺔ َوإِ َذا َﻛﺎنَ َﯾ ْو ُم‬
‫َو ﱢ‬
.
“Puasa adalah perisai apabila salah seorang diantara kalian berpuasa maka janganlah dia
mengucapkan kata-kata kotor, janganlah berteriak.”
.
‫ﺻﺎﺋِم‬ ْ ‫ﺳﺎ ﱠﺑ ُﮫ أَ َﺣ ٌد أَ ْو َﻗﺎ َﺗ َﻠ ُﮫ َﻓ ْﻠ َﯾﻘُلْ إِ ﱢﻧﻲ‬
َ ٌ‫اﻣ ُرؤ‬ َ ‫وﻓﺈن‬
.
“Apabila ada yang mencela atau mengajak bertengkar, maka katakanlah, ‘Sesungguhnya aku sedang
berpuasa’.”
.
ْ ‫ﯾﺢ ا ْﻟﻣ‬
ِ‫ِﺳك‬ ِ ‫ﷲ َﯾ ْو َم ا ْﻟﻘِ َﯾﺎ َﻣ ِﺔ ﻣِنْ ِر‬ ِ ‫ب ﻋِ ْﻧدَ ﱠ‬ ُ ‫اﻟﺻﺎﺋ ِِم أَ ْط َﯾ‬
‫وف َﻓ ِم ﱠ‬ ُ ‫َوا ﱠﻟذِي َﻧ ْﻔ‬
ُ ُ‫س ُﻣ َﺣ ﱠﻣ ٍد ِﺑ َﯾ ِد ِه َﻟ ُﺧﻠ‬
.
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di
sisi Allāh daripada bau misk.”
.
‫ﺻ ْو ِﻣ ِﮫ‬َ ‫ﺎن َﯾ ْﻔ َر ُﺣ ُﮭ َﻣﺎ إِ َذا أَ ْﻓ َط َر َﻓ ِر َح ِﺑﻔ ِْط ِر ِه َوإِ َذا َﻟﻘ َِﻲ َر ﱠﺑ ُﮫ َﻋ ﱠز َو َﺟل ﱠ َﻓ ِر َح ِﺑ‬
ِ ‫ِﻠﺻﺎﺋ ِِم َﻓ ْر َﺣ َﺗ‬
‫ﻟ ﱠ‬
.
“Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, apabila dia berbuka maka dia bergembira dengan
berbukanya dan apabila dia bertemu dengan Rabbnya dia bergembira dengan puasanya.”
.
Kemudian keutamaan puasa yang lain, bahwasanya puasa kelak pada hari kiamat akan
memberikan syafa’at kepada orang yang rajin melaksanakannya.
.
Dari Abdullāh bin Amr radhiyallāhu ‘anhumā bahwasanya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam
bersabda:
.
ِ ‫اﻟﺼﱢﯿَﺎ ُم َوا ْﻟﻘُﺮْآنُ َﯾﺸْ َﻔ َﻌ‬
‫ﺎن ﻟِ ْﻠ َﻌﺒْﺪِ َﯾﻮْ َم ا ْﻟﻘِﯿَﺎ َﻣ ِﺔ‬
.
“Puasa dan Al Qur’ān akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat.”
.
‫ﺎر َﻓﺸَ ﱢﻔ ْﻌﻨِﻲ ﻓِﯿ ِﮫ‬ ِ ‫ت ِﺑﺎﻟﻨﱠ َﮭ‬ ِ ‫ َﻣﻨ َْﻌﺘُ ُﮫ اﻟﻄ َﱠﻌﺎ َم َواﻟﺸﱠ َﮭﻮَا‬،‫ب‬ ‫ أَ ْي َر ﱢ‬: ‫َﯾﻘُﻮل ُ اﻟﺼﱢﯿَﺎ ُم‬
.
Puasa berkata, “Wahai Rabbku aku telah menghalanginya dari makan dan syahwat, izinkanlah aku
memberikan syafa’at kepadanya.”
.
‫ َﻓﺸَ ﱢﻔ ْﻌﻨِﻲ ﻓِﯿ ِﮫ‬،‫ َﻣﻨ َْﻌﺘُ ُﮫ اﻟﻨﱠﻮْ َم ِﺑﺎﻟ ﱠﻠﯿ ِْﻞ‬: ُ‫َو َﯾﻘُﻮل ُ ا ْﻟﻘُﺮْآن‬
.
Al Qur’ān berkata, “Aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, maka izinkanlah aku
memberikan syafa’at kepadanya.”
.
‫ َﻓﯿُﺸَ ﱠﻔ َﻌﺎن‬: َ ‫َﻗﺎل‬
.
Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata, “Maka keduanya memberikan syafa’at.”
.
(Hadīts shahīh riwayat Ahmad).
.
Para pemirsa rahimakumullāh.
.
Keutamaan-keutamaan puasa tidak akan diraih kecuali oleh orang yang berpuasa dan
melaksanakan adab-adab berpuasa.
.
Maka, bersungguh-sungguhlah kalian untuk menyempurnakan puasa kalian dan menjaga batas-
batasannya. Dan bertaubatlah kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla atas kekurangan dalam
menjalankan ibadah puasa.
.
‫وﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﻰ ﻧﺑﯾﻧﺎ ﻣﺣ ّﻣد و اﻟﺣﻣد رب اﻟـﻌـﺎﻟـﻣـﯾـن‬

Mengenal Prinsip-Prinsip Ubudiyyah


.
Beribadah kepada Allah Ta’ala merupakan hikmah penciptaan manusia. Allah Ta’ala ber rman,
.
ِ ‫ﻧس إِ ﱠﻻ ﻟِ َﯾ ْﻌ ُﺑد‬
‫ُون‬ َ ِ‫َو َﻣﺎ َﺧ َﻠ ْﻘتُ ا ْﻟ ِﺟنﱠ َو ْاﻹ‬
.
“Dan aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
(beribadah) kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
.
Sehingga, seorang mukmin hendaklah mengetahui bagaimanakah prinsip-prinsip
menegakkan ubudiyyah (penghambaan) kepada Allah Ta’ala dengan benar. Dalam tulisan
singkat ini, akan dibahas prinsip-prinsip dasar penegakan ubudiyyah yang perlu diketahui oleh
seorang muslim.
.
Jenis-jenis ubudiyyah
.
Pertama, ubudiyyah ‘ammah (ubudiyyah yang bersifat umum). Ubudiyyah ini bermakna
“ketundukan”, dan meliputi semua makhluk yang ada di langit dan di bumi, baik berakal ataupun
tidak, baik yang ada di daratan maupun di lautan, baik yang mukmin ataupun yang ka r.
Semuanya adalah makhluk yang tunduk dengan takdir dan pengaturan
Allah Ta’ala. Allah Ta’ala ber rman,.
.
ً‫اﻟر ْﺣ َﻣ ِن َﻋ ْﺑدا‬ ‫ض إِ ﱠﻻ آﺗِﻲ ﱠ‬ ِ ‫ت َو ْاﻷَ ْر‬ِ ‫اﻟﺳ َﻣ َﺎوا‬‫إِن ُﻛل ﱡ َﻣن ﻓِﻲ ﱠ‬
.
“Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha
Pemurah selaku seorang hamba.” (QS. Maryam: 93)
.
Kedua, ubudiyyah khashshah (ubudiyyah yang bersifat khusus). Yang
dimaksud ubudiyyah khusus adalah aktivitas peribadatan yang dilakukan oleh hamba yang
beriman (mukmin) saja dengan terpenuhi syarat dan rukunnya, sebagaimana yang akan
dijelaskan. Hal ini sebagaimana rman Allah Ta’ala,
.
َ‫ﺎوﯾن‬ ِ ‫ﺳ ْﻠ َطﺎنٌ إِﻻﱠ َﻣ ِن ا ﱠﺗ َﺑ َﻌ َك ﻣِنَ ا ْﻟ َﻐ‬
ُ ‫س َﻟ َك َﻋ َﻠ ْﯾ ِﮭ ْم‬
َ ‫إِنﱠ ﻋِ َﺑﺎدِي َﻟ ْﯾ‬
.
“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali
orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat.” (QS. Al-Hijr: 42)
.
Allah Ta’ala ber rman,
.
ُ‫ف َﻋ ْﺑدَ ه‬ ٍ ‫ﷲُ ِﺑ َﻛﺎ‬ ‫س ﱠ‬ َ ‫أَ َﻟ ْﯾ‬
.
“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya?” (QS. Az-Zumar: 36)
.
P ti ib d h
Pengertian ibadah
.
Secara bahasa, ibadah berarti “merendahkan diri” atau “tunduk”. Adapun de nisi secara syar’i,
yang paling bagus adalah de nisi yang disampaikan oleh Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah Rahimahullah, yaitu “suatu istilah yang mencakup semua perkara yang dicintai dan
diridai oleh Allah Ta’ala, baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik yang lahir maupun
yang batin.” (Majmu’ Al-Fataawa, 10: 149)
.
Contoh perkataan lahiriyah adalah berbagai macam ibadah lisan, seperti mengucapkan dua

kalimat syahadat, mengucapkan tasbih, tahlil, atau membalas ucapan salam.


.
Contoh perkataan batin adalah berbagai ucapan hati, seperti yakin dan membenarkan (tashdiq).
.
Contoh perbuatan (amal) lahiriyah adalah salat, puasa, zakat, dan menunaikan nazar.
.
Contoh perbuatan (amal) batin adalah berbagai macam amalan hati, seperti rasa takut (al-
khauf), rasa harap (ar-raja’), dan rasa cinta (al-mahabbah).
.
Rukun ibadah
.
Setiap ibadah yang kita lakukan kepada Allah Ta’ala, harus memenuhi tiga rukun ini, yaitu:
.
Pertama, adanya rasa cinta (al-mahabbah)
.
Maksudnya, kita beribadah karena didorong oleh rasa cinta kepada Allah Ta’ala. Rasa cinta ini
adalah ruh ibadah. Setiap kali rasa cinta kepada Allah Ta’ala menggerakkan seorang hamba
untuk beribadah kepada-Nya, maka akan semakin dekat dengan keikhlasan.
Allah Ta’ala ber rman,
.
ِ ّ ‫ﺷ ﱡد ُﺣ ّﺑﺎ ً ﱢ‬ َ َ ‫َوا ﱠﻟ ِذﯾ َن آ َﻣ ُﻧو ْا أ‬
.
“Adapun orang-orang yang beriman, amat sangat cintanya kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah: 165)
.Kedua, adanya rasa harap (ar-raja’).
Maksudnya,   kita beribadah kepada Allah Ta’ala dengan mengharap pahala dan balasan dari
Allah Ta’ala, juga berharap rahmat dan ampunan dari Allah Ta’ala. Rasa harap ini juga menuntun
seorang hamba untuk meraih keikhlasan  dalam  beribadah kepada
Allah Ta’ala. Allah Ta’ala ber rman,    
.
ُ ‫َﯾ ْد ُﻋو َن َﯾ ْﺑ َﺗ ُﻐو َن إ ِ َﻟﻰ َر ﱢﺑ ِﮭ ُم ا ْﻟ َو ِﺳﯾ َﻠ َﺔ أ َ ﱡﯾ ُﮭ ْم أ َ ْﻗ َر‬
ً ‫ ْﺣ ُذورا‬ ‫َك َﻛﺎ َن َﻣ‬  ‫ذا َب َر ﱢﺑ‬ َ ‫ إ ِ ﱠن َﻋ‬ ‫ب َو َﯾ ْر ُﺟو َن َر ْﺣ َﻣ َﺗ ُﮫ َو َﯾ َﺧﺎﻓ ُو َن َﻋ َذا َﺑ ُﮫ‬
‫أ ُو َﻟـ ِﺋ َك ا ﱠﻟ ِذﯾ َن‬
.
“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di
antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan
azab-Nya. Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.” (QS. Al-Isra’: 57)
.
Ketiga, adanya rasa takut (al-khauf)
.  
Maksudnya takut kepada Allah Ta’ala, sehingga seorang hamba bisa menghindarkan diri dari
perbuatan maksiat Hal ini sebagaimana     rman Allah Ta’ala dalam surah Al Isra’ ayat 57 yang
   
perbuatan maksiat. Hal ini sebagaimana rman Allah Ta ala dalam surah Al-Isra ayat 57 yang
telah disebutkan di atas.
.
Tiga rukun ibadah ini harus menyertai aktivitas ibadah   yang   dilakukan oleh seorang hamba.
Seorang hamba tidak boleh beribadah kepada Allah Ta’ala hanya karena rasa cinta saja, atau
karena rasa takut saja, atau hanya karena rasa harap saja. Akan tetapi, ketiga rukun ibadah ini
harus hadir dalam diri seseorang ketika beribadah kepada-Nya.
.
Ulama salaf mengatakan, “Siapa saja yang beribadah kepada Allah hanya karena rasa cinta saja,
 
itulah orang-orang zindiq. Siapa saja yang beribadah kepada Allah hanya karena rasa harap saja,
itulah orang-orang murji’. Siapa saja yang beribadah kepada Allah hanya karena rasa takut saja,
itulah orang-orang haruri. Dan siapa saja yang beribadah kepada  Allah karena rasa cinta,   takut,
dan berharap, itulah seorang mukmin yang mentauhidkan Allah Ta’ala.” (Al-‘Ubudiyyah, hal. 112)
.
Dua syarat diterimanya ibadah
.
Setelah memahami rukun-rukun   ibadah, maka perlu diketahui ada dua syarat agar ibadah itu
diterima di sisi Allah Ta’ala.
.  
Pertama, ikhlas.
.    
Yaitu,  menujukan    ibadah   tersebut hanya kepada Allah Ta’ala saja, tidak ditujukan kepada selain
Allah Ta’ala. Allah Ta’ala tidak    
akan menerima suatu amal, kecuali amal yang ikhlas ditujukan
hanya kepada-Nya. Allah Ta’ala ber rman,
.
‫ﺻﯾ َن َﻟ ُﮫ اﻟ ﱢدﯾ َن ُﺣ َﻧ َﻔﺎء‬ ِ ِ ‫ﷲ ُﻣ ْﺧﻠ‬ َ ‫َو َﻣﺎ أ ُ ِﻣ ُروا إ ِ ﱠﻻ ﻟ ِ َﯾ ْﻌ ُﺑ ُدوا ﱠ‬
.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)
.    
Allah Ta’ala ber rman,
.
‫ص‬ُ ِ ‫أ َ َﻻ ِ ﱠ ِ اﻟ ﱢدﯾ ُن ا ْﻟ َﺧﺎﻟ‬
.
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).” (QS. Az-Zumar: 3)
.    
Allah Ta’ala juga ber rman,
.
‫ﷲ أ َ ْﻋ ُﺑ ُد ُﻣ ْﺧﻠ ِﺻﺎ ً ﱠﻟ ُﮫ ِدﯾ ِﻧﻲ‬ َ ‫ﻗ ُ ِل ﱠ‬
.
“Katakanlah, “Hanya Allah saja yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya
dalam (menjalankan) agamaku.” (QS. Az-Zumar: 14)
.  
Kedua, mutaba’ah.
.    
Yaitu, mengikuti petunjuk    
Rasulullah    
Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam menjalankan tata cara
ibadah kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala ber rman,
ً .‫ﺳ ﱢﻠ ُﻣو ْا َﺗ ْﺳﻠِﯾﻣﺎ‬ َ ‫ﺷ َﺟ َر َﺑ ْﯾ َﻧ ُﮭ ْم ُﺛ ﱠم ﻻَ َﯾ ِﺟدُو ْا ﻓِﻲ أَﻧﻔُﺳِ ِﮭ ْم َﺣ َرﺟﺎ ً ﱢﻣ ﱠﻣﺎ َﻗ‬
َ ‫ﺿ ْﯾتَ َو ُﯾ‬ َ ‫َﻓﻼَ َو َر ﱢﺑ َك ﻻَ ُﯾ ْؤ ِﻣ ُﻧونَ َﺣ ﱠﺗ َﻰ ُﯾ َﺣ ﱢﻛ ُﻣو َك ﻓِﯾ َﻣﺎ‬
.
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan
kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa
dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa’: 65)
.
Diriwayatkan dari ibunda ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda,
.

‫س َﻋ َﻠ ْﯾ ِﮫ أَ ْﻣ ُر َﻧﺎ َﻓ ُﮭ َو َر ﱞد‬ َ ‫َﻣنْ َﻋ ِﻣل َ َﻋ َﻣﻼً َﻟ ْﯾ‬


.
“Barang siapa yang mengerjakan suatu amal yang tidak ada tuntunannya dari kami, maka amal
tersebut tertolak.” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718)
.
Dalam riwayat yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
.
‫س ِﻣ ْﻧ ُﮫ َﻓ ُﮭ َو َر ﱞد‬ َ ‫َﻣنْ أَ ْﺣدَ َث ﻓِﻰ أَ ْﻣ ِر َﻧﺎ ھ ََذا َﻣﺎ َﻟ ْﯾ‬
.
“Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan (agama) ini yang bukan dari kami,
maka amal tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718)
.
Oleh karena itu, suatu amal tidak akan teranggap kecuali jika dilaksanakan dengan ikhlas dan
mengikuti sunah (tuntunan) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
.
Amal yang dilakukan dengan 
.
ikhlas dan benar (sesuai tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam) inilah yang
merupakan amal terbaik sebagaimana yang di rmankan oleh Allah Ta’ala,
.
‫ﺳنُ َﻋ َﻣﻼً َوھ َُو ا ْﻟ َﻌ ِزﯾ ُز ا ْﻟ َﻐﻔُو ُر‬ َ ‫ا ﱠﻟذِي َﺧ َﻠقَ ا ْﻟ َﻣ ْوتَ َوا ْﻟ َﺣ َﯾﺎ َة ﻟِ َﯾ ْﺑﻠُ َو ُﻛ ْم أَ ﱡﯾ ُﻛ ْم أَ ْﺣ‬
.
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih
baik amalnya. Dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)
.
Tentang ayat di atas, Fudhail bin ‘Iyadh Rahimahullah berkata,
.
ً ‫ ﻟم ﯾﻘﺑل ﺣ ّﺗﻰ ﯾﻛونَ ﺧﺎﻟﺻﺎ‬، ً ‫ وﻟم ﯾﻛن ﺧﺎﻟﺻﺎ‬، ً ‫ وإذا ﻛﺎن ﺻواﺑﺎ‬، ‫ ﻟم ﯾﻘﺑل‬، ً ‫ وﻟم ﯾﻛن ﺻواﺑﺎ‬، ً ‫ إنﱠ اﻟﻌﻣل َ إذا ﻛﺎن ﺧﺎﻟﺻﺎ‬: ‫ وﻗﺎل‬. ‫ﺻﮫ وأﺻو ُﺑﮫ‬ ُ ‫أﺧﻠ‬
‫ﺳ ﱠﻧﺔ‬ ‫واب إذا ﻛﺎن ﻋﻠﻰ اﻟ ﱡ‬ ُ ‫واﻟﺻ‬ ‫ﱠ‬ ، – ‫واﻟﺧﺎﻟص إذا ﻛﺎن – ﻋز وﺟل‬ ُ : ‫ ﻗﺎل‬، ً ‫ﺻواﺑﺎ‬
.
”(Yaitu amal) yang paling ikhlas dan paling benar”. Beliau rahimahullah menjelaskan,
“Sesungguhnya apabila suatu amalan sudah dilakukan dengan ikhlas, namun tidak benar, maka
amalan tersebut tidak diterima. Dan apabila amalan tersebut sudah benar, namun tidak ikhlas,
maka amalan tersebut juga tidak diterima, sampai amalan tersebut ikhlas dan benar. Ikhlas jika
ditujukan kepada Allah Ta’ala, dan benar jika sesuai dengan sunnah (tuntunan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam).” (Jami’ul Ulum wal Hikam, 1: 72)
.
Dua syarat diterimanya ibadah ini terkumpul dalam rman Allah Ta’ala,
.
ً‫ﺷ ِركْ ِﺑ ِﻌ َﺑﺎدَ ِة َر ﱢﺑ ِﮫ أَ َﺣدا‬ ْ ‫ﺻﺎﻟِﺣﺎ ً َو َﻻ ُﯾ‬ َ ً‫وﺣﻰ إِ َﻟ ﱠﻲ أَ ﱠﻧ َﻣﺎ إِ َﻟ ُﮭ ُﻛ ْم إِ َﻟ ٌﮫ َوا ِﺣ ٌد َﻓ َﻣن َﻛﺎنَ َﯾ ْر ُﺟو ﻟِ َﻘﺎء َر ﱢﺑ ِﮫ َﻓ ْﻠ َﯾ ْﻌ َﻣلْ َﻋ َﻣﻼ‬ َ ‫ﻗُلْ إِ ﱠﻧ َﻣﺎ أَ َﻧﺎ َﺑ‬
َ ‫ﺷ ٌر ﱢﻣ ْﺛﻠُ ُﻛ ْم ُﯾ‬
.
“Katakanlah, “Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku,
“Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa.” Barangsiapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah
ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kah : 110)
.
“Amal saleh” dalam ayat di atas adalah dengan mengikuti tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam. Sedangkan “janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya” adalah ikhlas. Wallahu Ta’ala a’alam

   

Diterbitkan oleh zainudinayyubi


Lihat semua pos dari zainudinayyubi

   
 
 

Anda mungkin juga menyukai