Cacat Las
Undercut
Undercut adalah sebuah cacat las yang berada di bagian permukaan atau akar, bentuk cacat ini seperti cerukan yang
terjadi pada base metal atau logam induk. Jenis cacat pengelasan ini dapat terjadi pada semua sambungan las, baik
fillet, butt, lap, corner dan edge joint.
Menyesuaikan arus pengelasan, Anda dapat melihat ampere yang direkomendasikan di bungkus elektroda
atau wps (Welding Procedure Specification).
Kecepatan las diturunkan.
Panjang busur diperpendek atau setinggi 1,5 x diameter elektroda.
Sudut kemiringan 70-80 derajat (menyesuaikan posisi).
Lebih sering berlatih untuk mengayunkan yang sesuai dengan kemampuan.
2. Porosity (Porositas)
Porositas
Cacat Porositas adalah sebuah cacat pengelasan yang berupa sebuah lubang lubang kecil pada weld metal (logam
las), dapat berada pada permukaan maupun didalamnya. Porosity ini mempunyai beberapa tipe yaitu Cluster
Porosity, Blow Hole dan Gas Pore.
Pastikan elektroda yang digunakan sudah dioven (jika disyaratkan), jangan sampai kawat las terkena air
atau lembab.
Atur tinggi busur kurang lebih 1,5 x diameter kawat las.
Ampere disesuaikan dengan prosedur atau rekomendasi dari produsen elektroda.
Persiapan pengelasan yang benar, memastikan tidak ada pengotor dalam benda kerja.
Untuk material tertentu panas tidak boleh terlalu tinggi, sehingga perlu perlakukan panas.
3. Slag Inclusion
Slag
Inclusion
Welding Defect Slag Inclusion adalah cacat yang terjadi pada daerah dalam hasil lasan. Cacat ini berupa slag (flux
yang mencair) yang berada dalam lasan, yang sering terjadi pada daerah stop and run (awal dan berhentinya proses
pengelasan). Untuk melihat cacat ini kita harus melakukan pengujian radiografi atau bending.
Pastikan lasan benar benar berseih dari slag sebelum mengelas ulang.
Ampere disesuaikan dengan prosedur.
Busur las disesuaikan.
Sudut pengelasan harus sesuai.
Sudut kampuh lebih dibesarkan (50-70 derajat).
4. Tungsten Inclusion
Cacat las Tungsten Inclusion adalah cacat pengelasan yang diakibatkan oleh mencairnya tungsten pada saat proses
pengelasan yang kemudian melebur menjadi satu dengan weld metal, cacat ini hampir sama dengan slag inclusion
namun saat diuji radiografi tungsten inclusion berwana sangat terang. Untuk jenis cacat las ini hanya terjadi pada
proses pengelasan GTAW.
5. Incomplete Penetration
Incomplete
Penetration (NDT Resource)
Incomplete Penetration (IP) adalah sebuah cacat pengelasan yang terjadi pada daerah root atau akar las, sebuah
pengelasan dikatakan IP jika pengelasan pada daerah root tidak tembus atau reinforcemen pada akar las berbentuk
cekung.
6. Incomplete Fusion
Incomplete
Fusion
Cacat Incomplete Fusion adalah sebuah hasil pengelasan yang tidak dikehendaki karena ketidaksempurnaan proses
penyambungan antara logam las dan logam induk. Cacat ini biasanya terjadi pada bagian samping lasan.
7. Over Spatter
Over Spatter
(totalmateria.com)
Spatter adalah percikan las, sebenarnya jika spater dapat dibersihkan maka tidak termasuk cacat. Namun jika
jumlahnya berlebih dan tidak dapat dibersihkan maka dikategorikan dalam cacat visual.
8. Hot Crack
Hot
Crack (leniran.blogspot.co.id)
Hot Crack (retak panas) adalah sebuah retak pada pengelasan dimana retak itu terjadi setelah proses pengelasan
selesai atau saat proses pemadatan logam lasan.
Menggunakan elektroda yang sesuai dengan WPS atau Low Hidrogen yang mempunyai sifat regangan
yang tinggi.
Melakukan perlakuan panas (PWHT dan Preheat)
9. Cold Cracking.
Cold Cracking (retak dingin) adalah sebuah retak yang terjadi pada daerah lasan setelah beberapa waktu
(memerlukan waktu, bisa 1 menit, 1 jam, atau 1 hari) proses pengelasan selesai.
10. Distorsi
Distorsi (SlideShare)
Pengertian distorsi pada pengelasan adalah sebuah perubahan bentuk material yang diakibatkan panas yang berlebih
saat proses pengelasan berlangsung. Distorsi ini terjadi saat proses pendinginan, karena adanya panas yang berlebih
maka material dapat mengalami penyusutan atau pengembangan sehingga akan tarik menarik dan membuat material
tersebut melengkung.
Jenis jenis cacat pengelasan dan penyebabnya di atas dapat terjadi pada las listrik (SMAW), GMAW, GTAW, SAW,
FCAW, OAW. Namun untuk tungsten inclusion hanya terjadi pada GTAW, karena hanya pengelasan tersebut yang
menggunakan logam tungsten.
Liquid Penetrant Test
Metode Liquid Penetrant Test merupakan metode NDT yang
paling sederhana. Metode ini digunakan untuk menemukan cacat
di permukaan terbuka dari komponen solid, baik logam maupun
non logam, seperti keramik dan plastik fiber. Melalui metode ini,
cacat pada material akan terlihat lebih jelas. Caranya adalah
dengan memberikan cairan berwarna terang pada permukaan yang
diinspeksi. Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang baik dan
viskousitas yang rendah agar dapat masuk pada cacat dipermukaan
material. Selanjutnya, penetrant yang tersisa di permukaan material
disingkirkan. Cacat akan nampak jelas jika perbedaan warna
penetrant dengan latar belakang cukup kontras. Seusai inspeksi,
penetrant yang tertinggal dibersihkan dengan penerapan developer.
Kalau deformasi plastis atau patahan terjadi gelombang suara dibangkitkan oleh
pembebasan gelombang tekanan. Hal ini dinamakan pancaran akustik yang digunakan dalam
pengujian tak merusak bentuk baru. Untuk mendeteksi gelombang suara, menggunakan cara
yang sama dengan pada pengujian ultrasonic dengan menggunakan bahan piezoeletrik dan
dengan menganalisa lewat amflikasi gelombang yang diterima, jumlah kejadian, frekuensi dan
energi suatau gejala yang dianggap menyebabkan bunyi. Kalau digunakan secara sempurna,
dapat dipakai untuk mendeteksi retak lelah atau retak korosi tegangan dalam komponen mesin.