Anda di halaman 1dari 23

A.

Perencanaan Gelagar Jembatan


a. beban lajur (D)
Beban lajur (D) terdiri dari :
1. Beban terbagi rata (UDL) dengan intensitas q kPa, dengan q
tergantung pada panjang (L) yang dibebani total sebagai berikut :
L ≤ 30 m ; q = 8 kPa

L > 30 m ; q =

Beban UDL boleh ditempatkan dalam panjang terputus agar terjadi


pengaruh maksimum. Dalam hal ini L adalah jumlah dari panjang
masing-masing beban terputus tersebut.
Beban lajur ‘D’ ditempatkan tegak lurus terhadap arah lalu lintas
seperti ditunjukkan dalam gambar XX
A. Gelagar Tengah (A)
1. Data-data perhitungan
Pada konstruksi jembatan yang ditinjau menggunakan 7 buah gelagar, dengan
jarak antar gelagar (Lp) = 1,2 m, pada tinjauan perencanaan ini dicoba
menggunakan 6 buah gelagar.
Jarak antar gelagar total = (Jumlah gelagar – 1) x jarak antar gelagar
= (7 -1) x 1,2 m
= 7,2 m
Dengan menggunakan 6 buah gelagar, maka jarak antar gelagarnya (Lp)
adalah :

= = 1,44 m

Tebal lantai (hf) = 20 cm.


Panjang gelagar (L) = 19,8 m.
Tinggi balok gelagar (h) = 1,4m
Berat jenis beton (beton) = 2,4 t/m3
Ukuran diafragma = (0,3 x 0,6) m.

1
Tebal perkerasan (hs) = 10 cm = 0,1 m.
Berat jenis aspal (aspal) = 2,0 t/m3.
Tebal genangan air (hw) = 5 cm = 0,05 m.
Berat jenis air (w) = 1,0 t/m3.
Beban garis (P) = 44 kN/m
Beban merata (q) = 8 kPa
Mutu beton K225 (fc’) = 22,5 MPa.
Mutu baja BJ34 (fy) = 240 MPa.

Gambar 11. Diagram pembebanan balok tengah (A)


2. Perhitungan beban yang bekerja
Beban-beban yang bekerja pada gelagar tengah (A) adalah :
a. Beban mati (D) terbagi atas :
1. Beban mati merata (QD) terdiri atas :
a. Berat sendiri plat = tebal lantai X bentang plat X berat jenis
beton
Wplat = 0,2 x 1,44 x 2,4
= 0,6912 t/m.
b. Berat perkerasan = tebal aspal X bentang plat X berat jenis
aspal
Waspal = 0,1 x 1,44 x 2,0
= 0,288 t/m.
c. Berat genangan air = tebal air X bentang plat X berat jenis air

2
Wair = 0,05 x 1,44 x 1,0
= 0,072 t/m.
d. Berat gelagar utama

Wgelagar =

= 1,08 t/m.
Sehingga beban mati merata (QD)
QD = berat sendiri plat + beban perkerasan + beban air hujan + berat
gelagar utama
= 0,6912 + 0,288 + 0,072 + 1,08
= 2,1312 t/m.
2. Beban mati titik diafragma (PD)
Jarak antar gelagar atau balok utama (Lp) = 1,44 m.
Ukuran diafragma bawah :
lebar (bd) = 0,3 m & tinggi (hd) = 0,6 m.
Panjang diafragma bawah (ldb)
ldb = jarak antar gelagar – lebar gelagar bawah
= 1,44 m – 0,5 m
= 0,94 m.
Ukuran diafragma atas :
lebar (bd) = 0,3 m & tinggi (hd) = 0,6 m.
Panjang diafragma atas (lda)
lda = jarak antar gelagar – lebar gelagar atas
= 1,44 m – 0,3 m
= 1,14 m.
Beban mati titik diafragma (PD)
Bawah (PDb) = bd x hd x ldb x berat jenis beton
= 0,3 x 0,6 x 0,94 x 2,4
= 0,40608 ton.
Atas (PDa) = bd x hd x lda x berat jenis beton
= 0,3 x 0,6 x 1,14 x 2,4

3
= 0,49248 ton.
b. Beban hidup (L) terbagi atas :
1. Beban hidup garis (PL)

Koefisien kejut (k) =

PL = 8,084 ton.

2. Beban hidup merata (QL)

QL = t/m.

3. Perhitungan momen

Gambar 12. Beban yang bekerja pada gelagar tengah (A)


Jarak antar diafragma (jd) = 4,95 m = 495 cm
Beban Merata Terfaktor (QU)
1. Beban mati QUD = 1,2QD = 1,2 x 2,1312 = 2,55744 t/m.
2. Beban hidup QUL = 1,6QL = 1,6 x 1,152 = 1,8432 t/m
Beban Titik Terfaktor (PU)
1. Beban mati PUDb = 1,2PDb = 1,2 x 0,40608 = 0,487296 ton.
Beban mati PUDa = 1,2PDa = 1,2 x 0,49248 = 0,590976 ton.
2. Beban hidup PUL = 1,6 PL = 1,6 x 8,084 = 12,934 ton.
Beban merata total (QU)
QU = 1,2QD + 1,6QL
= (1,2 x 2,1312) + (1,6 x 1,152)
= 4,40064 t/m.
Beban titik PUDb = 1,2 PDb = 1,2 x 0,40608 = 0,487296 ton.
Beban titik PUDa = 1,2 PDa = 1,2 x 0,49248 = 0,590976 ton.

4
Total beban yang bekerja/dipikul oleh 1 buah gelagar tengah (A) :
1. Beban titik PUDa+PUL = 1,2PDa + 1,6PL
= (1,2 x 0,49248) + (1,6 x 8,084)
= 13,525 ton.
2. QU x L = Beban merata total (QU) x panjang gelagar (L)
= 4,40064 x 19,8
= 87,133 ton.
3. Beban diafragma terfaktor (PUD)
- Bawah 2 diafragma  2 x PUDb = 2 x 0,487296 = 0,974592 ton.
- Atas 2 diafragma  2 x PUDa = 2 x 0,590976 = 1,181952 ton.
Reaksi perletakan total
= (QU x L) + (2 x PUDb) + ( 2 x PUDa) + Beban titik PC
= 87,133 + 0,974592 + 1,181952 + 13,525
= 102,815 ton.
Rav = Rbv = 102,815 / 2 = 51,4075 ton
Tabel 9. Bidang momen dan gaya lintang
Jarak (m) Momen (tm) Gaya lintang (t)
0 0 50,920204
1,9 88,80523 42,558988
3,9 165,1219 33,757708
4,85 195,206 28,986124
4,95 198,1417 28,54606
5,9 223,2746 24,365452
7,9 263,2043 15,654172
9,9 285,5313 -6,762108

4. Perhitungan tulangan
Mutu beton (fc’) = 22,5 MPa. tinggi (h) = 140 cm.
Mutu baja (fy) = 240 MPa. Selimut beton (a) = 5 cm.
Nilai m = 12,549
Nilai Lebar flens efektif (bef)

5
bef = ¼ L = 0,25 x 19800 = 4950 mm.
bef = ln + bw = jarak dari pusat ke pusat antar balok = 1440 mm.
bef = bw + 16.hf = 500 + (16x200) = 3700 mm.
lebar flens efektif digunakan be yang terkecil = 1440 mm
Momen ultimate (MU) = 285,5313 tm = 2855,313 kNm
Menentukan nilai perkiraan tinggi efektif gelagar (d)
d = h – a - sengkang - tulangan – jarak antar tulangan
= 140 – 5 – 1,2 – 2,5x4 – 2,5 = 121,3 cm = 1213 mm
Kontrol apakah sebagai gelagar T murni atau gelagar T persegi

Momen tahanan (MR)


Anggap seluruh flens berada di daerah tekan.
Tarik aksial dengan lentur, faktor reduksi kekuatan (Ф) = 0,8
MR = Ф (0,85 fc’) . be . hf (d -½ hf)
= {0,8 (0,85. 22,5) . 1440. 200 . (1213 – 0,50.200)}.10-6
=
4904,3232 kNm
Karena MR > MU maka luasan flens efektif total tidak perlu seluruhnya
sebagai daerah tekan dan dengan demikian balok T diperhitungkan berperilaku
sebagai balok persegi dengan lebar (be) = 1440 mm.
Rencanakan sebagai balok persegi dengan lebar (be) = 1440 mm dan tinggi
efektif d = 1213 mm.

Rasio penulangan ρperlu

Rasio penulangan seimbang

Rasio penulangan maksimum

6
Rasio penulangan minimum

Karena ρmaks > ρperlu > ρmin maka digunakan ρperlu = 0,007315
Luas tulangan tarik (As)
As = perlu.b.d = 0,007315 . 1440 . 1213 = 12777,3 mm2.
Pemilihan batang tulangan tarik
Digunakan tulangan D 25  Luas tulangan (As) D25 = 490,8739 mm2..

Kebutuhan tulangan 

Periksa d aktual :
d aktual = h – a - sengkang - tulangan – jarak antar tulangan
= 140 – 5 – 1,2 – 2,5x4 – 2,5 = 121,3 cm.
Memeriksa rasio tulangan tarik aktual (aktual)
aktual = As / (bw.d)
= (490,8739 . 27) / (500.1213)
= 0,02185 > min = 0,00583  ok!
Pemeriksaan persyaratan daktilitas :
Syarat : As < As maks < 0,75 Asb

As maks =

= 33243,6 mm2.

As maks =

= 15864,3485 mm2 > 12777,3 mm2 ok!

7
B. Gelagar Tengah (B)

1. Data perhitungan
Tebal lantai (hf) = 20 cm = 0,2 m.
Berat jenis beton (b) = 2,4 t/m3.
Tebal perkerasan (hs) = 10 cm = 0,1 m.
Berat jenis aspal (s) = 2,0 t/m3.
Tebal genangan air (hw) = 5 cm = 0,05 m.
Berat jenis air (w) = 1,0 t/m3.
Beban garis (P) = 12 ton.
Beban merata (q) = 2,2 t/m.
Mutu beton K225 (fc’) = 22,5 MPa.
Mutu baja BJ34(fy) = 210 MPa.
Panjang gelagar = Panjang jembatan (L) = 19,8 m.
Tinggi gelagar (h) = 140 cm = 1,4 m.
Perencanaan terdahulu menggunakan 7 buah gelagar dengan jarak antar
gelagar (Lp) = 120 cm = 1,2 m.
Jumlah jarak antar gelagar ()
 = (Jumlah gelagar - 1) X Jarak antar gelagar
= (7-1) x 1,2 = 7,2 m.
Dicoba digunakan 6 buah gelagar.

= = 1,44 m.

Ukuran diafragma bawah dan atas :


Lebar (bd) = 30 cm = 0,3 m & Tinggi (hd) = 60 cm = 0,6 m.
Lebar gelagar bagian bawah (bb) = 50 cm = 0,5 m.
Panjang diafragma bawah (ldb)
ldb = Jarak antar gelagar – Lebar gelagar bawah
= 1,44 m – 0,5 m = 0,94 meter.

8
Lebar gelagar bagian atas (ba) = 30 cm = 0,3 m.
Panjang diafragma atas (lda)
lda = Jarak antar gelagar – Lebar gelagar atas
= 1,44 m – 0,3 m = 1,14 meter.

Gambar 13. Diagram pembebanan gelagar tengah (B)


2. Perhitungan beban yang bekerja
Beban-beban yang bekerja pada gelagar tengah (B) adalah :
a. Beban mati (D) terbagi atas :
1. Beban mati merata (QD) terdiri dari :
- Berat sendiri plat
Wplat = Tebal lantai X Bentang plat X Berat jenis beton
= hf x Lp x b
= 0,2 x 1,44 x 2,4 = 0,6912 t/m.
- Berat perkerasan
Waspal = Tebal aspal X Bentang plat X Berat jenis aspal
= ts x Lp x s
= 0,1 x 1,44 x 2,0 = 0,288 t/m.
- Berat genangan air
Wair = Tebal air X Bentang plat X Berat jenis air
= tw x Lp x w
= 0,05 x 1,44 x 1,0 = 0,072 t/m.
- Berat gelagar tengah B

Wg =

9
= 1,08 t/m.
Sehingga beban mati merata
QD = berat sendiri plat + berat perkerasan + berat genangan air +
berat gelagar.
= Wplat + Waspal + Wair + Wg
= 0,6912 + 0,288 + 0,072 + 1,08 = 2,1312 t/m.
2. Beban mati titik diafragma (PD) terdiri atas :
- Diafragma bawah (b)
PDb = bd . hd . ldb . b
= 0,3 x 0,6 x 0,94 x 2,4 = 0,40608 ton.
- Diafragma atas (a)
Pda = bd . hd . lda . b
= 0,3 x 0,6 x 1,14 x 2,4 = 0,49248 ton.
b. Beban hidup (L) terbagi atas :
1. Beban hidup garis (PL)

Koefisien kejut (k) =

PL =

= 4,69607 ton.
2. Beban hidup merata (QL)

QL =

= 0,6692 t/m.
Beban Merata Terfaktor (QU)
1. Beban mati QUD = 1,2QD = 1,2 x 2,1312 = 2,55744 t/m.
2. Beban hidup QUL = 1,6QL = 1,6 x 0,6692 = 1,07072 t/m.

10
Beban Titik Terfaktor (PU)
1. Beban mati PUDb = 1,2PDb = 1,2 x 0,40608 = 0,487296 ton.
Beban mati PUDa = 1,2PDa = 1,2 x 0,49248 = 0,590976 ton.
2. Beban hidup PUL = 1,6 PL = 1,6 x 4,69607 = 7,513712 ton.

Gambar 14. Beban yang bekerja pada gelagar tengah (B)


Jarak antar diafragma (jd) = 4,95 m = 495 cm.
Beban merata total terfaktor (QU)
= QUD + QUL
= 2,55744 + 1,07072
= 3,62816 t/m.
Beban titik diafragma terfaktor (PUDb) = 0,487296 ton.
Beban titik diafragma terfaktor (PUDa) = 0,590976 ton.
Beban titik terfaktor PC = PUDa + PUL
= 0,590976 + 7,513712
= 8,104688 ton.
Berat total yang dipikul gelagar tengah pada bagian b (Wtotal)
Wtotal = QU x L + 2xPUDb + 2xPUDa + PC
= (3,62816 x 19,8) + (2 x 0,487296) + (2 x 0,590976) + 8,104688
= 82,0988 ton.
Reaksi perletakan di tiap tumpuan = Wtotal / 2
= 82,0988 / 2
= 41,0494 ton.

11
Tabel 10. Tabel momen dan gaya lintang
Jarak (m) Momen (tm) Gaya lintang (t)
0 0 40,562104
1,9 70,51917 33,6686
3,9 130,60005 26,41228
4,85 154,05451 23,37455
4,95 156,33292 22,011736
5,9 175,60686 18,56498
7,9 205,48051 11,30866
9,9 220,84152 -4,052344

3. Perhitungan tulangan
Mutu beton (fc’) = 22,5 MPa. tinggi (h) = 140 cm.
Mutu baja (fy) = 210 MPa. Selimut beton (a) = 5 cm.
Nilai m = 10,980392
Nilai perkiraan tinggi manfaat penampang (d)
d = h – a - sengkang - tulangan – jarak antar tulangan
= 140 – 5 – 1,2 – 2,5x4 – 2,5 = 121,3 cm.
Nilai Lebar flens efektif (bef)
bef = 0,25 L = 0,25 x 198 = 495 cm.
bef = ln + bw = 144 cm.
bef = bw + 16.hf = 50 + (16x20) = 370 cm.
B efektif digunakan b yang terkecil = 144 cm
Parameter perhitungan :
Rasio penulangan seimbang

Rasio penulangan maksimum

12
Rasio penulangan minimum

Momen terfaktor (MU) = 220,84152 tm = 2208,4152 kN.m.


Kontrol balok T
Momen tahanan (MR)
MR =  . 0,85 . fc’ . b . hf (d - ½hf)
= 0,80 . 0,85 . 22,5 . 1440 . 200 (1213 – ½.200) 10-6
= 4904,3232 kNm.
MR > MU  termasuk balok T biasa (persegi)
Momen nominal (Mn)

= 2760,519 kN.m.

Koefisien tahanan (k)

= 1,3028867 MPa.

Rasio penulangan ()

Luas tulangan tarik (As)


As = .b.d = 0,0064313062 . 1440 . 1213 = 11233,69114 mm2.
Digunakan tulangan D 25  Luas tulangan (As) D25 = 490,8739 mm2..

Kebutuhan tulangan  .

Periksa d aktual :
d aktual = h – a - sengkang - tulangan – jarak antar tulangan
= 140 – 5 – 1,2 – 2,5x4 – 2,5 = 121,3 cm.
Memeriksa rasio tulangan tarik aktual (aktual)
aktual = As / (bw.d)

13
= (490,8739 . 23) / (500.1213)
= 0,018615 > min = 0,006667  ok!
Pemeriksaan persyaratan daktilitas :
Syarat : As < As maks < 0,75 Asb

As maks =

= 38924,18155 mm2.

As maks =

= 15864,3485 mm2 > 11290,1 mm2 ok!

C. Gelagar Tepi (C)


1. Data perhitungan
Tebal lantai (hf) = 20 cm = 0,2 m.
Berat jenis beton (b) = 2,4 t/m3.
Tebal perkerasan (hs) = 10 cm = 0,1 m.
Berat jenis aspal (s) = 2,0 t/m3.
Tebal genangan air (hw) = 5 cm = 0,05 m.
Berat jenis air (w) = 1,0 t/m3.
Beban garis (P) = 12 ton.
Beban merata (q) = 2,2 t/m.
Mutu beton K225 (fc’) = 22,5 MPa.
Mutu baja BJ34 (fy) = 210 MPa.
Panjang gelagar = Panjang jembatan (L) = 19,8 m.
Tinggi gelagar (h) = 140 cm = 1,4 m.

14
Perencanaan terdahulu menggunakan 7 buah gelagar dengan jarak antar
gelagar (Lp) = 120 cm = 1,2 m.
Jumlah jarak antar gelagar
= (Jumlah gelagar - 1) X Jarak antar gelagar
= (7-1) x 1,2 = 7,2 m.
Dicoba digunakan 6 buah gelagar.

= = 1,44 m.

Ukuran diafragma bawah dan atas :


Lebar (bd) = 30 cm = 0,3 m & Tinggi (hd) = 60 cm = 0,6 m.
Lebar gelagar bagian bawah (bb) = 50 cm = 0,5 m.
Panjang diafragma bawah (ldb)
= Jarak antar gelagar – Lebar gelagar bawah
= 1,44 m – 0,5 m = 0,94 meter.
Lebar gelagar bagian atas (ba) = 30 cm = 0,3 m.
Panjang diafragma atas (lda)
= Jarak antar gelagar – Lebar gelagar atas
= 1,44 m – 0,3 m = 1,14 meter.

Gambar 15. Diagram pembebanan gelagar tepi (C)


2. Perhitungan beban yang bekerja
Beban-beban yang bekerja pada gelagar tepi (C) adalah :
a. Beban mati (D) terbagi atas :
1. Beban mati merata (QD) terdiri dari :

15
- Berat sendiri plat
Wplat= Tebal lantai X Bentang plat X Berat jenis beton
= hf x Lp x b
= 0,2 x 1,05 x 2,4 = 0,504 t/m.
- Berat trotoar
Wt = Tebal trotoar X Bentang trotoar X Berat jenis beton
= ts x Lp x s
= 0,25 x 0,87083 x 2,4 = 0,5225 t/m.
- Berat genangan air
Wair = Tebal air X Bentang plat X Berat jenis air
= tw x Lp x w
= 0,05 x 1,05 x 1,0 = 0,0525 t/m.
- Berat gelagar tepi

Wg =

= 1,08 t/m.
Sehingga beban mati merata
QD = berat sendiri plat + berat trotoar + berat genangan air + berat
gelagar.
= Wplat + Wtrotoar + Wair + Wg
= 0,504 + 0,5225 + 0,0525 + 1,08 = 2,159 t/m.
2. Beban mati titik diafragma (PD) terdiri atas :
- Diafragma bawah
PDb = bd . hd . lb . b
= 0,3 x 0,6 x 0,94 x 2,4 = 0,40608 ton
Karena gelagar (C) berada di tepi maka gelagar berbentuk balok L
dan hanya memikul setengah beban diafragma (PD).
PDb = 0,40608/2 = 0,20304 ton.
- Diafragma atas
PDa = bd . hd . la . b
= 0,3 x 0,6 x 1,14 x 2,4 = 0,49248 ton.

16
PDa = 0,49248/2 = 0,24624 ton.
b. Beban hidup (L) terbagi atas :
1. Beban hidup garis (PL)

Koefisien kejut (k) =

PL = x 70%

= X 70%

= 2,298918 ton.
2. Beban hidup merata (QL)

QL =

= 0,3276 t/m.
Beban Merata Terfaktor (QU)
1. Beban mati QUD = 1,2QD = 1,2 x 2,159 = 2,5908 t/m.
2. Beban hidup QUL = 1,6QL = 1,6 x 0,3276 = 0,52416 t/m.
Beban Titik Terfaktor (PU)
1. Beban mati PUDb = 1,2PDb = 1,2 x 0,20304 = 0,243648 ton.
Beban mati PUDa = 1,2PDa = 1,2 x 0,24624 = 0,295488 ton.
2. Beban hidup PUL = 1,6 PL = 1,6 x 2,298918 = 3,678269 ton.

Gambar 16. Beban yang bekerja pada gelagar tepi (C)


Jarak tiang sandaran (js) = 2,0 m.
Jarak antar diafragma (jd) = 4,95 m = 495 cm
Beban merata total (QU)

17
= QUD + QUL
= 2,55744 + 1,07072
= 3,62816 t/m
Beban titik diafragma (PUDb) = 0,487296 ton.
Beban titik diafragma (PUDa) = 0,590976 ton.
Beban titik PC = PUDa + PUL
= 0,590976 + 7,513712
= 8,104688 ton.
Berat total yang dipikul gelagar tengah pada bagian b (Wtotal)
Wtotal = QU x L + 2xPUDb + 2xPUDa + PC
= (3,62816 x 19,8) + (2 x 0,487296) + (2 x 0,590976) + 8,104688
= 82,0988 ton
Reaksi perletakan di tiap tumpuan = Wtotal / 2
= 82,0988 / 2
= 41,0494 ton

Tabel momen dan gaya lintang


Titik Jarak (m) Momen (tm) Gaya lintang (t)
A 0 0 40,562104
D 1,9 70,9577352

Perhitungan tulangan
Mutu beton (fc’) = 22,5 MPa. tinggi (h) = 140 cm.
Mutu baja (fy) = 210 MPa. Selimut beton (a) = 5 cm.
Nilai m = 10,980392
Nilai Lebar flens efektif (bef)
bef = ¼ L = 0,25 x 19800 = 4950 mm.
bef = ln + bw = jarak dari pusat ke pusat antar balok = 1440 mm.

18
bef = bw + 16.hf = 500 + (16x200) = 3700 mm.
lebar flens efektif digunakan be yang terkecil = 1440 mm
Momen ultimate (MU) = 239,22449 tm = 2392,2449 kNm
Menentukan nilai perkiraan tinggi efektif gelagar (d)
d = h – a - sengkang - tulangan – jarak antar tulangan
= 140 – 5 – 1,2 – 2,5x4 – 2,5 = 121,3 cm = 1213 mm
Kontrol apakah sebagai gelagar T murni atau gelagar T persegi
Momen tahanan (MR)
Anggap seluruh flens berada di daerah tekan.
Tarik aksial dengan lentur, faktor reduksi kekuatan (Ф) = 0,8
MR = Ф (0,85 fc’) . be . hf (d -½ hf)
= {0,8 (0,85. 22,5) . 1440. 200 . (1213 – 0,50.200)}.10-6
=
4904,3232 kNm
Karena MR > MU maka luasan flens efektif total tidak perlu seluruhnya
sebagai daerah tekan dan dengan demikian balok T diperhitungkan berperilaku
sebagai balok persegi dengan lebar (be) = 1440 mm.
Rencanakan sebagai balok persegi dengan lebar (be) = 1440 mm dan tinggi
efektif d = 1213 mm.

Rasio penulangan ρperlu

Rasio penulangan seimbang

Rasio penulangan maksimum

Rasio penulangan minimum

19
Karena ρmaks > ρperlu > ρmin maka digunakan ρperlu = 0,0069888
Luas tulangan tarik (As)
As = perlu.b.d = 0,0069888 . 1440 . 1213 = 12207,48 mm2.
Pemilihan batang tulangan tarik
Digunakan tulangan D 25  Luas tulangan (As) D25 = 490,8739 mm2..

Kebutuhan tulangan 

Periksa lebar balok : bw min = ….


Periksa d aktual :
d aktual = h – a - sengkang - tulangan – jarak antar tulangan
= 140 – 5 – 1,2 – 2,5x4 – 2,5 = 121,3 cm.
Memeriksa rasio tulangan tarik aktual (aktual)
aktual = As / (bw.d)
= (490,8739 . 25) / (500.1213)
= 0,020234 > min = 0,006667  ok!
Pemeriksaan persyaratan daktilitas :
Syarat : As < As maks < 0,75 Asb

As maks =

= 38924,18155 mm2.

As maks =

= 15864,3485 mm2 > 12271,85 mm2 ok!

20
21
Tabel Penulangan Balok Tengah (A)

Tabel Penulangan Balok Tengah (B)

2. MNBMNB
b. lksdjfklsad]
c.
d.
BAB V
PENUTUP

22
23

Anda mungkin juga menyukai