Oleh:
Mayda Zita Aliem Tiwana (0417040033)
Tiang crane
Ruang muat
1
Bentuk badan kapal dapat diidentifikasi dari ukuran utama kapal (LOA,
LBP, T, dan B) pada Tabel 1. Berdasarkan LOA, LBP, T, dan B, koefisien
blok (Cb) kapal Meratus Palembang dapat dihitung sehingga didapat hasil
perhitungan 0,6. Menurut standar nilai koefisien blok pada Tabel 2, nilai
koefisien blok kapal cargo adalah 0,75 [ CITATION Bah14 \l 1057 ].
Akibat dari selisih nilai koefisien blok, kapal Meratus Palembang memiliki
lebar kapal (B) yang lebih kecil dibanding standar.
N
o Parameter Besaran Satuan
2
9 Yatchs 0,4 – 0,5
10 Launches 0,4
3
Main engine sebagai penggerak propeller kapal Meratus Palembang terdiri
dari dua unit terletak di first deck. Gambar 2 menunjukkan lokasi main
engine dan beberapa bagian dari kapal. Kedua unit main engine
difungsikan untuk memutar satu shaft propeller. Konsekuensi dari adanya
dua main engine dengan satu shaft propeller adalah dibutuhkannya gear
box sebagai transmisi energi mekanik dan penyelaras putaran kedua mesin.
Dari penggunaan dua main engine, nilai kecepatan nominal kapal dapat
mencapai 9,4 knot. Tabel 3 menunjukkan data main engine kapal Meratus
Palembang.
N
o Uraian Keterangan
N
o Parameter Besaran Satuan
4
1 Mechanical power 2252 hp
3 Weight 28 ton
No Uraian Keterangan
Unit of diesel
2 engine 3 unit
Siemen alternator
5
No Uraian Keterangan
2 Frequency 60 Hz
6
Tabel 5 Data operasional kapal Meratus Palembang
N
o Tahapan Waktu (jam)
1 Inport 64
2 Loading 49
3 Leaving port 2
4 Traveling 173
5 Coming port 2
6 unloading 49
7 Inport 64
Jumlah 403
7
II. BEBAN LISTRIK KAPAL
2.1 Uraian beban listrik
Kapal Meratus Palembang disuplai oleh generator AC sehingga beban-
beban peralatan DC diharuskan menggunakan konverter AC to DC untuk
memenuhi suplai dayanya. Tabel 6 menunjukkan kebutuhan daya listrik
pada kapal Meratus Palembang menurut sistem pada tiap tahap
operasionalnya. Lampiran 1 menampilkan daftar peralatan pada tiap sistem
kapal Meratus Palembang secara lebih lengkap.
Parameter yang dapat diketahui melalui nilai beban intermitten (IL) dan
continous (CL) adalah diversity factor (DF). Beberapa sistem memiliki
nilai diversity factor 0, artinya pada tahapan operasional tersebut nilai IL
peralatan adalah 0 dan hanya ada beban CL. Rata-rata diversity factor
bernilai dibawah 0,5 pada tahap kapal loading, traveling, dan unloading
yaitu akibat dari nilai CL yang lebih besar dari pada nilai IL. Sebaliknya,
jika nilai diversity factor di atas 0,5 maka nilai IL lebih besar dari CL.
8
Tabel 6 Data kebutuhan daya tiap sistem
9
Tahapan operasional yang membutuhkan beban terendah adalah pada
tahap in port di pelabuhan origin, selisih 69,72 kW dengan in port di
pelabuhan tujuan. Daya rata-rata beban adalah 1142,74 kW sehingga
kapasitas generator operasional harus memenuhi setidaknya sesuai dengan
kebutuhan rata-rata bebannya. Daya tertinggi atau maksimum beban
berada pada tahap unloading kontainer, selisih 70 kW dengan kebutuhan
daya pada saat loading. Gambar 4 merepresentasikan Tabel 7 dengan
diagram batang yang menunjukkan fluktuasi pembebanan pada setengah
trip perjalanan kapal.
10
Gambar 4. Kurva Beban kapal Meratus Palembang
11
2.3 Analisa kebutuhan daya listrik
12
III. SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK
3.1 Perhitungan kapasitas daya supply
Daya beban maksimal juga dapat disuplai oleh dua generator dengan daya
safety 490,84kW yaitu 26% lebih tinggi. Namun, daya rata-rata yang
seharusnya disuplai oleh satu generator di setiap tahapan operasionalnya
ternyata membutuhkan daya suplai dari dua unit generator. Daya dua unit
generator jika digunakan untuk memenuhi kebutuhan beban rata-rata
dianggap tidak ekonomis karena pembebanannya hanya 56% dengan
safety 43%.
13
Daya yang dibutuhkan Generator existing persentase daya persentase
Operasional Total Total Daya Daya Daya 1 unit Daya 2 unit Daya 3 unit generator generator terhadap pembebanan beban
No Total daya Daya rata- Unit
kapal Daya IL DF kebutuhan minimum maksimum operasional operasional operasional operasional kebutuhan beban terhadap daya
CL (kW) rata (kW) aktif
(kW) daya (kW) (kW) (kW) (kW) (kW) (kW) (kW) (%) generator (%)
1 In port 522,80 0,70 224,91 679,02 679,02 1051,78 1381,16 936,00 1872,00 2808,00 1 936,00 127,46 72,54
2 Loading 682,20 0,45 824,91 1340,91 679,02 1051,78 1381,16 936,00 1872,00 2808,00 2 1872,00 128,37 71,63
3 Leaving port 945,70 0,81 224,91 1137,25 679,02 1051,78 1381,16 936,00 1872,00 2808,00 2 1872,00 139,25 60,75
4 Traveling 392,20 0,39 614,91 932,66 679,02 1051,78 1381,16 936,00 1872,00 2808,00 2 1872,00 150,18 49,82
5 Coming port 947,20 0,81 224,91 1138,91 679,02 1051,78 1381,16 936,00 1872,00 2808,00 2 1872,00 139,16 60,84
6 Unloading 752,20 0,48 824,91 1381,16 679,02 1051,78 1381,16 936,00 1872,00 2808,00 2 1872,00 126,22 73,78
7 In port 592,52 0,72 224,91 752,56 679,02 1051,78 1381,16 936,00 1872,00 2808,00 1 936,00 119,60 80,40
Tabel 8 Data daya kebutuhan beban dan kapasitas generator existing
14
Gambar 5 Kurva Beban dengan generator existing
3.2 Pertimbangan jumlah unit
Total daya pada Tabel 9 telah memenuhi standar 15%, sehingga penentuan
kapasitas generator yang dibutuhkan seharusnya mendekati angka
kebutuhan daya total tersebut. Generator dengan kapasitas daya yang
mendekati beban total adalah S12-A2 MPTA dengan kapasitas 761kW.
Generator Mitsubishi S12-A2 MPTA berkapasitas 761kW memiliki
persetase safety yang lebih ekonomis dibanding HND- MWM model
TBD234-V8 yang berkapasitas 936kW. Tabel 9 menunjukkan data daya
yang dibutuhkan peralatan kapal Meratus palembang dan daya yang dapat
disuplai oleh generator yang direncanakan. Sedangkan, Gambar 6 adalah
representasi dari Tabel 9.
Total kebutuhan daya yang terdapat pada Tabel 9 adalah nilai dari beban
yang telah ditambah dengan 15% kebutuhan dayanya, sehingga generator
yang dipasang seharusnya sesuai dengan nilai yang telah tertera. Generator
Mitsubishi ini dianggap lebih ekonomis karena ditinjau dari persentasi
pembebanannya adalah cukup tinggi yaitu diatas 60%. Namun, daya
generator yang mendekati angka Total kebutuhan daya hanyalah 761kW.
15
Daya yang dibutuhkan Generator existing persentase daya persentase
Operasional Total Total Daya Daya Daya 1 unit Daya 2 unit Daya 3 unit generator generator terhadap pembebanan beban
No Total daya Daya rata- Unit
kapal Daya IL DF kebutuhan minimum maksimum operasional operasional operasional operasional kebutuhan beban terhadap daya
CL (kW) rata (kW) aktif
(kW) daya (kW) (kW) (kW) (kW) (kW) (kW) (kW) (%) generator (%)
1 In port 522,80 0,70 224,91 679,02 679,02 1051,78 1381,16 761,00 1522,00 2283,00 1 761,00 110,77 89,23
2 Loading 682,20 0,45 824,91 1340,91 679,02 1051,78 1381,16 761,00 1522,00 2283,00 2 1522,00 111,90 88,10
3 Leaving port 945,70 0,81 224,91 1137,25 679,02 1051,78 1381,16 761,00 1522,00 2283,00 2 1522,00 125,28 74,72
4 Traveling 392,20 0,39 614,91 932,66 679,02 1051,78 1381,16 761,00 1522,00 2283,00 2 1522,00 138,72 61,28
5 Coming port 947,20 0,81 224,91 1138,91 679,02 1051,78 1381,16 761,00 1522,00 2283,00 2 1522,00 125,17 74,83
6 Unloading 752,20 0,48 824,91 1381,16 679,02 1051,78 1381,16 761,00 1522,00 2283,00 2 1522,00 109,25 90,75
7 In port 592,52 0,72 224,91 752,56 679,02 1051,78 1381,16 761,00 1522,00 2283,00 1 761,00 101,11 98,89
MPTA
Tabel 9 Data daya kebutuhan beban dan kapasitas generator existing
16
Gambar 6 Kurva Beban dengan Generator Mitsubishi S12-A2
Lampiran 1 Data peralatan kapal Meratus Palembang
Kapasitas Daya
Jumlah
No Nama Alat per item total
item
kW kW
I. Sistem Navigasi
17
22 Side Light red 112,5˚ 1 0,06 0,06
18
Kapasitas Daya
Jumlah
No Nama Alat per item total
item
kW kW
V. Sistem Penerangan
19
VII. Sistem Kompresor
20
Lampiran 2 Kompilasi operasional alat pada tahap inport, loading, dan leaving
port
21
22
Lampiran 3 Kompilasi operasional alat pada tahap traveling, coming port,
unloading, dan inport
23