Anda di halaman 1dari 20

Modul 2

MAXSURF STABILITY

1. Tujuan Pelatihan
a. Mampu memiliki pemahaman dasar terkait stabilitas kapal dan keterkaitannya
dengan penggunaan Maxsurf Stability
b. Mampu mengenali tools dasar yang ada pada Maxsurf Stability serta
penggunaannya untuk analisis stabilitas kapal
c. Mampu melakukan analisis kriteria intact stability (kriteria kurva GZ) pada kapal
dengan menggunakan Maxsurf Stability
d. Mampu menghasilkan kurva karakteristik kapal (hydrostatic curve) dengan
menggunakan Maxsurf Stability
e. Mampu menghasilkan kurva damage stability (floodable length curve) pada kapal
dengan menggunakan Maxsurf Stability

2. Dasar Teori Stabilitas


a. Definisi
Stabilitas kapal dapat didefinisikan sebagai kemampuan kapal untuk
bertahan di keseimbangan yang stabil (Barrass, C.B. and Derrett, 2006). Hal ini
bermakna bahwa kapal dapat kembali ke kedudukan/kondisi semula setelah
mengalami kemiringan akibat gaya dari luar seperti angin, ombak, dan lainnya.
Stabilitas kapal sendiri kurang lebih terbagi menjadi dua, yaitu :
● Intact Stability → stabilitas dalam kondisi kapal utuh, melihat kondisi
stabilitas saat mengalami kemiringan
● Damage Stability → stabilitas dalam kondisi kapal mengalami kerusakan
yang menimbulkan kebocoran kompartemen di kapal

Salah satu aspek keselamatan pengoperasian kapal adalah dari sisi


stabilitasnya. Perhitungan stabilitas pada kapal memiliki peran yang penting
dalam menjaga keselamatan operasional di laut. Stabilitas yang tepat dapat
memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan serius seperti terbaliknya
kapal, yang dapat mengancam nyawa awak kapal, penumpang, dan bahkan
lingkungan.

b. Titik Penting Stabilitas


Dalam meninjau intact stability pada kapal, terdapat 4 titik penting stabilitas yang
perlu dipahami. Titik tersebut yaitu :
● K / Keel
Merupakan titik dasar/lunas suatu kapal

● G / Centre of Gravity
Merupakan titik di mana seluruh massa benda tersebut
diasumsikan terkonsentrasi dan dimana gaya gravitasi dianggap bekerja
secara vertikal ke bawah, dengan suatu gaya yang sama dengan berat
benda (displacement kapal). Titik ini dipengaruhi oleh beban yang dibawa
serta lokasi benda tersebut pada kapal (load case).

● B / Centre of Buoyancy
Merupakan titik dimana gaya apung bekerja secara vertikal ke
atas. Posisi titik ini akan berubah sesuai dengan kemiringan kapal, yang
akan mempengaruhi stabilitas kapal. Hal ini dikarenakan perubahan dari
area lambung kapal yang tercelup dalam air yang berujung pada
perubahan posisi titik B nya. Titik ini dipengaruhi oleh geometri kapal.

● M / Metacentre
Merupakan titik semu yang dihasilkan dari perpotongan antara
garis vertikal titik apung setelah miring (B1) dengan garis center line yang
diambil dari titik lunas kapal (K). Dapat diilustrasikan dengan gambar
berikut :
c. Nilai GZ dan Kurva GZ
Jika kapal mendapat pengaruh gaya luar, maka titik apung kapal akan
berpindah dari B ke B’ yang mengakibatkan gaya berat dan gaya apung akan
membentuk kopel sebesar sudut Ө. Kopel inilah yang akan menghasilkan
momen oleng (heeling moment) dan momen bending (righting moment). Heeling
moment adalah momen yang bekerja untuk memiringkan kapal, sedangkan
righting moment adalah momen yang mengembalikan kapal ke posisi atau
kedudukan semula. Righting moment dihitung dari nilai lengan pengembali
(GZ/righting arm) dikali dengan displacement kapal.

Kurva GZ merupakan salah satu elemen penting dalam memahami


stabilitas kapal. Kurva ini menggambarkan hubungan sudut kemiringan kapal (θ)
dengan kurva lengan penegak (GZ) yang merupakan ukuran kecenderungan
kapal untuk kembali ke posisi tegak setelah mengalami kemiringan. Pada kurva
GZ, sumbu x biasanya mewakili sudut kemiringan kapal (θ), sedangkan sumbu y
mewakili lengan penegak (GZ).
Ketika kapal mengalami kemiringan, GZ menunjukkan jarak antara titik
pusat berat kapal (G) dengan titik Z atau titik proyeksi titik berat setelah kapal
mengalami kemiringan. Semakin besar nilai GZ, semakin kuat stabilitas kapal
terhadap kemiringan. Kurva GZ memiliki bentuk yang berbeda tergantung pada
karakteristik geometri dan distribusi massa kapal.

d. Kondisi Stabilitas
Nilai serta arah lengan pengembali (GZ) ketika kapal mengalami kemiringan di
sudut tertentu menentukan kondisi stabilitas yang akan dialami kapal. Tiga
kondisi stabilitas tersebut yaitu :

● Stabilitas Positif : Pada kondisi ini, titik metasentra berada di atas titik
berat kapal. Hal ini menyebabkan lengan pengembali (nilai GZ) positif
sehingga ketika kapal mengalami kemiringan, lengan pengembali akan
mengembalikan kapal ke kondisi semula.
● Stabilitas Netral : Pada kondisi ini, titik metasentra berada sama dengan
titik berat kapal. Hal ini menyebabkan lengan pengembali (nilai GZ)
bernilai nol sehingga ketika kapal mengalami kemiringan, kapal akan
cenderung tetap miring.

● Stabilitas Negatif : Pada kondisi ini, titik metasentra berada di bawah titik
berat kapal. Hal ini menyebabkan lengan pengembali (nilai GZ) negatif
sehingga ketika kapal mengalami kemiringan, lengan pengembali akan
semakin memiringkan kapal.

e. Kriteria Stabilitas
Kurva GZ yang diperoleh ketika melakukan perhitungan stabilitas kapal
selanjutnya dapat dianalisis dengan kriteria stabilitas kapal untuk melihat
pemenuhannya (apakah stabilitas kapal sudah baik). Terdapat banyak kriteria
yang dapat dipakai, salah satunya yaitu 2008 IS Code oleh IMO. Pelatihan ini
akan menggunakan kriteria kurva GZ dari 2008 IS Code dengan parameter
sebagai berikut :
No. Parameter Kriteria Satuan

1 Max Area of GZ 0° to 30° >= 0.0500 m.rad

2 Max Area of GZ 0° to 40° >= 0.0900 m.rad

3 Max Area of GZ 30° to 40° >= 0.0300 m.rad

4 Max GZ at 30° or greater >= 0.20 m

5 Angle of max. GZ >= 25 deg

6 Initial Metacentric Height >= 0,15 m

3. Materi Kurva Hidrostatik


Selain perancangan model kapal, pembuatan dan analisis kurva karakteristik
kapal merupakan bagian penting dalam perancangan sebuah kapal. Salah satu kurva
tersebut yaitu adalah kurva hidrostatik, didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa
kurva yang menggambarkan karakteristik bentuk lambung kapal. Dari kurva ini kita
dapat mengetahui sifat tertentu dari bentuk lambung kapal di bawah permukaan air.

Kurva ini terdiri dari dari dua sumbu tegak lurus dimana sumbu horizontal
menggambarkan garis dasar kapal dan sumbu vertikal menggambarkan draft kapal.
Contohnya adalah sebagai berikut :

Kurva hidrostatik memiliki berbagai lengkung yang menentukan keadaan badan kapal di
setiap draftnya. Beberapa lengkung tersebut meliputi :
● Displacement (D)
● Volume (V)
● Waterline Area (AWL)
● Ton per Centimeter Immersion (TPC)
● Transverse Center of Buoyancy to Metacentre (TBM)
● Moment to Change Trim One Centimeter (MTC)
● Midship Coefficient (Cm)
● Block Coefficient (Cb)
● Prismatic Coefficient (Cp)

Teori dasar mengenai pembuatan serta pembacaan kurva hidrostatik akan


dipelajari lebih lanjut pada MK Visualisasi dan Pemodelan Kapal. Modul pelatihan ini
akan berfokus pada cara menghasilkan kurva hidrostatik dengan menggunakan Maxsurf
Stability serta memberikan sedikit pemaparan mengenai kurva hidrostatik itu sendiri.

4. Materi Floodable Length Curve


Floodable length curve (sering disebut juga sebagai lengkungan sekat kedap air)
adalah suatu grafik yang menggambarkan panjang maksimal ruangan yang masih
memenuhi syarat, sehingga bila ruangan tersebut tergenang air, maka sarat airnya
masih tepat akan menyinggung garis batas tenggelam (margin line) sehingga kapal
masih tetap akan terapung. Kurva ini terkait dengan damage stability, yaitu stabilitas
kapal ketika mengalami kerusakan yang berdampak pada kebocoran kapal.

Tujuan dibuatkan floodable length ini adalah untuk menjamin keamanan konstruksi
kapal, terutama keselamatan kapal dan penumpang apabila kapal tersebut mengalami
kebocoran pada salah satu ruang kompartemennya. Dari perhitungan kurva ini, seorang
arsitek kapal dapat menentukan jenis kompartemen kapal rancangannya berdasarkan
jumlah dan letak kompartemen, yaitu :
a. One compartment ship
Bila kapal digenangi air laut pada satu ruangannya, maka kapal masih dapat
terapung.
b. Two compartment ship
Bila kapal digenangi air laut pada dua ruangan sekaligus maka kapal masih
dapat terapung.
c. Three compartment ship
Bila kapal digenangi air laut pada tiga ruangan sekaligus maka kapal masih
dapat terapung.
d. Four compartment ship
Bila kapal digenangi air laut pada empat ruangan sekaligus maka kapal masih
dapat terapung

Floodable length curve terdiri dari tiga kurva dimana tiap kurva menandakan
permeabilitas dari sebuah kompartemen. Permeabilitas menyatakan jumlah persentase
air yang dapat masuk ke dalam setiap kompartemen. Untuk setiap jenis ruangan faktor
permeabilitasnya berbeda-beda, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan faktor
muatan. Nilai permeabilitas rata-rata untuk tiap ruang pada kapal adalah sebagai berikut
:

Teori dasar mengenai pembuatan FLC akan dipelajari lebih lanjut pada MK Teori
Bangunan Kapal. Modul pelatihan ini akan berfokus pada cara menghasilkan kurva FLC
dengan menggunakan Maxsurf Stability serta memberikan sedikit pemaparan mengenai
FLC itu sendiri.

5. Pengenalan Interface dan Tools


Berikut merupakan interface pada aplikasi Maxsurf Stability ketika pertama kali
dijalankan :
Beberapa fitur penting pada Maxsurf Stability yang akan digunakan pada pelatihan ini
adalah sebagai berikut :
● Analysis Mode → memilih mode analisis yang akan digunakan
● Load Case → memilih kondisi pembebanan yang akan digunakan
● Damage Case → memilih kasus yang digunakan untuk analisis stabilitas
(Intact/Damage)
● Perspective, Plan, Profile, Body Plan → melihat model kapal secara 3D
maupun 2D beserta lokasi titik-titik yang didefinisikan untuk analisis
● Load Case Window → memasukkan load case yang diperlukan untuk analisis
● Current Results Window → melihat hasil dari analisis stabilitas yang telah
dilakukan
● Criteria Results Window → melihat hasil pemenuhan kriteria dari analisis
stabilitas yang telah dilakukan
● Graph Window → melihat grafik yang telah dihasilkan dari analisis stabilitas
yang telah dilakukan

6. Penggunaan Aplikasi Maxsurf Stability


a. Input Desain Model Kapal
● Klik File → Open Design, lalu pilih file Modeller kapal (.msd) yang akan
dianalisis
● Selanjutnya tampilan pada aplikasi adalah sebagai berikut :

b. Input Load Case


● Buka Load Case Window, lalu masukkan item yang dimuat pada kapal
dengan berat serta lokasinya. Klik Ctrl + A untuk menambah baris dalam
memasukkan item baru. Contoh pengisiannya adalah sebagai berikut :
Nilai yang perlu dimasukkan untuk setiap kolom pada item di Load Case
Window adalah :
1. Quantity → jumlah dari item yang dimasukkan
2. Unit Mass Tonne → berat per unit dari item yang dimasukkan
3. Long. Arm → jarak secara memanjang (sumbu x) dari titik tengah
item yang dimasukkan berdasarkan zero point di file Modeller
4. Trans. Arm → jarak secara melintang (sumbu y) dari titik tengah
item yang dimasukkan berdasarkan zero point di file Modeller
5. Vert. Arm → jarak secara vertikal (sumbu z) dari titik tengah item
yang dimasukkan berdasarkan zero point di file Modeller

c. Pemilihan Kriteria Stabilitas


● Klik Analysis → Criteria, lalu pilih kriteria yang akan digunakan untuk
analisis stabilitas kapal. Contohnya sebagai berikut :
d. Running Analisis Stabilitas (Kurva GZ)
● Pastikan opsi di Analysis Mode sudah menunjukkan “Large Angle
Stability” dan di Load Case menunjukkan nama load case yang akan
ditinjau seperti berikut :

● Setelah memasukkan semua input yang diperlukan, klik Analysis → Start


Stability Analysis.

● Setelah proses selesai, hasil analisis stabilitas dapat dilihat di Current


Results Window, Criteria Results Window, dan juga Graph Window.
e. Input untuk Kurva Hidrostatik
● Pilih opsi pada Analysis Mode menjadi “Upright Hydrostatic” seperti
berikut :

● Pilih Analysis → Draft, lalu pilih jangkauan draft yang akan digunakan :
f. Running Analisis untuk Kurva Hidrostatik
● Klik Analysis → Start Hydrostatics, lalu aplikasi akan menjalankan
perhitungan dan pembuatan kurva hidrostatik.

● Hasil dari perhitungan akan muncul di Current Results Window dan


Graph Window.
g. Input untuk Kurva Floodable Length (FLC)
● Pilih opsi pada Analysis Mode menjadi “Floodable Length” seperti berikut
:

● Berikutnya, masukkan nilai displacement dengan klik Analysis →


Displacement, lalu masukkan nilai displacement kapal (bisa
menggunakan full displacement kapal)
● Lalu, masukkan sekat kompartemen yang diperlukan dengan menuju
Bulkhead definition Window. Kemudian klik ctrl + a untuk menambahkan
daftar kompartemen sesuai kebutuhan. Data lokasi dimasukkan sesuai
dengan jarak memanjang kompartemen dari control point
● Selanjutnya, klik Permeability untuk memasukkan nilai permeabilitas yang
akan digunakan
h. Running Analisis untuk Kurva Floodable Length (FLC)
● Klik Analysis → Start Floodable Length Analysis untuk meng-generate
kurva FLC yang diinginkan

● Hasil dari analisis FLC dapat dilihat di Graph Window


i. ………..

Anda mungkin juga menyukai