TUGAS AKHIR
Oleh :
RANDI ARISNO
NIT : 11 617 015
Oleh :
RANDI ARISNO
NIT 11 617 015
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Jurusan : Kemaritiman
Hubmar 22.
Dengan ini menyatakan bahwa laporan Tugas Akhir ini adalah hasil karya
saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya
Tugas Akhir ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan
Randi Arisno
NIT. 11 617 015
ii
HALAMAN PENGESAHAN
NIT : 11617015
JURUSAN : KEMARITIMAN
Menyetujui:
Mengesahkan,
Direktur Politeknik Negeri Samarinda
Ir.H.Ibayasid, M.Sc
NIP.1959 0303 198903 1002
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI
PROSEDUR PENGGUNAAN FIRE HYDRANT DI ATAS KAPAL SPOB.
HUBMAR 22
JURUSAN : KEMARITIMAN
Dewan Penguji:
Penguji I,
Nama : Agus Rony katili. ANT I
Penguji II,
Nama : M. Adham, S.Kom., M.Si
NIP : 196407061989031004
Penguji III,
Nama : Rusman, ST., MT
NIP : 197403212008121002
Mengetahui:
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
Samarinda. Laporan ini disusun berdasarkan data yang penulis proleh selama
Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih dan
3. Bapak Amir Hidayat, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Nautika Jurusan
4. Bapak Dody Siahaan, ANT II, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah
v
5. Bapak Mika Patayang, ST., MT, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
8. Capt. Max Alexander Kaunang dan seluruh officer yang telah membantu
melaksanakan PRALA.
9. Seluruh Crew SPOB. Hubmar 22, yang telah menerima kehadiran peneliti
dan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini sehingga penelitian ini
dapat terselesaikan.
11. Kedua orang tuaku tersayang, Ayah dan Ibu yang senantiasa memberikan
dorongan moral dan material yang tak terhingga serta selalu mendoakan untuk
12. Serta semua pihak yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan
Tiada kata yang tepat dan tiada yang pantas untuk rasa terimakasih penulis
pada pihak-pihak yang telah disebut di atas kecuali harapan agar Allah SWT
vi
dapat membalasnya dengan berbagai wujud rahmat dan curahan kasihnya.
Aamiin.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka diri untuk semua saran dan kritik yang membangun.
Akhirnya, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
viii
2.6 Bagian – Bagian Dari Sistem hydrant....................................... 15
4.4 Pembahasan............................................................................... 42
5.2 Saran.......................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Peristiwa kebakaran merupakan salah satu kejadian yang tidak diinginkan dan
memiliki banyak kerugian. Kebakaran tidak memilih tempat, waktu dan korban.
teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan.
pada 25 april 2011 dan juga kebakaran kapal tanker lain pada 19 Juli 2011.
perairan sei pakning depan pelabuhan umum, Bukit Batu, Bengkalis, senin
(25/4/2011). Akibatnya, satu anak buah kapal (ABK) sujamin (56) dan satu ABK
mengalami luka Bakar M Ikhsan (21). Hal ini dikarenakan tidak adanya sistem
2
pemadam di kapal tersebut. Sebuah kapal tanker terbakar di sekitar 100 mil lepas
sekitar pukul 09.00 WIB. Kabar ini di benarkan kepala polresto kepulauan seribu
sistem pencegahan aktif salah satu contohnya yaitu sistem penggunaan fire
hydrant. Penggunaan fire hydrant kebakaran adalah salah satu sistem pemadam
kebakaran yang tetap, yang menggunakan media pemadam air bertekananan yang
di alirkan melalui pipa-pipa dan selang kebakaran. Sistem hydrant terdiri dari
sistem persedian air pompa, perpipaan, kopling outlet dan inlet serta selang dan
penempatannya yaitu hydrant gedung dan hydrant halaman. Hydrant gedung ialah
dan juga mengenai banyak peristiwa kebakaran pada kapal tanker maka pada
perlu akan serta pemeriksaan dan pengujian mengenai prosedur pengunaan fire
hydrant pada kapal tanker. maka dari itu penulis mengangkat judul
HUBMAR 22”.
3
maka masalah pokok yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah.
HUBMAR 22?
Dalam tugas akhir ini saya membatasi ruang lingkup masalah dengan hanya
bahaya kebakaran besar, di kapal SPOB. HUBMAR 22, sedang yang dibahas
berkisar.
dengan baik pada saat terjadi bahaya kebakaran sebenarnya ataupun pada
kemampuan keterampilan dan disiplin kerja para perwira dan anak buah kapal,
pentingnya peningkatan penggunaan alat fire hydrant kepada anak buah kapal,
4
kebakaran dan penggunaannya agar berfungsi secara baik. Serta di harapkan dapat
beberapa manfaat yang dapat dicapai dan berguna bagi berbagai pihak, antara lain.
Sebagai usulan dan saran bagi seluruh awak kapal agar benar-benar bisa
2. Untuk penulis
(A.Md)
skripsi yang berjudul “Prosedur Penggunaan Fire Hydrant di atas kapal SPOB.
HUBMAR 22” maka sistematika penulisan terbagi dalam lima bab dimana dari
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang penilitian, rumusan masalah,
Berisikan tentang hal-hal yang bersifat teoritis yang dapat sebagai landasan
Pada bab ini berisi tentang pembahasan dari metode - metode penelitian yang
akan digunakan dalam pengumpulan data dan penyusunan tugas akhir ini.
Berisi tentang uraian hasil penilitian dan pembahasan dari permasalahan yang ada
seperti, objek yang diteliti, temuan penelitian, dan pembahasan masalah yang
timbul.
Dalam bab ini di temukan simpulan hasil penilitian dan saran – saran pemecahan
masalah, dilanjutkan pada bagian akhir yang berisi daftar pustaka dan lampiran –
Kebakaran adalah peristiwa dengan ketiga unsur (bahan bakar, oksigen dan
panas) yang berakibat menimbulkan kerugian harta benda atau cidera bahkan
Kebakaran adalah suatu peristiwa bencana yang berasal dari api yang tidak
Harta, benda, bangunan fisik, fasilitas sarana dan prasarana, dan lain lain. Maupun
kerugian non materi (rasa takut, shock, ketakutan, dan lain – lain). Hingga
kehilangan nyawa atau cacat tubuh yang di timbulkan akibat kebakaran tersebut
penanggulangan kebakaran (1987) adalah terjadi secara tidak di duga. Tidak akan
padam apabila tidak di padamkan. Dan kebakaran akan padam dengan sendirinya
terpenuhi lagi.
kebakaran adalah api yang tidak dikehendaki. Boleh jadi api itu kecil tapi
apa bila tidak di kehendaki adalah termasuk kebakaran. Fenomena kebakaran atau
gejala pada setiap tahapan mulai awal terjadinya penyalaan sampai kebakaran
padam, dapat di amati beberapa fase tertentu seperti di lukiskan pada gambar di
bawah ini:
7
Sumber. DepnakertransRI2004.com
Gambar 2.1 Diagram Fenomena kebakaran
Penjelasan :
2. Apabila energy yang tidak terkendali kontak dengan zat yang dapat
3. Apabila ada periode awal kebakaran tidak terdeteksi, maka nyala api
akan berkembang lebih besar (growth) sehingga api akan menjalar bila
arah secara konduksi, konveksi, dan radiasi, hingga pada suatu saat
surut dan berangsur – angsur akan padam, yang di sebut periode surut
(decav).
Seimbang dan kontinyu antara tiga bahan pembentuk api, yaitu bahan
bakar, energy panas, dan oksigen. Api dan tiga elemen pembentuknya itu
adalah elemen pembentuk api : bahan bakar (fuel), Energi panas (heat),
Sumber.www.pmdlk.blogspot.co.id
Gambar 2.2 Teori Segi Tiga Api (Tri Angle of Fire)
9
suatu nyala api apabila kadar elemen – elemennya seimbang. Bila salah
satu elemen kadarnya berkurang. Maka nyala api akan padam dengan
sendirinya.
Sebagai contoh, ketika kita membuat api unggun. Maka nyala api
unggun akan makin membesar bila bahan bakar yang berupa kayu kayu
mengecil bila bahan bakarnya kita kurangi. Dari contoh ini di dapat suatu
Api unggun yang kita buat juga dapat di padamkan dengan cara
menyiram air. Metode pemadaman kebakaran dengan cara ini disbut cara
panas pada nyala api, sehingg reaksi berantainya tidak seimbang dan lalu
Api unggun yang kita buat, jika api unggun itu tidak terlalu besar
di basahi. Akibat dari tertutup karung basah, maka nyala api terisolasi
dengan udara luar, atau tidak bisa bereaksi dengan oksigen. Maka
api akan padam. Pemadam nyala api dengan cara ini di sebut metode
a. Cara penguraian
b. Cara pendinginan
air ke arah sumber api. Alat yang dingunakan adalah pompa – pompa
air, slang dan alat penyemprotnya atau nozzle. Alat penyemprot air
air yang menyebar. Pancaran air yang lurus di gunakan bila sumber
terbakar berupa kayu atau bahan lain, sedangkan pancaran air yang
c. Cara Isolasi
kadar oksigen di lokasi sumber api, atau mencegah agar api tidak
menutup sumber api dengan karung atau handuk yang telah di basahi
air.
kertas, kayu, tekstil, plastic, karet, busa, dan lain – lain yang sejenis
dengan itu. Aplikasi media pemadam yang cocok adalah bahan jenis
basah yaitu air. Karena prinsip air kerja air dalam memadamkan api
dalam.
2. Kelas B, yaitu kebakaran bahan cair dan gas yang mudah terbakar. Kelas
ini terdiri dari unsur bahan yang mengandung hidrokarbon dari produk
alcohol, gas LPG, dan lain – lain yang sejenis dengan itu aplikasi media
pemadam yang cocok untuk bahan cair adalah jenis busa. Prinsip kerja
untuk bahan gas adalah jenis bahan pemadam yang bekerja atas dasar
subsitusi oksigen dan atau memutuskan reaksi berantai yaitu jenis tepung
listrik, dan lain – lain. Aplikasi media pemadam yang cocok untuk kelas
dapat terbakar tak terkecuali benda dari jenis logam, hanya saja
tidak dapat menggunakan air dan bahan pemadam seperti pada umumnya
api lambat.
13
tidak lebih 2.5 meter dan apabila terjadi kebakaran, melepaskan panas
tidak lebih dari 4 meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas
yang menggunakan media pemadam air bertekanan yang di alirkan melalui pipa
dan selang kebaran. System ini terdiri dari system persedian air, pompa,
Sistem instalasi hydrant kering adalah suatu sistem hydrant yang pipa –
pipanya tidak berisi air, dan akan berisi air manakala hydrant tersebut
digunakan.
Sistem instalasi hydrant basah adalah suatu sistem hydrant yang pipa –
klasifikasi hydrant.
menjadi:
a. Hydrant kota
Persedian air untuk hydrant jenis ini di pasok oleh penyedia air
setempat.
b. Hydrant bangunan
Hydrant bangunan ialah hydrant yang terletak atau di pasang di dalam
c. Hydrant halaman
1. Persedian air
sebagai berikut:
proteksi.
(pressure tank).
16
2. Pompa
daya listrik dan generator serta 1 unit pompa cadangan dengan sumber
a. Pompa jockey
untuk hidup (start) secara otomatis pada saat salah satu katup
tutup.
Sumber.www.bromindo.com
Gambar 2.3 Pompa Jockey
17
b. Pompa utama
kebakaran.
c. Pompa cadangan
hydrant, yang titik start bekerjanya setelah pompa utama. Pompa ini
Sumber.www.slideshare.net
Gambar 2.4 skematik Diagram Pompa
18
penutup
kg/cm
3. Perpipaan
a. Pipa penyalur
Pipa penyalur adalah pipa yang terentang dari pipa Header sampai ke
yang di pasang.
19
b. Pipa header
kecilnya sistem hydrant yang di pasang. Dari pipa header ini, selain
Pipa tegak adalah pipa yang dipasang vertical dari lantai terbawah
Pipa tegak sistem basah adalah suatu sistem hydrant dimana pada
jaringan hydrant tersebut telash terisi air dengan tekanan statis, air
akan keluar dengan pada saat katup di lantai – lantai di buka dan
Pada sistem pipa tegak tidak terisi air, pasokan dan tekanan air
Pada tegak sistem ini jaringan pipa tegak juga kosong, namun
aliran air akan diperoleh dari sistem hydrant into sendiri melalui
d. Pipa cabang
Pipa cabang adalah pipa yang dihubungkan dari piapa tegak sampai ke
sebagai berikut :
sambungan las.
Fire hose merupakan salah satu alat pemadam kebakaran berupa selang
sebuah bangunan atau gedung. Selang pemadam api ini termasuk fire
system fire hydrant untuk memadamkan kebakaran. Fungsi dari fire hose
tinggi dari tandon air / tanki air sehingga dapat digunakan untuk
memadamkan kebakaran.
produksi beberapa diameter antara lain 1,5” , 2,5”, dan 3”. Jadi dapat
coupling.
22
hose machino coupling ini di design dan dibuat oleh Negara jepang
Negara yang lain. Oleh karena itu fire hose Machino coupling
equipment.
Sumber. www.bromindo.com
Gambar 2.5 Fire Hose Machino Coupling
23
Fire hose storz xoupling merupakan salah satu fire hose coupling
Sumber.www.bromindo.com
Gambar 2.6 fire hose storz coupling
untuk mengalirkan bahan cair baik itu berupa air, minyak, maupun
Sumber.www.bromindo.com
Gambar 2.7 Fire Hose Instantaneous Coupling
– rata tekanan air pompa hydrant kurang lebih 10 bar. Oleh karena
itu fire hose red rubber yang memiliki kualitas yang baik dan mutu
bervariasi.
25
Sumber.www.bromindo.com
Gambar 2.8 Fire Hose Red Rubber
Fire hose canvas selang pemadam kebakaran ini terbuat dari bahan
Daya tahan tekanan air selang ini mampu bekerja dibawah tekanan
kepecahan pada selang ini. Hal itu tidak akan mungkin terjadi
Sumber.www.bromindo.com
Gambar 2.9 Fire Hose Canvas
26
air hingga 13 bar, fire hose ini cukup tanggu digunakan untuk
Sumber.www.bromindo.com
Gambar 3.0 Fire Hose Polyester
juga cara saat melepas selang dari sumber air, cara yang benar yaitu
awet, saat menarik selang ke arah titik api, perhatiakan landasan yang
lagi.
(alat pemadam kebakaran) yang paling depan ketika digunakan oleh tim
brigade).
nozzle yaitu hydrant nozzle spray dan hydran nozzle zet. Ujung nozzle
pemadam kebakaran untuk jarak yang jauh maupun jarak lebih dekat,
semua bisa di atur sesuai kondisi dilapangan. Fungsi lain dari nozzle
depan. selain hal tersebut fungsi dari nozzle ini digunakan untuk
jarum jam pada fire hose coupling pada fire hose yang sudah
nozzle ini tinggal diputar berlawanan arah jarum jam. Jadi tidak
sedang berlangsung.
nozzle variable yang terbuat dari brass lebih berat ketika dipegang
kuat dan tahan lama terhadap perubahan suhu. Kedua material dapat
maupun jauh.
1,5 inchi dan 2,5 inchi. Biasanya untuk ukuran 1,5 inchi digunakan di
29
dalam ruangan Karen memiliki diameter dan panjang yang lebih kecil
Sumber.www.kumpulanprotection.com
Gambar 3.1 Nozzle
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian serta obyek penelitian. Pada bab ini penulis akan menguraikan tata cara
penyusunan dan pencarian materi dari Tugas Akhir ini, bab ini terdiri dari
Alokasi waktu penelitian adalah sejak awal PRALA sampai akhir PRALA
yakni selama 12 bulan dan 6 hari di mulai sejak tanggal 23 Juli 2015 hingga 29
Juli 2016 yang dilaksanakan di atas kapal SPOB yaitu : “SPOB. HUBMAR 22”.
Sumber spob.hubmar 22
Gambar 3.2 Kapal SPOB.HUBMAR 22
31
Nationality : Indonesia
L.O.A : 85.28 M
L.B.P : 78.00 M
Breadth (Molded) : 12 M
D.W.T : 2.448 T
Speed : 10 knot
yang kongkrit sebagai bahan dalam penulisan materi pokok serta masalahnya.
Cara penulisan yang dipakai untuk memperoleh data yang diteliti sesuai dengan
a. Metode Observasi
b. Interview
Nahkoda, perwira beserta anak buah kapal yang ada di atas kapal
Adapun jenis dan sumber data yang diperoleh dan digunakan dalam
1. Data Kualitatif
sekitar pembahasan baik secara lisan maupun tulisan. Data dalam bentuk
Perwira dan ABK di atas kapal. Selain itu, data atau informasi yang
2. Sumber Data
a. Data Primer
dilokasi.
34
b. Data Sekunder
Data ini merupakan data pelengkap dari data primer yang di dapat
Pada penilitian yang akan dibahas oleh penulis di kapal SPOB. Hubmar 22
prosedur yang dilakukan di atas kapal di lakukan sepenuhnya oleh para crew di
atas kapal susai prosedur penggunaan fire hydrant yang ada, berikut penjelasan
yang berlaku, selain agar api dapat dipadamkan dengan baik juga untuk
digunakan lagi sebagai media memadamkan api jika suatu saat terjadi
36
Angkat selang fire hose mendekat, bisa juga dipanggul jika terasa
berat dan lempar selang tersebut ke arah yang mendekati api. Bisa
gulungan selang.
lainnya.
b. Persiapan Nozzle
tidak goyah.
api.
lurus ke atas
38
Jangan membuka kran air (valve) terlalu cepat. Sifat air yang ada
3. Memegang nozzle
a. Pancaran zet
namun dengan teknik – teknik tertentu seperti dilusi dengan uap air
berikut : terdapat dua pancaran jet yaitu pancaran jet utuh dan
pancaran jet lurus, pancaran jet utuh berasal dari nozzle – nozzle yang
penghalang, umumnya pancaran ini berasal dari nozzle bisa diatur dari
pertemukan geser ujung selang yang terletak pada bagian atas kurang
4.2 Pembahasan
b. Bahan bakar dari kapal: Bisa diketahui bahwa bahan bakar adalah
c. Arus listrik atau arus pendek (konslet): Hubungan pendek arus listrik
dapat juga terjadi karena arus listrik melalui jalur yang nyaris tanpa
ledakan. Hal ini dapat dicegah oleh sekering yang berfungsi norma
a. Kerusakan mekanis
b. Kesalahan manusia
Kurang pengawasan
kapal.
44
alat Fire Hydrant yang ada di kapal sudah tidak layak untuk
kapal SPOB Hubmar 22. penulis meniliti dan mengamati bahwa belum
penilitian selama praktek laut di kapal SPOB. Hubmar 22, hal ini terjadi
karena awak kapal merasa bahwa proses bongkar muat akan berjalan
adanya kebakaran pada kapal setiap saat dapat terjadi. Biasanya alat –
alat pemadam kebakaran disiapkan hanya pada saat akan ada pengecekan
dan kesadaran setiap awak kapal khususnya yang bertugas di atas deck
yang dalam kondisi tidak layak pakai. Peralatan Fire Hydrant yang ada di
atas kapal jarang sekali dirawat oleh Perwira yang bertanggung jawab
keadaan peralatan fire Hydrant dikatakan tidak pernah, oleh sebab itu
.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 kesimpulan
prosedur penggunaan fire hydrant di atas kapal, maka sebagai bagian akhir dari
tugas akhir ini penulis mencoba memberikan beberapa kesimpulan yang diambil
SPOB. Hubmar 22 masih kurang optimal, baik dari segi prosedur dalam
5.2 Saran
prosedur penggunaan fire hydrant di atas kapal, maka penulis memberikan saran –
dalam penerimaan crew kapal dan juga melakukan training kepada awak
kapal sebelum naik ke kapal. Ketiga unsur tersebut di atas harus saling
Deddy, Antung 2001. “Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses
Lingkungan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan.
http://www.slideshare.net/ekosiswantoslide/materi-pelatihan-hydrant
http://helmibidang.wordpress.com/2012/12/30./jenis-jenis-hydrant/
www.bromindo.com
www.alatpemadamapi.com
www.ciptakarya.pu.go.id/pbl/asset/doc/sni
www.solas72amandemen2010.com