Tugas ini dibuat untuk memenuhi nilai Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Rekayasa
Pelabuhan yang diampu oleh Bapak Jadfan Sidqi Fidari, ST., MT.
Penyelesaian:
Dari hasil perhitungan jumlah kapal diperoleh 2 kapal yang berlabuh tiap hari.
Karena waktu untuk bongkar muat ikan untuk 1 kapal adalah 2 jam maka untuk 2
kapal memerlukan waktu bongkar muat ikan 4 jam sedangkan waktu operasional
pelabuhan adalah 12 jam. Maka untuk kapal yang ada di dermaga pendaratan dan
dermaga perbekalan masing-masing 1 kapal.
2. Perencanaan Dermaga
Dermaga Pendaratan:
𝑁
𝐿𝑑 = (𝐿 + 0,15 × 𝐿)
𝛾
Dimana :
Ld : panjang dermaga pendaratan
N : jumlah kapal yang berlabuh tiap hari
γ : perbandingan antara waktu operasional pelabuhan dan waktu
bongkar
muatan ikan.Dengan anggapan waktu untuk bongkar muat ikan
adalah = 2 jam dan waktu untuk operasional adalah 12 jam, maka
nilai γ = 12
L : Panjang kapal
Untuk panjang kapal (L) yang digunakan sesuai berat rerata kapal. Berat rerata
kapal adalah 20 GT dengan panjang kapal 16,20 m.
2
𝐿𝑑 = (16,20 + 0,15 × 16,20)
6
= 12,42
Ld = 12,5 m
Panjang dermaga pendaratan (Ld) yang didapat adalah panjang minimum yang bisa
digunakan. Karena ada 2 kapal yang mendarat di dermaga pendaratan, panjang
dermaga pendaratan (Ld) disesuaikan dengan panjang kapal dan ruang kebebasan
kapal. Panjang dermaga pendaratan (Ld) yang digunakan adalah 30 m.
= 0,15×16,20
= 2,43m
Dermaga Perlengkapan
Dermaga Tambat
LT = n (B + 0.5 B)
Dengan :
B : lebar kapal
Untuk lebar kapal (B) yang digunakan sesuai berat rerata kapal. Berat rerata kapal
adalah 20 GT dengan lebar kapal 4,2 m.
LT = n (B + 0.5 B)
LT = 485,1 m
Panjang dermaga tambat (LT) yang didapat adalah panjang minimum yang bisa
digunakan. Panjang dermaga tambat disesuaikan dengan jumlah kapal besar yang
bertambat. Karena jumlah kapal yang banyak dan agar tidak mengambil lahan yang
banyak, dermaga tambat dibuat tegak lurus garis pantai yaitu dengan dermaga jenis
pier. Panjang total dermaga tambat dengan 2 pier adalah 485,1 m.
A2 = ∑ 𝐿2 . 𝐵2
Dengan :
A2 = ∑ 𝐿2 . 𝐵2
= 77 (1,1 . 16,2) . (1,5 . 4,2)
A2 = 8644,482 m2
Kolam Putar
Ap = 𝜋 R2 = 𝜋 (2 . L)2
Dengan :
Untuk kapal dengan bobot diatas 5 GT, luas kolam pendaratan dihitung berdasarkan
bobot kapal rerata yaitu 20 GT.
Dimensi kapal yang berbobot 30 GT adalah :
L = 16,2 m
B = 4,2 m
D (draft) = 1,3 m
Jumlah kapal yang bertambat di dermaga pendaratan adalah 2 kapal.
luas kolam pendaratan dihitung dengan persamaan :
A1 = ∑ 𝐿1 . 𝐵1
Dengan :
A1 : luas kolam pendaratan (m2)
L1 : panjang dermaga pendaratan =1,15L
B1 : lebar perairan untuk pendaratan = 1,5B
A1 = ∑ 𝐿1 . 𝐵1
= 2 (1,15 . 16,2) . (1,5 . 4,2)
A1 = 234,738 m2
Kolam Perbekalan
Agar kapal – kapal besar dapat merapat ke dermaga dengan mudah dan aman,
perairan untuk manuver ditentukan berdasarkan kapal terbesar yang menggunakan
pelabuhan yaitu kapal yang berbobot 50 GT dengan panjang dermaga yang telah
dihitung sebelumnya.
Panjang kapal (L) bobot 50 GT : 21,5 m
Panjang dermaga pendaratan : 18,63 m
Panjang dermaga perbekalan : 18,63 m
Panjang dermaga tambat : 17,82 m
Rumus perairan manuver :
A3 = ∑ 𝐿3 . 𝑊
Dengan :
A3 : luas perairan manuver kapal
L3 : panjang dermaga
W : lebar maneuver kapal= 2L
a. Luas kolam manuver di depan dermaga pendaratan adalah:
Amanuver 1 = 18,63 (2 . 21.5) = 801,09 m2
b. Luas kolam manuver di depan dermaga perbekalan adalah:
Amanuver 2 = 18,63 (2 . 21.5) = 801,09 m2
c. Luas kolam manuver di depan dermaga tambat adalah :
Amanuver 3 = 17,82 (2 . 21.5) = 766,26 m2
Berdasarkan luas masing-masing kolam yang telah dihitung di depan maka luas
kolam pelabuhan adalah :
Apelabuhan = Apendaratan + Aperbekalan + Atambat + Amanuver1+2+3 + Aputar
Dengan :
Apelabuhan : luas kolam pelabuhan
Apendaratan : luas kolam pendaratan
Aperbekalan : luas kolam perbekalan
Atambat : luas kolam tambat
Amanuver1+2+3 : luas kolam manuver
Aputar : luas kolam putar
Apelabuhan = Apendaratan + Aperbekalan + Atambat + Amanuver1+2+3 + Aputar
= 234,738m2+ 234,738m2+ 8644,482m2+ 2368,44
+ 5805.86 m2
Apelabuhan = 21438,697 m2
Untuk luasan kolam pelabuhan pada kondisi badai, ukuran kolam putar dan
perairan untuk manuver dihitung berdasarkan bobot rerata kapal, yaitu 20 GT.
Panjang kapal dengan bobot 20 GT adalah 16,2 m.
Luas Kolam Putar :
Ap darurat = 𝜋 R2 = 𝜋 (2 . L)2
Dengan :
Ap darurat : luas kolam putar darurat
𝜋 : 3.14
L : panjang kapal
Ap = 𝜋 R2 = 𝜋 (2 . L)2
= 3.14 R2 = 3.14 (2 . 16,2)2
Ap = 3296,246 m2
4. Alur Pelayaran
Perhitungan alur pelayaran dihitung menggunakan bobot kapal terbesar yang ada di
pelabuhan yaitu 50 GT.
Lebar kapal (B) bobot 50 GT = 5 m
Alur pelayaran dihitung dengan rumus :
B𝑎𝑙𝑢𝑟 = 7,6 × 𝐵
= 7,6 × 5 = 38 m
Ketentuan :
Lebar dasar alur pelayaran = 40 m
Kemiringan tebing alur pelayaran = 1:1
Lebar permukaan air pada saat surut terendah = 46 m
Muka air rerata = 50 m
Kedalaman alur pelayaran dan kolam pelabuhan dapat ditentukan dengan
persamaan sebagai berikut :
H=d+G+R+P+S+K
Di mulut pelabuhan dengan gelombang besar menurut Brunn (1981) menyatakan
bahwa :
Ruang kebebasan draft kapal (G+R) = 20 % dari draft kapal
Draft kapal (d) untuk kapal bobot 50 GT = 1,78 m
Nilai ketelitian pengukuran (P),ruang pengendapan (S) dan toleransi pengerukan
(K) ditetapkan masing-masing 0,25 m,.
H =d + G + R + P + S + K
=1,78 + 20%× 1,78 + 0,25 + 0,25 + 0,25 = 2,886, dibulatkan menjadi 3 m
Kesimpulan :
Perencanaan pelabuhan ini dapat menampung kapal dengan jumlah yang banyak.
Kapasitas yang di tampung hingga mencapai 77 kapal. Dermaga yang direncanakan
memiliki luas yang cukup besar, tetapi jika menggunakan perencanaan ini untuk
peta yang diberikan, menurut saya, peta tersebut belum sesuai karena luas lokasinya
kecil dan lokasi untuk tempat berlabuhnya kapal besar sangat terbatas sehingga
dermaga di buat agak jauh dari pantai.