1. Pengertian
Stabilitas adalah keseimbangan dari kapal, merupakan sifat atau kecenderungan dari
sebuah kapal untuk kembali kepada kedudukan semula setelah mendapat senget
(kemiringan) yang disebabkan oleh gaya-gaya dari luar misalnya angin, ombak dan
sebagainya
Faktor Internal :
tata letak barang/cargo, bentuk ukuran kapal, kebocoran karena kandas atau tubrukan
Faktor eksternal :
bentuk kapal
Muatan
draft, dan
Beberapa hal yang perlu diketahui sebelum melakukan perhitungan stabilitas kapal yaitu :
Berat benaman (isi kotor) atau displasemen adalah jumlah ton air yang dipindahkan
oleh bagian kapal yang tenggelam dalam air.
Berat kapal kosong (Light Displacement) yaitu berat kapal kosong termasuk mesin dan
alat-alat yang melekat pada kapal.
Operating Load (OL) yaitu berat dari sarana dan alat-alat untuk mengoperasikan kapal
dimana tanpa alat ini kapal tidak dapat berlayar.
Dilihat dari sifatnya, stabilitas dapat dibedakan menjadi dua jenis :
Stabilitas statis
diperuntukkan bagi kapal dalam keadaan diam dan terdiri dari stabilitas melintang
dan stabilitas membujur.
Stabilitas melintang adalah kemampuan kapal untuk tegak sewaktu mengalami senget
dalam arah melintang yang disebabkan oleh adanya pengaruh luar yang bekerja
padanya, pada stabilitas ini dikenal sudut senget kecil (00-150) dan sudut senget besar
(>150).
Stabilitas dinamis
diperuntukkan bagi kapal-kapal yang sedang oleng atau mengangguk ataupun saat
menyenget besar.
Pada umumnya kapal hanya menyenget kecil saja. Jadi senget yang besar, misalnya
melebihi 200 bukanlah hal yang biasa dialami. Senget-senget besar ini disebabkan oleh
beberapa keadaan umpamanya badai atau oleng besar ataupun gaya dari dalam antara
lain GM yang negative.
stabilitas awal yaitu stabilitas kapal pada senget kecil (antara 00–150).
Adalah panjang keseluruhan kapal yang diukur secara horizontal antara ujung linggi
haluan (terujung) dan linggi buritan.
b. Panjang Antara Garis Tegak, Length Between Perpendicullar
(LPP, LBP)
Adalah panjang kapal yang diukur antara dua garis tegak, atau jarak
horisontal antara garis tegak buritan (After Perpendicular/AP) dan garis tegak haluan
(Fore Perpendicular/FP). After perpendicular atau garis tegak belakang ialah garis tegak
antara perpotongan linggi buritan dengan poros kemudi (rudder), sedangkan fore
perpendicular atau garis tegak haluan adalah garistegak perpotongan linggi haluan
dengan sarat air pada muatan penuh.
Adalah panjang yang diukur pada garis air muatan penuh, yaitu antara linggi haluan dan
linggi buritan pada sarat air penuh. Untuk garis air yang berada di bawah muatan penuh
tetap disebut sebagai LWL dan diberi penjelasan LWL tersebut. Bila digambarkan lebih
disajikan pada Gambar .