Anda di halaman 1dari 16

PENGUKURAN KAPAL

Rasio Dimensi Kapal


• Perbandingan ukuran kapal yang
mempengaruhi bentuk dan olah gerak
kapal di laut (perencanaan kapal).

• membandingkan antara panjang dan lebar (L/B),


perbandingan antara panjang dan dalam (L/D)
dan perbandingan antara lebar dan dalam (B/D)
Rasio L/B
• menganalisis olah gerak dan kecepatan suatu kapal.

• semakin kecil nilai rasio L/B maka kapal memiliki olah


gerak kapal yang baik dan berpengaruh pada kecepatan
kapal yang mengakibatkan kecepatan lambat.
Rasio L/D
• kekuatan memanjang suatu kapal.
• Kekuatan memanjang kapal dibutuhkan agar kapal tetap
kuat walaupun menghadapi kondisi gelombang yang
tinggi

• Semakin kecil nilai rasio L/D, maka akan mengakibatkan


kekuatan memanjang kapal semakin baik (kuat)
Rasio B/D
• untuk menganalisa stabilitas dan kemampuan mendorong
kapal.
• Semakin besar nilai rasio B/D maka stabilitas suatu kapal
akan meningkat akan tetapi kemampuan mendorong
akan berkurang
TUJUAN PENGUKURAN
 GAMBAR RENCANA GARIS (LINES PLAN)

 PERHITUNGAN STABILITAS KAPAL

 PERHITUNGAN GROSS TONNAGE (GT)


Gross Tonnage (GT)

ukuran besarnya kapal secara


keseluruhan dengan memperhitungan
Gross Tonnage
jumlah isi semua ruangan-ruangan
(GT/isi kotor)
kapal tertutup baik yang terdapat di atas
geladak maupun di bawah geladak
ukur

Sumber:
International Convention on Tonnage Measurement of Ships 1969,
diratifikasi dengan Keppres No. 5 Tahun 1989 tentang Pengesahan
International Convention on Tonnage Measurement of Ships 1969
Ukuran isi kapal atau kendaraan air:
meter kubik (m3), atau
ton-register (Registered Ton/RT)

Satu feet = 30,479 cm


Satu feet kubik = 0,02831405 m3
100 feet kubik = 2,831405 m3
Satu meter kubik = 0,353 RT (Registered Ton)

0,353 merupakan nilai konversi dari meter kubik ke


ton-register

Sumber:
Keputusan Peraturan Pengukuran Kapal 1927
(Sceepmentings Ordonantie 1927) Pasal 32 Ayat (2)
PENERAPAN DI INDONESIA
Cara pengukuran kapal di Indonesia:
a. Cara pengukuran Internasional ditetapkan
terhadap kapal berukuran panjang 24 (dua
puluh empat) meter atau lebih;
b. Cara pengukuran dalam Negeri ditetapkan
terhadap kapal berukuran panjang kurang
dari 24 (dua puluh empat) meter.
c. Bagi kapal berukuran panjang kurang dari
24 (dua puluh empat) meter dapat diukur
dengan Cara Pengukuran Internasional
atas permintaan pemilik.
Sumber:
Keputusan DIRJEN PERLA No. PY.67/1/16-02
CARA PENGUKURAN DIMENSI KAPAL
Block Coefficient /Koefisien kegemukan (Cb)

Cb =1, hampir mirip dengan balok

Palka

L
HUBUNGAN GT dengan DIMENSI KAPAL
Internasional :
 Moorsom, Sympson Rules

GT = K1 x V

Keterangan:
V = Jumlah isi semua ruang-ruang tertutup yang dinyatakan dalam meter
kubik
K1 = 0,2 + 0,002 log 10 V (atau nilai K1 merupakan koefisien yang
diperoleh dari hasil interpolasi linier).
HUBUNGAN GT dengan DIMENSI KAPAL
Internasional :

 Nomura dan Yamazaki, 1977

GT = [(L × B × D × Cb) + volume ruang di atas lantai dek] × 0,353

Keterangan:
L = Panjang
B = Lebar
D = Tinggi/Dalam
Cb = koefisien blok kapal ikan ( 0,5 – 0,55)
0,353 = nilai konversi dari M3 ke Ton Register
1 feet = 30,479 cm
1 feet3 = 0,02831405 m3
100 feet3 = 2,831405 m3
1 m3 /1 ton = 0,353 RT (Register Ton)

denisoeboer@gmail.com
 Dohri (1983), Fyson (1985), dan Trung (1960)

GT = [(L × B × D × Cb) + volume ruang di atas lantai dek] × 0,353


Keterangan:
L = Panjang
B = Lebar
D = Tinggi/Dalam
Cb = koefisien blok sangat tergantung dari bentuk Midship (0,5 s/d 0,8)

Akatsuki Bottom Round Bottom Paralel Epipidium “U” Bottom


Bottom

“V” Bottom
Dalam Negeri :

Kep DitJen Perla No. PY 67/1/13-90

GT = 0,353 x V
Keterangan:
V = adalah jumlah isi dari ruangan di bawah geladak atas ditambah dengan
ruangan-ruangan di atas geladak atas yang tertutup sempurna yang
berukuran tidak kurang dari 1 m3.

Isi ruangan di bawah geladak= L x B x D x f

Keterangan:
L = panjang kapal, yang diukur mulai dari geladak yang terdapat di belakang
linggi haluan sampai geladak yang terdapat di depan linggi buritan secara
mendatar
B = lebar kapal, adalah jarak mendatar diukur antara kedua sisi luar kulit
lambung kapal pada tempat yang terbesar, tidak termasuk pisang-pisang
D = dalam kapal, adalah jarak tegak lurus di tempat yang terlebar, diukur dari
sisi bawah gading dasar sampai sisi bawah geladak atau sampai pada
ketinggian garis khayal melintang melalui sisi atas dari lambung tetap
f = faktor, ditentukan menurut bentuk penampang melintang dan atau jenis
kapal yaitu:
(1) 0,85 bagi kapal-kapal dengan bentuk penampang penuh atau bagi kapal-
kapal dengan dasar rata, secara umum digunakan bagi kapal tongkang;

(2) 0,70 bagi kapal-kapal dengan bentuk penampang hampir penuh atau
dengan dasar agak miring dari tengah-tengah ke sisi kapal, secara umum
digunakan bagi kapal motor; Angka ini yang digunakan dalam perhitungan
GT untuk kapal perikanan di Indonesia.

(3) 0,50 bagi kapal-kapal yang tidak termasuk golongan (1) atau (2), secara
umum digunakan bagi kapal layar atau kapal layar dibantu motor.

Kep DitJen Perla No. PY 67/1/16-02

GT = 0,25 x V
Formula GT yang digunakan di Indonesia

GT = GT =
1990 0,353 x 2002
V 0,25 x V

Keputusan DIRJEN PERLA Keputusan DIRJEN PERLA


No. PY.67/1/13-90 No. PY.67/1/16-02

Anda mungkin juga menyukai