TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas menurut American Society for Quality adalah totalitas fitur dan
kebutuhan pelanggan baik yang tampak maupun yang samar. Menurut Crosby
adalah suatu sistem kendali yang efektif untuk mengoordinasikan usaha – usaha
serta dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Irwan dan
Haryono (2015), tujuan akhir dari pengendalian kualitas adalah sebagai alat yang
2.2 Pengelasan
ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan
dalam keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, las merupakan sambungan
9
10
Mengelas adalah suatu aktifitas menyambung dua bagian benda atau lebih
dengan cara memanaskan atau menekan atau gabungan dari keduanya sedemikian
rupa sehingga menyatu seperti benda utuh. Penyambungan bisa dengan atau tanpa
bahan tambah (filler metal) yang sama atau berbeda titik cair maupun strukturnya.
sampai titik rekristalisasi logam, dengan atau tanpa menggunakan bahan tambah
dan menggunakan energi panas sebagai pencair bahan yang dilas. Pengelasan juga
dapat diartikan sebagai ikatan tetap dari benda atau logam yang dipanaskan.
Mengelas bukan hanya memanaskan dua bagian benda sampai mencair dan
membiarkan membeku kembali, tetapi membuat lasan yang utuh dengan cara
antara dua atau lebih material dalam keadaan plastis atau cair dengan
menggunakan panas (heat) atau dengan tekanan (pressure) atau keduanya. Logam
pengisi (filler metal) dengan temperatur lebur yang sama dengan titik lebur dari
11
logam induk dapat atau tanpa digunakan dalam proses penyambungan tersebut
(Bakhori, 2017).
Penggunaan bahan transisi antara aluminium dengan baja pada las titik adalah
sebuah konsep yang cukup menjanjikan. Selain itu bahan transisi juga dapat
Undercut adalah sebuah cacat las yang berada di bagian permukaan atau akar,
bentuk cacat ini seperti cerukan yang terjadi pada base metal atau logam induk.
Jenis cacat pengelasan ini dapat terjadi pada semua sambungan las, baik fillet,
Ayunan tangan kurang merata, waktu ayunan pada saat disamping terlalu
cepat.
Specification).
kemampuan.
13
2.Porosity (Porositas).
Gambar 2.2
Cacat Porositas adalah sebuah cacat pengelasan yang berupa sebuah lubang
lubang kecil pada weld metal (logam las), dapat berada pada permukaan maupun
didalamnya. Porosity ini mempunyai beberapa tipe yaitu Cluster Porosity, Blow
Adanya zat pengotor pada benda kerja (karat, minyak, air dll).
14
elektroda.
benda kerja.
Untuk material tertentu panas tidak boleh terlalu tinggi, sehingga perlu
perlakukan panas.
3. Slag Inclusion.
15
Welding Defect Slag Inclusion adalah cacat yang terjadi pada daerah dalam hasil
lasan. Cacat ini berupa slag (flux yang mencair) yang berada dalam lasan, yang
sering terjadi pada daerah stop and run (awal dan berhentinya proses pengelasan).
Untuk melihat cacat ini kita harus melakukan pengujian radiografi atau bending.
Pastikan lasan benar benar berseih dari slag sebelum mengelas ulang.
4. Tungsten Inclusion.
Cacat las Tungsten Inclusion adalah cacat pengelasan yang diakibatkan oleh
menjadi satu dengan weld metal, cacat ini hampir sama dengan slag inclusion
namun saat diuji radiografi tungsten inclusion berwana sangat terang (karena berat
jenisnya lebih besar dibanding logam lasnya). Untuk jenis cacat las ini hanya
Penyebab Tungsten Inclusion:
5. Incomplete Penetration.
18
Incomplete Penetration (IP) adalah sebuah cacat pengelasan yang terjadi pada
daerah root atau akar las, sebuah pengelasan dikatakan IP jika pengelasan pada
daerah root tidak tembus atau reinforcemen pada akar las berbentuk cekung.
Cacat Incomplete Fusion adalah sebuah hasil pengelasan yang tidak dikehendaki
kotoran.
7. Over Spatter.
21
Spatter adalah percikan las, sebenarnya jika spater dapat dibersihkan maka tidak
termasuk cacat. Namun jika jumlahnya berlebih dan tidak dapat dibersihkan maka
Elektroda lembab.
hidrogen).
8. Hot Crack.
22
Hot Crack (retak panas) adalah sebuah retak pada pengelasan dimana retak itu
terjadi setelah proses pengelasan selesai atau saat proses pemadatan logam lasan.
9. Cold Cracking.
Cold Cracking (retak dingin) adalah sebuah retak yang terjadi pada daerah lasan
setelah beberapa waktu (memerlukan waktu, bisa 1 menit, 1 jam, atau 1 hari)
proses pengelasan selesai. Biasanya untuk mengecek adanya crack dilakukan uji
Travel speed pengelasan tidak terlalu cepat (lihat wps yang ada).
Lakukan pre heat (untuk material yang karbon ekuivalen diatas 0,40 maka
harus dipreheat).
10. Distorsi.
Gambar
2.9
Cacat
Las
Distorsi
24
Distorsi ini terjadi saat proses pendinginan, karena adanya panas yang berlebih
Take weld (las ikat) ditambah atau memberikan stopper (penguat pada
logam induk).
Arc Strike adalah cacat las yang diakibatkan menempelnya ujung kawat las
kedaerah logam las atau base metal secara singkat, biasanya hal ini tidak
disengaja oleh tukang las. Cacat las Arc Strike ini sangat berbahaya bagi kekuatan
logam, karena dapat mengurangi nilai ketangguhan dan kekuatan logam lasan
tersebut.
mengalami laju pendingan yang cepat, terdapat daerah HAZ dan juga berkurang
ketebalan material. Meskipun begitu masih banyak tukang las atau welder yang
12. Underfill.
26
Cacat yang terjadi pada permukaan, pada permukaan lasan pengisian masih
kurang sehingga permukaan benda kerja lebih tinggi dari daerah lasan atau
kampuh las. Untuk mengatasinya dilakukan proses pengelasan lagi pada area
tersebut atau diratakan semua daerah las dan dilakukan pengelasan secara
Cacat Las yang tidak fusi di antar layer atau pass weld metal, cacat ini terjadi
dapat dikarenakan arus yang terlalu rendah, sudut elektroda yang tidak tepat dan
kualitas, diperlukan suatu alat bantu yang dapat dipergunakan secara tepat, untuk
bantu yang dapat dipergunakan secara mudah namun tepat untuk membantu
produksi. Seven tools adalah 7 (tujuh) alat yang digunakan untuk mendukung
pengendalian kualitas :
1. Check Sheet
2. Scatter Diagram
variabel pada masing- masing sumbu, untuk melihat hubungan dari kedua
28
3. Fishbone Diagram
adalah alat untuk mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari satu efek
brainstorming.
4. Pareto Chart
Pareto chart (bagan pareto) adalah bagan yang berisikan diagram batang
klasifikasi dan nilai data, sedangkan diagram garis mewakili total data
5. Flow charts
6. Histogram
29
seberapa sering setiap nilai yang berbeda dalam satu set data terjadi. Data
7. Control Chart
Control chart atau peta kendali adalah peta yang digunakan untuk
urutan waktu. Control chart terdiri tiga garis horisontal, yaitu: Garis pusat,
garis yang menunjukkan nilai tengah atau nilai ratarata dari karakteristik
kualitas yang di-plotkan pada peta kendali. Upper control limit (UCL),
garis di atas garis pusat menunjukkan batas kendali atas. Lower control
limit (LCL), garis di bawah garis pusat menunjukkan batas kendali bawah.
13.
30
a. PLAN (MERENCANAKAN)
Tahap PLAN adalah tahap untuk menetapkan Target atau Sasaran yang
Target atau Sasaran yang telah ditetapkan tersebut. Dalam Tahap PLAN ini juga
dalam Tim tersebut serta batas-batas waktu (Jadwal) yang diperlukan untuk
terhadap penggunaan sumber daya lainnya seperti Biaya dan Mesin juga perlukan
b. DO (MELAKSANAKAN)
31
telah dikemukakan pada tahap rencana dan diterapkan secara bertahap, serta
tercapai.
c. CHECK (MEMERIKSA)
antara hasil aktual yang telah dicapai dengan Target yang ditetapkan dan juga
perbaikan dengan target yang sudah ditentukan. Bila target sudah tercapai
maka tahap proses bisa dilanjutkan pada tahap selanjutnya yaitu tahap
Action. Bila proses tidak memenuhi target yang diinginkan maka proses
d. ACT (MENINDAK)
suatu proses bila diperlukan yang didasari dari hasil analsis yang sudah