Anda di halaman 1dari 16

TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

BAB 12

MEMAHAMI STABILITAS KAPAL


bertambah tinggi dan akan menambah
pengaruh terhadap stabilitas.
12.1. Stabilitas Kapal
Stabilitas adalah keseimbangan dari Kaitannya dengan bentuk dan ukuran,
kapal, merupakan sifat atau maka dalam menghitung stabilitas
kecenderungan dari sebuah kapal kapal sangat tergantung dari
untuk kembali kepada kedudukan beberapa ukuran pokok yang
semula setelah mendapat senget berkaitan dengan dimensi pokok
(kemiringan) yang disebabkan oleh kapal.
gaya-gaya dari luar, atau stabilitas Ukuran-ukuran pokok yang menjadi
merupakan kemampuan sebuah kapal dasar dari pengukuran kapal adalah
untuk menegak kembali sewaktu panjang (length), lebar (breadth),
kapal menyenget oleh karena kapal tinggi (depth) serta sarat (draft).
mendapatkan pengaruh luar, misalnya Sedangkan untuk panjang di dalam
angin, ombak dan sebagainya. pengukuran kapal dikenal beberapa
Secara umum hal-hal yang mem- istilah seperti LOA (Length Over All),
pengaruhi keseimbangan kapal dapat LBP (Length Between Perpendicular)
dikelompokkan kedalam dua dan LWL (Length Water Line).
kelompok besar yaitu : Beberapa hal yang perlu diketahui
1. Faktor internal yaitu tata letak sebelum melakukan perhitungan
barang/cargo, bentuk ukuran stabilitas kapal yaitu :
kapal, kebocoran karena kandas 1. Berat benaman (isi kotor) atau
atau tubrukan displasemen adalah jumlah ton air
2. Faktor eksternal yaitu berupa yang dipindahkan oleh bagian
angin, ombak, arus dan badai. kapal yang tenggelam dalam air.
Oleh karena itu maka stabilitas erat 2. Berat kapal kosong (Light
hubungannya dengan bentuk kapal, Displacement) yaitu berat kapal
muatan, draft, dan ukuran dari nilai kosong termasuk mesin dan alat-
GM. Posisi M hampir tetap sesuai alat yang melekat pada kapal.
dengan style kapal, pusat buoyancy B 3. Operating load (OL) yaitu berat
digerakkan oleh draft sedangkan dari sarana dan alat-alat untuk
pusat gravitasi bervariasi posisinya mengoperasikan kapal dimana
tergantung pada muatan. Sedangkan tanpa alat ini kapal tidak dapat
titik M adalah tergantung dari bentuk berlayar.
kapal, hubungannya dengan bentuk
kapal yaitu lebar dan tinggi kapal, bila
lebar kapal melebar maka posisi M Displ = LD + OL + Muatan
DWT = OL + Muatan

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 152


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

B dan titik meta sentris (Meta centris)


atau titik M.
Dilihat dari sifatnya, stabilitas atau
keseimbangan kapal dapat dibedakan 12.1.1. Macam-Macam Keadaan
menjadi dua jenis yaitu stabilitas statis Stabilitas
dan stabilitas dinamis. Stabilitas
statis diperuntukkan bagi kapal dalam Pada prinsipnya keadaan stabilitas
keadaan diam dan terdiri dari stabilitas ada tiga yaitu Stabilitas Positif (stable
melintang dan membujur. Stabilitas equilibrium), stabilitas Netral (Neutral
melintang adalah kemampuan kapal equilibrium) dan stabilitas Negatif
untuk tegak sewaktu mengalami (Unstable equilibrium).
senget dalam arah melintang yang 12.1.1.1. Stabilitas Positif (Stable
disebabkan oleh adanya pengaruh Equlibrium)
luar yang bekerja padanya,
sedangkan stabilitas membujur adalah Suatu kedaan dimana titik G-nya
kemampuan kapal untuk kembali ke berada di atas titik M, sehingga
kedudukan semula setelah mengalami sebuah kapal yang memiliki stabilitas
senget dalam arah yang membujur mantap sewaktu menyenget mesti
oleh adanya pengaruh luar yang memiliki kemampuan untuk menegak
bekerja padanya. Stabilitas melintang kembali.
kapal dapat dibagi menjadi sudut 12.1.1.2. Stabilitas Netral (Neutral
senget kecil (00-150) dan sudut senget Equilibrium)
besar (>150). Akan tetapi untuk
Suatu keadaan stabilitas dimana titik
stabilitas awal pada umumnya
G-nya berhimpit dengan titik M. maka
diperhitungkan hanya hingga 150 dan
momen penegak kapal yang memiliki
pada pembahasan stabilitas melintang
stabilitas netral sama dengan nol, atau
saja.
bahkan tidak memiliki kemampuan
Sedangkan stabilitas dinamis untuk menegak kembali sewaktu
diperuntukan bagi kapal-kapal yang menyenget. Dengan kata lain bila
sedang oleng atau mengangguk kapal senget tidak ada MP maupun
ataupun saat menyenget besar. Pada momen penerus sehingga kapal tetap
umumnya kapal hanya menyenget miring pada sudut senget yang sama,
kecil saja. Jadi senget yang besar, penyebabnya adalah titik G terlalu
misalnya melebihi 200 bukanlah hal tinggi dan berimpit dengan titik M
yang biasa dialami. Senget-senget karena terlalu banyak muatan di
besar ini disebabkan oleh beberapa bagian atas kapal.
keadaan umpamanya badai atau
12.1.1.3. Stabilitas Negatif (Unstable
oleng besar ataupun gaya dari dalam
Equilibrium)
antara lain GM yang negative.
Suatu keadaan stabilitas dimana titik
Dalam teori stabilitas dikenal juga
G-nya berada di atas titik M, sehingga
istilah stabilitas awal yaitu stabilitas
sebuah kapal yang memiliki stabilitas
kapal pada senget kecil (antara 0–
negatif sewaktu menyenget tidak
15). Stabilitas awal ditentukan oleh 3 memiliki kemampuan untuk menegak
buah titik yaitu titik berat (Center of kembali, bahkan sudut sengetnya
gravity) atau biasa disebut titik G, titik akan bertambah besar, yang
apung (Center of buoyance) atau titik

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 153


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

menyebabkan kapal akan bertambah bukanlah merupakan suatu titik yang


miring lagi bahkan bisa menjadi tetap, akan tetapi akan berpindah-
terbalik. Atau suatu kondisi bila kapal pindah oleh adanya perubahan sarat
miring karena gaya dari luar , maka dari kapal. Dalam stabilitas kapal, titik
timbullah sebuah momen yang B inilah yang menyebabkan kapal
dinamakan momen penerus/Heiling mampu untuk tegak kembali setelah
moment sehingga kapal akan mengalami senget.Letak titik B
bertambah miring tergantung dari besarnya senget kapal
( bila senget berubah maka letak titik
12.1.2. Titik-Titik Penting dalam B akan berubah / berpindah. Bila
Stabilitas kapal menyenget titik B akan
Titik-titik penting dalam stabilitas berpindah ke sisi yang rendah.
antara lain adalah titik berat (G), titik 12.1.2.3. Titik Metasentris
apung (B) dan titik M.
Titik metasentris atau dikenal dengan
12.1.2.1. Titik Berat (Centre of titik M dari sebuah kapal, merupakan
Gravity) sebuah titik semu dari batas dimana
Titik berat (center of gravity) dikenal titik G tidak boleh melewati di atasnya
dengan titik G dari sebuah kapal, agar supaya kapal tetap mempunyai
merupakan titik tangkap dari semua stabilitas yang positif (stabil). Meta
gaya-gaya yang menekan ke bawah artinya berubah-ubah, jadi titik
terhadap kapal. Letak titik G ini di metasentris dapat berubah letaknya
kapal dapat diketahui dengan dan tergantung dari besarnya sudut
meninjau semua pembagian bobot di senget.Apabila kapal senget pada
kapal, makin banyak bobot yang sudut kecil (tidak lebih dari 150), maka
diletakkan di bagian atas maka makin titik apung B bergerak di sepanjang
tinggilah letak titik G-nya.Secara busur dimana titik M merupakan titik
definisi titik berat (G) ialah titik pusatnya di bidang tengah kapal
tangkap dari semua gaya-gaya yang (centre of line) dan pada sudut senget
bekerja kebawah. Letak titik G pada yang kecil ini perpindahan letak titik M
kapal kosong ditentukan oleh hasil masih sangat kecil, sehingga masih
percobaan stabilitas. Perlu diketahui dapat dikatakan tetap.
bahwa, letak titik G tergantung dari
pada pembagian berat dikapal. Jadi
selama tidak ada berat yang di geser,
titik G tidak akan berubah walaupun
kapal oleng atau mengangguk.
12.1.2.2. Titik Apung (Centre of
Buoyance)
Titik apung (center of buoyance)
diikenal dengan titik B dari sebuah
kapal, merupakan titik tangkap dari
resultan gaya-gaya yang menekan
tegak ke atas dari bagian kapal yang Gambar 12.1. Titik-Titik Penting
terbenam dalam air. Titik tangkap B dalam Stabilitas

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 154


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

Keterangan : Untuk kapal tipe V bottom, KB =


0,67d
K= lunas (keel)
Untuk kapal tipe U bottom, KB =
B= titik apung (buoyancy)
0,53d
G = titik berat (gravity)
12.1.3.3. BM (Jarak Titik Apung ke
M= titik metasentris (metacentris) Metasentris)
d= sarat (draft) BM dinamakan jari-jari metasentris
D= dalam kapal (depth) atau metacentris radius karena bila
kapal mengoleng dengan sudut-sudut
CL = Centre Line yang kecil, maka lintasan pergerakan
WL= Water Line titik B merupakan sebagian busur
lingkaran dimana M merupakan titik
12.1.3. Dimensi Pokok dalam pusatnya dan BM sebagai jari-jarinya.
Stabilitas Kapal Titik M masih bisa dianggap tetap
karena sudut olengnya kecil (100-
Dimensi pokok dalam stabilitas antara
150).BM = b2/10 d.
lain :
dimana : b = lebar kapal (d = draft
12.1.3.1. KM (Tinggi titik metasentris
kapal (m))
di atas lunas)
12.1.3.4. KG (Tinggi Titik Berat dari
KM ialah jarak tegak dari lunas kapal
Lunas)
sampai ke titik M, atau jumlah jarak
dari lunas ke titik apung (KB) dan Nilai KB untuk kapal kosong diperoleh
jarak titik apung ke metasentris (BM), dari percobaan stabilitas (inclining
sehingga KM dapat dicari dengan experiment), selanjutnya KG dapat
rumus : dihitung dengan menggunakan dalil
KM = KB + BM momen. Nilai KG dengan dalil momen
ini digunakan bila terjadi pemuatan
atau pembongkaran di atas kapal
dengan mengetahui letak titik berat
Diperoleh dari diagram metasentris
suatu bobot di atas lunas yang disebut
atau hydrostatical curve bagi setiap
dengan vertical centre of gravity
sarat (draft) saat itu.
(VCG) lalu dikalikan dengan bobot
12.1.3.2. KB (Tinggi Titik Apung dari muatan tersebut sehingga diperoleh
Lunas) momen bobot tersebut, selanjutnya
Letak titik B di atas lunas bukanlah jumlah momen-momen seluruh bobot
suatu titik yang tetap, akan tetapi di kapal dibagi dengan jumlah bobot
berpindah-pindah oleh adanya menghasilkan nilai KG pada saat itu.
perubahan sarat atau senget kapal .
dimana d = draft kapal M
Untuk kapal tipe plat bottom, KB = KG total =
0,50d W

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 155


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

Dimana : Pada waktu kapal miring, maka titik B


pindak ke B1, sehingga garis gaya
M = Jumlah momen (ton)
berat bekerja ke bawah melalui G dan
W = Jumlah perkalian titik berat gaya ke atas melalui B1 . Titik M
dengan bobot benda (m ton) merupakan busur dari gaya-gaya
tersebut. Bila dari titik G ditarik garis
12.1.3.5. GM (Tinggi Metasentris)
tegak lurus ke B1M maka berhimpit
Tinggi metasentris atau metacentris dengan sebuah titik Z. Garis GZ inilah
high (GM) yaitu jarak tegak antara titik yang disebut dengan lengan penegak
G dan titik M. (righting arms). Seberapa besar
kemampuan kapal tersebut untuk
Dari rumus disebutkan :
menegak kembali diperlukan momen
M = KM – KG penegak (righting moment).
GM = (KB + BM) – KG Pada waktu kapal dalam keadaan
senget maka displasemennya tidak
berubah, yang berubah hanyalah
Nilai GM inilah yang menunjukkan faktor dari momen penegaknya. Jadi
keadaan stabilitas awal kapal atau artinya nilai GZ nyalah yang berubah
keadaan stabilitas kapal selama karena nilai momen penegak
pelayaran nanti sebanding dengan besar kecilnya nilai
12.1.3.6. Momen Penegak (Righting GZ, sehingga GZ dapat dipergunakan
Moment) dan Lengan untuk menandai besar kecilnya
Penegak (Righting Arms) stabilitas kapal.

Momen penegak adalah momen yang Untuk menghitung nilai GZ sebagai


akan mengembalikan kapal ke berikut:
kedudukan tegaknya setelah kapal Sin  = GZ/GM
miring karena gaya-gaya dari luar dan
gaya-gaya tersebut tidak bekerja lagi . GZ = GM x sinus 
Moment penegak = W x GZ
12.1.3.7. Periode Oleng (Rolling
Period)
Periode oleng dapat kita gunakan
untuk menilai ukuran stabilitas.
Periode oleng berkaitan dengan tinggi
metasentrik. Satu periode oleng
lengkap adalah jangka waktu yang
dibutuhkan mulai dari saat kapal
tegak, miring ke kiri, tegak, miring ke
kanan sampai kembali tegak kembali.
Untuk menggambarkan hubungan
antara tinggi metasentrik (GM) dengan
Gambar 12.2. Momen Penegak periode oleng adalah dengan rumus :
atau Lengan
Penegak

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 156


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

r = berat jenis di dalam tanki


0,75 dibagi berat jenis cairan di
T= luar kapal
GM l = panjang tanki
b = lebar tanki
dimana:
W = displasemen kapal
T = periode oleng dalam detik
12.1.4. Koefisien Balok
B = lebar kapal dalam meter
Koefisien balok (cb) ialah bilangan
Yang dimaksud dengan periode oleng yang menyatakan perbandingan
disini adalah periode oleng alami antara volume (isi) kapal yang
(natural rolling) yaitu olengan kapal air terbenam di dalam air dengan volume
yang tenang. sebuah balok air yang panjangnya
12.1.3.8. Pengaruh Permukaan sama dengan panjang kapal, lebarnya
Bebas (Free Surface sama dengan lebar kapal dan
Effect) tingginya sama dengan sarat kapal.
Koefisien balok dapat dinyatakan
Permukaan bebas terjadi di dalam dengan rumus sebagai berikut:
kapal bila terdapat suatu permukaan
cairan yang bergerak dengan bebas,
bila kapal mengoleng di laut dan
cairan di dalam tanki bergerak-gerak Cb =
akibatnya titik berat cairan tadi tidak
lagi berada di tempatnya semula. Titik
G dari cairan tadi kini berada di atas dimana, V = isi benaman kapal
cairan tadi, gejala ini disebut dengan
kenaikan semu titik berat, dengan L = pj kapal
demikian perlu adanya koreksi B = lb kapal
terhadap nilai GM yang kita
perhitungkan dari kenaikan semu titik d = sarat kapal (draft)
berat cairan tadi pada saat kapal Nilai koefisien balok (Cb) ini berbeda-
mengoleng sehingga diperoleh nilai beda berdasarkan type kapal
GM yang efektif. Perhitungan untuk
koreksi permukaan bebas dapat Kapal kotak Cb= 1  KB = 0,5 d
mempergunakan rumus : Kapal U Cb= 0,8  KB = 0,55 d
Kapal V Cb= 0,7  KB = 0,53 d
l x b3
gg1 = r . x ________ Sedangkan
12 x 35 x W V = cb x L x B x d
 = V x Berat Jenis
dimana:  = Cb x L x B x d x Bj
gg1 = pergeseran tegak titik G ke
G1

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 157


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

Contoh :
= = 31,787%
(a). Sebuah kapal panjang 360
kaki, lebar 50 kaki Cb = 0,75,
terapung di air yang  tons = 635 tons
mempunyai berat jenis =
1,010 pada sarat 23 kaki. (b). Sebuah kapal berbentuk
kotak 150 kaki x 30 kaki x 20
Hitung displacement kapal
kaki. Bila dimuati dan terapung di
(tons)
air laut displacementnya 2000
Jawab : tons.
V = cb x L x B x d Hitunglah tenaga apung
cadangannya (%)
= 0,75 x 360 x 50 x 23
Jawab :
= 310 x 50 Cft
 = V x Berat Jenis  =
= 310 . 500 cft x 1,010
= 313605 cft =

 = = 19600313 2000 =

lbs

= = 8750,1 tons
d =
 =
= = 15,176
kaki
 = 8960,14 ton V kapal =LxBxD

 = = 150 x 30 x 20 x 1
90.000 cft
V kapal = 90.000 cft = 100% V yang terbenam =LxBxd
V benaman = 68.292 cft = 150 x 30
x 15,176 = 68.292 cft
= = 75,88%
selisih = 21.708 cft
Selisih V kapal = 90.000 cft Tenaga apung cadangan
V benaman = 68.292 cft
= = 31,78%
Selisih = 21.708 cft

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 158


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

(c). Sebuah kapal berbentuk katak 50 Berapa ton berat barang yang dimuat
kaki x 15 kaki x 6 kaki terapung di tersebut?
air laut pada sarat 3 kaki 6 inci. Jawab : dz = 12’.06’’
Hitunglah displacement dan dx = 12’.00’’
tenaga apung cadangan (ton)
Berat muatan = TPI x d
Jawab :
= 20 x 6’’ = 120 tons
 = volum air laut = A ft2 x d
= A ft2 x 1/12 ft
=
vol V = A/12 ft3
1 longtons al V = 35 ft3
=
2 longtons al V = 2 . 35 ft3
 = 76,2 tons W longtons al V = W . 35 ft3
V kapal = L x B x D= 50 x 15 x 6
W= ft3 = x 35 ft
= 4.500 cft
V yang terbenam =LxBxd TPI =  A = 420 TPI
= 50 x 15 x
3,1 = 2.625 cft 12.1.6. Koefisien Bidang Air
selisih = 1875 cft (Waterplane Coeficient)
Koefisien bidang air biasa dikenal
dengan simbol Cp atau p. Cp adalah
Tenaga apung cadangan bilangan yang mengatakan perban-
dingan antara luas bidang air pada
= = 71,43% sarat tertentu dengan sebuah empat
persegi panjang yang panjang dan
12.1.5. Tons Per-inch Immersions lebarnya sama dengan panjang kapal.
(TPI) Cp digambarkan dengan rumus:
TPI ialah jumlah berat yang diperlukan
Cp =
untuk menambah/ mengurangi sarat
kapal sebesar 1 inchi. Atau jumlah
berat yang harus dibongkar/ Kembali kepada BM =
dimuatkan untuk merobah sarat kapal
sebesar 1 inchi.
Contoh : J=  BM =
Diketahui TPI kapal = 20 ton. Sarat
awal kapal 12’.00’ setelah dimuat Untuk kapal bentuk kotak BM
barang saratnya menjadi 12’,06.

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 159


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

KG = 109.500 = 19.9 kaki


=
5.500
BM = B2/12 D 2. Sebuah kapal mempunyai
Untuk kapal bentuk biasa displacement = 5000 ton dan titik
beratnya terletak 20’ diatas lunas.
Dibongkar 200 ton, 5 kaki diatas
J = lunas dan 300 ton, 15 kaki diatas
lunas, Berapakah KG setelah
pembongkaran ?
BM = kB2/12Dcb
Berat x VCG = momen
k = merupakan suatu konstanta yang
besarnya tergantung dari Cp 5000 x 20 = 100.000
- 200 x 5 = 1.000
12.1.7. Menghitung KG
- 300 x 15 = 4.500
Berbagai metode yang biasa
digunakan dalam menghitung KG
diantaranya adalah :  Berat 4500 x KG = 94.500
1. Nilai KG untuk kapal kosong KG = 94.500/4.500=21 kaki
diperoleh dari percobaan stabilitas/
inclining experiment 3. Displcement sebuah kapal ialah
8000 ton dengan KG = 21 kaki
2. Momen-momen dihitung terhadap
lunas bidang kapal Dimuat = 800 ton
dengan titik berat 15 kaki diatas
3. Letak titik berat suatu bobot diatas lunas
lunas kapal disebut VCG = Vertical
centre of grafity . 600 ton dengan titik berat 3
kaki diatas lunas
Contoh :
1200 ton dengan titik berat 10
1. Sebuah kapal mempunyai dis- kaki diatas lunas
placement = 5000 ton dan titik
beratnya terletak 20 diatas lunas, Di bongkar = 1000 ton
dimuat 200 ton 10 diatas lunas dengan ttk berat 8 kaki diatas
dan 300 ton 5 di atas titik berat lunas
kapal semula. Berapa KG setelah 700 ton dengan ttk berat 4 kaki
pembongkaran diatas lunas
Berat x VCG = moment 500 ton dengan ttk berat 12 kaki
5000 x 20 = 100.000 diatas lunas
+ 200 x 10 = 2.000 Berapa KG setelah bongkar muat?
+ 300 x 25 = 7.500 Berat x vcg = Momen
+ 8000 x 21 = 168.000
5500 x KG = 109.500 + 600 x 3 = 1.800

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 160


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

+ 800 x 15 = 12.000 b. Jika ruangan diisi akibat


bermacam-macam muatan titik G
+ 1.200 x 10 = 12.000
dapat dibentuk dengan jalan
- 1000 x 8 = - 8.000 mengira.
- 700 x 4 = - 2.800 c. Bagi muatan yang sejenis
- 500 x 12 = - 6.000 mengira-ngiranya lebih mudah
momennya merupakan hasil
8.400 x KG = 177.000 perkalian bobot muatan dengan
KG = 177.000/ 8.400 = 21 kaki jarak G diatas lunas.

12.1.8. Cara Mendapatkan KG (VCG) Contoh :


Kapal Kosong Pada Saat 1. Palkah kapal berisi ikan tuna 100
Pemuatan dan ton tingginya 4 kaki diatas dasar
Pembongkaran berganda, tangki BB 2 buah di kiri
Untuk memperoleh KG dapat kanan palkah ikan berisi BB 40 ton
dilakukan dengan cara mendapatkan tinggi 6 kaki diatas dasar
nilai G dan perubahannya baik secara berganda, tangki air tawar diatas
vertical maupun horizontal. tangki BB melintang kapal berisi
80 ton air tawar tingginya 6 kaki
Nilai titik G diperoleh dari percobaan diatas tangki BB.
stabilitas pada saat kapal kosong
Tinggi dasar berganda 4 kaki
Sedangkan titik G baru yaitu titik G
yang telah berubah (karena pemuatan Hitung VCG (KG) kapal tersebut ?
atau pemabongkaran) dapat diketahui Ada dua cara menghitung VCG
dengan menggunakan dalil momen.
1. Menghitung VCG ruangan
Perubahan titik G vertikal diatas dasar berganda
Cara yang dipakai untuk
mengetahuinya adalah : Macam Berat Momen
1. Membagi momen akhir dengan muatan
jumlah bobot akhir.
- IkanTuna 100 2 200
KG1 =
- BB 2 40 (2) 3 240
- Air Tawar 80 9 720

2. Mengetahui titik G dari setiap 260 1160


ruangan yang ada di kapal melalui
capasity plan kapal, yaitu :
a. Jika ruangan diisi oleh satu jenis
(macam) muatan saja titik berat VCG ruangan = = 4,46
(G) ruangan langsung dapat kita
ketahui. Dasar berganada = 4KG kapal
= 8,46

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 161


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

2. Menghitung VCG kapal Perubahan titik G karena geseran ke


bawah atau ke atas
Macam Berat VCG Momen
Contoh kasus :
muatan
Sebuah kapal dengan displacement
1.000 ton dengan KG = 25 kaki,
- Tuna 100 6 600
memindahkan muatan seberat 25 ton
- BB 2 40 (2) 7 560 20 kaki keatas. Berapa nilai G yang
baru ? berapa kaki bergesernya ?
Air Tawar 80 13 1040
Berat kapal tidak beruabah, hanya
260 2200 sebagian berat yang berpindah 
artiya letak titik G yang berpindah.

Berat kapal KG Moment


KG Baru = = 8,46
()
Perubahan Titik G mendatar Keadaan 100 25 25.000
(horizontal) sauh 0
Perubahan titik G pada prinsipnya Kru 25
terjadi apabila ada muatan yang 20’ 500
perpindahan
digeser. Artinya titik akan berubah
apabila ada pergeseran muatan diatas
kapal. Oleh karena itu unsur-unsur 125 KG’ 25.500
yang diperhitungkan dalam
pergeseran / perubahan horizontal
yaitu:
KG = = 25,5
Berat bobot yang dimuat dan
kemudian di geserkan (W)
KG lama = 25
a. Jarak geseran (d)
GG= 0,5
b. Titik berat kapal tanpa muatan (G)
Perubahan KG = 0,5 ke atas  (GG)
c. Titik berat kapal dengan bobot
geseran di sebelah kiri (G1) GG = KG - KG
d. Titik berat kapal dengan bobot
geseran di sebelah kanan (G2)
Untuk melihat pergeseran titik berat GG = Moment karena perubah
() perhatikan rumus berikut:

G2 // AB
G1G2 : AB = GG1 : GA
G1G2 : d =W : G1G=2 =
 G1G2 = W x 25 = bobot yang dipindah = W

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 162


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

20 = jarak perpindahan = d
GG =
GG=
d = KG lama - KG perpindahan
Pergeseran titik G karena pemuatan Contoh soal :
dan pembongkaran Memuat
Contoh kasus :
GG =
Sebuah kapal  = 1500 ton, KG = 12,
dimuat 200 ton dengan titik berat 10
di atas lunas. Ditanya : bagaimana =
pengaruh muatan tersebut terhadap
KG awal ?
=
Cara lama
= -0,186
Muatan Berat KG Momen
GG = -0,019
Disp 1500 x 12 = 18.000
KG = 22
Dimuat 200 x 10 = 2.000
KG  = 21,81 kaki
1700 x KG 20.000 Membongkar

GG =
KG = = 11765

GG= KG - KG = 11765 – 12.000 =


= -0,235
atau = =

GG = GG = -3,615


KG = 16
Rumus Memuat
KG  = 12,38
GG = KM = 13,50
GM = 1,12 kaki
GG =

d = KG perpindahan – KG lama 12.1.9. Menghitung KM


Seperti telah diterangkan sebelumnya
bahwa titik M adalah sebuah titik
Rumus Membongkar semu yang letaknya selalu berubah-
ubah (meta) dan tidak boleh dilampaui

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 163


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

oleh titik G agar kapal tetap GM-nya terlalu besar sehingga


mempunyai stabilitas positif. Disebut
momen penegaknya terlalu besar
metasentrum karena merupakan titik
pusat yang selalu bergerak dan Sifat :
berubah-ubah tempatnya. KM ialah Olengan cepat dan menyentak-
jarak tegak dari lunas kapal sampai ke nyentak
titik M. Nilai KM tidak dapat dihitung
dengan perhitungan biasa tetapi Kerugian :
sudah ditentukan oleh si perencana tidak nyaman bagi orang di kapal dan
(naval architect). Nilai KM selalu dapat merusak konstruksi
berubah-ubah sesuai dengan
perubahan sarat dan bentuk kapal Mengatasi :
serta sudut senget kapal. 1. Mengosongkan tanki dasar
Ada berbagai cara menghitung KM berganda
yaitu: 2. Memindahkan muatan dari bawah
1. Dengan rumus KM = KG + GM ke atas agar letak titik G
bertambah ke atas sehingga GM
2. Dengan rumus KM = KB + BM bertambah kecil.
3. Dengan diagram metasentrum (1). KM = KB + BM,
(a). Kapal langsar / tender penentu titik B dan M
Kapal:Stabilitas positif B  KB diperoleh dari :
Sebab: (a). Untuk kapal berbentuk katak
GM-nya kecil, sehingga kembali
KB = ½ sarat kapal
ke kedudukan tegak lamban
karena konsentrasi muatan ada KB = ½ D
di bagian atas kapal.
(b). Untuk kapal berbentuk V
Sifat : Olengan lambat
KB = 2/3 sarat kapal
Kerugian : Apabila cuaca buruk
kapal mudah terbalik KB = 2/3 D

Mengatasi : (c). Untuk kapal berbentuk U


1. Mengisi penuh tangki dasar KB = D
berganda
2. Memindahkan muatan dari atas
ke bawah, untuk menurunkan
(d). Rumus Morrish
letak titik G agar GM
bertambah besar.
KB =
(b). Kapal Kaku / Stif
Kapal :Stabilitas positif D = sarat

Sebab : V = volume benaman

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 164


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

A = luas bidang air pada badan 2. Untuk itu diperlukan suatu diagram
kapal yaitu diagram metacenter lukisan
berbentuk bagan dari KB dan BM,
M  merupakan titik potong
serta saratnya KM dapat diperoleh
antara  dengan garis gaya
bagi setiap sarat pada saat itu.
melalui titik apung 9b0
3. Apabila KG diketahui dan KM
BM = diperoleh dari diagram maka GM
dapat dihitung.
 4. Apabila GM akhir ditentukan
sedangkan nilai KM dapat
diperoleh dari diagram itu, maka
BM = V KG akhir dapat ditentukan.
=  BD 5. Diagram metacenter dilukis bagi
sarat antara displacement kapal
J : adalah momen enersial kosong dan displacement kapal
(kelambanan) yaitu suatu momen penuh (hight and load
atau kuantitas dari massa seluruh displacement)
partikel suatu benda yang
berkedudukan pada sumbu
benda tersebut.
J1 =   ½ B dy
J2 =   ½ B dy
J12 =   ½ B dy dy
=   ½ ½ B2 dy dy
=  ½ ½ 1/3 B3

=  1/12 B3

BM = =

Mencari KM dengan diagram


Metacenter ;
1. Setelah selesai memuat /
membongkar pwa yang
bertanggung jawab terhadap
muatan harus segera mengetahui
GMnya  apakah terlalu besar
atau terlalu kecil.

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 165


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 166


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

Anda mungkin juga menyukai