Anda di halaman 1dari 2

Sero merupakan alat penangkap ikan tradisional yang termasuk ke dalam klasifikasi set net jenis eri ami.

Sero bersifat menetap dan berfungsi sebagai alat penangkap ikan yang melakukan gerakan ke pantai
atau yang berhabitat di sekitar pantai. Penggunaan jaring mendk pada sero sebagai alat bantu tambahan
pada konstruksi sero belum terpublikasikan.

Pada prinsipnya alat tangkap Sero іnі terdiri 4 bagian penting уаng masing-masing disebut : penajo (main
fence), sayap (wing), badan (body), dan bunuhan (crib).

Badan tеrѕеbut terdiri dаrі kamar-kamar (chamber). Banyaknya kamar-kamar bervariasi, tergantung dаrі
ukuran sero. Untuk alat tangkap sero yang berukuran  kecil umumnya terdiri 1-2 bilik atau kamar, untuk
ukuran yang sedang terdiri dari 3 kamar dan untuk ukuran sero yang lebih besar 4 kamar

Kamar-kamar sero tersebut pada bagian depannya dipasang pintu-pintu dari kere bambu yang mudah
ditutup dan dibuka pada waktu operasi penangkapan. Di samping bagian-bagian yang disebut penajo,
sayap kiri/kanan dan bunuhan masih ada kelengkapan lain yang disebut sisir/ pengiring/pengangsan,
sibu-sibu (scoop net).

Metode pengoperasian :

Fungsi penajo sangat penting dibanding kedua sayap/ kaki lainnya, sebab ia merupakan suatu
penghalang (penghalau) perjalanan ikan. Sifat ikan umumnya berenang menelusuri pantai dan bila
berpapasan dengan penajo ia cenderung akan membelok dan berenang menelusuri penajo ke arah
tempat yang lebih dalam dan akhirnya terperangkap masuk ke kamar-kamar sero dan terakhir sampai ke
bagian bunuhan (crib) dan terperangkaplah.

Bagian sayap atau kaki yang juga disebut pane atau pani (Sulsel/Sultra), loho (Madura), bibis (Jawa,
Jakarta) berfungsi sebagai penghaiang atau tepatnya berfungsi untuk mempercepat jalannya ikan masuk
ke dalam badan atau kamar-kamar sero.

Sisir berfungsi membantu, menggiring ikan-ikan dan kamar terdepan ke kamar dibelakangnya sampai
bunuhan mati dan akhirnya pengambilan ikan dilakukan dengan jalan menyerok memakai sibu-sibu
(serok) dengan cara menyelam atau dari atas permukaan air dengan menggunakan serok bertangkai
panjang.

Daerah penangkapan
Pemasangan sero dapat dilakukan di tempat- tempat yang relatif dangkal artinya pada waktu air pasang
tergenang air, sedang waktu surut tidak tergenang air dan dalam kesempatan ini sekaligus digunakan
untuk mengambil hasil tangkapannya. Hal ini hanya terjadi untuk sero untuk ukuran kecil atau biasa
disebut sero kering. Sedangkan untuk sero ukuran sedang lebih-Iebih ukuran besar pemasangannya
dapat dilakukan sampai kedalaman antara 10-15 m Hasil penangkapan sero terutama adalah ikan
pantai, tetapi sering juga tertangkap ikan-ikan layaran, atau jenis ikan besar lainnya.  
cara kerja sero mengandalkan sifat hutan ayang umumnya suka berenang menyusuri pantai saat
berenang di pantai inilah ikan akan dihadang oleh lidah sero dan terguling masuk kedalam kamar ikan
yang telah masuk ke dalam mengalami kesulitan untuk keluar dan akhirnya terperangkap di dalam
serum ikannya pun sangat beragam dan berukuran dari yang kecil hingga besar diperkirakan untuk
daerah-daerah tertentu sero Justru untuk menangkap ikan kembung juga Cakalang hasil tangkapan ini
biasa dikonsumsi sehari-hari atau dijual kembali tergantung pemesanan.

Musim penangkapan
Musim penangkapan dari sero ini sepanjang tahun.

Pemeliharaan alat
Pemeliharaan alat tangkap sebaiknya setelah alat dipakai dicuci dengan air tawar, bagian yang rusak
diperbaiki, dikeringkan di tempat yang tidak kena sinar matahari secara langsung dan disimpan ditempat
yang bersih.

faktor-faktor yang mendukung penangkapan ikan antara lain :

- Sumber Daya Manusia (SDM) penangkapan ikan


- Lingkungan atau habitat biota yang menjadi target penangkapan ikan
- Alat tangkap 

Keberhasilan suatu penangkapan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah keahlian
nelayan dalam mengoperasikan alat tangkap (teknik penangkapan), daerah penangkapan yang  tepat,
dan masih banyak lagi faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam sebuah operasi  penangkapan 
ikan.

Anda mungkin juga menyukai