Anda di halaman 1dari 15

TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

BAB
5. 3.
6.
MELAKUKAN PENCEGAHAN & PEMADAMAN KEBAKARAN
7. Karet
DI KAPAL
3.1.1.1. Kelas B (Bahan Cair dan Gas)
Penyebab utama kebakaran di atas kapal
adalah akibat kelalaian manusia, karena tidak Contoh bahan cair dan gas yang terbakar :
ditaatinya prosedur kerja yang telah ditetapkan 1. Bensin
dan tidak melakukan pencegahan kebakaran
sedini mungkin. 2. Solar
3.1. Klasifikasi Api dan Memilih Media 3. Minyak tanah
untuk Pemadamannya 4. Minyak pelumas
Terjadinya api di kapal karena adanya unsur- 5. Asetilin
unsur bahan bakar, panas dan oksigen (segitiga
6. LPG
api), lihat Gambar 3.1
3.1.1.2. Kelas C (Bahan Listrik)
Contoh bahan listrik yang mudah terbakar di
kapal:
1. Peralatan navigasi
2. Instalasi listrik kapal
3. Generator pembangkit listrik
4. Motor listrik
3.1.1.3. Kelas D (Bahan Logam)
Contoh bahan logam yang terbakar :
1. Besi
2. Baja
Gambar 3.1 Segitiga Api 3. Aluminium
4. Kuningan
Pengklasifikasian kebakaran bertujuan untuk 5. Tembaga
memudahkan pemadaman kebakaran dengan
menggunakan media pemadam yang sesuai. 3.1.2. Jenis-jenis Api
3.1.1. Klasifikasi kebakaran Menurut Berdasarkan bahan yang terbakar, api
National Fire Protection Association dibedakan menjadi beberapa jenis. Hal ini
(NFPA) dilakukan dengan tujuan untuk memilih alat
pemadam yang tepat untuk api tersebut, karena
Menurut National Fire Protection Association tidak sembarang api dapat dipadamkan dengan
(NFPA) ada beberapa klasifikasi kebakaran, alat pemadam yang sama. Jenis - Jenis api :
antara lain sebagai berikut
1. Api kelas A adalah api yang berasal dari
3.1.1.1. Kelas A (Bahan Padat) bahan yang mudah terbakar seperti : kayu,
Contoh bahan padat yang terbakar : kertas, tekstil dan sebagainya.
1. Kayu 2. Api Kelas B adalah nyala api dari bahan
minyak, solar, bensin dan sebagainya.
2. Kertas
3. Api Kelas C adalah api yang berasal dari
3. Plastik arus listrik (Korsleting).
4. Tekstil

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 31


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

4. Api Kelas D adalah api yang berasal dari menggunakan media pemadam dari tepung
logam seperti titanium, sadrium, dan kimia :
sebagainya.
1. Ambil tabung pemadam dry chemical
3.1.3. Media Pemadaman powder dari tempatnya.
Berasal dari jenis-jenis api yang disebut di 2. Bawa ke tempat kebakaran.
atas, nantinya suatu kebakaran juga 3. Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya
digolongkan sesuai dengan jenis apinya.
Dengan mengetahui jenis api kebakaran, maka 4. Putuskan lead seal (loces)
dapat dipilih media pemadamnya . 5. Cabut split pen (pen penahan)
Karena kesalahan dalam penggunaan media 6. Pegang nozzle dengan tangan kiri ke arah
pemadam dapat lebih membahayakan, atas
misalnya: penggunaan air sebagai media
pemadam api adalah tepat untuk api kelas A 7. Tekan katup dengan tangan kanan
saja. Untuk api kelas lainnya (B,C dan D) 8. Semprotkan nozzle ke arah api
kurang baik, bahkan untuk api kelas B justru
membahayakan. Media pemadam kebakaran
dapat dibagi 4 antara lain :
3.1.3.1. Busa (foam)
Jenis pemadam busa (foam) digunakan
terutama untuk memadamkan kebakaran kelas
A, dan dapat juga digunakan untuk
memadamkan kebakaran B dan D. Cara
pemadaman dengan busa :
1. Ambil tabung pemadam busa dari
tempatnya.
2. Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya
(bila ada)
3. Balik tabung tersebut sambil mengarahkan
nozzle ke api
4. Semprotkan pemadam busa ke arah api.
Gambar 3.3. Pemadam
Tepung Kimia
3.1.3.3. Karbon Dioksida (CO2)
Jenis pemadam karbon dioksida (CO2)
digunakan terutama untuk memadamkan
kebakaran kelas C, dan dapat juga digunakan
untuk memadamkan kebakaran kelas A dan B.
Cara pemadaman dengan karbon dioksida
adalah sebagai berikut :
1. Ambil tabung pemadam dari tempatnya.
2. Bawa ke tempat kebakaran.
Gambar 3.2. Pemadam Busa
3. Lepaskan selang dan nozzle dari jepitnya.
3.1.3.2. Tepung kimia (dry chemical)
4. Putuskan lead seal (loces)
Jenis pemadam tepung kimia (dry chemical)
5. Pegang nozzle dengan tangan kiri ke arah
digunakan terutama untuk memadamkan
atas
kebakaran kelas A, dan dapat juga digunakan
untuk memadamkan kebakaran kelas B dan C. 6. Tekan katup dengan tangan kanan
Cara pemadaman kebakaran dengan (tujuannya untuk mencoba, apakah alat
pemadam berisi atau tidak)

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 32


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

7. Semprotkan nozzle pemadam CO2 ke arah Karena syarat yang diperlukan di atas maka
api. semua selang air yang digunakan untuk
pemadam dibuat secara berlapis-lapis, antara
lain:
1. Lapisan pertama sebelah dalam, biasanya
dibuat dari bahan latex murni yang diolah
dengan kuat, licin dan rata. Dengan
demikian lapisan sebelah dalam merupakan
lapisan yang kuat menahan tekanan air yang
tinggi, serta memungkinkan air mengalir
dengan sempurna.
2. Lapisan tengah, dapat dibuat dari benang-
benang syntetis yang dianyam sedemikian
rupa sehingga menjadi satu lapisan yang
kuat dan tahan gesekan. Sedangkan lapisan
luar dibuat dari benang syntetis dan tetoron,
diolah secara khusus dengan bahan karet.
Selanjutnya seluruh lapisan diperkuat dengan
bahan syntetis fiber sehingga komposisi lapisan
Gambar 3.4. Tabung Pemadam
menjadi elastis dan kuat, serta tetap ringan dan
Karbondioksida tahan terhadap panas.
3.1.3.4. Air Selang-selang air tersebut dibuat dalam
berbagai ukuran, baik panjang maupun
Prosedur pemadaman dengan menggunakan air
diameternya. Yang dipergunakan dikapl-kapal,
adalah sebagai berikut :
pada umumnya dengan ukuran panjang 15
1. Ambil selang pemadam dari box penyimpan meter, 20 meter dan 30 meter, dengan diameter
selang. dari 1,5 ” – 3 ” . Jumlah maupun macamnya
2. Memasang selang pemadam ke hidrant dan telah ditentukan sesuai dengan besar kecilnya,
pasang nozzle penyemprot air. demikian juga dengan perlengkapan coupling
dan nozzle-nozzle-nya.
3. Menghidupkan pompa pemadam.
Untuk memudahkan penggunaannya selang air
4. Arahkan penyemprot air ke tempat harus disimpan dalam keadaan tergantung
kebakaran. sedemikian rupa, agar sewaktu-waktu jika
diperlukan dapat cepat dipasang, serta aman
3.2. Peralatan Pemadam Kebakaran bagi petugasnya. Sebelum disimpan ditempat
Peralatan pemadam kebakaran yang harus penyimpanan, selang yang selesai digunakan
tersedia di atas kapal antara lain : perlu dibersihkan dari kotoran-kotoran yang
melekat, sisa-sia oli dan lain-lain.
3.2.1. Selang Air Pemadam Kebakaran dan
Penyemprot 3.2.2. Peralatan Pemadam Kebakaran
Yang Dapat bergerak
Selang air pemadam biasanya dibuat secara
khusus sesuai dengan fungsi yang diperlukan Seperti telah diketahui, bahan pemadam
dalam tugas-tugas pemadam kebakaran. kebakaran dapat ditempatkan dalam tabung
Syarat-syarat selang air pemadam kebakaran untuk berbagai ukuran, sehingga sewaktu
yang baik, adalah sebagai berikut : diperlukan mudah digunakan. Tabung pemadam
disebut portable (mudah untuk dibawa-bawa)
1. Harus kuat menahan tekanan yang tinggi
bila berat tabung dan isinya tidak lebih dai 16
2. Harus dilapisi bahan yang tahan api kg, sedangkan tabung yang lebih besar, berat
seluruhnya tidak lebih dari 30 kg. Bila beratnya
3. Tahan gesekan
lebih dari 30 kg biasanya tabung dipasang pada
4. Tahan pengaruh zat-zat kimia tempat yang mempunyai roda.
5. Mempunyai sifat-sifat yang kuat, ringan dan Pabrik pembuatan alat-alat pemadam
elastis kebakaran diharuskan memasang label hasil
produksinya. Hal ini diwajibkan agar tidak terjadi

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 33


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

kekeliruan pada waktu menggunakan, sebab Entry suit adalah suatu baju yang dapat
kekeliruan pemakaian alat dapat menimbulkan melindungi pemakainya pada saat melakukan
akibat fatal. Sebaiknya, konsumen/ pemakai alat pemadaman kebakar-an dan tahan sampai
pemadam api, instansi pemerintah, swasta, temperatur sampai 815,50 C.
pabrik-pabrik, kapal-kapal dan sebagainya,
harus mewajibkan setiap karyawannya
mengetahui dengan tepat fungsi dari tabung-
tabung pemadam dan bagaimana cara
memakainya.
Dengan demikian diharapkan dapat diambil
tindakan yang tepat pada awal kejadian
kebakaran. Keterangan-keterangan yang harus
dicantumkan pada label portable adalah :
1. Jenis bahan-bahan pemadam yang disikan
di dalamnya.
2. Kelas-kelas yang dapat dipadamkan.

3.2.3. Peralatan Pemadam Api Yang Dapat


Dijinjing (Apar)
Peralatan Pemadam Api yang dapat dijinjing
adalah peralatan pemadam api yang berukuran
kecil, yang dapat dibawa dan digunakan oleh Gambar 3.5. Baju Tahan Api
satu orang. Peralatan ini juga sering disebut
Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Alat ini 3.3.2. Baju Tahan Panas (Proximity Suit)
beratnya berkisar antara 0,5 - 16 Kg. Proximity suit terdiri dari baju yang menutupi
Keunggulan dari alat ini yaitu ringan dan dapat tubuh, helm pelindung kepala, sarung tangan
dibawa dan dioperasikan oleh satu orang. tebal dan sepatu boot khusus. Perlengkapan ini
Sedangkan kelemahannya yaitu tidak dapat berguna untuk penahan panasnya kebakaran
memadamkan api yang berukuran besar. dan biasanya digunakan oleh regu pemadam
Jenis-Jenis Alat Pemadam Api Ringan (APAR) kebakaran.
antara lain :
3.3.3. Alat Pelindung Pernafasan (breathing
1. Chemical foam jenis balik (tanpa kran atau apparatus)
seal)
Breathing apparatus adalah suatu alat yang
2. Chemical foam jenis kran atau seal berfungsi sebagai alat bantu pernafasan pada
3. Dry powder jenis Yamato saat menolong korban di dalam ruangan yang
berasap, beracun, lembab dan kekurangan
4. Bromo Chlorohpydi Fluoro methane (BCF) oksigen di dalam ruangan kapal . Breathing
5. Carbon Tetra Chloride (CTC) apparatus tersebut dapat dilihat pada Gambar
10. Alat pelindung pernapasan terdiri ini dari
6. Carbon Dioxide (CO2) bagian:
3.3. Perlengkapan Personil Pemadam 1. Botol oksigen
Kebakaran Botol oksigen terbuat dari bahan logam atau
Perlengkapan pemadam kebakaran adalah aluminium yang berfungsi sebagai
suatu perlengkapan yang digunakan personil penyimpan oksigen sampai bertekanan 350
untuk melakukan pemadaman kebakaran di bar
kapal. Perlengkapan pemadaman kebakaran 2. Penggendong (harness)
terdiri dari:
Penggendong alat pelindung pernapasan
3.3.1. Baju Tahan Api (Entry Suit) yang terbuat dari bahan sintetis dan

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 34


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

berfungsi sebagai tempat pengikat botol Bila keseimbangan reaksi tersebut diganggu
oksigen maka reaksi akan terhenti atau api akan padam.
Oleh karena itu dasar-dasar dari sistem
3. Masker
pemadam api sesungguhnya adalah:
Masker terbuat dari bahan kaca dan karet pengrusakan keseimbangan reaksi api.
yang berfungsi sebagai pelindung Perusakan keseimbangan reaksi tersebut dapat
pernafasan dan dilengkapi regulator untuk dilakukan dengan tiga cara antara lain:
pengatur oksigen dari botol.
3.4.1.1. Cara Penguraian
Cara penguraian adalah suatu usaha
pemadaman api dengan jalan memisahkan atau
menyingkirkan bahan-bahan yang mudah
terbakar dari api (lihat Gambar 3.7).

Gambar 3.7. Cara Penguraian


3.4.1.2. Cara Pendinginan
adalah pemadaman api dengan jalan
menurunkan panas, sehingga temperatur bahan
yang terbakar turun sampai di bawah titik
nyalanya.
Gambar 3.6 Alat Pelindung
Pernapasan
3.4. Cara-Cara Pencegahan
Terjadinya Kebakaran
Prinsip utama untuk memadamkan kebakaran
adalah dengan meniadakan keseimbangan
ketiga unsur segitiga api (bahan bakar, panas
dan oksigen). Gambar
3.4.1. Prinsip Pencegahan Kebakaran 3.8. Cara Pendinginan
3.4.1.3. Cara Isolasi
Bahwa nyala api sebenarnya adalah suatu
reaksi dari tiga unsur yang berkumpul yaitu, adalah pemadaman api dengan jalan
bahan bakar (fuel), panas (energy) dan oksigen. menurunkan kadar oksigen sampai di bawah
Reaksi dari ketiga unsur tersebut di atas 12%. cara ini disebut juga lokalisasi, yaitu
hanya akan menghasilkan nyala api bila mencegah reaksi dengan oksigen (lihat gambar
berjalan dengan cepat dan seimbang. 3.9).
Bila salah satu unsur ditiadakan atau kadarnya
berkurang, maka dengan sendirinya nyala api
akan padam. Reaksi ketiga unsur tersebut
digambarkan dalam satu segitiga yang disebut
segi tiga api. Reaksi yang tergambar pada
segitiga api adalah reaksi berantai yang
berjalan dengan seimbang.

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 35


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

dalam taraf latihan sebaiknya harus selalu


didampingi pekerja yang sudah
berpengalaman.
8. Pekerja yang bertugas jaga harus
melaksanakan kewajibannya dengan baik.
Lakukan pengontrolan dan pengecekan
bekerjanya peralatan sesering mungkin.
Perhatikan sekeliling apakah timbul asap
atau mungkin tercium bau kabel yang
Gambar 3.9. Cara Isolasi terbakar, dan sebagainya.
9. Bila terpaksa melakukan perbaikan,
3.4.2. Tindakan Pencegahan
sedangkan beberapa peralatan lain masih
3.4.2.1. Tindakan Pencegahan di Kamar bekerja, perhatikan tindakan-tindakan
Mesin keamanan yang diperlukan sebelum
melakukannya
1. Kamar mesin harus selalu dijaga
kebersihannya. Minyak-minyak yang 10. Usahakan agar aliran udara/ventilasi kamar
menetes di bawah peralatan segera mesin bekerja dengan baik.
dibersihkan dan dikeringkan. Lap-lap kotor
11. Bila ada kelainan-kelainan yang
bercampur minyak jangan diletakkan
membahayakan, jangan ragu-ragu untuk
disembarang tempat, sebaiknya simpan di
menyetop mesin, tetapi bila masih
kotak besi yang tertutup rapat. Got-got yang
memungkinkan, agar laporkan dulu
kotor dibersihkan dan harus sering di kuras.
keanjungan dan kepala kamar mesin.
2. Lakukan perawatan mesin/listrik dengan
12. Kabel-kabel listrik harus selalu dicek
sebaik-baiknya. Jangan melakukan
kondisinya, jangan sampai terjadi
perbaikan atau perubahan-perubahan alat
korseleting.
yang mengandung resiko. Alat yang sudah
melampaui batas pemakaian sebaiknya 13. Jangan biasakan menempatkan kain-kain
cepat-cepat diganti. lap di atas peralatan.
3. Alat-alat pemadam api untuk mesin/listrik 14. Jangan menyimpan benda atau bahan-
harus tersedia dengan cukup. Sebelum bahan yang mudah terbakar di kamar
berangkat berlayar sebaiknya memeriksa mesin, kecuali minyak-minyak pelumas.
semua peralatan dan sistem pemadaman di
15. Pada kamar-kamar mesin modern yang
kamar mesin, yakinkan bahwa semua
memakai sistem remote control, jangan
dalam kondisi yang baik dan siap
hanya melakukan pemeriksaan di ruangan
digunakan.
kontrol saja. Selama mesin bekerja harus
4. Bila melakukan percobaan (setelah selesai ada pekerja yang langsung memeriksa
perbaikan) alat-alat pemadam api dan kamar mesin.
petugasnya harus disediakan.
3.4.2.2. Tindakan Pencegahan di Ruangan
5. Larangan "DILARANG MEROKOK" harus Akomodasi
benar-benar ditaati.
1. Merokok di dalam ruangan harus hati-hati.
6. Setiap pekerja di kamar mesin harus Jangan merokok sambil tiduran, dan buang
mengenal semua peralatan mesin atau puntung rokok yang sudah dipadamkan
listrik yang ada di ruangan, dan pada tempat yang disediakan. Jangan
mengetahui dengan tepat bahaya-bahaya sembarangan membuang puntung rokok
apa yang dapat ditimbulkan oleh peralatan yang masih berapi keluar jendela.
tersebut.
2. Penghuni ruangan harus mengenal alat-
7. Setiap pekerja di kamar mesin harus alat pemadam di kamar dan sekitarnya,
mengetahui sistem pemadaman api yang serta mampu mempergunakan alat-alat
digunakan, macam alat yang digunakan, tersebut pada saat diperlukan.
lokasinya dan cara bekerjanya. Dan harus
3. Kebersihan ruangan harus dijaga. Jangan
mempergunakan alat-alat tersebut sewaktu-
menempatkan barang-barang
waktu diperlukan. Pekerja yang masih

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 36


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

(menggantungkan baju/ celana) dekat 3.4.2.4. Tindakan Pencegahan di Ruang


kabel-kabel listrik. Masak / Dapur
4. Bila menggunakan alat-alat listrik (seterika, 1. Alat-alat pemadam api portable harus
kipas angin dan sebagainya) harus hati- selalu disiapkan di dapur, dan dijaga baik
hati. Jangan lalai mencabut stop kontaknya kondisinya. Pekerja di dapur juga harus
bila telah selesai. mampu menggunakan alat tersebut pada
saat diperlukan.
5. Setiap akan tidur atau akan pergi keluar
rungan, yakinkan bahwa semuanya telah 2. Semua peralatan masak harus selalu dijaga
aman, tidak ada hal-hal yang dapat kondisisnya. Khusus peralatan masak yang
menimbulkan api (korseleting). modern, pekerja harus sudah menguasai
prosedur penggunaannya dan tindakan-
3.4.2.3. Tindakan Pencegahan di Ruang
tindakan keamanan yang diperlukan harus
Muatan dan Penumpang
dilaksanakan.
1. Pemadatan di palka kapal harus diatur
3. Penggunaan minyak harus hati-hati.
sebaik-baiknya. Petugas yang bertanggung
Perhatikan temperatur minyak dan hindari
jawab harus menguasai peraturan-
hal-hal yang berbahaya.
peraturan tentang muatan berbahaya, cara-
cara pembungkusannya cara-cara 4. Larangan jangan merokok harus ditaati,
memuatnya, dan tindakan-tindakan jangan bekerja di dapur sambil merokok.
pengamanan yang harus dilakukan.
5. Setelah selesai memasak dan ketika
2. Ventilasi udara harus diatur sebaik-baiknya. meninggalkan ruangan (galley/pantry),
Pada kapal yang tonasenya 1500 ton atau yakinkan bahwa semua peralatan sudah
lebih, palka kapal harus dilengkapi dengan aman.
termometer pengukur suhu. Petugas yang
6. Agar terhindar dari bahaya kebakaran,
bertanggung jawab harus sering memeriksa
maka di setiap ruangan di atas kapal harus
ruangan palka tersebut.
memiliki petunjuk-petunjuk keselamatan.
3. Untuk kapal yang mengangkut muatan
3.4.2.5. Perilaku Anak Buah Kapal (ABK)
minyak harus dijaga jangan sampai terjadi
kebocoran pipa-pipa. Tumpahan minyak Kesadaran anak buah kapal penting untuk
atau uapnya merupakan hal yang pencegahan terjadinya kebakaran di kapal. Hal-
berbahaya. Drum-drum maupun tempat hal yang harus diperhatikan antara lain :
berisi minyak harus diikat dengan kuat, 1. Pembatasan dalam penggunaan bahan-
sehingga tidak ada kemungkinan bahan yang mudah menyala.
minyaknya tumpah.
2. Mendeteksi dari setiap tempat yang
4. Di kapal penumpang yang memuat mungkin terjadi kebakaran.
penumpang, kepada penumpang harus
diberikan penjelasan hal-hal yang 3. Mengurangi kemungkinan terbakarnya
membahayakan keselamatan bersama. uap muatan yang mudah menyala.
Dan harus ada petugas yang selalu 4. Buang puntung rokok pada tempatnya.
mengontrol dan memperingatkan
penumpang bila tidak mentaati larangan- 5. Periksa kabel-kabel listrik secara periodik
larangan yang diberlakukan. Bila perlu, untuk mengurangi resiko terjadinya
penumpang dilibatkan dalam latihan. hubungan pendek.
5. Kapal-kapal khusus yang memuat barang 6. Simpan bahan-bahan yang mudah terbakar
berbahaya (kapal tanker, kapal LPG) di tempat yang aman.
diwajibkan mematuhi peraturan maupun 7. Jaga kebersihan kamar mesin dari minyak.
persyaratan pencegahan bahaya sesuai
konvensi International maupun peraturan- 8. Jauhkan bahan-bahan mudah terbakar saat
paraturan yang berlaku di negara-negara mengelas dan menggerinda.
yang disinggahi/ dilewati.

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 37


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

3.5. Sistem Pemadaman Kebakaran 3.5.1.2. Alat Deteksi Nyala Api


Instalasi Tetap Alat deteksi nyala api (flame detector) bekerja
Adalah sistem pemadaman instalasinya dengan cara mendeteksi sinar ultra violet yang
dipasang tetap, yang dapat mengalirkan media dipancarkan oleh api dan mengaktifkan
ke tempat kebakaran dgn jumlah yang cukup. bel/alarm
Unsur-unsur utama dari system ini antara lain : 3.5.1.3. Alat deteksi suhu
3.5.1. Alat Deteksi Kebakaran Alat deteksi suhu (heat detector); akan bekerja
membunyikan bel / alarm bilamana terjadi
Untuk mengetahui secara dini bahaya
kenaikan suhu yang ekstrim di sekitar alat
kebakaran di kapal maka di pasang alat deteksi
deteksi tersebut.
kebakaran. Alat deteksi kebakaran terdiri dari 3
jenis, yaitu : Selanjutnya bagaimana cara alat-alat deteksi di
atas dapat memberikan peringatan awal tentang
3.5.1.1. Alat deteksi asap
adanya bahaya kebakaran dapat di lihat pada
Alat deteksi asap (smoke detector), adalah Gambar 3.11.
suatu alat yang mempunyai kepekaan tinggi
terhadap asap dan mengaktifkan bel alarm di
seluruh ruangan kapal. Pada umumnya prinsip
kerja alat tersebut berdasakan pada prinsip
ionisasi dan photo electric.

Gambar 3.10. Nozzle Tipe Sprinkel

Gambar. 3.11. Sistem Deteksi Awal Bahaya Kebakaran

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 38


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

Prinsip kerja deteksi awal bahaya


kebakaran sebagaimana tampak pada gambar
adalah sebagai berikut: :
1. Alat-alat deteksi (A) mendeteksi adanya
bahaya kebakaran dengan macam-macam
cara : deteksi asap, deteksi panas maupun
deteksi nyala api. Akibat dari bekerjanya
alat-alat tersebut suatu sinyal listrik
dikirimkan ke bagian panel kontrol alarm
bahaya (B), sebagai suatu input data yang
akan diolah lebih lanjut.
2. Panel kontrol alarm bahaya (B) merupakan Gambar 3.12. Instalasi Pipa Pemadam
unit pengontrol yang akan mengadakan Kebakaran
pengolahan, seleksi dan evaluasi data. 3.5.2.3. Hydrant
Hasilnya merupakan output yang juga berisi
informasi tentang lokasi kebakaran (bisa Hydrant adalah berfungsi sebagai penyambung
disebutkan berupa nomor ruangan), dengan selang pemadam kebakaran
sehingga dengan demikian petugas 3.5.2.4. Selang Pemadam
mengetahui di ruangan mana terjadi
kebakaran. Selang air pemadam kebakaran terbuat dari
bahan kain tahan api yang ringan, elastis, dan
3. Output dari unit kontrol tersebut juga secara kuat yang berfungsi sebagai pengalir air dari
otomatis mengakibatkan bekerja-nya pompa ke nozzle.
peralatan di pusat alarm
(tanda bahaya berupa alarm, lampu, telepon
dan sebagainya).
4. Setelah alarm bahaya berbunyi (C) dan
lokasi kebakaran diketahui maka petugas
dapat segera melakukan tindakan
pemadaman lebih lanjut. Bila lokasi
kebakaran sudah dilangkapi pemadam api
otomatis, maka sinyal dari unit kontrol dapat
langsung megakibatkan bekerjanya
peralatan tersebut (misalnya sprinkler
otomatis).

3.5.2. Alat Pemadam Api Tetap


Gambar 3.13. Selang Pemadam
adalah suatu alat pemadam api yang terpasang
permanen di kapal, dan digunakan untuk
memadamkan kebakaran besar yang terjadi di 3.5.2.5. Sambungan Selang Pemadam
atas kapal. Bagian-bagian alat pemadam api
Sambungan selang pemadam cabang terbuat
tetap terdiri dari :
dari kuningan dan berfungsi untuk menyambung
3.5.2.1. Pompa Pemadam dua selang pemadam kebakaran.
Pompa berfungsi untuk menghisap dan 3.5.2.6. Nozzle
memompa air ke selang pemadam dan
Nozzle terbuat dari kuningan atau aluminium
menghasilkan tekanan air 2 s/d 3,5 kg/cm
dan berfungsi untuk menyemprotkan air dengan
3.5.2.2. Instalasi pipa pemadam tekanan bentuk pancaran atau payung (spray).
Pipa pemadam adalah berfungsi sebagai
penyalur air dari pompa ke hidrant pemadam
kebakaran

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 39


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

3.5.3. Jenis Pemadam Api Instalasi Tetap instalasi percik, alat-alat pemadamkebakaran,
jalan untuk menuju ke ruangan lain, geladak-
Berdasarkan cara kerjanya maka peralatan geladak serta sistem ventilasi yang di jelaskan
pemadam api instalasi tetap tersebut dapat di juga tentang dimana kedudukannya dan angka
bagi menjadi 2 macam : pengenal ventilasi untuk setiap sektor.
1. Sistem otomatis Penjelasan di atas harus dimasukkan ke dalam
buku petunjuk, setiap perwira harus diberikan
Pada sistem ini alat deteksi bahaya api
buku ini, serta buku ini harus ada di kapal setiap
selain mengaktifkan alarm bahaya juga
waktu dan di tempat yang mudah dicapai.
langsung mengaktifkan alat-alat pemadam
kebakaran lainnya. Bagan pengendalian serta buku petunjuk ini
harus dipelihara agar tetap mengikuti
Dengan demikian resiko bahaya langsung
perubahan-perubahan yang dilakukan.
ditangani sedini mungkin secara otomatis.
Keterangan dalam bagan pengendalian maupun
Sedangkan tenaga manusia hanya
buku petunjuk ini ditulis dalam bahasa nasional,
diperlukan untuk menjaga kemungkinan lain
bila ditulis bukan dalam bahasa Inggris atau
yang terjadi.
bahasa Perancis, maka harus dimasukkan juga
2. Sistem Semi Otomatis terjemahan ke dalam bahasa Inggris atau
Perancis.
Pada sistem ini hanya sebagian peralatan
yang bekerja secara otomatis, sebagian Petunjuk pengoperasian dan perawatan semua
peralatan yang lain masih memerlukan peralatan dan instalasi pemadam kebakaran
tenaga manusia. Misalnya alat yang bekerja harus disimpan di dalam satu wadah tertutup di
secara semi otomatis adalah alat deteksi tempat yang selalu siap dan mudah dicapai.
awal. Tindakan pemadaman selanjutnya
dilakukan seperti yang biasa, atau dapat
mengaktifkan sistem otomatis pemadam api. 3.6.2. Sijil Keadaan Darurat.
Cara kerja peralatan pemadam api instalasi Sijil keadaan darurat harus memuat semua
tetap di atas dapat diterapkan untuk berbagai tugas-tugas khusus dan terutama harus
bahan pemadam api, baik air, busa, CO2 menunjukkan tempat-tempat dimana tiap
maupun dry chemical dan gas halon. anggota harus pergi dan tugas-tugas yang
Selanjutnya cara kerja di atas dapat harus dilaksanakan. Bentuk dari sijil keadaan
digambarkan pada diagram berikut : darurat pada setiap kapal penumpang harus
disetujui administrasi. Sijil keadaan darurat
3.6. Organisasi Pemadam Kebakaran di harus diletakkan pada tempat-tempat yang
Atas Kapal mudah terlihat, terutama di ruang-ruang awak
kapal sebelum kapal tersebut berlayar.
Semua pelaut harus mengerti dengan benar
alarm keadaan darurat di kapal sehingga bila Sijil keadaan darurat harus memuat tugas-tugas
terdengar bunyi alarm keadaan darurat dapar yang diberikan kepada anak buah kapal yang
segera bertindak sesuai dengan tugas yang berhubungan dengan :
telah diberikan. 1. Penutupan pintu-pintu kedap air, katup-
Dalam menghadapi keadaan darurat di atas katup dan alat-alat penutup dari lubang-
kapal setiap awak kapal melaksanakan lubang pembuangan, pembuangan abu dan
fungsinya masing-masing sesuai dengan tugas- pintu-pintu kebakaran.
tugas khusus yang diberikan sebagaimana 2. Perlengkapan sekoci penolong (termasuk
tertuang dalam sijil keadaan darurat di kapal. pesawat radio untuk sekoci dan rakit
3.6.1. Bagan Pengendalian Kebakaran. penolong, serta alat penolong lainnya).

Bagan pengendalian kebakaran harus dipasang 3. Penurunan sekoci - sekoci penolong.


secara tetap pada semua kapal, agar dapat 4. Pengumpulan dari penumpang-penumpang.
dijadikan petunjuk bagi perwira kapal. Bagan
penyusunan umum memperhatikan secara jelas 5. Pemadam kebakaran dengan
stasiun pengendalian setiap geladak, macam- memperhatikan bagan pengendalian
macam ruangan yang dibatasi dengan kebakaran.
pembagian klas A, B (jika ada), serta penjelasan 6. Di kapal penumpang 1 minggu sekali bila
dari alarm kebakaran, sistem pendeteksian, memungkinkan harus dilaksanakan latihan

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 40


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

sekoci dan pemadaman kebakaran, latihan


Mualim II - Memplot posisi kapal
ini harus diadakan juga bila sebuah kapal
penumpang meninggalkan pelabuhan
Juru Mudi - Mengemudi kapal
pemberangkatan terakhir dalam pelayaran
Internasional, kecuali pelayaran
Markonis - Siap mengirim isyarat
Internasional jarak pendek.
bahaya
7. Di kapal barang, untuk latihan sekoci dan
- Menyiapkan radio dan
pemadaman kebakaran harus dijalankan
mengamankan
dalam jangka waktu tidak lebih dari 1 bulan,
dokumen
dengan ketentuan latihan sekoci dan latihan
pemadaman kebakaran harus dijalankan
Ass. - Membantu Serang
dalam waktu 24 jam sesudah meninggalkan
Markonis menyiapkan selang air
pelabuhan, apabila lebih dari 25 % dari awak
kapal telah diganti di pelabuhan tersebut.
Mualim III - Pemadaman
Latihan-latihan tersebut di atas harus dicatat
kebakaran dengan air
dalam buku harian kapal.
dan busa
3.6.3. Tata Cara Keselamatan Perorangan
KKM - Pimpinan pemadaman
Peran/roll bahaya kebakaran adalah suatu
kebakaran
sistem pembagian tugas atau tanggung jawab
setiap anak buah kapal di pos-pos tugas yang - Memberi perintah alat-
telah ditentukan, yang bertujuan agar dapat alat pemadam yang
menggunakan peralatan pemadam api secara dipakai
cepat dan tepat. Pada hakekatnya peran/roll -
sama dengan sistem siaga bahaya kebakaran
sesuai yang dilaksanakan pada latihan berkala Masinis I - Siap menjalankan
dalam memadamkan kebakaran. pompa-pompa
Dengan adanya pengaturan tugas sesuai
perannya masing-masing, maka setiap awak Masinin II - Pemadam CO2 6 Kg
kapal mengerti setiap tanggung jawabnya bila - Membantu Masinis I
terjadi bahaya kebakaran. Sehingga
penanggulangan bahaya dapat dilakukan Masinis III - Membantu KKM
dengan cepat, menghindari korban/kerugian
yang lebih besar. - Pemadam CO2 6 Kg
Setiap anak buah kapal yang baru, sebelum Juru Motor I - Menyiapkan nozzle
mulai bekerja mengetahui tugas-tugasnya dan membuka kran-
dalam peran serta harus segera menyesuaikan kran
diri untuk mampu melaksanakan tanggungjawab
tersebut. Juru Motor II - Menutup pintu/jendela
Tabel 3. Daftar Peran/Roll Bahaya Kebakaran kedap

DAFTAR PERAN / ROLL BAHAYA Juru Motor III - Menutup pintu kedap
KEBAKARAN - Pemadam api Dry
Chemical
Jabatan Uraian Tugas
Serang - Pemadam api air
Nakhoda - Pimpinan Umum selang no. 1
- Mengolah gerak kapal
Juru Mudi II - Pemadam api air
Mualim I - Meneruskan instruksi- selang no. 2
instruksi Nakhoda
Juru Mudi III - Pemadam api air
- Membantu olah gerak selang no. 2
kapal

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 41


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

kecepatan gerak dalam menghadapi bahaya


Kelasi I - Pemadam api air
menjadi suatu gerakan reflek yang tangkas,
selang no. 2
sehingga pemadaman api dapat dilakukan
dengan cepat dan tepat.
Kelasi II - Pemadam api busa
- Pemadam api air 3.6.4. Latihan Berkala di Atas Kapal
selang no. 2 Hal-hal yang penting dalam melaksanakan
latihan kebakaran di kapal adalah membuat
Koki I - Pemadam api busa latihan kebakaran seperti kejadian yang
- Pemadam CO2 2 Kg sesungguhnya. Selama pelaksanaan latihan
kebakaran, pompa-pompa harus benar-benar
Koki II - Menutup pintu/jendela dioperasikan, air harus benar mengalir di
kedap selang, alat pemadam api ringan harus
disiapkan untuk dipakai.
Semua awak kapal harus berpartisipasi dalam
latihan pemadam kebakaran, karena tujuan dari
Setiap awak kapal harus mengetahui tentang
latihan ini adalah untuk dapat membentuk
dilarang memasuki daerah kebakaran kecuali
kelompok pemadam kebakaran yang bermutu,
sudah mendapat perintah dari orang yang
dimana harus ditunjang dengan keahlian dari
bertugas. Setiap awak kapal juga harus
masing-masing awak kapal mengenai
mengenal daerah lokasi kebakaran di kapal dan
kemampuan penggunaan alat pemadam
paham betul mengenai jalur-jalur penyelamatan.
kebakaran, penggunaan alat pelindung, teknik
Untuk memasuki daerah yang terbakar, pemadaman, kerjasama kelompok,
khususnya untuk yang beresiko tinggi seperti memperkirakan bahaya yang akan timbul,
tidak adanya penerangan dan pekatnya asap mengenai jalan penyelamatan diri sesuai
hasil kebakaran, maka petugas pemadam dengan konstruksi kapal dan penggunaan alat
kebakaran harus menggunakan peralatan pelindung pernafasan.
pelindung yang lengkap, seperti :
Diharapakan setiap kali latihan pemadam
1. Alat pelindung pernafasan (B.A) kebakaran, jenis latihannya berubah-ubah agar
2. Senter awak kapal dapat mengetahui cara-cara
pemadaman kebakaran yang mungkin saja
3. Kampak terjadi di atas kapal dan tidak membosankan
4. Tali keselamatan tahan api dan bagi para awak kapal.
perlengkapannya. Jenis latihan pemadam kebakaran meliputi :
Petugas pemadam harus memakai pakaian 1. Memadamkan api yang terjadi di bak kecil.
pelindung yang memadai seperti topi
keamanan, sarung tangan, sepatu keamanan 2. Memasuki ruang tertutup yang terbakar.
dan baju pemadam. Petugas yang 3. Memadamkan kebakaran di geladak utama.
menggunakan tali keselamatan, sudah harus
4. Menyelamatkan orang pingsan dari ruang
mengerti tentang penandaan (signalling) yang
yang penuh asap dengan menggunakan
sudah disepakati, seperti :
alat pelindung pernafasan.
1. Satu (1) tarikan tali berarti, saya aman dan
Setiap awak kapal harus benar-benar terbiasa
tolong diulur talinya, saya akan mesuk lagi.
menggunakan peralatan pemadam kebakaran
2. Dua (2) tarikan berarti, saya aman dan dengan benar. Disamping itu refleks dari para
tolong ditarik, saya akan keluar. awak kapal begitu mendengar alarm kebakaran
3. Tarikan berulang-ulang berarti saya dalam harus benar-benar baik, sehingga dapat dengan
keadaan berbahaya, tolong segera tarik tenang mengerjakan tugas kewajibannya sesuai
saya keluar. yang telah ditetapkan. Jalur-jalur penyelamatan
diri di atas kapal sudah harus dipahami oleh
Bila masing-masing anggota sudah mengetahui setiap awak kapal, sehingga bila terjadi keadaan
tugas-tugasnya dari peran bahaya kebakaran, darurat dan secara kebetulan penerangan
maka kemampuan penanggulangan bahaya padam, setiap awak kapal dapat
tergantung dari sering tidaknya diadakan menyelamatkan diri dengan selamat.
latihan. Dengan seringnya latihan, maka Penggunaan alat pelindung pernafasan

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 42


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

semestinya dipahami dan penggunaan sarana beracun yang dihasilkan dari kebakaran dan
perlengkapan lainnya, seperti tali keselamatan terperangkap di lokasi kebakaran.
beserta pengait dan penandaannya harus
Bila seorang pelayar menemukan adanya
dimengerti. Begitu juga diharapkan keterampilan
kebakaran maka tindakan awal yang dilakukan
dalam penggunaan peralatan penolong
adalah membunyikan alarm yang berada
pernafasan buatan untuk korban yang
terdekat dengan tempat kebakaran. Kotak alarm
memerlukan bantuan.
yang ada harus dipecahkan kacanya terlebih
3.6.5. Sistem Penjagaan dahulu atau hanya membuka tutupnya saja.
Selanjutnya tekan tombol yang ada di dalam
1. Sistem penjagaan harus diadakan pada kotak alarm atau menarik tuas yang ada di
semua kapal sehingga timbulnya dalam kotak alarm.
kebakaran dapat segera ditemukan. Alarm
kebakaran manual harus dipasang Setelah alarm kebakaran terdengar maka bila
diseluruh akomodasi penumpang dan awak memungkinkan usahakan memadamkan
kapal, guna memungkinkan penjaga kebakaran dengan alat yang sesuai. Harus
memberitahukan ke anjungan atau stasiun diperhitungkan tentang membesarnya api, ingat
pengontrol kebakaran bila terjadi bila kebakaran membesar berarti ada
kiebakaran. kemungkinan terjebak dalam asap dan panas.
Bila hal ini terjadi maka pelayar harus
2. Selain itu harus disediakan alarm menyelamatkan diri ke tempat yang aman
kebakaran atau sistem deteksi kebakaran sambil menunggu bantuan datang untuk
secara otomatis yang dapat menunjukkan memadamkan kebakaran.
adanya gejala kebakaran di suatu tempat
yang tidak dapat dijangkau dengan sistem Hal yang penting juga adalah bila
penjagaan manusia, kecuali sifat pelayaran memungkinkan menutup sistem peranginan.
kapal tersebut jarak pendek. Tujuannya adalah agar kebakaran tidak meluas
ke bagian lain yang dikarenakan berkurangnya
3. Semua kapal, baik di laut atau di pelabuhan oksigen pada ruang yang terbakar.
(kecuali dalam keadaan rusak) setiap saat
harus diawaki atau diperlengkapi Dalam memadamkan kebakaran yang terjadi di
sedemikian rupa, sehingga setiap alarm kapal, para pelayar harus mengetahui cara
kebakaran awal, dijamin dapat segera memadamkan kebakaran secara cepat dan
diterima oleh awak yang bertanggung tepat, tentunya menggunakan teknik dan taktik
jawab. yang tepat, sesuai dengan jenis dan tempat
kebakaran. Hal ini disebabkan karena konstruksi
3.6.6. Alarm-Alarm Kebakaran dan kapal yang memang khusus, dan sangat
Tindakan Awal berpengaruh terhadap usaha pemadaman
Alarm kebakaran manual harus dipasang kebakaran di atas kapal. Belum lagi akibat dari
diseluruh akomodasi penumpang dan awak kebakaran dan akibat dari pemadamannya
kapal, guna memungkinkan penjaga dapat bereaksi dengan muatan yang diangkut
memberitahu-kan ke anjungan atau stasiun kapal tersebut. Untuk mencegah keadaan yang
pengawas keadaan darurat bila terjadi tidak diinginkan, maka pimpinan pemadam
kebakaran di atas kapal tersebut. Selanjutnya kebakaran harus mengontrol juga tentang
stasiun pengawas keadaan darurat akan stabilitas kapal. Karena konstruksi bangunan
membunyikan alarm keseluruh kapal untuk kapal yang memang khusus, maka petugas
memberitahukan kepada seluruh pelayar bahwa pemadam kebakaran tidak dapat bertindak
sudah terjadi kebakaran. Alat-alat pemadam dengan leluasa.
kebakaran tetap akan bekerja dengan Perlu diperhatikan mengenai orang-orang yang
sendirinya. tidak bertugas memadamkan kebakaran harus
Bila alat deteksi kebakaran menemukan menjauh dari lokasi kebakaran dan tidak
adanya kebakaran di suatu tempat. Begitu juga diperkenankan masuk ke lokasi kebakaran
pintu-pintu kedap api dapat ditutup sesuai tanpa perintah dari petugas pemadam
dengan kebutuhan yang semuanya ini diatur kebakaran dikarenakan akan menghalangi
pada stasiun pengawasan keadaan darurat. aktivitas petugas didalam memadamkan api
atau bahkan dapat beresiko timbulnya korban.
Pada kebakaran yang terjadi, semua orang
harus mengerti akan potensi kebakaran, seperti
radiasi panas dari kebakaran itu sendiri, gas

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 43


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

Gambar 3.14. Cara Pemadaman Kebakaran


Sangat berbeda dengan kejadian di darat,
dimana orang yang terancam bahaya dapat
cepat menyingkir ke tempat yang aman. Pada
kebakaran di kapal yang terjadi di tengah laut,
korban tidak dapat berlindung selain di dalam
kapal, apalagi bila cuaca/ ombak cukup besar.
Oleh karena itu pimpinan pemadam kebakaran
harus dapat memutuskan dengan cepat bila
memang situasinya sudah tak dapat diatasi.
Agar sekoci dan alat-alat penolong dapat
diselamatkan, supaya dapat digunakan untuk
tindakan-tindakan penyelamatan lebih lanjut.
Bila kebakaran sudah dapat dipadamkan, maka
masih diadakan pengawasan tentang
kemungkinan terjadinya penyalaan kembali
yang disebabkan karena masih adanya sumber
penyalaan yang tersisa atau disebabkan
bertambahnya kekuatan angin sehingga
menambah kadar oksigen, yang mana hal ini
menunjang terjadi penyalaan.
Sifat-sifat khusus kebakaran di kapal sesuai
yang dibahas di atas, dapat diketahui bahwa
penanggulangan bahaya kebakaran di kapal
adalah lebih sulit, dan ancaman bahaya
khususnya terhadap jiwa manusia adalah lebih
besar. Oleh sebab itu usaha pencegahan
bahaya kebakaran harus dilakukan secara ketat,
dan tindakan-tindakan keamanan di masing-
masing ruangan kapal yang diduga dapat
menimbulkan sumber api, harus benar-benar
ditegakkan.

DIREKTORAT PEMBINAAN SMK 44


TEKNIKA KAPAL PENANGKAP IKAN

Anda mungkin juga menyukai