MAXSURF STABILITY
1. Tujuan Pelatihan
a. Mampu memiliki pemahaman dasar terkait stabilitas kapal dan keterkaitannya
dengan penggunaan Maxsurf Stability
b. Mampu mengenali tools dasar yang ada pada Maxsurf Stability serta
penggunaannya untuk analisis stabilitas kapal
c. Mampu melakukan analisis kriteria intact stability (kriteria kurva GZ) pada kapal
dengan menggunakan Maxsurf Stability
d. Mampu menghasilkan kurva karakteristik kapal (hydrostatic curve) dengan
menggunakan Maxsurf Stability
e. Mampu menghasilkan kurva damage stability (floodable length curve) pada kapal
dengan menggunakan Maxsurf Stability
● G / Centre of Gravity
Merupakan titik di mana seluruh massa benda tersebut
diasumsikan terkonsentrasi dan dimana gaya gravitasi dianggap bekerja
secara vertikal ke bawah, dengan suatu gaya yang sama dengan berat
benda (displacement kapal). Titik ini dipengaruhi oleh beban yang dibawa
serta lokasi benda tersebut pada kapal (load case).
● B / Centre of Buoyancy
Merupakan titik dimana gaya apung bekerja secara vertikal ke
atas. Posisi titik ini akan berubah sesuai dengan kemiringan kapal, yang
akan mempengaruhi stabilitas kapal. Hal ini dikarenakan perubahan dari
area lambung kapal yang tercelup dalam air yang berujung pada
perubahan posisi titik B nya. Titik ini dipengaruhi oleh geometri kapal.
● M / Metacentre
Merupakan titik semu yang dihasilkan dari perpotongan antara
garis vertikal titik apung setelah miring (B1) dengan garis center line yang
diambil dari titik lunas kapal (K). Dapat diilustrasikan dengan gambar
berikut :
c. Nilai GZ dan Kurva GZ
Jika kapal mendapat pengaruh gaya luar, maka titik apung kapal akan
berpindah dari B ke B’ yang mengakibatkan gaya berat dan gaya apung akan
membentuk kopel sebesar sudut Ө. Kopel inilah yang akan menghasilkan
momen oleng (heeling moment) dan momen bending (righting moment). Heeling
moment adalah momen yang bekerja untuk memiringkan kapal, sedangkan
righting moment adalah momen yang mengembalikan kapal ke posisi atau
kedudukan semula. Righting moment dihitung dari nilai lengan pengembali
(GZ/righting arm) dikali dengan displacement kapal.
d. Kondisi Stabilitas
Nilai serta arah lengan pengembali (GZ) ketika kapal mengalami kemiringan di
sudut tertentu menentukan kondisi stabilitas yang akan dialami kapal. Tiga
kondisi stabilitas tersebut yaitu :
● Stabilitas Positif : Pada kondisi ini, titik metasentra berada di atas titik
berat kapal. Hal ini menyebabkan lengan pengembali (nilai GZ) positif
sehingga ketika kapal mengalami kemiringan, lengan pengembali akan
mengembalikan kapal ke kondisi semula.
● Stabilitas Netral : Pada kondisi ini, titik metasentra berada sama dengan
titik berat kapal. Hal ini menyebabkan lengan pengembali (nilai GZ)
bernilai nol sehingga ketika kapal mengalami kemiringan, kapal akan
cenderung tetap miring.
● Stabilitas Negatif : Pada kondisi ini, titik metasentra berada di bawah titik
berat kapal. Hal ini menyebabkan lengan pengembali (nilai GZ) negatif
sehingga ketika kapal mengalami kemiringan, lengan pengembali akan
semakin memiringkan kapal.
e. Kriteria Stabilitas
Kurva GZ yang diperoleh ketika melakukan perhitungan stabilitas kapal
selanjutnya dapat dianalisis dengan kriteria stabilitas kapal untuk melihat
pemenuhannya (apakah stabilitas kapal sudah baik). Terdapat banyak kriteria
yang dapat dipakai, salah satunya yaitu 2008 IS Code oleh IMO. Pelatihan ini
akan menggunakan kriteria kurva GZ dari 2008 IS Code dengan parameter
sebagai berikut :
No. Parameter Kriteria Satuan
Kurva ini terdiri dari dari dua sumbu tegak lurus dimana sumbu horizontal
menggambarkan garis dasar kapal dan sumbu vertikal menggambarkan draft kapal.
Contohnya adalah sebagai berikut :
Kurva hidrostatik memiliki berbagai lengkung yang menentukan keadaan badan kapal di
setiap draftnya. Beberapa lengkung tersebut meliputi :
● Displacement (D)
● Volume (V)
● Waterline Area (AWL)
● Ton per Centimeter Immersion (TPC)
● Transverse Center of Buoyancy to Metacentre (TBM)
● Moment to Change Trim One Centimeter (MTC)
● Midship Coefficient (Cm)
● Block Coefficient (Cb)
● Prismatic Coefficient (Cp)
Tujuan dibuatkan floodable length ini adalah untuk menjamin keamanan konstruksi
kapal, terutama keselamatan kapal dan penumpang apabila kapal tersebut mengalami
kebocoran pada salah satu ruang kompartemennya. Dari perhitungan kurva ini, seorang
arsitek kapal dapat menentukan jenis kompartemen kapal rancangannya berdasarkan
jumlah dan letak kompartemen, yaitu :
a. One compartment ship
Bila kapal digenangi air laut pada satu ruangannya, maka kapal masih dapat
terapung.
b. Two compartment ship
Bila kapal digenangi air laut pada dua ruangan sekaligus maka kapal masih
dapat terapung.
c. Three compartment ship
Bila kapal digenangi air laut pada tiga ruangan sekaligus maka kapal masih
dapat terapung.
d. Four compartment ship
Bila kapal digenangi air laut pada empat ruangan sekaligus maka kapal masih
dapat terapung
Floodable length curve terdiri dari tiga kurva dimana tiap kurva menandakan
permeabilitas dari sebuah kompartemen. Permeabilitas menyatakan jumlah persentase
air yang dapat masuk ke dalam setiap kompartemen. Untuk setiap jenis ruangan faktor
permeabilitasnya berbeda-beda, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan faktor
muatan. Nilai permeabilitas rata-rata untuk tiap ruang pada kapal adalah sebagai berikut
:
Teori dasar mengenai pembuatan FLC akan dipelajari lebih lanjut pada MK Teori
Bangunan Kapal. Modul pelatihan ini akan berfokus pada cara menghasilkan kurva FLC
dengan menggunakan Maxsurf Stability serta memberikan sedikit pemaparan mengenai
FLC itu sendiri.
● Pilih Analysis → Draft, lalu pilih jangkauan draft yang akan digunakan :
f. Running Analisis untuk Kurva Hidrostatik
● Klik Analysis → Start Hydrostatics, lalu aplikasi akan menjalankan
perhitungan dan pembuatan kurva hidrostatik.