Anda di halaman 1dari 31

TUGAS BESAR TEKNOLOGI JEMBATAN

KELOMPOK 6 / 3A TKS :

Daniel Rume’ 31220006


Sitti Hariyanti 31210017

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2023
PERHITUNGAN GELAGAR BALOK-T

A. Data Struktur Atas

1. Panjang Jembatan (L) : 12,00 m


2. Lebar Jalan (Bj) : 8,00 m
3. Lebar Trotoar (Bt) : 1,00 m
4. Lebar Total Jembatan (B)
B=Bj+ 2× Bt =8+2 ×1 , 0 : 10,00 m
5. Jumlah Balok Girder (n) : 5,00 bh
6. Jarak antara Girder (s)

S = (Bj / Jumlah balok girder) : 2,00 m

7. Dimensi Girder
Lebar Girder (b) : 0,50 m
Tinggi Girder (h) : 1,00 m
8. Dimensi Diafragma
Lebar Diafragma (bd) : 0,60 m
Tinggi Diagragma (hd) : 0,50 m
9. Tebal Slab Lantai Jembatan (ts) : 0,20 m
10. Tebal Lapisan Aspal (ta) : 0,15 m
11. Tinggi Genangan Air Hujan : 0,075 m
12. Tinggi Sandaran Trotoar (ht) : 1,00 m
13. Jumlah Balok Diafragma (nd) : 4 bh
14. Jarak antara Balok Diafragma (sd)
L 12 , 00
Sd= = : 3,00 m
nd 4
B. Bahan Struktur
1. Mutu Beton

Kuat tekan beton, fc’ = 30 MPa

Modulus elastic Ec=4700 × √ f c '


Ec=4700 × √ 30
Ec=25743 , 11 Mpa
Angka poisson υ = 0,20

Modulus geser G = Ec / [2*(1 + υ)]


G = 25743,11 / [2*(1 + 0,20)]
G=10726 ,30 Mpa
Koefisien muai panjang beton ∝=1 ×10−5
2. Mutu Baja
 Untuk Ø ≤12 mm digunakan U-28
Tegangan leleh
fy = U x 10
= 28 x 10 = 280 Mpa
 Untuk Ø >12 mm digunakan U-42
Tegangan leleh
fy = U x 10
= 42 x 10 = 420 Mpa

3. Specific Gravity
Berat beton bertulang, Wc = 25,00 kN/m3
Berat beton tidak bertulang (beton rabat), W’c = 24,00 kN/m3
Berat aspal padat, Wa = 22 kN/m3
Berat jenis air, Ww = 9,80 kN/m3’
C. Analisis Beban
1. BEBAN SENDIRI (MS)
Faktor beban ultimit: ɣMS = 1,3
Berat sendiri (self weight) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan
elemen structural, ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan
bersifattetap. Beban berat sendiri balok diafragma pada girder dihitung sebaga berikut:
Panjang bentang girder, L = 12,00 m
Berat satu balok diafragma,
Wd = bd x (hd - ts) x s x wc = 0,60 x (0,50 - 0,20) x 2,00 x 25,00 = 9,00 kN
Jumlah balok diafragma sepanjang bentang L (nd) = 4 buah
Beban diafragma pada girder
Qd = nd x Wd / L = 4 x 9,00 / 12 = 3,00 kN/m

Beban berat sendiri pada girder,


No
. Jenis Lebar Tebal Berat Beban
(m) (m) (kN/m3) (kN/m)
1 Plat lantai 2,00 0,20 25,00 10,00
2 Girder 0,50 0,80 25,00 10,00
Diafragm
3 a Qd = 3,00
Jumlah beban Sendiri, QMS = 23,00

Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat berat sendiri (MS):

VMS = 1/2 x QMS x L


1/2 x 23,00 x 12,00 =138,000 kN
MMS = 1/8 x QMS x L2
MMS = 1/8 x 23,00 x 12,002 = 414,000 kN/m

2. BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)


Faktor beban ultimit: ɣMA = 1,3
Beban mati tambahan (superimposed dead load), adalah berat seluruh bahan yang
menimbulkan suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non-struktural, dan
mungkin besarnya berubah selama umur jembatan. Jembatan dianalisis harus mampu
memikul beban tambahan seperti:

1) Penambahan lapisan aspal (overlay) dikemudian hari,


2) Genanga air hujan jika system drainase tidak bekerja dengan baik,

Panjang bentang girder, L = 12,00 m

Beban mati tambahan pada girder,

No. Jenis Lebar Tebal Berat Beban


(m) (m) (kN/m3) (kN/m)
1 Lap.Aspal+overlay 2,00 0,15 22,00 6,60
2 Air hujan 2,00 0,075 9,80 1,47
Jumlah beban mati tambahan : QMA = 8,07

Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat beban tambahan (MA):

VMA = 1/2 x QMA x L


1/2 x 8,07 x 12,00 = 48,42 kN
MMA = 1/8 x QMA x L2
1/8 x 8,07 x 12,002 = 145,26 kN/m
3. BEBAN LALU LINTAS
a. BEBAN LAJUR D (TD)
Faktor beban ultimit: ɣTD = 1,8
Beban kendaraan yang berupa beban lajur “D” terdiri dari beban terbagi rata
(Uniformly Distributes Load), UDL dan beban garis (Knife Edge load), KEL seperti
pada gambar 1. UDL mempunyai intensitas q (kPa) yang besarnya tergantung pada
Panjang bentang L yang dibebani lalu-lintas seperti gambar 2 atau dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut:

q = 9,0 kPa untuk L ≤ 30


q = 9,0 x ( 0,5 + 15 / L ) kPa untuk L > 30

Untuk Panjang bentang, L=12 , 00 m q=9 ,00 kPa


KEL mempunyai intensitas, p=49 , 00 kN /m
Faktor beban dinamis (Dinamic Load Allowance) untuk KEL diambil sebagai berikut:
DLA=0 , 40 untuk L≤ 50 m
DLA=0 , 4−0,0025 × ( L−50 ) untuk 50< L< 90 m
DLA=0 ,30 untuk L ≥ 90 m
Jarak antara girder, s = 2,00 m
Untuk pnjang bentang, L=12,00 m, maka DLA = 0,40
Beban lajur pada girder,

QTD = q x s
QTD = 9,00 x 2,00 = 18,00 kN/m
PTD = (1 + DLA) x p x s
PTD = (1 + 0,40) x 49,00 x 2,00 = 137,20 kN

Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat beban lajur “D” :

VTD = 1/2 x ( QTD x L + PTD )


VTD = 1/2 x ( 18,00 x 12,00 + 137,20 ) =176,60 kN
2
MTD = 1/8 x QTD x L + 1/4 x PTD x L
MTD = (1/8 x 18,00 x 12,002) + (1/4 x 137,20 x 12,00) =735,60 kN/m

b. BEBAN TRUK T (TT)


Faktor beban ultimit: ɣTT = 1,8
Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh truk (beban T) yang
besarnya T = 500 kN
Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil, DLA = 0,40
Beban truk “T” : P TT =( 1+ DLA ) × T =( 1+ 0 , 40 ) ×500=700 , 00 kN

a = 6,00 m
b = 6,00 m
Panjang bentang girder, L = 12,00 m
Gaya geser dan momen pada T-Girder akibat beban truk “T” :
VTT = [ 9/8 x L - 1/4 x a + b ] / L x PTT
= [ 9/8 x 12 - 1/4 x 6,00 + 6,00 ] / 12,00 x 700,00 = 1050,00 kN
MTT = VTT x L/2 - PTT x b
MTT = 1050,00 x 12/2 - 700,00 x 6,00 = 2100 kN/m

Gaya geser dan momen yang terjadi akibat pembebanan lalu-lintas, diambil yang
memberikan pengaruh terbesar terhadap T-Girder di antara beban “D” dan beban “T”.
Gaya geser maksimum akibat beban T, VTT =1050 , 00 kN
Momen maksimum akibat beban T, MTT =2100 kNm
4. GAYA REM (TB)
Faktor beban ultimit, ɣTB = 2,00
Pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang,
dan dianggap bekerja pada jarak 1,80 m di atas lantai jembatan. Besarnya gaya rem arah
memanjang jembatan tergantung panjang total jembatan (Lt) sebagai berikut:
Gaya rem, HTB = 250 untuk Lt≤80m
Gaya rem, HTB = 250+2 , 5 ×(¿−80) untuk 80<Lt<180m
Gaya rem, HTB = 500 untuk Lt≥180m
Panjang bentang girder, L = 12,00 m
Jumlah girder, n girder = 5 buah
Gaya rem, HTB = 250 kN
Jarak antara girder s = 2,00 m
HTB 250
Gaya rem untuk Lt≤ 80m: TTB= = =50 , 00 kN
n girder 5
Gaya rem juga dapat diperhitungkan sebesar 5% beban lajur “D” tanpa faktor beban
dinamis.
Gaya rem, TTB = 5% beban lajur “D” tanpa faktor beban dinamis,

QTD = q x s = 9,00 x 2,00 = 18,00 kN/m


PTD = p x s = 49,00 x 2,00 = 98,00 kN
TTB = 0,05x(QTD x L+ PTD) = 15,70 kN < 50,00 kN
TTB = 0,05x(18,00x12,00+98,00) = 15,70 kN < 50,00 kN

Diambil gaya rem TTB = 50,00 kN


Lengan thd. Titik berat balok

y = 1,80 + ta + h/2 = 1,80 + 0,15 +1,00/2 = 2,45 m


Beban momen akibat gaya rem
M =TTB × y =50 ,00 × 2 , 45=122 , 50 kN /m
Gaya geser dan momen maksimum pada balok akibat gaya rem:

VTB = M / L = 122,50 / 12,00 =10,21 kN


MTB = 1/2 * M = 1/2 x 122,50 =61,25 kN/m

5. BEBAN ANGIN (EW)


Faktor beban ultimit : ɣEW = 1,2
Gaya angin tambahan arah horizontal pada permukaan lantai jembatan akibat beban angin
yang meniup kendaraan di atas lantai jembatan dihitung dengan rumus:
T EW =0,0012× CW × ¿ kN/m2 dengan, CW = 1,2
Kecepatan angin rencana, VW = 35 m/det
Beban angin tambahan yang meniup bidang samping kendaraan :
T EW =0,0012× CW × ¿
T EW =0,0012× 1 ,2 ׿
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi 2,00
m di atas lantai jembatan, h = 2,00 m
Jarak antar roda kendaraan (x), x = 1,75 m
Beban akibat transfer badan angin ke lantai jembatan,

QEW = 1/2 x h / x . TEW


QEW = 1/2 x 2,00 / 1,75 x 1,764 = 1,01 kN/m
Panjang bentang girder, L = 12,00 m

Gaya geser dan momen pada girder akibat beban angin (EW) :
1
V EW = ×Q EW × L
2
1
V EW = ×1 , 01 ×12 ,00=6 , 05 kN
2
1 2
M EW = ×Q EW × L
8
1 2
M EW = ×1 , 01 ×12 , 00 =18 , 14 kN m
8
6. PENGARUH TEMPERATUR (ET)
Gaya geser dan momen pada girder akibat pengaruh temperatur,d iperhitungkan terhadap
gaya yang timbul akibat pergerakan temperatur (temperature movement) pada tumpuan
(elastometric bearing) dengan perbedaan temperatur sebesar : ∆T = 20 ⁰C
Koefisien muai panjang untuk beton, α = 1 x 10-5 ⁰C
Panjang bentang girder, L = 10,00 m
Shear stiffness of elastometric bearing, k = 15000 kN/m
Temperature movement,
δ=α ×∆ T × L
δ = 1 x 10-5 x 20 x 10,00 = 0,0024 m
Gaya akibat temperature movement,
FET = k x δ = 1500 x 0,0024 = 36,00 kN

Tinggi girder, h = 1,00 m


Eksentrisitas, e = h / 2 = 0,50
Momen akibat pengaruh temperatur, M = FET x e = 36,00 x 0,50 = 18,00 kNm
Gaya geser pada momen akibat pengaruh temperatur (FET):
M
V ET =
L
18 , 00
V ET = =1 ,50 kN
12 , 00
MET = M = 18,00 kNm
7. BEBAN GEMPA (EQ)
Gaya gempa vertikal pada girder dihitung dengan menggunakan percepatan vertikal ke
bawah minimal sebesar 0,10 x g ( g = percepatan gravitasi ) atau dapat diambil 50%
koefisien gempa horisontal statik ekivalen.

Koefisien beban gempa horisontal :


Kh = C x S
Kh = Koefisien beban gempa horisontal,
C = Koefisien geser dasar untuk wilayah gempa, waktu getar, dan kondisi tanah setempat
S = Faktor tipe struktur yg berhubungan dengan kapasitas penyerapan energi gempa
(daktilitas) dari struktur.
Waktu getar struktur dihitung dengan rumus :
T = 2 × π ×√ [Wt /( g x K P)]
Wt = Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan
KP = kekakuan struktur yang merupakan gaya horisontal yang diperlukan untuk menimbulkan
satu satuan lendutan.
g = percepatan grafitasi bumi (9,81 m/det2)
Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan:

Wt=QMS +QMA

Berat sendiri, QMS = 23,00 kN/m

Beban mati tambahan, QMA = 8,07 kN/m

Panjang bentang, L = 12,00 m

Berat total, Wt=( QMS +QMA ) × L= ( 23 ,00+ 8 , 07 ) ×12 , 00=373 kN

Ukuran girder, b = 0,50 m, h = 1,00 m

3 1 3 4
Momen inersia penampang girder I =1/2 ×b × h = × 0 ,50 ×1 , 00 =0 ,04 m
2

Modulus elastic beton, Ec = 25743,11 Mpa

Ec = 25743110 kPa

Kekakuan lentur girder,

3 3
Kp=48 × Ec × I / L =48 ×25743110 × 0 , 04/12 , 00 =28603 , 46 kN /m

Waktu getar T =2 × π ×
√[ Wt
g × KP]=2× 3 ,14 ×
√[ 373
9 , 81× 28603 , 46]=0 , 23 detik

Kondisi tanah dasar termasuk sedang (medium).

Lokasi wilayah gempa = wilayah 3

Koefisien geser dasar, C = 0,18


Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton bertulang, maka faktor tipe
struktur dihitung dengan rumus, S=1, 0 × F dengan F=1 ,25−0,025 × ndan F harus
diambil ≥ 1

F = faktor perangkaan,

n = jumlah sendi plastis yang menahan deformasi struktur.

Untuk nilai, n = 1 maka:

F=1 ,25−0,025 × n

¿ 1 ,25−0,025 ×1=1 ,23

Faktor tipe struktur,

S=1, 0 × F=1 , 0 ×1 , 23=1 , 23

Koefisien beban gempa horizontal

Kh=C × S=0 ,18 ×1 , 23=0 ,22

Koefisien beban gempa vertikal

Kv=50 % × Kh=50 % ×0 ,22=0 ,11>0 , 10 OK

Diambil koefisien gempa vertikal, Kv = 0,11

Gaya gempa vertikal

TEQ=Kv × Wt=0 , 11×373=41 , 11kN

TEQ = KV x Wt

Beban gempa vertikal

TEQ 41 , 11
QEQ= = =3 , 43 kN /m
L 12, 00

Gaya geser dan momen pada girder akibat gempa vertikal (EQ):
1 1
VEQ= ×QEQ × L= ×3 , 43 ×12 , 00=20 ,55 kN
2 2

1 2 1 2
MEQ= ×QEQ × L = ×3 , 43 ×12 , 00 =61 , 66 kNm
8 8

8. KOMBINASI BEBAN ULTIMIT

Komb-
No
Jenis Beban Faktor Komb-1 Komb-2 3
.
Beban
1 Berat sendiri (MS) 1,30 √ √ √
2 Beban mati tambahan (MA) 1,30 √ √ √
3 Beban lajur "D" (TD) 1,80 √ √ √
4 Gaya rem (TB) 2,00 √ √
5 Beban angin (EW) 1,20 √
6 Pengaruh Temperatur (ET) 1,20 √
7 Beban gempa (EQ) 1,00 √

Komb-
KOMBINASI MOMEN ULTIMIT Komb-1 2 Komb-3
No Faktor M Mu Mu Mu
Jenis Beban
. Beban (kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri (MS) 1,30 414,00 538,20 538,20 538,20
2 Beban mati tambahan (MA) 1,30 145,26 188,84 188,84 188,84
1324,0
3 Beban lajur "D" (TD/TT) 1,80 2100,00 1324,08 8 1324,08
4 Gaya rem (TB) 2,00 61,25 122,50 122,50
5 Beban angin (EW) 1,20 18,14 21,77
6 Pengaruh Temperatur (ET) 1,20 18,00 21,60
7 Beban gempa (EQ) 1,00 61,66 61,66
4651,1
4651,31 4 4568,70

KOMBINASI GAYA GESER Komb-


ULTIMIT Komb-1 Komb-2 3
Faktor V Vu Vu Vu
No. Jenis Beban
Beban (kN) (kN) (kN) (kN)
1 Berat sendiri (MS) 1,30 138,00 179,40 179,40 179,40
2 Beban mati tambahan (MA) 1,30 48,42 87,16 87,16 87,16
1050,0 1890,00 1890,00
3 Beban lajur "D" (TD/TT) 1,80 0 1890,00

4 Gaya rem (TB) 2,00 10,21 20,42 20,42


5 Beban angin (EW) 1,20 6,05 7,26
6 Pengaruh Temperatur (ET) 1,20 1,50 1,80
7 Beban gempa (EQ) 1,00 20,55 20,55
2160,02 2154,56 2152,90

Momen ultimit rencana girder, Mu = 4651,14 kN/m


Gaya geser ultimit rencana girder, Vu = 2160,02 kN
9. PEMBESIAN GIRDER
a. PEMBESIAN TULANGAN LENTUR
 Momen rencana ultimit Girder, Mu = 4651,14 kNm
 Mutu beton :
fc’= 30,00 Mpa

 Mutu baja tulangan : U – 42


fy = 420 Mpa

 Tebal slab beton, ts = 0,20 × 1000 = 200 mm


 Lebar badan Girder, b = 0,50 × 1000 = 500 mm
 Tinggi Girder, h = 1,00 × 1000 = 1000 mm
 Lebar sayap T-Girder diambil nilai yang terkecil dari :
L/3 = 12 / 3 x 1000 = 3000,00 mm
s = 2,0 × 1000 = 2000 mm
12 × ts = 12 × 200 = 2400 mm

 Diambil lebar efektif sayap T-Girder, beff = 1000 mm


 Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d’ = 150 mm
 Modulus elastis baja, Es = 2 × 10⁵
 Faktor bentuk distribusi tegangan beton, β1 = 0,85
ρb = β1 × 0,85 × fc’ / fy × 600 / (600 + fy)

= 0,85 × 0,85 × 30,00 / 420 × 600 / (600 + 320) = 0,030

Rmax = 0,75 × ρb × fy × [1 – ½ × 0,75 × ρb × fy / (0,85 × fc’)]

= 0,75 × 0,034 × 420 × [1 – ½ × 0,75 × 0,034 × 420 / (0,85 × 30,00)]

= 7,77

 Faktor reduksi kekuatan lentur, ϕ = 0,80


 Tinggi efektif T-Girder,
d = h – d’ = 1000 – 150 = 850 mm
 Momen nominal rencana,
Mn = Mu / ϕ = 4651,14 / 0,80 = 5813,92 kN/m
 Faktor tahanan momen,
Rn = Mn × 10⁶ / (beff × d²) = 5813,92 × 10⁶ / (2000 × 850²) = 4,02
Rn < Rmax = 4,02< 7,77 (OK)
 Rasio tulangan yang diperlukan :
ρ = 0,85 × fc’ / fy × [ 1 – √(1 – 2 × Rn / (0,85 × fc’))]
= 0,85 × 30,00 / 420 × [ 1 – √(1 – 2 × 4,02/ (0,85 × 30,00))]
= 0,0105
 Rasio tulangan minimum,
ρ min = 1,4 / fy = 1,4 / 420 = 0,0033
 Luas tulangan yang diperlukan,
As = ρ × beff × d = 0,0105 × 2000 × 850 = 17824,61 mm²
 Diameter tulangan yang digunakan, D = 32
As1 = π/4 × D² = 3,14 / 4 × 32² = 804,25 mm²
 Jumlah tulangan yang diperlukan,
n = As / As1 = 17824,61 / 804,25 = 22,16  23

Digunakan tulangan, 10 D 32

As = As1 × n = 804,25 x 23 = 18497,69 mm²

 Tebal selimut beton, td = 30 mm


 Diameter sengkang yang digunakan ds = 13 mm
 Jumlah tulangan tiap baris, nt = 5
 Jarak bersih antara tulangan,
X = (b – nt × D – 2 × td – 2 × ds) / (nt – 1)
= (500 – 5 × 32 – 2 × 30 – 2 × 13) / (5– 1)
= 63,5 mm > 30 mm  OK
 Untuk menjamin agar Girder bersifat daktail, maka tulangan tekan diambil 30
tulangan tarik, sehingga :
As’ = 30% × As = 30% × 18497,69 = 5549,30 mm²

 Jumlah tulangan yang diperlukan,


n = As’/As = 5549,30 / 18497,69 = 3,33  4

Digunakan tulangan, 4 D 32

b. KONTROL KAPASITAS ULTIMIT


Tebal slab beton, ts = 200 mm
Lebar efektif sayap, beff = 2000 mm
Lebar badan Girder, b= 500 mm
Tinggi Girder, h= 1000 mm
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 150 mm
Tinggi efektif T-Girder, d = h - d' = 1000 -150 = 1000 mm
Luas tulangan, As = 18497,70 mm2
Kuat tekan beton, fc' = 30,00 Mpa
Kuat leleh baja, fy = 420 MPa
Untuk garis netral berada di dalam sayap T-Girder, maka :
Cc > Ts
Gaya internal tekan beton pada sayap,
Cc=0 , 85 × fc' × beff × ts=0 , 85 ×30 , 00 ×2000 × 200=¿ 10200000,00 N
Gaya internal tarik baja tulangan, Ts= As × fy=18497 ,70 × 420=7769032 N
Cc > Ts Garis Netral OK

As × fy 18497 ,70 × 420


a= = =152 ,33 mm
( 0 , 85× f c × beff )
'
( 0 ,85 × 30 ,00 × 2000 )

a 152 ,33
Jarak garis netral, c= β 1 = 0 , 85 =179 ,22 mm

Regangan pada baja tulangan tarik,


0,003 × ( d−c ) 0,003 × ( 850−179 , 22 )
εs= = =0,011 < 0,03 OK
c 179 , 22

Momen nominal,

Mn=As × fy d−( a2 )× 10 −6
(
=18497 ,70 × 420 850−
152 ,33
2 )
× 10−6

¿ 6011, 93 kN /m

Kapasitas momen ultimit, = ɸ × Mn=0 , 80 × 4809 , 55=4809 ,55 kN /m

Kapasitas momen ultimit Mn > Mu = 6011, 93 kN/m > 4809 ,55kN/m (OK)

c. TULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana, Vu =2160,02 kN
Kuat tekan beton, fc’ = 30,00 Mpa
Mutu baja tulangan: =U-39
Kuat leleh baja, fy = 390 Mpa
Faktor reduksi kekuatan geser, ɸ=0 , 75
Lebar badan girder, b = 500 mm
Tinggi efektif girder, d = 850 mm
( √ f c' ) ( √ 30 , 00 )
Kuat geser nominal beton, Vc= −3
= −3
=387 , 97 kN
6 ×b × d ×10 6× 850 ×500 ×10
ɸ ×Vc=0 ,75 ×387 ,97=290 , 98 kN
Perlu tulangan geser
ɸ ×Vs=Vu−ɸ× Vc
0 , 75 ×Vs=2160 , 02−290 , 98=1869 , 04
1869 , 04
Vs= =2492 ,06
0 ,75
Gaya geser yang dipikul tulangan geser, Vs=2492 ,06 kN
Kontrol dimensi girder terhadap kuat geser maksimum:
2
V smax = × √ f c × ⌊ b ×d ⌋ ×10
' −3
3
2
V smax = × √ 30 , 00 × ⌊ 500 ×850 ⌋ ×10 =1551, 88 kN
−3
3
Dimensi balok memenuhi persyaratan kuat tekan geser
Vs < Vsmax = 2492,06 < 1551,88 ( CEK )
Dikarenakan tulangan geser tidak memenuhi maka nilai pada tinggi dan lebar
pada balok girder diganti, begitupula dengan nilai f’c
Dimana :
b = 1250 mm
h = 600 mm
d = 1250 – 150 = 1100 mm
f’c = 35,00 Mpa

Gaya geser ultimit rencana, Vu =2160,02 kN


Kuat tekan beton, fc’ = 35,00 Mpa
Mutu baja tulangan: =U-39
Kuat leleh baja, fy = 390 Mpa
Faktor reduksi kekuatan geser, ɸ=0 , 75
Lebar badan girder, b = 600 mm
Tinggi efektif girder, d = 1100 mm
( √ f c' ) ( √ 35 , 00 )
Kuat geser nominal beton, Vc= −3
= −3
=602 , 49 kN
6 ×b × d ×10 6× 1250 ×600 ×10
ɸ ×Vc=0 ,75 ×602 , 49=451 , 87 kN
Perlu tulangan geser
ɸ ×Vs=Vu−ɸ× Vc
0 , 75 ×Vs=2160 , 02−451 , 87=1708 ,15
1708 , 15
Vs= =2277 , 53
0 , 75
Gaya geser yang dipikul tulangan geser, Vs=2277 , 53 kN
Kontrol dimensi girder terhadap kuat geser maksimum:
2
V smax = × √ f c × ⌊ b ×d ⌋ ×10
' −3
3
2
V smax = × √ 35 , 00 × ⌊ 600 ×1100 ⌋ ×10 =2409 , 98 kN
−3
3
Dimensi balok memenuhi persyaratan kuat tekan geser
Vs < Vsmax = 2277,53 < 2409,98 ( OK )
Digunakan sengkang berpenampang 2 D 13
π 2 3 , 14 2 2
Luas tulangan geser sengkang, Av= × D × n= ×13 ×2=265 , 46 mm
4 4
Jarak tulangan geser sengkang yang diperlukan:
Av × fy × d 265 , 46 × 390 ×200
S= = =50 , 00 mm
Vs 2277 , 53
Digunakan sengkang 2 D13 – 200
Pada badan girder dipasang tulangan susut minimal dengan rasio tulangan,
ρsh=0,001
Luas tulangan susut, Ash=ρsh × b ×d=0,001× 1100×600=660 mm2
Diameter tulangan yang digunakan D 13
Ash 660
n= = =4 , 97
Jumlah tulangan susut yang diperlukan, π 3 ,14
× D2 ×13 2
4 4
Digunakan tulangan, 3 D 13
d. LENDUTAN BALOK
Kuat tekan beton, fc’ = 35 MPa
Mutu baja tulangan : U-39, Kuat leleh baja, fy = 420 MPa
Modulus elastisitas beton, Ec = 4700 × √ f c ' =4700 x √ 35=27805 , 57 MPa
Modulus elastis baja, Es = 2 x 105 Mpa
Tinggi balok, h = 1,25 m
Lebar balok, b = 0,60 m
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, d’ = 0,15 m
Tinggi efektif balok, d = h – d’ = 2,00 – 0,15 = 1,10 m
Luas tulangan balok, As = 18497,69/106 = 0,0185 m2
Innersia bruto penampang balok,
Ig = 1/12 x b x h3 = 1/12 x 0,60 x 1,253 = 0,098 m4
Modulus keruntuhan lentur beton,
fr = 0,7 x √fc’ x 103
= 0,7 x √35,00 x 103 = 4141,26 kPa
Nilai perbandingan modulus elastis,
n = Es / Ec = 2 x 105 / 27805 , 57 = 7,200
n x As = 7,200 x 0,0185 = 0,133 m2
Jarak garis netral terhadap sisi atas beton, c = n x As / b = 7,200/0,0185= 0,222 m
Innersia penampang retak yang ditransformasikan ke beton dihitung sbb:
Icr = 1/3 x b x c3 + n x As x (d – c )2
= 1/3 x 0,60 x 0,2223 + 7,2 x 0,133 x (1,10-0,222)2
= 0,105 m4
yt = h/2 = 1,10/2 = 0,63 m
Momen Retak, Mcr = fr x Ig / yt = 4141,26 x 0,098 / 0,63 = 647,07 Nmm

Momen akibat beban mati dan beban hidup (MD+L)

No Momen
Jenis Beban
. (kNm)
1 Berat sendiri (MS) 414,00
2 Beban mati tambahan (MA) 145,26
3 Beban lalulintas (TD/TT) 735,60
4 Gaya rem (TB) 61,25
2720,51
Innersia efektif untuk perhitungan lendutan ,

Ie = ( Mcr / MD+L ) 3 × Ig + [ 1 - ( Mcr / MD+L ) 3 ] × Icr

= (647,07 / 2720,51) 3 × 0,098 + [ 1 - (647,07 / 2720,51] × 0,105

= 0,105 m⁴

Panjang bentang balok, L = 12,00 m

e. LENDUTAN AKIBAT BERAT SENDIRI (MS)


Beban akibat berat sendiri, QMS = 23,00 kN/m
Lendutan akibat berat sendiri (MS) :
4
5 L
δ MS = × QMS
384 Ec × Ie
4
5 12 ,00
δ MS = × 23 ,00 × =0,0021 m
384 27805 , 57 ×0,105
f. LENDUTAN AKIBAT BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)
Beban akibat berat sendiri, QMA = 8,07 kN/m
Lendutan akibat beban sendiri (MS) :
4
5 L
δ MA = × Q MA ×
384 E C × Ie ×1000
4
5 12 , 00
δ MA = × 8 , 07 × =0,0007 m
384 27805 ,57 × 0,105 ×1000

g. LENDUTAN AKIBAT BEBAN LAJUR “D” (TD)


Beban lajur “D” : Beban terpusat, PTD = 137,20 kN
Beban merata, QTD =18,00 kN/m
Lendutan akibat beban jalur “D” (TD) :
3 4
1 L 5 L
δ TD = × P TD × + ×Q TD ×
48 Ec × Ie 384 Ec × Ie
3 4
1 12 , 00 5 12 , 00
δ TD = × 137 ,20 × + ×18 , 00 ×
48 27805 , 57 ×0,105 384 27805 ,57 × 0,105
δ TD =0,0034 m
h. LENDUTAN AKIBAT GAYA REM (TB)
Momen akibat gaya rem, MTB = 61,25 kNm
Lendutan akibat gaya rem (TB):
2
L
δ TB =0,0642× M TB ×
Ec × Ie
12 , 00
δ TB =0,0642× 61 ,25 × =0,00019 m
27805 , 57 ×0,105
i. LENDUTAN AKIBAT BEBAN ANGIN
Beban akibat transfer beban angin pada kendaraan, QEW = 1,008 kN/m
Lendutan akibat beran sendiri (EW):
4
5 L
δ EW = × QEW ×
384 Ec × Ie
2
5 12 , 00
δ EW = × 1,008× =0,0001 m
384 27805 , 57 ×0,105
j. LENDUTAN AKIBAT PENGARUH TEMPERATUR
Momen akibat temperatur movment, MET = 18,00 kN/m
Lendutan akibat beran sendiri (ET):
2
L
δ Et =0,0642 × M Et ×
Ec × Ie
2
12, 00
δ Et =0,0642 ×18 , 00 × =0,00006
27805 ,57 × 0,105
k. LENDUTAN AKIBAT GEMPA (EQ)
Beban gempa vertikal, QEQ = 3,425 kN/m
Lendutan akibat beban gempa (EQ):
4
5 L
δ EQ = × QEQ ×
384 Ec × Ie
4
5 12 , 00
δ EQ = × 3,425× =0,0003 m
384 27805 , 57 × 0,105
Lendutan maksimum,
L 12 , 00
δ max = = =0,050 m
240 240

No Komb-1 Komb-2 Komb-3


Jenis Beban
. (kNm) (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri (MS) 0,0021 0,0021 0,0021
2 Beban mati tambahan (MA) 0,0025 0,0007 0,0007
3 Beban lajur "D" (TD/TT) 0,0034 0,0034 0,0034
4 Gaya rem (TB) 0,0002 0,0002
5 Beban angin (EW) 0,0001
6 Pengaruh Temperatur (ET) 0,0001
7 Beban gempa (EQ) 0,0003
0,0065 0,0066 0,0066
< L/240 < L/240 < L/240
OK OK OK

Pembesian Girder

10. BALOK DIAFRAGMA


a. BEBAN PADA BALOK DIAFRAGMA
Distrubusi pada beban balok diafagma adalah sebagai berikut:
Ukuran balok diafragma,
Lebar, bd = 0,65 m
Tinggi, hd = 0,50 m
Panjang bentang balok diafragma, s = 2,00 m
Tebal lantai, ts = 0,20 m
Berat Sendiri (MS)

No
. Jenis Lebar Tebal Berat Beban
(kN/
m3) (kN/m)
1 Plat lantai 2,00 0,20 25,00 10,00
2 Balok diafragma 0,65 0,30 25,00 4,88
QMS = 14,88
Gaya geser dan momen akibat beban sendiri:
VMS = 1/2 x QMS x s = ½ x 14,88 x 2,00 = 14,88 kN
MMS = 1/12 x QMS x s2 = 1/12 X 14,88 X 2,002
= 4,96 kNm

Beban Mati Tambahan (MA)

No. Jenis Lebar Tebal Berat Beban


(kN/m3) (kN/m)
1 Lap.Aspal+overlay 2,00 0,10 22,00 4,40
2 Air hujan 2,00 0,05 9,80 0,98
QMA = 5,38
Gaya geser dan momen akibat beban mati tambahan,

VMA = 1/2 x QMA x s = ½ x 5,38 x 2,00 = 5,38 kN


MMA = 1/12 x QMA x s2 = 1/12 X 5,38 X 2,002 = 1,79 kNm

Beban Truk T (TT):

Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh truk (beban T) yang
besarnya, T = 500 kN

Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil, DLA = 0,40


Beban Truk T:

PTT = (1 + DLA) x T

PTT = (1 + 0,40) x 500 = 700,00 kN

Gaya geser dan momen akibat beban T

VTT = 1/2 x PTT = ½ x 700,00 = 350,00 kN


MTT = 1/12 x PTT x s = 1/12 X 700,00 X 2,00 = 175,00 kNm

Kombinasi beban ultimit

No
. Jenis beban Faktor V M Vu Mu
Beban (kN) (kNm) (kN) (kNm)
1 Berat sendiri (MS) 1,30 14,88 4,96 19,34 6,45
2 Beb.mati tamb (MA) 1,30 5,38 1,79 6,99 2,33
3 Beban truk "T" (TT) 1,80 350,00 175,00 630,00 315,00
656,33 323,78
b. MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA BALOK DIAFRAGMA
Momen ultimit rencana balok diafragma, Mu = 323,78 Kn/m
Gaya geser ultimit rencana balok diafragma, Vu = 656,33 Kn
11. PEMBESIAN BALOK DIAFRAGMA
a. TULANGAN LENTUR
Momen rencana ultimit balok diafragma, Mu = 323,78 kN/m
Mutu beton : f’c= 35,00 Mpa
Mutu baja tulangan : U – 42, fy = 42× 10 = 420 Mpa
Modulus elastisitas beton,
Ec = 4700 × √ fc' = 4700 × √ 35,00 = 27805,57 Mpa
Modulus elastisitas baja, Es = 2 × 10⁵
Lebar balok, b = bd = 1250 mm
Tinggi balok, h = hd = 600 mm
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d’ = 50 mm
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, β1 = 0,85
ρb = β1 × 0,85 × fc’ / fy × 600 / (600 + fy)
= 0,85 × 0,85 × 35,00/ 420 × 600 / (600 + 420)
= 0,04
Rmax = 0,75 × ρb × fy × [1 – ½ × 0,75 × ρb × fy / (0,85 × fc’)]
= 0,75 × 0,02 × 420 × [1 – ½ × 0,75 × 0,02 × 420 / (0,85 × 35,00)]
= 9,06
Faktor reduksi kekuatan lentur, ɸ = 0,80
Tinggi efektif balok, d = h-d’ = 600 – 50 = 550 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu/ ɸ = 323,78 /0,80 = 404,72 kNm
Faktor tahanan momen,
Rn = Mn x 106/b x d2
Rn = 404,72 x 106/600 x 5502 = 1,07
Rasio tulangan yang diperlukan,
'
fc
ρ=0 , 85× ×¿
fy
35 , 00
ρ=0 , 85× ×¿
420
1,4 1,4
Rasio tulangan minimum, ρmin = = =0,003
fy 420
Luas tulangan yang diperlukan,
As= ρ× b ×d
2
As=0,003× 1250× 600=1784 , 75 mm
Diameter tulangan yang digunakan, D = 25
As1 = ℼ/4 x D2
As1 = 3,14/4 x 252 = 490,87 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan,
n = As/As1 =1784,75/490,87 = 3,64  4
digunakan tulangan, 4 D 25
As = As1 x n = 490,87 x 4 = 1963,495 mm2
b. TULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana, Vu = 655,84 kN/m
fc' = 35,00 Mpa
Mutu baja tulangan : U-42 fy = 42 × 10 = 420 Mpa
Faktor reduksi kekuatan geser, ɸ = 0,75
Lebar badan Girder, b = bd = 500 mm
Tinggi efektif T-Girder, d = h – d’ = 600 – 50 = 550 mm
Kuat geser nominal beton,

Vc= √
f c'
× b × d ×10−3
6

Vc= √
35 , 00
× 1250 ×550 ×10−3=677,884 kN
6
Perlu tulangan geser,
ɸ × Vs = Vu – ɸ × Vc = 655,84 – 0,75 × 677,884 = 147,92 kN
Gaya geser yang dipikul tulangan geser,
Vs = (Vu – ɸ × Vc) / ɸ = (655,84 – 0,75) / 0,75 = 197,22 kN
Kontrol dimensi Girder terhadap kuat geser maksimum :
Vsmax = 2/3 × √ fc' × [ b × d ] × 10-3
Vsmax = 2/3 × √ 35,00 × [ 1250 × 550 ] × 10-3 = 2711,537 kN
Dimensi balok memenuhi persyaratan kuat geser,
Vs < Vsmax = 197,22 < 2711,537 (OK)
Digunakan sengkang berpenampang : 2 D 12
Luas tulangan geser sengkang,
Av = π/4 × D² × n = 3,14 / 4 × 12² × 2 = 226,19 mm²
Jarak tulangan geser (sengkang) yang diperlukan :
S = Av × fy × d / Vs = 226,19 × 420 × 550 / 197,22 = 264,93 mm
Digunakan sengkang, 2 D12 – 200
Pembesian balok diafragma

Anda mungkin juga menyukai