Oleh:
Dimas Eko Kuswantoro
4212100085
Jurusan teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
TEKNIK PERMESINAN KAPAL I
BAB I
PENDAHULUAN
Setelah besar tahanan dari kapal yang direncanakan dapat diketahui, maka
selanjutnya dihitung besar gaya dorong yang dapat mengatasi gaya tahanan
tersebut dengan alur yang disebut sistem transmisi. Sistim transmissi penggerak
daya kapal secara umum terdiri dari Engine, Gear box, poros, bantalan poros,
bantalan poros propeller, dan propeller.
Pada system transmisi pada kapal sebenarnya adalah suatu system dimana
daya yang dikeluarkan dari mesin utama (prime mover) supaya dapat digunakan
untuk menggerakkan suatu kapal dengan thrust yang sesuai dengan diharapkan,
dan untuk memindahkan daya dari prime mover tersebut maka dibutuhkan suatu
system transmisi pada kapal.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada shafting misalnya, shafting pada main engine kapal berguna untuk
mengkonversikan daya rotasi yang dihasilkan dari main engine/prime mover kapal
menjadi thrust yang nantinya digunakan untuk menggerakkan suatu kapal.
Propeller juga termasuk salah satu komponen penting pada proses shafting ini,
dimana nantinya propeller inilah yang digunakan untuk menggerakkan suatu
kapal.disini yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita mengurangi getaran
getaran yang terjadi di poros yang dapat menghilangkan daya yang dihasilkan dari
suatu prime mover, bagaimana system pelumasannya dan sebagainya dan untuk
mendukung shafting maka diperlukan lah bearings atau bantalan yang menjaga
suatu shaft tetap pada porosnya. Sedangkan gearbox disinilah tempat perubahan
daya yang dihasilkan oleh suatu prime mover diubah dan disesuaikan dengan
putaran propeller yang dibutuhkan agar tidak terjadi kavitasi dan daya dapat
dipergunakan secara maksimal untuk menggerakkan kapal.didalam suatu gearbox
pada kapal terdapat suatu reduction gear yang digunakan untuk menurunkan
putaran dari mesin utama. Perlu diperhatikan desain roda gigi tersebut dan di
sesuaikan dengan bentuk propeller Setiap propeller digerakkan dengan sistim roda
gigi dengan perbandingan reduksi yang sesuai dengan karakteristik baling-baling.
Sistim roda gigi adalah dari reversing reduction gear type. Setiap roda gigi
dilengkapi dengan pompa minyak pelumas, thermometer, dan Thrust bearing yang
dipasang menyatu dengan rumah roda gigi, berapa rasio ukuran tiap gear yang
tepat dan lain sebagainya.pada clutch atau coupling sebenarnya clutch atau
coupling ini berfungsi menghubungkan antara gear dengan shaft.
Sistim transmissi penggerak daya kapal secara umum terdiri dari Engine,
Gear box, poros, bantalan poros, bantalan poros propeller, dan propeller. Berikut
merupakan urutan peralatan baku yang terdapat pada sistim transmisi propulsor
utama
A. Screw
Screw atau yang disebut dengan Propeller, merupakan alat yang dapat
mengkonversikan daya mekanis dari poros menjadi daya dorong (thrust). Bentuk
dan jenis propeler menurut jumlah daunnya secara umum dapat terbagi menjadi
propeller dengan jumlah daun dua, tiga, empat dan lima. Propeller dengan jenis
daun dua biasanya terdapat pada jenis kapal tradisional, yang menggunakan motor
penggerak berupa motor tempel. Sedang untuk propeler dengan jenis daun tiga
dan empat digunakan pada kapal niaga seperti kapal barang (cargo), tanker dan
kapal bulk carier.
B. Strut
Fungsi strut pada dasarnya hanya untuk menopang tabung poros propeller
(stern tube). Strut biasanya digunakan pada kapal dagang yang menggunakan
baling baling ganda, atau pada jenis kapal penumpang dengan kecepatan tinggi.
Strut juga digunakan pada konfigurasi kapal yang menggunakan tiga atau
lebih propeller pada kapal. Konstruksi strut yang berhubungan langsung dengan
permukaan poros secara prinsip sama seperti konstruksi pada stern tube.
Sedangkan bagian yang menopang pada badan kapal memiliki konstruksi seperti
pada penyangga (girder) secara umum.
C. Stern Tube
Fungsi stern tube ialah sebagai tabung kedap sekaligus penopang dan
pelumas pada poros propeller. Secara umum bila ditinjau dari fluida pendingin,
maka stern tube terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama ialah stern tube
dengan fluida pendingin air laut, dan stern tube dengan media pendingin minyak
pelumas. Perbedaan pada media pendingin inilah juga yang menyebabkan bahan
dari tabung penyumbat yang berhubungan dengan poros menjadi berbeda. Untuk
poros dengan media pendinginan air laut menggunakan bahan penyumbat pada
stern tube ialah dengan menggunakan kayu pogot (pookaute). Sedangkan untuk
bahan pendingin dengan menggunakan pelumasan, maka bahan penyumbatnya
ialah karet sintetik. Pemeriksaan pada clearence stern tube dilakukan 1 tahun
sekali ialah pada kapal menjalani annual docking.
D. Bantalan
Fungsi bantalan ialah sebagai penyangga poros transmissi (tail shaft).
Bantalan ini biasanya digunakan bila panjang poros dinilai terlalu panjang (lebih
dari 5m). Pemberian bantalan ini disamping agar memudahkan dalam proses
pemeliharaan juga sebagai peredam terjadinya defleksi poros. Pada sisi lain,
pemberian bantalan dapat menurunkan daya yang akan diterima oleh propeller,
karena adanya kehilangan berupa panas dari hasil gesekan antara komponen
komponen yang bergerak. Pemasangan pondasi bantalan harus tepat agar pada
kegiatan pelevelan titik pusat bantalan, titik pusat dari bantalan tersebut setingkat
(selevel) dengan titik pusat poros.
MV FEDERAL FRANKLIN
Port of Hold Capacities: (grain) for
Panama Gross Tonnage 30,721
Registry ends untrimmed
Call sign 3ENZ9 Nett Tonnage 18,468 No.1 11,150.0
Official
36477-KJ L.O.A 189.99 M No.2 16,322.0
Number
IMO Number 9317547 L.B.P 185.95 M No.3 14,060.0
Breadth
MMSI 372349000 32.26 M No.4 14,889.0
Moulded
Handymax Bulk
Type of Vessel Depth Moulded 17.62 M No.5 13,360
Carrier
Oshima Shipbuilding
Builder CO., Ltd
Summer Draft 12.502 M Total : 69,781.0
14.0kts-F.O
Speed 34ton/day, D.O A/E F.O
0.2ton/day, Full Load
Kawasaki Man
Main Engine B&W 6S50MC- A/E D.O
C, 1 set
REFERENSI:
http://www.sinosinqz.com/en/pro_view.asp?id=255
http://stonediesel.en.alibaba.com/product/629123074-
214260296/MAN_B_W_6S50MC_C_Two_stroke_Low_Speed_marine_engine.html