Anda di halaman 1dari 35

Tugas Konstruksi Memanjang

Daftar Ukuran Utama Kapal MT Haryono


Type Kapal

: Tanker Ship

Length Between Perpendikular

(LPP) : 90,40

Breadth

(B)

: 14,40

Depth

(H)

: 6,50

Draught

(T)

: 5,10

CB

: 0,70

Doble Hull / Skin

(W)

: 1,0

BAB 1
PERHITUNGAN BEBAN
A. PERKIRAAN BEBAN.
1. Beban Geladak Cuaca ( Load and Weather Decks ).

BKI Sec. 4. B. 1. 1 Rules

for Hull BKI 2014


Beban geladak pada daerah tengah kapal, beban geladak cuaca dapat dihitung
berdasarkan :
PD = Po

20 T
xc
10 Z - T x H D

[KN/m2]

Dimana :
Po

= Basis Eksternal dinamic Load

Po

= 2,1 (Cb + 0,7) Co Cl f

cD

= 1,0 untuk L >50

Cb

= koefisien block 0,70

300 L
10,75

100 x Crw

KN/m2

1, 5

Co

for 90 L 300 M

300 90,40
= 10,75
x1
100

1, 5

= 7,71
CL

= 1,0

f1

= 1,0

for L 90 M
Untuk tebal pelat
PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG
MT HARYONO | 1

f2

= 0,75

Untuk Main Frame, Stiffener

f3

= 0,60

Untuk Side Girder, Center Girder, Center Deck Girder

CRW = 1,0

( for unlimited service range )

Jadi :
a) Untuk plat kulit ( Po1 )
Po1

= 2,1 (Cb + 0,7) Co CL f1 (KN/m2)


= 2,1 (0,70 + 0,7) 7,71 1,0 1,0
= 22,66 KN/m2

b) Untuk pembujur geladak, pembujur sisi, pembujur alas ( Po3 )


Po2

= 2,1 (Cb + 0,7) Co CL f2 (KN/m2)


= 2,1 (0,70 + 0,7) 7,71 1,0 0,75
= 17,00 KN/m2

c) Untuk stringer, grillage system, side trasferse


Po3

= 2,1 (Cb + 0,7) Co CL f3

(KN/m2)

= 2,1 (0,70 + 0,7) 7,71 1,0 0,60


= 13,60 KN/m2
Z = Jarak vertikal pusat beban terhadap garis dasar ( base line )
Z =
=
CD =

H
6,50 m.
1.0 (for midship )

a. Beban Geladak Cuaca untuk daerah Tengah kapal ( M ) :


PD

PO

20 .T
x CD
( 10 z T ) . H

1. Untuk menghitung pelat Geladak


PD1 = 22,66 x
= 22,66 x

20 . 5,10
x 1,0
( 10 6,50 5,10 ) . 6,50

1,376

x 1,0

= 31,19 kN / m2
2. Untuk menghitung Deck Longitudinal, Stiffener
PD2 = 17,00 x
= 17,00 x

20 . 5,10
x 1,0
( 10 6,50 5,10 ) . 6,50

1,376

x 1,0
PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG
MT HARYONO | 2

= 23,40 kN / m2
3. Untuk menghitung Deck Transfersal, SDG
PD3 = 13,60 x

20 . 5,10
x 1,0
( 10 6,50 5,10 ) . 6,50

= 13,60 x

1,376

x 1,0

= 18,72 kN / m2
2 . Beban Sisi Kapal ( Load on Ships Side ).

Sec. 4. B. 2. 1

2.1 Beban sisi kapal dibawah garis air

Sec. 4. B. 2. 1. 1
kN / m2

= 10 ( T z ) + Po . CF ( 1 + z / T )

PS

Dimana :
Po1 = 22,66

kN / m2

Po2 = 17,00

kN / m

Po3 = 13,60

kN / m2

( untuk pelat geladak dan geladak cuaca )


( untuk stiffener, main frame, deck beam )
( untuk web frame, stringer, girder )

= Jarak vertikal pusat beban terhadap garis dasar


= 1/3 T
= 1/3 . 5,10
= 1,70 m.

Gambar Letak Z Pada Beban Sisi Dibawah Garis Air

a Beban Sisi untuk daerah Tengah kapal ( M ) :


CF

= 1,0

PS

= 10 ( T z ) + Po . CF ( 1 + z / T )

kN / m2

1. untuk pelat sisi


PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG
MT HARYONO | 3

PS 1 = 10 (5,10 1,70 ) + 22,66. 1,0 ( 1 + 1,70 / 5,10)


= 10 .

3,40

+ (22,66. 1,33)

= 64,21 kN / m2

2. untuk Side Longitudinal


PS 2 = 10 (5,10 1,70 ) + 17,00. 1,0 ( 1 + 1,70 / 5,10)
= 10 .

3,40

+ (17,00. 1,33)

= 56,66

kN / m2

3. untuk Vertical Web Stiffener dan Transverse stringgers


PS 3 = 10 (5,10 1,70 ) + 13,60. 1,0 ( 1 + 1,70 / 5,10)
= 10 .

3,40

+ (13,60. 1,33)

= 52,13

kN / m2

2.2. Beban sisi kapal diatas garis air

Ps

Sec. 4. B. 2. 1. 2

20

Po1 . Cf
10 z T

Dimana :
Po1 = 22,66 kN / m2
z

( untuk pelat geladak dan geladak cuaca )

H T

= T+

6,50 5,10
= 5,10 +

= 5,10 + 0,7
= 5,8 m.
Cf

= 1,0

, untuk daerah Tengah Kapal

PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG


MT HARYONO | 4

Gambar

Nilai

untuk

Menghitung Beban sisi Diatas Garis Air

b. Beban Sisi diatas garis air untuk daerah Tengah kapal ( M ) :


1. untuk pelat sisi
Ps1 =

20

22,66. 1,0.
10 5,80 5,10

22,66. 1,0 . 1,869

42,35 kN / m2

2. Beban Alas Kapal ( Load on the Ships Bottom ).

Sec. 4. B. 3

Besarnya beban luar pada alas kapal dapat dihitung dengan rumus sbb :
PB

( 10 . T ) + ( Po . Cf )

Dimana :
Po1 = 22,66 kN / m2

( untuk pelat kulit dan geladak cuaca)

Po2 = 17,00 kN / m2

( untuk frame, deck beam, dan bottom)

Po3 = 13,60 kN / m

Cf 2 = 1,0 ,

( untuk web frame,stringer, girder)


( untuk daerah Tengah Kapal )

a. Beban Alas kapal untuk menghitung pelat alas (bottom plate)


PB

( 10 . T ) + ( Po . Cf )

Untuk midship kapal


PB1 =

( 10 . T ) + ( Po . Cf )

10 . 5,10 + 22,66 . 1,0

PB 1 =

73,76

kN / m2

b. Beban Alas untuk menghitung penegar (stiffener) dan pembujur alas (bottom
Longitudinal )

Untuk midship kapal


PB2 =
=
PB 2 =

( 10 . T ) + ( Po2 . Cf2 )
10 . 5,10 + 17,00 . 1,0
68,00

kN / m2

PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG


MT HARYONO | 5

3 . Beban alas dalam kapal (load on the ships inner bottom pada daerah tengah
kapal untuk menghitung plat alas dalam dan pembujur alas dalam. (BKI sec.8)
PI

= 10 (T hDB)

(KN/m2)

Dimana :

= sarat kapal = 5,10 m

hDB

= 0,96 960 mm
a. Beban alas dalam untuk menghitung plat alas dalam (inner bottom
plate)
Pi1

= 10 (T hDB)

(KN/m2)

= 10 (5,10 0,96)
= 10 x 4,14
= 41,40 KN/m2
b. Beban alas dalam untuk menghitung pembujur alas dalam (inner
bottom long)
Pi2

= 10 (T hDB)

(KN/m2)

= 10 (5,10 0,96)
= 10 x 4,14
= 41,40 KN/m2

PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG


MT HARYONO | 6

BAB II
PERHITUNGAN TEBAL PELAT
Tebal plat geladak kekuatan (streng deck plating) dan plat kulit pada 0,4 L
tengah kapal
Jarak max pembujur :
Ao

=
=

+ 0,48

= 0,18 + 0,48
= 0,66 m
a (jarak pembujur) untuk menghitung pembujur alas, pembujur alas dalam ,dan
pembujur geladak
B

= 14,40 m
= 7,2 1,0 => 6200 mm (setengah lebar kapal ditambah double skin

B-W
1000 mm )
Terdapat

= 9 Pembujur

Pembujur 0 10 = 620 x 10 = 6200 mm


B W = 7,2 1,0 => 6200 mm
a (jarak pembujur) untuk menghitung pembujur sisi, dan jarak longitudinal stiffter
H = 6,50

H hDB

= 6,50 0,96 = 5,54 m

Terdapat 8 pembujur
Pembujur 0 7 = 620 x 7 = 4340 mm
7 9 = 600 x 2 =
mm +
H hDB = 6,50 5,54 = 5540 mm
Jarak pembujur alas dan geladak : direncanakan 0,62 m
AB

= 0,62 m

jarak pembujur sisi : direncanakan 0,62 m


PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG
MT HARYONO | 7

As

= 0,62 m

B. Perhitungan Pelat Geladak Kekuatan


2.1 Pelat Geladak (Sec. 7.A. 7.1)
Ketebalan pelat Geladak untuk kapal dengan L 90 m dapat dihitung berdasarkan
rumus sebagai berikut :
tD

= 1,21 . a

PD1 . k tk

( mm )

Dimana :
a

= 0,62 m ( Jarak pembujur alas )

PD1

= 31,19

= 1.0 Faktor material baja

tk

= Faktor korosi

kN / m2

( untuk daerah Tengah kapal )

= 1,5 mm.
2.2 Tebal pelat Geladak untuk daerah Tengah kapal :
tD

1,21 . 0,62

1,21 . 0,62 . 31,19.1,0 1,5

5,68 mm.

tmin =

direncanakan

PD1 . k tk

( 5,5 + 0,02 . L ).

( 5,5 + 0,02 . 90,40 ) . 1

7,30 mm

tmin + 1

7,30 + 1

8,30 mm 9 mm

Maka plat yang di gunakan = 9 mm


2.3 Pelat Alas Kapal (Bottom Plate) (Sec. 6.B. 1-1)
Ketebalan pelat alas untuk kapal dengan L 90 m dapat dihitung berdasarkan
rumus sebagai berikut :
tB= 1,21 . a

PB1 . k tk

( mm )

Dimana :
a

= 0,62 m ( Jarak pembujur alas )


PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG
MT HARYONO | 8

kN / m2

PB 1

= 73,76

( untuk daerah Tengah kapal )

= 1.0 Faktor material baja

tk

= Faktor korosi
= 1,5 mm.

2.4 Tebal pelat alas untuk daerah tengah

PB1 .k + tk

tB

= 1,21 . a.

tB2

= 1,21 .0,62. 73,76 1 + 1,5


= 7,94 mm

tmin

L .k

90,40 .1,0

9,50 mm

direncanakan =

tmin + 1,5

9,50 + 1,5

11mm 11 mm

2.5 Pelat Lajur Bilga ( sec. 6-2 B.4.1 )


Tebal pelat lajur bilga tidak boleh kurang dari tebal pelat alas atau tebal pelat sisi
Tebal pelat lajur bilga tengah
tBS

tBS = 11 mm

Lebar lajur bilga tidak boleh kurang dari :


b = 800 + ( 5. L ) (mm)
= 800 + ( 5 x 90,40 )
= 1252 mm, diambil 1260 mm

2.6 Pelat Lunas Kapal ( sec 6. B.5.1 )


2.6.1. Tebal pelat lunas pada tengah kapal tidak boleh kurang dari :
Tfk

= tB + 2

Dimana :
TB = Tebal pelat alas pada tengah kapal = 11 mm
Tfk1

= 11+ 2
= 13 mm
PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG
MT HARYONO | 9

Lebar plat lunas


B

= 800 + (5 . L) (mm)
= 800 + (5 . 90,40)
= 1252 m

1,26 m

2.7 Tebal pelat alas dalam tidak boleh kurang dari ( sec.8-B.4.1)
tBi

Pi.K

= 1,1 . a .

+ tk

Dimana :

tBi

= 0,62 m ( jarak pembujur alas )

Pi

= 41,40 KN/m2

= 1,0 faktor material baja

Tk

= 1,5 faktor korosi

Pi.K

= 1,1 . a .

41,40 1 + 1.5

= 1,1 x 0,62 x
= 5,88 mm

+ tk

6 mm

2.8 Pelat Sisi Kapal ( Side Shell Plating ) (sec. 6-3 C.1.2)
2.8.1 Tebal pelat sisi kapal dibawah garis muat
Ketebalan pelat sisi untuk kapal dengan L 90 m dapat dihitung berdasarkan
rumus sebagai berikut :
tS

= 1,21 . a.

PS1 . k tk

( mm )

Dimana :
a

= 0,62 m ( Jarak pembujur sisi )

PS1

= 64,21 kN / m2

= 1.0 Faktor material baja

tk

= Faktor korosi

( untuk daerah Tengah kapal )

= 1,5 mm.

2.8.2 Tebal pelat sisi tengah kapal


ts1

= 1,21.a.

PS1 .k + tk
PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG
MT HARYONO | 10

ts1

= 1,21. 0.62 64,21 1,0 + 1,5


= 7,51 mm

tmin

L .k

90,40 .1,0

9,50 mm

direncanakan =

tmin + 1,5

9,50 + 1,5

11 mm 11 mm

2.9 Tebal pelat sisi kapal diatas garis muat


Ketebalan pelat sisi untuk kapal dengan L 90 m dapat dihitung berdasarkan
rumus sebagai berikut :
PS . k tk

tS2 = 1,21 . a

( mm )

Dimana :

= 0,62 m ( Jarak pembujur sisi )

PS

= 42,35 kN / m2

= 1.0 Faktor material baja

tk

= Faktor korosi

( untuk daerah Tengah kapal )

= 1,5 mm.

2.9.1 Tebal pelat sisi tengah kapal


ts2

= 1,21 .a. Ps.k +tk

ts2

= 1,21. 0.62 42,35 1,0 + 1,5


= 6,38 mm 7 mm

2.9.2 Tebal plat sisi lajur atas ( sheer strake )


ts

= 0,5 ( td + ts )

( mm )

dimana :
td = 9 mm
ts = 7 mm
PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG
MT HARYONO | 11

ts = 0,5 ( td + ts )

( mm )

= 0,5 ( 9 + 7 )
= 8,0 mm
3 Lebar pelat sisi lajur atas tidak boleh kurang dari ( sec 6 C.3.2 )
b = 800 + ( 5.L )

(mm)

= 800 + ( 5 x 90,40 )
= 1252 mm, diambil 1260

mm

PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG


MT HARYONO | 12

BAB III
PERHITUNGAN KONTRUKSI ALAS GANDA

C. KONTRUKSI ALAS GANDA


3. Penumpu Tengah (Centre Girder)
3.1 Tinggi penumpu tengah tidak boleh kurang dari :
h

Dengan B

B
= Breadth
= 14,40 m

Dimana h

= hDB =

= 0,96 960 mm

Tebal penumpu tengah tidak boleh kurang dari ( untuk h 1200 mm ):


(

t min

dengan h

= tinggi penumpu tengah


= 960 mm

0,96 m

ha

= h = 0,96 m

= 1,0 faktor material baja

mana tm

=1 (

=10,6 11 mm

PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG


MT HARYONO | 13

Maka tebal penumpu tengah tidak boleh kurang dari = 11 mm


3.2 Penumpu Samping (Side Girder)
Penumpu samping pada kapal tergantung dari lebar kapal tersebut
persyaratannya antara lain :
Pemasangan side girder (sec 8 . B.3.1)

Untuk B 4,5 menggunakan 1 side girder

Untuk B 8 menggunakan 2 side girder

Untuk B 10,5 menggunakan 3 side girder

B = 7,2 m dipasang 1 side girder


3.3 Tinggi penumpu samping tidak boleh kurang dari : ( sec.8-B.3.2)
Dimana :
ha

= tinggi penumpu samping = h karena tanpa Rise of Floor

ha

= h = 0,96 m

3.4 Tebal penumpu samping tidak boleh kurang dari :


t2

Dengan :
h

= tinggi penumpu tengah


= 960 mm

ha

= tinggi penumpu samping


= 960 mm

= faktor material baja


= 1,0

Maka ta

=
=

t2

= 8 mm

maka tebal penumpu samping tidak boleh kurang dari 8 mm


3.5 Tebal pelintang alas ( wrang alas penuh ) ( BKI Th. 2014 Sec. 8.B.6.2)
3.5.1 Tebal plate pelintang alas tidak boleh kurang dari :
tpf

= (tm 2,0) k

tm

= 11 mm ( tebal centre girder )


PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG
MT HARYONO | 14

= 1.0 Faktor material baja

Maka = (tm 2,0) k


= (11 2,0) 1,0
= 9,0 mm
3.5.2

Ukuran Lubang maksimum

a) Panjang max = 0,75 x hDB


Dengan hDB = tinggi alas dalam
= 960 mm
Maka

= 0,75 x h
= 0,75 x 960
= 720 mm

Direncanakan = 750 mm
b) Tinggi max
Dengan hDB

= 0,5 x hDB
= tinggi alas dalam
= 960

Maka

= 0,5 x h
= 0,5 x960
= 480 mm

Direncanakan = 500 mm
Diameter

mm

960

mm

= 320 mm 350 mm

Z = jarak sisi lubang dari centre girder / side girder


= 0,4 hDB
Dengan hDB

= tinggi alas ganda


= 960 mm

Maka Z

= 0,4 hDB
= 0,4 x 960
= 384 mm

Direncanakan

= 400 mm

PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG


MT HARYONO | 15

Maka ukuran lubang adalah 750 x 500 dengan jarak minimum sisi lubang dari
centre girder adalah 400 mm

3.6 Pembujur Alas (Bottom Long) & Pembujur Alas Dalam (Inner Bottom Long)
(BKI Th. 2013 Sec.9.B.3.1)
. m.a. l2 . P

(cm3)

= 0,91 - 1.0 diambil 1,0

pr

Dimana :

N/mm2

=
= 150 N/mm2
mmin

= k x n,

Dimana ; n = 0,55 jika P = Pi


= 0,7 jika P = Pb
mmin

= 1 x 0,55
= 0,55

untuk inner bottom long

= 1 x 0,7
= 0,7
a

untuk bottom longitudinal

= jarak gading bujur


= 0,62 m

= panjang tak ditumpu


= 4 . a0
= 4 x 0,66
= 2,64 m

= beban
= 41,40 kN/m2 (beban inner bottom long)
= 68,00

kN/m2 (beban bottom longitudinal)


75

3.6.1

Modulus pembujur alas ( Bottom Long)

PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG


MT HARYONO | 16

W =

83,3
x 0,7 x 0,62 x (2,64)2 x 68,00
150

130

= 114,22 cm3
Profil yang direncanakan L 130 X 75 X 8

3.6.2

Modulus pembujur alas dalam ( inner bottom longitudinal)

60

83,3
W =
x 0,55 x 0,62 x (2,64)2 x 41,40
150

8
90

= 54,64 cm 3
Profil yang direncanakan L 90 X 60 X 8

3.7 Wrang kedap air (water tight floor) sebagai sekat


a. Tebal plat wrang kedap air tidak boleh kurang dari tebal pelat wrang penuh
tWF = tPF = 9 mm
b. Modulus penampang penegar (stiffner) wrang kedap air tidak bolek kurang
dari :
W = 0,55 . a .l2 .P .k
cm 3
Dimana :
a = 0,62 m (jarak antara penegar pada alas)
P = PB2 = 68,00 kN/m2
50

k =1

l = hDB = 0,96 m
W = 0,55 . 0,62 .0,962 . 68,00 . 1 cm 3

65

W = 21,37 cm 3
Ukuran profil penegar direncanakan : L 65 x 50 x 5

PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG


MT HARYONO | 17

BAB IV
PERHITUNGAN KONSTRUKSI LAMBUNG
D. KONSTRUKSI LAMBUNG
Kontruksi memanjang terdiri dari :

Pembujur sisi (side longitudinal)

Senta sisi (side stringer)

Pelintang sisi (side transverse)

4.1 Pembujur sisi


Modulus penampang pembujur sisi tidak boleh kurang dari :

wl

x m x a x l2 x P

(cm2)

Dimana :
PR

N/m2

= 150

= 0,91 1,0 = 1,0

= k x n , n = 0,70
= 1 x 0,7 = 0,7

= jarak antara pembujur


= 0,62 m

= jarak tak di tumpu


= 4 x a0
= 4 x 0,66 = 2,64 m

Ps2

= beban sisi
= 56,66 KN/m2

wl

x m x a x l2 x P (cm2)
75
9

PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG


100 MT HARYONO | 18

x 0,7 x 0,62 x (2,64)2 x 56,66

= 95,17 cm3

Maka profil yang di rencanakan L 100 X 65 X 11


4.2 Senta Sisi (Side Stringers) (BKI Th. 2014 Sec. 9.A.5.3)
Modulus penampang senta sisi tidak boleh kurang dari :
W

= 0,55 x e x l2 x Ps x n x k

(cm3)

Dimana :
k

= 1.0

= 0,5

e1

= lebar pembebanan (jarak antar side stringer)

1 Senta Sisi

( 0,5 x 3100 ) + ( 0,5 x 2440 ) = 2,750 m


Ps3

= beban Sisi
KN/ m2 (Untuk daerah tengah kapal)

= 52,13
l1

= panjang beban tak di tumpu


= 4 x a0
= 4 x 0,66 = 2,64 m ( untuk daerah midship)

= 0,55 x e x l2 x Ps x n x k

(cm3)

= 0,55 x 2,75 x (2,64)2 x 52,13 x 0,5 x 1


= 274,76 cm3
Maka profil yang di rencanakan = T 190 x 11 FP 90 x 11

Koreksi modulus

= w = 274,76 cm3
ts1 = 11 mm

Ukuran plat bilah

= 190 x 11 mm

Ukuran plat hadap

= 90 x 11 mm

Ukuran plat pengikat

= 440 x 11 mm

Lebar plat pengikat (plat sisi) antara 40

50 = 40 x 11 = 440

Koreksi modulus :
PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG
MT HARYONO | 19

Luas plat bilah (fs)

= 19 x 1,1 = 19,8 cm2

Luas plat hadap (f)

= 9 x 1,1 = 8,8 cm2

Luas plat pengikat (F)

= 44 x 1,1 = 48,4 cm2

= 0,20

= 0,43

Dari diagram di dapat w


Wi

90

= 0,305

11

=wxFxh
190

= 0,305 x 48,4 x 19

11

= 556,46 cm3
Syarat : Wi
Wi

w (memenuhi

w = 280,47

10)

274,76

Maka profil yang di gunakan = T 190 x 11 FP 90 x 11

4.3 Perhitungan pelintang sisi ( Side Transversal ) ( BKI Th. 2013 Sec. 9.A.5.3)
Modulus penampang pelintang sisi tidak boleh kurang dari :
W

= 0,55 . e . l2 . Ps. n . k

(cm3)

Dimana :
e2

= lebar pembebanan
= 4 x 0,66 = 2,64 m (untuk side transversal)

l2 = panjang tak ditumpu


= 3100 mm = 3,1 m
Ps = beban sisi kapal
= 52,13 KN/m2 (untuk daerah midship)

= 0,5

= 1.0

1 Senta Sisi

= 0,55 . e . l2 . Ps. n . k

(cm3)

= 0,55 x 2,64 x (3,1 )2 x 52,13 x 0,5 x 1


= 363,70 cm3
PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG
MT HARYONO | 20

Maka profil yang di gunakan = T 220 x 11 FP 110 x 11

Koreksi modulus

= 363,70 cm3

ts1

= 11 mm

Ukuran plat bilah

= 220 x 11 mm

Ukuran plat hadap

= 110 x 11 mm

ukuran plat pengikat

= 440 x 11 mm

lebar plat pengikat (plat sisi) antara 40

koreksi modulus

50 x t = 40 x 11 = 440

Luas plat bilah

(fs)

= 22 x 1,1 = 24,2 cm2

Luas plat hadap

(f)

= 11 x 1,1 = 12,1 cm2

Luas plat pengikut

(F)

= 44 x 1,1 = 48,4 cm2

= 0,25
110

= 0,5
11

Dari diagram di dapat w = 0,35


Wi

=w.F.h
220

= 0,35 x 48,4 x 22

11

= 372,68 cm3
Syarat

= Wi > w (memenuhi < 10)

Wi > w

= 372,68 > 363,70

Maka profil yang di rencanakan T 220 x 11 FP 110 x 11

PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG


MT HARYONO | 21

BAB V
PERHITUNGAN KONSTRUKSI GELADAK

E. KONSTRUKSI GELADAK
Kontruksi Geladak terdiri dari :

Pembujur Geladak

(deck longitudinal)

Penumpu Tengah Geladak

(centre deck girder)

Penumpu Samping Geladak (side deck girder)

Pelintang Geladak

(deck transverse)

5.1 Pembujur Geladak ( Deck Longitudinal )


Modulus penampang pembujur geladak tidak boleh kurang dari :
x m x a x l2 x P

wl =

(cm2)

Dimana :
N/m2

PR

= 150

= 1,0

= 0,70

= 0,62 m

= jarak tak di tumpu


= 4 x a0
= 4 x 0,66 = 2,64 m

PD2

= beban geladak
= 23,40 KN/m2
PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG
MT HARYONO | 22

wl =

x m x a x l2 x P

65

(cm2)

x 0,7 x 0,62 x (2,64)2 x 23,40

80

= 39,30 cm3
Maka profil yang di rencanakan L 80 X 65 X 6

5.2 Penumpu Geladak Tengah ( Center Deck Girder )


Modulus penampang geladak tengah tidak boleh kurang dari :
W = c x e x l2 x P x k

(cm3)

Dimana :
c

= 0,75 m
1

= jarak pembebanan
= (0,5 x 3,1) + (0,5 x 3,1)
= 3100 mm 3,10 m

l l1

= panjang tak di tumpu


= 4 x jarak pembujur (a0 = 0,66)
= 2,64 m

PD3

= 18,72 KN/m2

= 1,0

= c x e x l2 x P x k

(cm3)

= 0,75 x 3,10 x (2,64)2 x 18,72 x 1


= 303,34 cm3

Maka profil yang di gunakan T 220 x 9 FP 100 x 9

Koreksi modulus =

= 303,34 cm3

tD

= 9 mm

Ukuran plat bilah

= 220 x 9 mm

Ukuran plat hadap

= 10 x 9 mm
PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG
MT HARYONO | 23

Ukuran plat pengikut = 360 x 9 mm

lebar plat pengikut (plat sisi) antara 40

50 x t = 40 x 9 = 360

koreksi modulus :
Luas Plat Bilah

(Fs)

= 22 x 0,9 = 19,8 cm3

Luas Plat hadap

(f)

= 10 x 0,9 = 9,9 cm3

Luas Plat Pengikut

(F)

= 36 x 0,9 = 32,4 cm3

= 0,27

= 0,61

Dari diagram didapat w = 0,435

Wi

=wxfxh

100

= 0,435 x 32,4 x 22

= 310,68 cm3
220

Syarat = wi > w (memenuhi < 10)

Wi > w = 310.68 > 303,34


Maka profil yang di rencanakan T 220 x 9 FP 100 x 9

5.3 Pelintang Geladak (deck transverse)


Modulus penampang pelintang geladak tidak boleh kurang dari :
W = c x e x l2 x P x k

(cm3)

Dimana :
c

= 0,75 m
2

= jarak pembebanan
= 4 x a0
= 4 x 0,66 = 2,64 m

l l2

= panjang tak di tumpu


PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG
MT HARYONO | 24

= 3,100 m
PD3

= 18,72 KN/m2

= 1,0

= c x e x l2 x P x k

(cm3)

= 0,75 x 2,64 x ( 3,10 )2 x 18,72 x 1


= 356,20 cm3

Maka profil yang di gunakan T 240 x 9 FP 120 x 9

Koreksi modulus =

= 356,20 cm3

tD

= 9 mm

Ukuran plat bilah

= 240 x 9 mm

Ukuran plat hadap

= 120 x 9 mm

Ukuran plat pengikut = 360 x 9 mm

lebar plat pengikut (plat sisi) antara 40

50 x t = 40 x 9 = 360

koreksi modulus :
Luas Plat Bilah

(fs)

= 24 x 0,9 = 21,6 cm3

Luas Plat hadap

(f)

= 12 x 0,9 = 10,8 cm3

Luas Plat Pengikut

(F)

= 36 x 0,9 = 32,4 cm3

= 0,33
120

= 0,66
9

Dari diagram didapat w = 0,47


Wi

=wxFxh
240

= 0,47 x 32,4 x 24

= 365,47 cm3
Syarat = wi > w (memenuhi < 10)
Wi > w = 365,47 > 356,20
Maka profil yang di rencanakan T 240 x 9 FP 120 x 9

PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG


MT HARYONO | 25

5.4 Penumpu Samping Geladak ( Side Deck Girder )


Modulus penumpu samping geladak tidak boleh kurang dari :
W = c x e x l2 x P x k

(cm3)

Dimana :
c

= 0,75 m
3

= lebar pembebanan (jarak antar side stringer)


( 0,5 x 3100 ) + ( 0,5 x 3100 ) = 3,100 m

l l3

= panjang tak di tumpu


= 4 x a0
= 4 x 0,66 = 2,64 m

= 18,72 KN/m2

= 1,0

= c x e x l2 x P x k

(cm3)

= 0,75 x 3,10 x (2,64)2 x 18,72 x 1


= 303,34cm3

Maka profil yang di gunakan T 220 x 9 FP 100 x 9


Koreksi modulus =

= 303,34 cm3

tD

= 9 mm

Ukuran plat bilah

= 200 x 9 mm

Ukuran plat hadap

= 10 x 9 mm

Ukuran plat pengikut = 360 x 9 mm

lebar plat pengikut (plat sisi) antara 40

50 x t = 40 x 9 = 360

koreksi modulus :
Luas Plat Bilah

(fs)

= 22 x 0,9 = 18,0 cm3

Luas Plat hadap

(f)

= 10 x 0,9 = 9,0 cm3

Luas Plat Pengikut

(F)

= 36 x 0,9 = 32,4 cm3

PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG


MT HARYONO | 26

= 0,27
100

= 0,61

Dari diagram didapat w = 0,435


Wi

=wxFxh
220

= 0,435 x 32,4 x 22

=310,68 cm3
Syarat = wi > w (memenuhi < 10)
Wi > w = 310,68 > 303,34
Maka profil yang di rencanakan T 220 x 9 FP 100 x 9

BAB VI
PERHITUNGAN SEKAT KEDAP MINYAK MEMANJANG (
Longitudinal Bulkhead )
6.1 Tebal Pelat Sekat Mamanjang kedap minyak pada tangki muat tidak boleh
kurang dari :
t m in

= 5,5 + 0,02 (L)


= 5,5 + 0,02 (90,40)
= 7,30 mm

Direncanakan = t min + 1,5


= 7,30 + 1,5 = 8,8 mm = 9 mm
6.2 Tebal Pelat Sekat Mamanjang lajur atas kedap minyak pada tangki muat tidak
boleh kurang dari :
t m in

= 0,75 x tD mm
= 0,75 x 9 mm
= 6,75 7 mm

6.3 Tebal Pelat Sekat Mamanjang lajur bawah kedap minyak pada tangki muat
tidak boleh kurang dari :
t m in

= 0,75 x tB mm
= 0,75 x 11 mm
= 8,25 9 mm
PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG
MT HARYONO | 27

6.4 Modulus penegar memanjang ( longitudinal stiffner ) pada sekat memanjang


tidak boleh kurang dari :
Modulus penampang stiffener pada sekat kedap minyak membujur pada tangki muat
tidak boleh kurang dari :
W =

x m x a x l2 x P

(cm3)

Dimana :
a = 0,62 m
l

( dipasang sejajar dengan pembujur sisi )

= panjang tak ditumpu = 4 x a0 = 2,64 m

N/mm2

pr =
=

= 150 N/mm2

m = k x n,dimana ; n = 0,7
m = 1 x 0,7 = 0, 7
P = 9,81 h
dimana,

H hDB
h =
+ 1 m = 2,77 m
2

P = 9,81 2,77
= 27,17 kN/m2
k =1
W=

65

x 0,7 x 0,62 x (2,64)2 x 27,17 cm3

= 40,27 cm3

80

Profil yang direncanakan L 80 x 65 x 6

6.5 Modulus penegar besar melintang ( vertical web stiffner ) pada sekat memanjang
tidah boleh kurang dari :
Modulus vertical web stiffener pada sekat kedap minyak membujur tidak boleh
kurang dari
W = 0,55 e l2 P k

(cm3)

Dimana :
P

= 9,81 h
PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG
MT HARYONO | 28

dimana,
H hDB
h =
+ 1 m = 2,77 m
2

P
= 9,81 2,77 = 27,17 kN/m2
e

= lebar pembebanan = 4 x 0,62 = 2,64 m (untuk side transversal)

= panjang tak ditumpu = 3,10 m

=1

Maka :
= 0,55 x 2,64 x (3,10) 2 x 27,17 x 1

= 379,12 cm3
Maka profil yang di gunakan T 210 x 11 FP 100 x 11
Koreksi modulus =

= 379,12 cm3

ts

= 11 mm

tmin

= 9 mm

Ukuran plat bilah

= 220 x 11 mm

Ukuran plat hadap

= 11 x 11 mm

Ukuran plat pengikut = 440 x 9 mm

lebar plat pengikut (plat sisi) antara 40

50 x t = 40 x 11 = 440

koreksi modulus :
Luas Plat Bilah

(fs)

= 22 x 1,1 = 24,2 cm3

Luas Plat hadap

(f)

= 11 x 1,1 = 12,1 cm3

Luas Plat Pengikut

(F)

= 44 x 0,9 = 39,6 cm3

= 0,30
110

= 0,61

11

Dari diagram didapat w = 0,445


Wi

=wxFxh
= 0,445 x 39,6 x 22

220

PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG


MT HARYONO | 29

= 387,68 cm3
Syarat = wi > w (memenuhi < 10)

Wi > w = 387,68 > 379,12


Maka profil yang di rencanakan T 220 x 11 FP 110 x 11

6.6 Modulus penegar besar mendatar ( horizontal web stiffner ) pada sekat
memanjang tidah boleh kurang dari :
Modulus vertical web stiffener pada sekat kedap minyak membujur tidak boleh
kurang dari
W = 0,55 e l2 P k

(cm3)

Dimana :
P
= 9,81 h
dimana,
H hDB
h =
+ 1 m = 2,77 m
2

P
= 9,81 2,77 = 27,17 kN/m2
e

= panjang tak ditumpu = 2,75 m

= lebar pembebanan = 2,64 m

=1

Maka :
W

= 0,55 x 2,75 x (2,64) 2 x 27,17 x 1


= 286,41 cm3

Maka profil yang di gunakan T 190 x 11 FP 90 x 11


Koreksi modulus =

= 286,41 cm3

ts

= 11 mm

tmin

= 9 mm

Ukuran plat bilah

= 190 x 11 mm

Ukuran plat hadap

= 9 x 11 mm
PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG
MT HARYONO | 30

Ukuran plat pengikut = 440 x 9 mm

lebar plat pengikut (plat sisi) antara 40

50 x t = 40 x 11 = 440

koreksi modulus :
Luas Plat Bilah

(fs)

= 19 x 1,1 = 20,9 cm3

Luas Plat hadap

(f)

= 9 x 1,1 = 9,9 cm3

Luas Plat Pengikut

(F)

= 44 x 0,9 = 39,6 cm3

= 0,25
90

= 0,52

11

Dari diagram didapat w = 0,39


Wi

=wxFxh
190

= 0,39 x 39,6 x 19

11

= 293,43 cm3
Syarat = wi > w (memenuhi < 10)

Wi > w = 293,43 > 286,41


Maka profil yang di rencanakan T 190 x 11 FP 90 x 11

PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG


MT HARYONO | 31

BAB VII
PERHITUNGAN BRACKET

F. BRACKET
adalah penghubung antara dua profil. (BKI Th. 2014 Sec. 3.D.2.2),

Tebal dari bracket tidak boleh kurang dari


t = c3

W
tk
k1

Panjang lengan dari bracket tidak boleh kurang dari


l = 46 ,2 3

W
k1

k 2 ct

Dimana :
tk

1.5 faktor korosi

k1

1.0 faktor material baja

k2

0,91

1,2 (for non flanged bracket)

0,95 (for flanged bracket)

tmin =

5 + tk

7 mm

lmin =

100 mm

7.1 Bracket pada bagian midship


a). bracket untuk menghubungkan pebujur sisi dengan pelat alas dalam yang mana
diatur oleh bagian yang lebih kecil
PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG
MT HARYONO | 32

1. Tebal bracket
w =

83,98 (modulus pembujur sisi)

w =

48,21 (modulus pembujur alas dalam)

Direncanakan non flanged bracket


Tebal dari bracket tidak boleh kurang dari :
t = c3
= 1,2 3

W
tk
k1

83,98
1,5
1,0

= 6,75 Direncanakan = 8 mm
Maka tebal bracket tidak boleh kurang dari = 8 mm
Panjang lengan bracket

l1

= jarak pembujur samping


= 600 mm

l2

= jarak pembujur alas dalam


= 620 mm

600

620

b). bracket untuk menghubungkan pebujur sisi dengan pembujur geladak yang mana
diatur oleh bagian yang lebih kecil
2. Tebal bracket
w =

83,98

(modulus pembujur sisi)

w =

34,68

(modulus pembujur geladak)


PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG
MT HARYONO | 33

Direncanakan non flanged bracket


Tebal dari bracket tidak boleh kurang dari :
t = c3
= 1,2 3

W
tk
k1

34,28
1,5
1,0

= 5,39 Direncanakan = 8 mm
Maka tebal bracket tidak boleh kurang dari = 8 mm
Panjang lengan bracket

l1

= jarak pembujur samping


= 620 mm

l2

= jarak pembujur alas dalam


= 620 mm
620

620

c. Bracket untuk menghubungkan pembujur geladak dengan Side deck girder yang di
atur oleh bagan yang lebih kecil

3 . Tebal Bracket
Pembujur geladak w = 34,28 cm3, Side deck girder w = 267,69 cm3di rencanakan
non flange bracket.
Tebal dari bracket tidak boleh kurang dari

PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG


MT HARYONO | 34

T=C
dimana : C = 1,2 untuk bracket non flange
w = 34,28 cm3 (pembujur geladak)
k = 1,0 faktor material baja
tk = 1,5 faktor korosi

maka t = C

+ tk

= 1,2
= 5,39 mm

+ 1.5
mm

Maka tebal bracket tidak boleh kurang dari 6 mm


1. Panjang Lengan

l1

= tinggi pelat bilah side deck girder


= 200 mm

l2

= jarak pembujur geladak


= 620 mm
620

TP 200 x 9 FP 100 x 9

PRAKTIKUM KONSTRUKSI MEMANJANG


MT HARYONO | 35

Anda mungkin juga menyukai