WELDING DEFECT
Oleh :
• Retak kawah terjadi di daerah sumbu (centre line) logam las yang terbentuk
pada akhir langkah pengelasan.
• Retak kawah disebabkan karena tidak terisinya crater sebelum lepas dari
busurnya, sehingga sisi-sisi crater (kawah) bagian luar yang didinginkan
dengan cepat menimbulkan tegangan yang cukup menjadikan retak di bagian
sebelah dalam dari kawah las, hal ini dapat terjadi bila tukang las cepat-cepat
menarik elektrode las pada saat mematikan busur las.
• Bentuk retak kawah ada yang memanjang dan melintang dan seperti bintang.
Retak kawah yang memanjang dan menjalar pada sumbu logam las dapat
menyebabkan centre line crack. Bila centre line crack dibiarkan maka retak
akan menjalar secara terus menerus setelah dilakukan pengelasan berikutnya
Underbead Crack
• Jenis retak ini terjadi pada akar las dan pada takikan yang ditunjukkan
pada lokasi takik logam las. Jenis retak tersebut disebabkan karena
adanya tegangan sisa yang tinggi.
• Toe dan root crack dapat terus menjalar karena kegetasan pada HAZ
sebelum tertahan oleh bagian yang lebih ductyle di daerah logam induk
Lamellar Tearing
• Lamellar tearing biasanya sering disebut sebagai retak lamel. Jenis retak ini
terjadi pada sambungan T- joint yang dilas pada kedua sisinya.
• Pada susunan semacam ini akan timbul tegangan yang mengakibatkan
pemisahan antara akar dari dua logam lasan yang mengambil tempat pada
logam induknya dan meluas sejajar bidang datar ke permukaan logam induk.
• Ketidaksinambungan semacam ini seringkali berhubungan dengan adanya
kelemahan karena laminasi pada logam dasarnya
CAVITY, POROSITY & BLOW HOLE (seri 200)
• Ciri-ciri dari cacat ini adalah adanya kantong gas yang terjadi karena adanya
gas dan uap air yang terperangkap pada waktu pembekuan logam las. Gas dan
uap tersebut antara lain Hidrogen, N2 dan CO2 .
• Pada proses pengelasan jika pendinginan terlalu cepat maka CO2 tidak sempat
keluar dan terperangkap dalam logam las.
• Porositas disebut juga blow hole, hanya saja ukurannya yang berbeda. Kantong
udara dalam logam las jika diameternya kurang dari 1,6 mm dinamakan dengan
porositas dan bila lebih besar dari 1,6 mm dinamakan blow hole.
• Jenis cacat ini bisa tersebar merata pada logam las dan kadang dengan posisi
bergerombol. Keberadaan cacat las ini tidak begitu berbahaya jika dibandingkan
dengan cacat crack (retak).
• Dilihat dari letaknya dibedakan menjadi dua:
– porositas yang terjadi pada permukaan logam las ➔ visual
– porositas yang terjadi di dalam logam las ➔ ultrasonik test dan radiographi test.
• Berdasarkan jenisnya porosity dibedakan empat:
– Uniformly scattered porosity
– Cluster porosity
– Linear porosity
– Piping porosity
Uniformly Scattered Porosity
• Cacat las jenis imperfect shape atau unacceptable contour ini terjadi
karena adanya bentuk permukaan kampuh las yang kurang
sempurna yaitu adanya dinding kampuh las yang termakan,
permukaan yang terlalu cekung atau terlalu cembung dan pengisisan
deposit las yang kurang pada logam induk
• Berdasarkan jenis cacatnya dibedakan tiga:
– Undercut
– Underfill
– Overlap
Undercut
• Undercut merupakan cacat las yang terjadi apabila ada alur las
(groove) yang ikut mencair ke dalam logam induk yang
berdekatan dengan kaki logam lasan, atau hilangnya dinding
samping dari ujung alur las dari suatu lapisan atau manik-manik
las (bead).
• Hilangnya groove akan membentuk suatu lekukan yang tajam
pada dinding samping dimana lapisan atau bead berikutnya akan
meleleh. Undercut akan memperkecil penampang melintang dan
cenderung mengakibatkan terjadinya retak, karena menjadi
tempat konsentrasi tegangan
Underfill
• Jenis cacat ini terjadi apabila tukang las secara tidak sengaja
menggoreskan elektrode las ke permukaan logam induk ketika
hendak melakukan pengelasan.
• Dari goresan akan meninggalkan cacat jenis ini pada permukaan
logam induk. Walaupun cacat las jenis ini tidak begitu berbahaya,
namun pada pekerjaan tertentu hasil pengelasan tidak bisa diterima,
khususnya pada baja yang dikeraskan. Cacat ini biasanya
dinamakan dengan arc strikes.
• Menghindari arc strikes tidak nyasar ke logam induk, maka pada
daerah yang berdekatan dengan logam las harus diberi tutup sebagai
pelindung.
• Disamping arc strikes, yang termasuk ke dalam miscalleneous defect
adalah excessive spatter. Cacat ini terjadi karena pada pasca
proses pengelasan yaitu terjadi percikan las dan akan menempel
pada logam induk. Adanya cacat ini tidak berbahaya namun pada
jenis pekerjaan tertentu, hal ini tidak diperbolehkan.
Arc Strikes dan Excessive Spatter
TUGAS WELDING INSPECTOR
1. Menginterpretasikan gambar rakitan las dan spesifikasinya.
2. Memeriksa order pembelian (purchase order) untuk meyakinkan bahwa
bahan rakitan las dan bahan las sesuai dengan spesifikasinya.
3. Memeriksa dan mengidentifikasi bahan-bahan yang diterima apakah
sesuai dengan spesifiksi pembelian.
4. Memeriksa komposisi kimia dan sifat mekanik dari laporan test pabrik
(mill sertificate) apakah sesuai dengan persyaratan spesifikasinya.
5. Memeriksa ketidaksempurnaan bahan dasar dan penyimpangan ukuran
serta bentuk.
6. Memeriksa penyimpangan bahan pengisi (filler metal).
7. Memeriksa peralatan las yang digunakan (welding equipment).
8. Memeriksa persiapan sambungan lasan (bevelling).
9. Memeriksa penyetelan sambungan (joint fit-up).
10. Memverifikasi prosedur las yang telah disetujui.
11. Memverifikasi kualifikasi untuk prosedur las, juru las dan tukang las.
12. Memilih contoh test produksi, bila diperlukan.
13. Mengevaluasi hasil test terhadap spesifikasi.
14. Memelihara rekaman-rekaman.
15. Menyiapkan laporan.
ALIRAN RENCANA PROSES INSPEKSI
• Mempelajari gambar rakitan las dan spesifikasi
– Mengetahui rincian proses pengelasan.
– Mempelajari spesifikasi bahan yang dipakai.
– Berpedoman pada “Code” atau standart (AWS, dll).
• Welding Procedure Qualification (WPS) dan Procedures Qualification
Record (PQR)
– Gambar rencana pengelasan.
– Spesifikasi bahan dasar.
– Spesifikasi elektrode las.
– Bahan las yang lain.
– Proses pengelasan.
– Kualifikasi berdasarkan hasil pengujian.
– Kualifikasi WPS dicatat pada PQR.
• Welder Performance Qualification Record (WPQR)
– Kualifikasi juru las / operator las.
– Kualifikasi dicatat pada WPQR dengan periode tertentu.
– Harus diperiksa WPQR masih berlaku apa tidak.
• Memeriksa Purchase Order
– Spesifikasi bahan dasar (grade/class, dimensi).
– Spesifikasi elektrode las (code, diameter).
• Memeriksa Mill Test Report dari Raw Material
– Nomor leburan (head number).
– Komposisi kimia (chemical properties).
– Sifat-sifat mekanik (mechanical properties).
– Kondisi bahan (as rolled, as normalized, as annealed).
– Memeriksa kesesuaian laporan hasil pengujian.
• Memeriksa dan mengidentifikasi bahan yang diterima.
– Fisik bahan.
– Tanda / marka yang menunjukkan identitas bahan.
– Sisa potongan harus diberi identitas sesuai aslinya.
• Memeriksa kemungkinan adanya cacat pada bahan.
– Cacat permukaan (surface defect).
– Laminasi.
– Penyimpangan dimensi.
• Memeriksa cara penyimpanan elektrode.
– Elektrode terbungkus untuk las SMAW.
– Menurut standart tertentu (misal : AWS A5.1).