2
Secara umum hal-hal yang mempengaruhi
keseimbangan kapal dapat dikelompokkan kedalam
2 (dua) kelompok besar yaitu :
a. Faktor internal yaitu tata letak barang/cargo,
bentuk ukuran kapal, kebocoran karena kandas
atau tubrukan;
b. Faktor eksternal yaitu berupa angin, ombak, arus
dan badai.
3
Kaitannya dengan bentuk dan ukuran, maka dalam
menghitung stabilitas kapal sangat tergantung dari
beberapa ukuran pokok yang berkaitan dengan
dimensi pokok kapal.
4
Beberapa hal yang perlu diketahui sebelum melakukan
perhitungan stabilitas kapal yaitu :
Displ = LD + OL + Muatan
DWT = OL + Muatan
5
Dilihat dari sifatnya, stabilitas atau keseimbangan kapal dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
stabilitas statis dan stabilitas dinamis.
Stabilitas statis
Stabilitas statis diperuntukkan bagi kapal dalam keadaan
diam dan terdiri dari stabilitas melintang dan membujur.
6
Stabilitas melintang kapal dapat dibagi menjadi sudut
senget kecil ( 00-150 ) dan sudut senget besar ( >150 ).
Akan tetapi untuk stabilitas awal pada umumnya
diperhitungkan hanya hingga 150 dan pada pembahasan
stabilitas melintang saja.
Stabilitas dinamis
Stabilitas dinamis diperuntukkan bagi kapal-kapal yang
sedang oleng atau mengangguk ataupun saat menyenget
besar.
Pada umumnya kapal hanya menyenget kecil saja. Jadi
untuk senget yang besar, misalnya melebihi 200 bukanlah hal
yang biasa dialami.
Senget-senget besar ini disebabkan oleh beberapa keadaan
misalnya badai atau oleng besar ataupun gaya dari dalam
antara lain GM yang negatif.
7
KAPAL TERBALIK AKIBAT STABILITAS YANG TIDAK SESUAI
8
Titik-titik penting dalam stabilitas :
M - Metacenter
K – Lunas / Keel
9
STABILITY REFERENCE POINTS
(Titik-titik Penting dalam Stabilitas)
Metacentris
Gravity
Buoyancy
K eel
CL
Titik Berat (Centre of Gravity) :
Titik berat (centre of gravity) dikenal dengan titik G dari sebuah
kapal, merupakan titik tangkap dari semua gaya-gaya yang
menekan ke bawah terhadap kapal.
Letak titik G ini di kapal dapat diketahui dengan meninjau semua
pembagian bobot di kapal, dimana makin banyak bobot yang
diletakkan di bagian atas maka makin tinggilah letak titik G-nya.
12
Titik Apung (Centre of Buoyancy) :
13
Titik Apung Kapal (Centre of Buoyancy)
RESERVE BUOYANCY
WATERLINE
B
Titik Metasentris :
15
Titik Metasentris
B B1
CL
Apabila kapal senget pada sudut kecil (tidak
lebih dari 150), maka titik apung B bergerak
di sepanjang busur dimana titik M merupakan
titik pusatnya di bidang tengah kapal (centre
of line) dan pada sudut senget yang kecil ini
perpindahan letak titik M masih sangat kecil,
sehingga masih dapat dikatakan tetap.
17
Ukuran dalam Stabilitas :
Ada beberapa ukuran-ukuran yang dipergunakan dalam
stabilitas kapal seperti ditunjukkan dalam gambar berikut :
18
Nilai KB untuk kapal kosong diperoleh dari percobaan stabilitas
(inclining experiment), selanjutnya KG dapat dihitung dengan
menggunakan dalil momen.
Nilai KG dengan dalil momen ini digunakan bila terjadi
pemuatan atau pembongkaran di atas kapal dengan
mengetahui letak titik berat suatu bobot di atas lunas yang
disebut dengan vertical centre of gravity (VCG) lalu dikalikan
dengan bobot muatan tersebut sehingga diperoleh momen
bobot tersebut.
Selanjutnya jumlah momen-momen seluruh bobot di kapal
dibagi dengan jumlah bobot dan menghasilkan nilai KG pada
saat itu.
19
∑𝑀
KG total =
∑𝑊
dimana,
KM = KB + BM
Diperoleh dari diagram metasentris atau hydrostatical curve
bagi setiap sarat (draft ) saat itu.
20
GM - Tinggi Metasentris :
BM - Radius Metacentric :
BM dinamakan jari-jari metasentris atau metacentric radius,
karena bila kapal mengoleng dengan sudut-sudut yang kecil,
maka lintasan pergerakan titik B merupakan sebagian busur
lingkaran dimana M merupakan titik pusatnya dan BM sebagai
jari-jarinya.
21
Titik M masih bisa dianggap tetap karena sudut olengnya kecil
( 100 – 150 ).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa :
𝑏2
BM =
10𝑑
dimana, b = lebar kapal (m)
d = draft kapal (m)
Segitiga Stabilitas :
Bila suatu kapal senget maka titik apung akan bergerak,
sedangkan titik berat (gravitasi) tidak berubah. Karena gaya
apung dan gravitasi sama besar, tetapi kalau kapal miring akan
membentuk dua gaya yang paralel dengan arah yang
berlawanan, mengakibatkan terjadinya rotasi.
Rotasi ini mengakibatkan kapal kembali ke posisi semula
karena gaya apung dan gravitasi sama besar berlawanan arah
akan saling menutup.
23
Hal ini dikatakan sebagai pasangan (coupled) karena kedua
gaya yang bekerja menghasilkan rotasi.
Rotasi inilah yang menyebabkan terjadinya keseimbangan
kapal.
M
M
G Z
Lengan penegak
B G Z
24
Jarak antara gaya apung dan gravitasi disebut sebagai lengan
penegak.
Pada gambar di atas, lengan penegak merupakan garis yang
ditarik dari titik gravitasi ke vektor gaya apung kapal.
Untuk kemiringan yang kecil (00 sampai 70 ke 100, metasentris
tidak berubah), nilai lengan penegak (GZ) dapat diperoleh
secara trigonometry.
M
𝐴𝐷𝐽𝐴𝐶𝐸𝑁𝑇 𝑀𝑍
COS θ = =
θ 𝐻𝑌𝑃𝑂𝑇𝐸𝑁𝑈𝑆𝐸 𝐺𝑀
𝑂𝑃𝑃𝑂𝑆𝐼𝑇𝐸 𝐺𝑍
adjacent
SIN θ = =
𝐻𝑌𝑃𝑂𝑇𝐸𝑁𝑈𝑆𝐸 𝐺𝑀
𝑂𝑃𝑃𝑂𝑆𝐼𝑇𝐸 𝐺𝑍
G TG θ = =
opposite Z 𝐴𝐷𝐽𝐴𝐶𝐸𝑁𝑇 𝑀𝑍
26
M
OVERALL
STABILITY
G Z
B B1
RM = GZ x
CL
Contoh :
Solusi :
RM = 2,4 ft x 6.000 LT
RM = 0,73 m x 6.000 LT
RM = 4.384 M-ton
28
Kondisi Stabilitas :
Posisi titik gravitasi dan metasentris menunjukkan indikasi awal
stabilitas kapal.
Kalau terjadi permasalahan yang mengganggu stabilitas kapal,
maka dikelompokkan dalam :
Stabilitas Positif :
M
Metasentris berada di atas titik
gravitasi. Kalau kapal senget akan
membentuk lengan penegak, yang G Z
B B1
mendorong kapal tegak kembali.
29
Stabilitas Netral :
Metasentris berhimpit dengan titik G M
gravitasi. Kalau kapal senget tidak
membentuk lengan penegak,
sampai metasentris berpindah B
B1
setelah senget 70 – 100.
Stabilitas Negatif :
G
Titik gravitasi kapal berada di atas
M
metasentris, bila kapal senget
lengan penegak negatif terbentuk
yang akan mengakibatkan kapal B
B1
terbalik.
30
Kurva Statistik Stabilitas :
Bila suatu kapal disengetkan melalui berbagai sudut
senget dan lengan penegak untuk setiap derajat
senget diukur, maka dapat diperoleh kurva statistik
stabilitas.
Kurva ini adalah gambaran stabilitas kapal pada
muatan tertentu.
Lengan Penegak (Ft)
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Sudut Kemiringan (derajat)
60°
40°
20°
G Z G Z G Z
B B B
GZ = 1.4 FT GZ = 2.0 FT GZ = 1 FT
45o = 2.55 M 4
50o = 2.6 M
55o = 2.5 M
60o = 2.3 M 3
X X X
X X
2
X
1 X
GZ X
X
0X 57.3
10 20 30 40 50 60 70 80 90
ANGLE OF INCLINATION - DEGREES
Berbagai informasi bisa diperoleh dari kurva ini, diantaranya :
34
35