Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian Dan Fungsi Tabung Poros Baling – baling

Tabung poros atau stern tube merupakan sebuah pipa yang terbuat dari besi cor yang
terletak antara buritan kapal sampai ujung sekat kamar mesin, yang berfungsi untuk
melindungi poros dari benturan - benturan benda keras yang ada di sekitar poros. Selain
itu tabung poros berfungsi sebagai tempat kedudukan bantalan.

Tabung poros baling - baling disangga oleh sekat buritan dibagian depan dan oleh boss
linggi baling-baling diujung belakang. Bagian depan tabung mempunyai pelat hadap
yang digunakan untuk mengikat tabung pada sekap ceruk buritan dengan baut dan pada
bagian belakang dibuat berukir untuk mengikat tabung terhadap boss linggi baling -
baling dengan menggunakan mur yang cukup besar.

Tabung buritan ini dapat dibuat dari bahan pipa baja, yang banyak digunakan untuk
kapal - kapal kecil. Bisa juga tabung ini dibuat dari pelat baja yang dirol, biasa dipakai
pada kapal - kapal yang lebih besar. Karena merupakan bantalan, tabung ini mempunyai
sebuah bantalan diujung belakang dan sebuah lagi diujung depan.

Secara umum bila ditinjau dari fluida pendingin, maka stern tube terbagi menjadi dua
bagian. Bagian pertama ialah stern tube dengan fluida pendingin air laut, dan stern tube
dengan media pendingin minyak pelumas. Perbedaan pada media pendingin inilah juga
yang menyebabkan bahan dari tabung penyumbat yang berhubungan dengan poros
menjadi berbeda. Untuk poros dengan media pendinginan air laut menggunakan bahan
penyumbat pada stern tube ialah dengan menggunakan kayu pogot ( pookaute ).
Sedangkan untuk bahan pendingin dengan menggunakan pelumasan, maka bahan
penyumbatnya ialah karet sintetik. Pemeriksaan pada clearence stern tube dilakukan 1
tahun sekali ialah pada
kapal menjalani annual
docking. [ CITATION Okt19 \l
1033 ]
Gambar 1 Stern Tube

B. Prinsip Kerja Stern Tube

Pada prinsipnya stern tube terdiri dari dua sistem pelumasan yaitu air laut dan minyak
lumas.Sistem modern untuk pelumasan air adalah dengan memberikan pasokan air
pelumasan dari dalam kapal, sehingga tidak lagi menggunakan air laut. Perbedaan sistem
pelumasan air laut dan minyak lumas pada sistem pelumasan air laut yaitu air laut masuk
melalui celah bantalan bagian belakang, pada bagian depan mengunakan remes packing
untuk menjaga air laut tidak masuk ke kamarmesin, mengunakan bantalan kayu pok
(lignum vitae). sistem pelumasan minyak lumas yaitu pelumasan mengunakan minyak
lumas, bantalan mengunakan babbitt methal (bearing metal), sistim kekedapan
menggunakan seal baik di depan maupun di belakang, minyak lumasditampung dalam
tangki dan dialirkan ke tabung buritan Salah satu penyebab kesalahan dalam memilih
bahan pelumas untuk permesinan kapal adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan
dalam bahan pelumas, yang dapat berakibat fatal karena dapat merusak komponen mesin
yang tidak sesuai dengan standar spesifikasi pabrik pembuatbahan pelumas. pengetahuan
bahan pelumas mutlak harus dimiliki oleh awak kapal dalam bekerja diatas kapal,
disamping itu awak kapal jg diharuskan mengetahui dan memahami tentang bahan
pelumas yang sering digunakan dalam bidang permesinan dikapal untuk menghindari
kesalahan dalam pemilihan bahan pelumas yang digunakan dikapal.

Sumber utama pelumas adalah minyak bumi yang merupakan campuran beberapa
bahanorganic, terutama hidrokarbon. Segala macam minyak bumi mengandung paraffin,
naftena dan aromatik, jumlah susunan tergantung minyaknya. Aromatik mempunyai sifat
pelumasan yang baik tetapi tidak tahan oksidasiparaffin dan naftena lebih stabil tetapi
tidak dapat menggantikan aromatik secara keseluruhan. Karena tipe aromatik tertentu
bertindak sebagai penghalang oksidasi dan paraffin murni tidak mempunyai sifat
pelumasan yang baik. Apabila terjadi oksidasi besar-besaran akan menyebabkan korosi
dan bahkan merusak logam yang dilumasi, kemudian minyak lumas harus diganti. daya
tahan oksidasi berkurang pada suhu yang tinggi. dengan minyak pelums yang baik,
oksidasi berkurang pada suhu yang tinggi. dengan minyak lumas yang baik, oksidasi
akan tetap berlangsung perlahan-lahan pada suhu 800C, di atas suhu tersebut kecepatan
oksidasi meningkat dengan cepat. Kecepatan oksidasi tergantung pada suhu udara dan
macam bahan bantalan (bearing),oleh karena itu sangat sulit menentukan suhu operasi
maksimum dan bagaimana seringnya minyak pelumas harus diganti. [ CITATION Jok17 \l
1033 ]

C. Bagian-Bagian Stern Tube


1. Poros Baling-Baling
Poros baling-baling (propeller shaft) merupakan salah satu bagian terpenting dari
instalasi penggerak kapal. Putaran mesin ditransmisikan ke propeller melalui poros,
maka poros sangat mempengaruhi kerja mesin bila terjadi kerusakan. Yang perlu di
ketahui adalah bahwa kedudukan poros propeller dengan mesin induk harus segaris
atau dengan kata lain harus dalam satu garis sumbu. Tenaga kerja yang dihasilkan
mesin induk di teruskan dalam bentuk putaran melalui serangkaian poros ke baling-
baling diberikan dorongan yang dibangkitkan oleh baling-baling di teruskan kebadan
kapal oleh poros baling-baling. Rangkaian poros itu disebut Shafting dan pada
umumnya terdiri dari bagian-bagian utama yang sebagai berikut :
a. Poros pendorong (Thrust Shaft)
b. Poros bagian tengah (poros antar intermediate shaft)
c. Poros baling-baling (propeller shaft) [ CITATION And19 \l 1033 ]

Gambar 2 Poros Baling-Baling

2. Fungsi Bantalan Dan Jenis – Jenisnya


Bantalan poros propeller kapal adalah suatu elemen atau bagian yang memiliki
kemampuan untuk menumpu poros yang berbeban, sehingga putaran dan gerakan
bolak – baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang umur. Bantalan
yang akan menumpu poros baling – baling haruslah cukup kokoh dan kuat untuk
memungkinkan poros baling – baling serta elemen mesin pendukung lainnya dapat
bekerja dengan baik, jika bantalan tersebut jika berfungsi dengan baik maka akan
menyebabkan penurunan kinerja sistem poros, sehingga tidak dapat bekerja sebagai
mana semestinya. Kapal yang sedang berlayar merupakan suatubenda yang terapung
dan bergerak di media air dimana untuk menjalankannya memerlukan kerjasama yang
baik antara mesin, poros baling – baling, bantalan dan baling – baling itu sendiri.
Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros, bantalan dibagi menjadi:
a. Bantalan lucur

Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena
permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaran lapisan
pelumas.

b. Bantalan gelinding

Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagaian yang berputar dengan
yang diam melalui elemen gelinding.

Berdasarkan arah beban terhadap poros, bantalan dibagi menjadi:


a. Bantalan aksial

Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros.

b. Bantalan radial

Arah beban bantalan sejajar dengan sumbu poros.

c. Bantalan gelinding khusus

Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar tegak lurus sumbu
poros.

Berdasarkan bahan bantalan, bantalan dibagi menjadi:


a. Bantalan kayu
b. Bantalan karet
c. Bantalan logam mental
Gambar 3 Bantalan Stern Tube
3. Fungsi Packing
Packing adalah alat yang berfungsi sebagai perapat antara poros dengan tabung poros
sehingga dapat membatasi air laut yang masuk kedalam ruang mesin melalui celah
antara poros dengan tabung poros. Untuk mengurangi abrasi pada packing digunakan
grase atau gemuk yang tahan terhadap air laut. Packing diletakkan pada tabung poros
yang ditekan dan di kencangkan oleh gland packing. Perlu juga diperhatikan pada saat
pengencangan gland packing ketika kapal sedang beroperasi, Supaya pengencangan
jangan terlalu rapat agar pada saat poros berputar air laut dapat masuk melalui
packing. Tujuannya adalah untuk melumasi dan mendinginkan poros sehinggah dapat
mencegah kelebihan panas pada poros.[ CITATION Okt19 \l 1033 ]

4. Seal
Pengertian sederhana dari seal adalah komponen pada mesin yang berfungsi menyekat
pelumas. pelumas digunakan pada tempat dimana terjadi gesekan pada bagian mesin
untuk memastikan pergerakannya menjadi halus dan umurnya menjadi panjang, dan
oil seal digunakan untuk mencegah terjadinya kebocoran pelumas yang melalui
bearing clearance pada bagian yang bergerak tersebut. lebih lanjut dalam
hubungannya dengan teknik mesin, oil seal selain dipakai untuk mencegah kebocoran
pelumas, juga dapat dipakai untuk mencegah kebocoran air (water), chemical dan
juga baik untuk mencegah debu atau kotoran masuk ke dalam mesin. Oil seal dapat
digunakan untuk melakukan fungsi tersebut sekaligus. O-ring, lip packing, gland, dan
mechanical seal lainnya fungsinya sama seperti seal Sebagian besar sering digunakan
untuk
aplikasi
shaft yang
berputar.
Gambar 4 Seal

5. Remers Packing
Remers packing adalah alat yang berfungsi sebagai perapat antara poros dengan
tabung poros sehingga dapat membatasi air laut yang masuk kedalam ruang mesin
melalui celah antara poros dengan tabung poros. Untuk mengurangi abrasi pada
packing digunakan grease atau gemuk yang tahan terhadap air laut. packing
diletakkan pada tabung poros yang ditekan dan di kencangkan oleh gland packing,
perlu juga diperhatikan pada saat pengencangan gland packing ketika kapal sedang
beroperasi,supaya pengencangan jangan terlalu rapat agar pada saat poros berputar air
laut dapat masuk melalui packing, tujuannya untuk melumasi dan mendinginkan
poros sehingga dapat mencegah kelebihan panas pada poros.

D. Sistem Pelumasan Sterntube

Fungsi terpenting dari pelumas adalah mencegah logam bergesekan, menghindari


keausan, mengurangi hilangnya tenaga, dan mengurangi timbulnya panas. Hal yang
diinginkan adalah apabila gesekan logam dicegah atau ditiadakan, disebut hydrodinamik
atau penuh film pelumas, disini gesekan metal betul - betul diganti dengan gesekan
dalam pelumas yang sangat rendah. Sebaliknya karena tekanan tinggi, kecepatan rendah,
pelumas tidak cukup dan sebagainya, film pelumas menjadi sangat tipis, pelumas akan
disebut dalam kondisi boundary dan masih menyebabkangesekan logam.

Disamping itu gesekan juga tergantung dari kehalusan dan keadaan logam,selain
kemampuan pelumas. Bahan yang tidak sejenis biasanya kurang menyebabkan kerusakan
permukaan dibandingkan bahan yang sejenis. Dalam kenyataan molekul pelumas yang
berhubungan langsung dengan logam akan diserap permukaan logam. Kemampuan dan
adhesi penyerapan molekul - molekul ini memberikan daya tahan pada logam. Terlepas
dari kemampuan pelumas, pelumas harus tahan lama, tahan panas dan tahan oksidasi.

Minyak mineral, tumbuh – tumbuhan dan binatang atau gemuk sebagai pelumas
mempunyai kemampuan pelumas tetapi tidak cukup tahan oksidasi. Viskositas adalah
ukuran tahanan mengalir suatu minyak merupakan sifat yang penting dari minyak
pelumas. Beberapa pengujian telah dikembangkan untuk menentukan viskositas, antara
lain pengujian Saybolt, Redwood, Engler, dan Viscosity Kinematic. Viskositas semua
cairan tergantung pada suhu. Bila suhu meningkat maka daya kohesi antar molekul
berkurang. Sebagai jenis minyak perubahan viskositasnya sangat drastis dibandingkan
yang lainnya. Titik beku suatu minyak adalah suhu dimana minyak berhenti mengalir
atau dapat juga disebut titik cair yaitu suhu terendah dimana minyak masih mengalir.
Pengetahuan mengenai hal ini penting dalam pemakaian minyak pada suhu yang rendah.[
CITATION Okt19 \l 1033 ]

Sistem Pelumasan dibagi menjadi 2 tergantung bahannya yaitu:

1. Sistem Pelumasan Air Laut


Sistem ini menggunakan air laut sebagai pelumas agar gesekan yang terjadi dapat
diminimalisir. Pada sistem ini terdapat bantalan (bearing) yang terbuat dari bahan
cast iron yang sedikit lebih besar dari pada bagian depan serta mudah untuk
dibuka. Bagian dari stern tube dengan pelumasan air ini menempel pada after peak
bulkhead. Pada ujung bagian depan dilengkapi dengan stuffing box dan gland,
sedangkan pada bagian belakang terdapat bearing dari bahan kayu lignum vitae
atau sejenisnya. Bahan ini jika terkena laut maka akan mengeluarkan cairan yang
dapat difungsikan sebagai pelumas. Selain bahan lignum vitae, juga dapat
digunakan bahan karet komposit (cutlass rubber) atau beberapa material plastik
yang telah diizinkan sebagai bantalan. Untuk bantalan pada sistem pelumasan air
laut, diameternya tidak kurang dari 4 x diameter poros. Jika diameter bearing lebih
dari 380 mm, maka masuknya air kedalam stern tube harus dilakukan dengan paksa
(force water lubrication) dengan menggunakan circulating pump atau peralatan
tambahan lainnya yang dilengkapi dengan flow indicator. Pemeriksaan pooros
dengan sistem ini (pencabutan poros) dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Gambar 5 Konstruksi Sistem Pelumaan Air

2. Sistem Pelumasan Minyak


Tidak seperti pada pelumasan air laut, pada pelumasan minyak, shaft liner tidak
lagi dibutuhkan. Secara umum, hanya sedikit shaft liner kecil dipasang dibagian
belakang sebagai tempat untuk menempelkan seal pada poros propeller boss.
Dengan dipasangkan seal akan berguna untuk membatasi masuknya air laut
kedalam stern tube, sehingga pelumasan hanya dilakukan oleh minyak pelumas.
Bearing berguna untuk menahan gesekan atau beban puntir dari poros sehingga
tidak merusak poros. Bearing terbuat dari bahan white metal. Bahan plastik yang
kaku dapat juga digunakan untuk menggantikan white metal, selain itu untuk
bantalan juga dapat digunakan bahan dari keramik.
Sistem pelumasan yang dipasang harus mempertahankan viskosistas dari minyak
pelumas pada kondisi temparature yang berbeda-beda. Grafity tank diletakkan
dilengkapi dengan low level alarm untuk mengalirkan minyak secara gravitasi ke
seluruh stern tube dan melumasi poros. Sistem pelumasan ini bergantung pada
beban sisa pada stren tube untuk dilakukan pengukuran tekanan dilakukan untuk
memastikan bahwa tidak ada saluran yang tersumbat. Hal ini dilakukan dengan
mamanipulasi katup pada tangki yang terletak diatas dan operasi pompa dengan
sedikit kelebihan tekanan. Jika pelumas kembali ke tangki menandakan bahwa
jalur minyak telah bersih. Jalur pipa pelumas harus betul-betul dijaga dalam
keadaan bersih (tidak tersumbat) agar minyak pelumas dapat bergerak secara
gravitasi dan melunasi poros.
Gambar 6 Sistem Pelumasan Minyak

Anda mungkin juga menyukai