Anda di halaman 1dari 4

16. Describes arrangement of thrust shaft, intermediate shafts and tail shaft!

 poros tekan /thrust shaft,

adalah poros yang berfungsi untuk mencegah timbulnya gaya aksial yang
disebabkan oleh adanya gaya dorong dari baling-baling yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada motor induk. Pada kapal-kapal yang berukuran
kecil poros tekan dan bantalan suda terdapat didalam kotak roda gigi (gear box)
yang biasanya sudah di hubungkan dengan motor induk atau main engine.

 poros antara /intermediate shaft

mempunyai fungsi untuk menghubungkan poros tekan dengan poros ekor


dimana penyambungnya dilakukan dengan kopling atau flens. Tetapi pada
kapal-kapal yang menggunakan motor yang letaknya terlalu jauh dari buritan
kapal,maka poros antara dapat dipasang lebih dari satu dengan tujuan untuk
mempermudah dalam waktu pemasangan dan pembongkaran pada saat
perbaikan.

 poros ekor / tail shaft

bagian poros ini berfungsi sebagai tempat dudukan dari baling-baling atau
propeller, dimana pada bagian ujung poros ini diberi cela pengunci mur dan ulir
yang berlawanan arah dengan putaran poros baling-baling agar pada saat
baling-baling berputar tidak akan lepas dari kedudukannya. Dan untuk
mencegah baling-baling bergerak dari posisinya maka dapat dipasang sebuah
pen penahan atau pasak yang terletak pada kedudukan baling-baling. Biasanya
kekuatan pen/pasak lebih rendah dari material atau bahan dari baling-baling
dengan tujuan apabila terjadi hentakan atau benturan yang keras terhadap
baling-baling pada saat sedang beroperasi, maka pin/pasak tersebut akan lebih
dahulu rusak sehingga kerusakan yang lain dapat di hindarkan.

17.Describes propeller shaft is supported between the thurst block and the stern
tube!
Propeller atau baling-baling merupakan bagian dari sistem propulsi
kapal dimana saat bekerja akan berputar untuk menggerakkan kapal maju
ataupun mundur. Baling-baling sendiri membutuhkan daya untuk dapat
berputar yang didapat dari Main engine (mesin induk) yang terletak didalam
kamar mesin. Ini artinya baling-baling yang berada diluar lambung kapal
terhubung dengan mesin induk yang ada di kamar mesin. Keduanya
dihubungkan dengan shaft propeller (Poros baling-baling). Gerak yang
dihasilkan dari mesin utama diubah menjadi daya dorong ke baling-baling
untuk mendorong/menggerakkan kapal melalui poros baling-baling tadi.
Dilihat dari beratnya, mesin utama dan baling-baling sangatlah berat,
keduanya berada di dalam kapal tentu akan mempengaruhi stabilitas kapal.
Nah.. untuk alasan inilah digunakanlah Stern Tube (tabung poros) dan poros
baling-baling (Shaft propeller). Secara singkatnya, poros baling-baling
digunakan untuk menghubungkan mesin kapal dan baling-baling. Tabung
poros (Stern Tube) adalah tabung (lubang) sempit yang ada di struktur
lambung kapal yang terletak antara ujung buritan kapal sampai ujung sekat
kamar mesin dimana poros baling-baling melewatinya untuk
menghubungkan mesin induk dan baling-baling.

18. Describes oil-lubricated stern tube-bearing !

Pada prinsipnya, segel buritan sterntube dapat berfungsi tanpa


sistem pelumasan. Namun, penyegelan belakang berfungsi lebih baik dan
memiliki umur yang lebih lama jika dipasang, seperti penyegelan ke depan,
dengan sistem pelumasan. Meskipun sudah tua, pelumasan oli permanen
tanpa sirkulasi masih digunakan. Kehilangan oli dapat terjadi jika tidak ada
tekanan balik dari air tempel. Sistem dengan sirkulasi lebih aman.

Penyegelan belakang dihubungkan melalui dua jalur pelumasan oli ke


tangki pengendapan. Minyak disirkulasikan oleh pompa minyak kecil.
Setiap air laut yang bocor melalui segel air yang rusak atau aus ke dalam
sistem minyak dapat dipisahkan di tangki pengendapan. Demikian pula,
setiap minyak yang telah lolos dari segel minyak dapat dikeringkan ke
tangki limbah minyak. Sakelar level rendah dan tinggi pada tangki
pengendapan memungkinkan pengamatan dan pemantauan yang jelas
terhadap fungsi segel buritan.
Pengaturan awal menggunakan bahan bantalan seperti lignum vitae
(bentuk kayu yang sangat padat) yang dilumasi oleh air laut. Sebagian besar
desain modern menggunakan pengaturan pelumasan oli untuk bantalan
sterntube berlapis logam putih.
Minyak dipompa ke semak-semak melalui alur aksial eksternal dan
melewati lubang di setiap sisi ke jalur aksial internal. Minyak keluar dari
ujung semak dan bersirkulasi kembali ke pompa dan pendingin. Salah satu
dari dua tangki header akan memberikan tekanan balik dalam sistem dan
periode pasokan oli jika terjadi kegagalan pompa. Alarm tingkat rendah akan
dipasang ke setiap tangki header.
Tekanan oli dalam sistem pelumasan lebih tinggi dari kepala air laut
statis untuk memastikan bahwa air laut tidak bisa masuk ke sterntube jika
terjadi kegagalan seal.

19.Describes pitch, slip and efficiency of a propeller!


 Controllable Pitch Propeler adalah propeler yang dapat mengubah/
mengatur pitch propelernya. Pitch adalah jarak aksial yang
ditempuh/diambil oleh propeler pada satu kali putaran penuh (360o).
 Slip adalah perbedaan antara kecepatan baling baling dengan kecepatan
kapal dalam persen (%)
 Ada beberapa efisiensi propeller.
Efisiensi lambung / hull efisiensi, Propeller bekerja menghasilkan
gaya dorong pada badan kapal ( thrust T ) pada suatu kecepatan aliran air
VA yang memasuki budang piringan atau diskus propeller. Akibatnya ,
kapal begerak pada kecepatan Vs. Hasil perkalian T . VA merupakan
tenaga kuda yang diberikan baling-baling / propeller yang berwujud
sebagai gaya dorong. Hasil itu disebut Thrust Horse Power ( THP ).
Effisiensi akan berkurang dengan bertambahnya jumlah daun propeller.

20.Describes Calculates the ship’s speed, given the engine revolutions per minute,
mean pitch and percentage slip !

Slip Semu =    S    -   V   x     100%


                           S

Slip Sejati =    S - ( V - ap )  x     100%


                S

Keterangan :

 S = Kecepatan baling-baling
 V= Kecepatan Kapal
 ap=arus ikutan

S= Kisaran x RPM mesin x 60


1 mil laut = 1852 Meter

Anda mungkin juga menyukai