Anda di halaman 1dari 43

Hand Out Welding Inspection

WELDING DEFECT

Oleh :

Nur Yanu Nugroho

Naval Architecture and Shipbuilding Engineering - UHT


CACAT LAS – International Institute of Welding

1. Crack (retak) – seri 100


2. Cavity, Porosity, Blow hole – seri 200
3. Solid inclusion – seri 300
4. Incomplete fusion atau Incomplete
penetration – seri 400
5. Imperfect shape – seri 500
6. Miscalleneous defect – seri 600
CRACK (seri 100)
• Crack atau retak pada pengelasan didefinisikan sebagai adanya
ketidaksinambungan (diskontinuitas) dengan ujung-ujung yang tajam.
• Jenis cacat las ini yang paling berbahaya dibandingkan dengan jenis cacat yang
lain. Karena hasil pengelasan yang mengalami cacat jenis ini, kekuatannya
akan turun dan jika mendapat beban berulang akan patah secara tiba-tiba.
• Berdasarkan letaknya dibedakan menjadi dua:
– Crack yang terjadi pada permukaan logam lasan ➔ visual
– Crack yang terjadi di dalam logam lasan ➔ ultrasonic test dan radiography
test
• Berdasarkan jenis retak dibedakan menjadi enam:
– Retak memanjang (longitudinal crack)
– Retak melintang (transverse crack)
– Retak kawah (crater crack)
– Underbead crack
– Toe and root crack
– Lamellar tearing
AWS Crack Terminology
Retak Memanjang (Longitudinal Crack)
• Retak memanjang terjadi pada permukaan dan di dalam logam las serta searah
dengan panjang alur las.
• Cacat yang terjadi bisa pendek atau bisa sepanjang alur las. Retak pada
permukaan akan menjalar pada satu tempat saja, sedangkan retak pada akar las
akan menjalar lebih dari satu tempat, yakni disamping menjalar pada logam las
juga akan menjalar pada logam induk.
• Retak di dalam logam las disebabkan oleh retak dingin (cold crack) dan retak
pada permukaan logam las dikarenakan oleh retak panas (hot crack).
• Terjadinya retak disebabkan oleh tegangan kontraksi yang tinggi pada akhir
langkah pengelasan atau adanya mekanisme hot cracking. Retak akar adalah
bentuk retak memanjang pada logam las dengan ukuran yang runcing.
• Secara umum retak memanjang diakibatkan penyetelan (fit up) yang kurang baik
atau karena terlalu kaku dan kecilnya perbandingan antara logam lasan dengan
logam induk.
Retak Melintang (Transverse Crack)
• Retak melintang dapat jadi pada logam induk dan pada logam lasan.
• Retak pada logam lasan, terjadi bila kontraksi tegangan banyak pada arah
sumber las. Retak jenis ini termasuk hot crack yang secara tergranulasi sebagai
akibat dari penyusutan panas yang tidak merata.
• Retak melintang biasanya terjadi pada daerah logam lasan dan menjalar ke
logam induk.
• Retak melintang yang terjadi pada daerah HAZ dan logam induk disebabkan
karena adanya residual stress (tegangan sisa) yang tinggi sebagai akibat siklus
termal selama pengelasan.
• Hal-hal yang dapat mempercepat timbulnya retak melintang adalah kekerasan
yang terlalu tinggi, penahanan yang berlebihan dan hidrogen yang masuk ke
dalam logam las.
Retak Kawah (Crater Crack)

• Retak kawah terjadi di daerah sumbu (centre line) logam las yang terbentuk
pada akhir langkah pengelasan.
• Retak kawah disebabkan karena tidak terisinya crater sebelum lepas dari
busurnya, sehingga sisi-sisi crater (kawah) bagian luar yang didinginkan
dengan cepat menimbulkan tegangan yang cukup menjadikan retak di bagian
sebelah dalam dari kawah las, hal ini dapat terjadi bila tukang las cepat-cepat
menarik elektrode las pada saat mematikan busur las.
• Bentuk retak kawah ada yang memanjang dan melintang dan seperti bintang.
Retak kawah yang memanjang dan menjalar pada sumbu logam las dapat
menyebabkan centre line crack. Bila centre line crack dibiarkan maka retak
akan menjalar secara terus menerus setelah dilakukan pengelasan berikutnya
Underbead Crack

• Retak underbead semacam retak memanjang dan terjadi pada daerah


HAZ.
• Underbead crack disebabkan logam induk mempunyai kekerasan yang
tinggi, penahanan yang berlebihan dan adanya hidrogen yang masuk ke
dalam logam lasan.
• Sifat baja yang mempunyai kekerasan tinggi cenderung bersifat
martensit dan akan mudah retak jika terkena panas yang berlebihan.
Perbedaan kekerasan antara logam las dan logam induk dapat
menyebabkan pada proses pengelasan, logam yang martensit akan
tertahan oleh logam yang ductyle sehingga menimbulkan retak.
Toe and Root Crack

• Jenis retak ini terjadi pada akar las dan pada takikan yang ditunjukkan
pada lokasi takik logam las. Jenis retak tersebut disebabkan karena
adanya tegangan sisa yang tinggi.
• Toe dan root crack dapat terus menjalar karena kegetasan pada HAZ
sebelum tertahan oleh bagian yang lebih ductyle di daerah logam induk
Lamellar Tearing
• Lamellar tearing biasanya sering disebut sebagai retak lamel. Jenis retak ini
terjadi pada sambungan T- joint yang dilas pada kedua sisinya.
• Pada susunan semacam ini akan timbul tegangan yang mengakibatkan
pemisahan antara akar dari dua logam lasan yang mengambil tempat pada
logam induknya dan meluas sejajar bidang datar ke permukaan logam induk.
• Ketidaksinambungan semacam ini seringkali berhubungan dengan adanya
kelemahan karena laminasi pada logam dasarnya
CAVITY, POROSITY & BLOW HOLE (seri 200)

• Ciri-ciri dari cacat ini adalah adanya kantong gas yang terjadi karena adanya
gas dan uap air yang terperangkap pada waktu pembekuan logam las. Gas dan
uap tersebut antara lain Hidrogen, N2 dan CO2 .
• Pada proses pengelasan jika pendinginan terlalu cepat maka CO2 tidak sempat
keluar dan terperangkap dalam logam las.
• Porositas disebut juga blow hole, hanya saja ukurannya yang berbeda. Kantong
udara dalam logam las jika diameternya kurang dari 1,6 mm dinamakan dengan
porositas dan bila lebih besar dari 1,6 mm dinamakan blow hole.
• Jenis cacat ini bisa tersebar merata pada logam las dan kadang dengan posisi
bergerombol. Keberadaan cacat las ini tidak begitu berbahaya jika dibandingkan
dengan cacat crack (retak).
• Dilihat dari letaknya dibedakan menjadi dua:
– porositas yang terjadi pada permukaan logam las ➔ visual
– porositas yang terjadi di dalam logam las ➔ ultrasonik test dan radiographi test.
• Berdasarkan jenisnya porosity dibedakan empat:
– Uniformly scattered porosity
– Cluster porosity
– Linear porosity
– Piping porosity
Uniformly Scattered Porosity

• Dalam kondisi porositas akan tersebar merata di seluruh logam las,


baik pada permukaan maupun di dalam logam las.
• Porisitas ini seringkali disebabkan adanya gelembung udara yang
tertinggal di dalam logam las sebagai akibat pembekuan logam las
yang terlalu cepat.
Cluster Porosity
• Porositas jenis ini kantong udara akan terkumpul
berkelompok-kelompok dalam logam las. Dan tiap-tiap
kelompok tersebut akan terpisah dengan kelompok
kantong udara yang lain.
• Penyebabnya sama dengan cacat las porositas yang
lain.
Linear Porosity

• Kantong udara pada linear porosity akan tersebar secara memanjang


menurut garis lurus.
• Cacat ini biasanya terjadi pada daerah root pass dan ada
hubungannya dengan incomplete penetration.
Piping Porosity

• Jenis cacat ini berbentuk lubang-lubang yang menerus dan


memanjang seperti pipa.
• Cacat las jenis elongated porosity ➔ lubang-lubang yang terjadi
berbentuk menerus dan memanjang sejajar dengan akar logam las.
• Cacat las jenis worm hole porosity ➔ lubang-lubang yang terjadi tidak
sejajar dengan akar las melainkan tegak lurus dengan akar las.
SOLID INCLUSION (seri 300)
• Solid inclusion merupakan jenis cacat las yang terjadi akibat
terperangkapnya unsur logam maupun non logam di dalam logam las
pada proses pengelasan.
• Solid inclusion terjadi pada permukaan logam las, pengelasan
berlapis dan daerah akar las. Cacat jenis ini biasanya berbentuk
gumpalan.
• Berdasarkan jenisnya solid inclusion dibedakan menjadi:
– Slag inclusion
– Flux inclusion
– Oxide inclusion
– Tungsten inclusion
Slag Inclusion
• Slag inclusion adalah terperangkapnya unsur non logam di dalam logam las atau pada
daerah sambungan las dengan logam induk pada waktu proses pendinginan.
• Jenis cacat ini paling banyak terjadi dalam proses pengelasan. Slag inclusion adalah
berupa gumpalan dari material non logam yang ukurannya sangat kecil dan tidak ikut larut
di dalam cairan logam.
• Secara umum slag inclusion dibedakan menjadi 3 (tiga) macam :
– Linear slag line, berbentuk gumpalan, memanjang searah dengan akar logam las.
– Isolated slag inclusion, gumpalan-gumpalannya akan terpisah-pisah dan tersebar di
dalam logam las.
– Clustered slag inclusion, gumpalan-gumpalan yang terjadi akan terbentuk secara
mengelompok.
• Logam las yang terdapat slag inclusion akan mudah tejadi kerusakan, hal tesebut
disebabkan logam las akan mengalami penurunan yang drastis pada sigma yield-nya
Flux Inclusion
• Flux inclusion adalah terperangkapnya flux dari elektrode yang
tertinggal di dalam logam las dan tidak sempat keluar dari logam
las
• Hal ini biasanya disebabkan karena pemakaian elektrode yang
lembab dan tidak dioven terlebih dahulu sebelum digunakan.
• Flux inclusion biasanya berbentuk seperti gumpalan dengan ujung
tidak runcing, sehingga perambatan retak tidak terlalu cepat.
Dengan demikian jenis cacat ini tidak terlalu berbahaya jika
dibandingkan dengan jenis cacat retak (crack).
• Letak dari flux inclusion ada yang memanjang searah dengan akar
las, tersebar merata dan ada juga yang berkelompok-kelompok.
Oxide Inclusion

• Oxide inclusion biasanya terjadi pada pengelasan aluminium.


• Pada pengelasan aluminium dibutuhkan suatu oksida untuk
menghindarkan panas yang berlebihan. Oksida aluminium akan
terbentuk secara cepat di dalam atmosfir dan oksida tersebut akan
mudah terperangkap di dalam logam las.
• Hal ini disebabkan sifat aluminium yang mempunyai titik lebur yang
tinggi sehingga akan mengalami pendinginan yang cepat. Dalam
keadaan demikian oksida aluminium tersebut tidak sempat keluar
dari logam lasan
Tungsten Inclusion
INCOMPLETE FUSION & PENETRATION (seri 400)

• Kedua macam cacat ini adalah kurang sempurnanya peleburan


logam las ke dalam logam induk dari kondisi normal. Sehingga
bentuk mahkota las tidak sesuai dengan yang telah disyaratkan.
• Kondisi seperti ini disebabkan karena penggunaan arus listrik yang
kurang dan kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi. Peleburan
yang kurang sempurna dapat diartikan bahwa logam las tidak
dapat mengisi secara keseluruhan pada persiapan sambungan las.
Sehingga mengakibatkan adanya ruangan di antara manik-manik
las atau adanya rongga pada akar las.
• Material las yang mengalami cacat akan mempunyai umur
kelelahan yang rendah dan mengakibatkan kekuatannya
berkurang walaupun dalam pemakaian pada kondisi yang rendah.
• Hal ini diakibatkan karena adanya konsentrasi tegangan yang
tinggi yang bersumber dari rongga-rongga yang tidak terisi logam
las tersebut.
Incomplete Fusion
• Cacat las ini merupakan salah satu jenis cacat las yang berbahaya
disamping cacat-cacat las yang lain.
• Incomplete fusion adalah penggabungan yang kurang sempurna
antara logam las dengan logam induk pada garis peleburan (fusion
line) atau antara lapisan pertama dengan lapisan berikutnya pada
pengelasan berlapis (multiple pass welding).
Incomplete Penetration

• Incomplete penetration adalah kurang sempurnanya peleburan


antara logam las dengan logam induk, sehingga mengakibatkan
logam las tidak bisa menembus hingga mencapai akar las.
• Akar las akan terbentuk sebuah rongga dan ini akan menyebabkan
terjadinya konsentrasi tegangan yang tinggi, maka pada waktu
pendinginan atau penyusutan akan timbul keretakan.
IMPERFECT SHAPE (seri 500)

• Cacat las jenis imperfect shape atau unacceptable contour ini terjadi
karena adanya bentuk permukaan kampuh las yang kurang
sempurna yaitu adanya dinding kampuh las yang termakan,
permukaan yang terlalu cekung atau terlalu cembung dan pengisisan
deposit las yang kurang pada logam induk
• Berdasarkan jenis cacatnya dibedakan tiga:
– Undercut
– Underfill
– Overlap
Undercut
• Undercut merupakan cacat las yang terjadi apabila ada alur las
(groove) yang ikut mencair ke dalam logam induk yang
berdekatan dengan kaki logam lasan, atau hilangnya dinding
samping dari ujung alur las dari suatu lapisan atau manik-manik
las (bead).
• Hilangnya groove akan membentuk suatu lekukan yang tajam
pada dinding samping dimana lapisan atau bead berikutnya akan
meleleh. Undercut akan memperkecil penampang melintang dan
cenderung mengakibatkan terjadinya retak, karena menjadi
tempat konsentrasi tegangan
Underfill

• Underfill terjadi karena adanya pengisian logam las pada logam


induk, sehingga bentuk permukaan tampak cekung daripada logam
induk.
• Hal lain yang dapat menyebabkan underfill adalah karena
penyusutan pada akar las dari groove weld. Bentuk permukaan yang
cekung menjadi tempat konsentrasi tegangan yang merupakan awal
dari keretakan.
Overlap

• Overlap adalah jenis cacat las dimana logam las


melimpah atau kelebihan sehingga akan menutupi logam
induk. Logam las yang akan menutup pada logam induk
tidak dapat menyambung karena logam induk tersebut
tidak ikut melebur. Hal ini sering terjadi pada kaki logam
lasan.
MISCALLENEOUS DEFECT (seri 600)

• Jenis cacat ini terjadi apabila tukang las secara tidak sengaja
menggoreskan elektrode las ke permukaan logam induk ketika
hendak melakukan pengelasan.
• Dari goresan akan meninggalkan cacat jenis ini pada permukaan
logam induk. Walaupun cacat las jenis ini tidak begitu berbahaya,
namun pada pekerjaan tertentu hasil pengelasan tidak bisa diterima,
khususnya pada baja yang dikeraskan. Cacat ini biasanya
dinamakan dengan arc strikes.
• Menghindari arc strikes tidak nyasar ke logam induk, maka pada
daerah yang berdekatan dengan logam las harus diberi tutup sebagai
pelindung.
• Disamping arc strikes, yang termasuk ke dalam miscalleneous defect
adalah excessive spatter. Cacat ini terjadi karena pada pasca
proses pengelasan yaitu terjadi percikan las dan akan menempel
pada logam induk. Adanya cacat ini tidak berbahaya namun pada
jenis pekerjaan tertentu, hal ini tidak diperbolehkan.
Arc Strikes dan Excessive Spatter
TUGAS WELDING INSPECTOR
1. Menginterpretasikan gambar rakitan las dan spesifikasinya.
2. Memeriksa order pembelian (purchase order) untuk meyakinkan bahwa
bahan rakitan las dan bahan las sesuai dengan spesifikasinya.
3. Memeriksa dan mengidentifikasi bahan-bahan yang diterima apakah
sesuai dengan spesifiksi pembelian.
4. Memeriksa komposisi kimia dan sifat mekanik dari laporan test pabrik
(mill sertificate) apakah sesuai dengan persyaratan spesifikasinya.
5. Memeriksa ketidaksempurnaan bahan dasar dan penyimpangan ukuran
serta bentuk.
6. Memeriksa penyimpangan bahan pengisi (filler metal).
7. Memeriksa peralatan las yang digunakan (welding equipment).
8. Memeriksa persiapan sambungan lasan (bevelling).
9. Memeriksa penyetelan sambungan (joint fit-up).
10. Memverifikasi prosedur las yang telah disetujui.
11. Memverifikasi kualifikasi untuk prosedur las, juru las dan tukang las.
12. Memilih contoh test produksi, bila diperlukan.
13. Mengevaluasi hasil test terhadap spesifikasi.
14. Memelihara rekaman-rekaman.
15. Menyiapkan laporan.
ALIRAN RENCANA PROSES INSPEKSI
• Mempelajari gambar rakitan las dan spesifikasi
– Mengetahui rincian proses pengelasan.
– Mempelajari spesifikasi bahan yang dipakai.
– Berpedoman pada “Code” atau standart (AWS, dll).
• Welding Procedure Qualification (WPS) dan Procedures Qualification
Record (PQR)
– Gambar rencana pengelasan.
– Spesifikasi bahan dasar.
– Spesifikasi elektrode las.
– Bahan las yang lain.
– Proses pengelasan.
– Kualifikasi berdasarkan hasil pengujian.
– Kualifikasi WPS dicatat pada PQR.
• Welder Performance Qualification Record (WPQR)
– Kualifikasi juru las / operator las.
– Kualifikasi dicatat pada WPQR dengan periode tertentu.
– Harus diperiksa WPQR masih berlaku apa tidak.
• Memeriksa Purchase Order
– Spesifikasi bahan dasar (grade/class, dimensi).
– Spesifikasi elektrode las (code, diameter).
• Memeriksa Mill Test Report dari Raw Material
– Nomor leburan (head number).
– Komposisi kimia (chemical properties).
– Sifat-sifat mekanik (mechanical properties).
– Kondisi bahan (as rolled, as normalized, as annealed).
– Memeriksa kesesuaian laporan hasil pengujian.
• Memeriksa dan mengidentifikasi bahan yang diterima.
– Fisik bahan.
– Tanda / marka yang menunjukkan identitas bahan.
– Sisa potongan harus diberi identitas sesuai aslinya.
• Memeriksa kemungkinan adanya cacat pada bahan.
– Cacat permukaan (surface defect).
– Laminasi.
– Penyimpangan dimensi.
• Memeriksa cara penyimpanan elektrode.
– Elektrode terbungkus untuk las SMAW.
– Menurut standart tertentu (misal : AWS A5.1).

KLASIFIKASI KONDISI PENYIMPANAN PEMANASAN


ELEKTRODE Kondisi Ruangan Peti Pemanas ULANG

E6010, E6011 270 + 110C Konsultasi dengan Konsultasi dengan


Kelembaban relatif 20~60% pemasok pemasok
E6012, E6013, E6020, 270 + 110C 110 - 220C diatas 1350 + 140C selama
E6027, E7014, E7024 Kelembaban relatif maks 50% suhu ruang satu jam
E7018, E7028 270 + 110C 270 - 1380C diatas 3430 + 280C selama
Kelembaban relatif maks 50% suhu ruang satu jam
E7015, E7016 270 + 110C 270 - 1380C diatas 2880 + 280C selama
Kelembaban relatif maks 50% suhu ruang satu jam
• Pengawasan WPWO (Welder Performance Welding Operator).
– Kualifikasi juru las / operator las.
• Pengawasan WPQ (Welding Procedure Qualification).
– Spesifikasi prosedur las yang telah disetujui.
– Berdasarkan hasil uji klasifikasi.
• Pengawasan Uji Bahan dan Evaluasi Hasil uji Bahan.
– Pelaksanaan uji bahan.
– Evaluasi hasil uji bahan.
– Menyetujui / tidak spesifikasi las yang digunakan.
• Inspeksi Visual.
– Pemeriksaan hasil permukaan mahkota las.
– Pemeriksaan keseluruhan dimensi logam las.
– Mudah dilakukan, cepat dan murah.
– Cukup dengan bantuan peralatan :
• Kaca pembesar.
• Jangka sorong (vernier caliper).
• Mikrometer.
• Weld gauge.
• Borescope.
• Skala.
• Cermin.
• Waktu inspeksi visual :
– Inspeksi sebelum pengelasan.
• Pemeriksaan bahan sebelum fabrikasi.
• Dimensi pelat dan pipa.
• Adanya cacat (seam, laps, laminasi, dll.).
• Pemeriksaan hasil penyetelan (fit-up).
– Persiapan sisi (sudut bevel, alur, muka akar).
– Backing strip, backing ring, backing weld.
– Alignment dan penyetelan bagian yang dilas.
– Bebas kotoran, lemak, karat, minyak, cat, dll.
– Inspeksi pada waktu pengelasan.
• Proses las (mesin las, parameter las).
• Logam pengisi (filler metal).
• Fluks atau gas pelindung.
• Suhu pemanasan awal (pre-heating).
• Suhu antar jalur (interpass).
• Pembersihan antar lapisan (layer).
• Pemahatan, penggerindaan, penakikan (gouging).
• Persiapan sambungan untuk las balik (back weld).
• Pengendalian distorsi (welding squench).
• Perlakuan panas pasca las (PWHT).
– Inspeksi setelah pengelasan.
• Pemenuhan persyaratan gambar.
• Tampak rakitan las.
• Adanya diskontinuitas struktural.
• Kesalahan penggerindaan pada saat gouging.
• Pemenuhan persyaratan gambar.
– Ketelitian dimensi rakitan las.
– Dengan jangka sorong, mikrometer, welding gauge.
– Tinggi mahkota las, sudut bevel, dalam undercut.
• Tampak rakitan las.
– Kesesuaian dengan standart kemulusan.
– Kekasaran permukaan.
– Percikan las (speater).
• Diskontinuitas struktural.
– Kawah las, retak, kurang penetrasi, takik, overlap, dll.
– Pemenuhan persyaratan :
• Uji visual dari rakitan las.
• Uji tanpa merusak (NDT).
• Uji komposisi kimia.
• Uji mekanik oleh laboratorium berkualifikasi.
• Kualifikasi prosedur, juru / operator las.
– Pemberian tanda : diterima (accepted), ditolak
(rejected), direparasi atau ditunda (hold).
American Welding Society (AWS) Code
• Memenuhi Code AWS D1.1
– Radiology  AWS D1.1, sec. 6, Part B.
– Ultrasonic  AWS D1.1, sec. 6, Part C.
– Magnetic Particle ASTM E 709.
– Dye Penetrant  ASTM E 165.
• Syarat mutu las pekerjaan konstruksi :
– Design of New Building AWS D1.1, sec. 8.
– Design of New Bridges  AWS D1.1, sec. 9.
– Tubular Structures  AWS D1.1, sec. 10.
ASME Boiler & Pressure Vessel Code
• Power Boiller.
• Material Specifications.
• Part A  Ferrous Materials.
• Part B  Non Ferrous Materials.
• Part C  Welding rods, electrode and filler metal.
• Nuclear Component for Power Plan.
Subdivision NCA - General Requirements for division 1 and division 2.
Division 1 :
• Subsection NB – Class 1 Components
• Subsection NC – Class 2 Components
• Subsection ND – Class 3 Components
• Subsection NE – Class 4 Components
• Subsection NF – Components Supports
• Subsection NG – Core Support Structure App.
Division 2 : Code for Concrete Reactor Vessels and Containments.
• Heating Boiler.
• Non Destructive Examination.
• Recommended Rules for Care and Operation of Heating Boilers.
• Recommended Rules for Care of Power Boilers.
• Pressure Vessels
• Welding and Brazing Qualification.
• Fiberglass Reinforced Plastic Vessels.
• Rule for Inservice Inspection of Nuclear Power Plants Components.

Paling banyak di bidang perkapalan adalah Welding & Brazing Section


IX untuk kualifikasi las pada bejana tekan dan ketel uap.
API Standard 1104
• Pengelasan pipa minyak bumi dan fasilitas
terkait.
• Kualifikasi prosedur las (Qualification of
Welding Procedures).
• Kualifikasi juru las (Welder Qualification).
• Desain dan persiapan sambungan pengelasan
produksi (Design and Preparation of Joint for
Production Welding).
• Inspeksi dan pengujian las produksi
(Inspection and Testing of Production
Welding).
• Standar penerimaan Tes Tak Merusak
(Standard of Acceptability Non Destructive
Testing).
Standar Spesifikasi Bahan

❖AWS D1.1 merujuk pada standar ASTM.


– ASTM A36 ➔ Structural Steel.
– ASTM A53 ➔ Welded & Seamless Steel Pipe.
– ASTM A242 ➔ High Strength Low Alloy
Structural Steel.
– ASTM A501 ➔ Hot-formed Welded &Seamless
Carbon Steel Structural Tubing.
– ASTM A570 ➔ Hot-rolled Carbon Steel Sheet &
Strip Structural Quality.
– ASTM A709 ➔ Structural Steel for Bridge.
❖Ketel uap dan bejana tekan sesuai ASME
section II.
– SA-285 (ASTM-A285) ➔ Low and Intermediate
Tensile Strength Carbon Steel Plate for
Pressure Vessels.
– SA-209 (ASTM-A209) ➔ Seamless Carbon
Molybdenum Alloy Steel Boiler, Super Heater
Tubes.
– SA-213 (ASTM-A213) ➔ Seamless Ferrite and
Austenitic Alloy Steel Boiler, Super Heater
and Heat Exchanger Tubes.
❖Pengelasan pipa saluran dengan
standar API 1104.
– API Standard 5L ➔ Line Pipe.
– API Standard 5LX ➔ High Test Line Pipe.
– API Standard 5LS ➔ Spiral Weld Pipe
❖ Standar AWS D1.1, ASME Code, API Standard
1104 menunjuk pada AWS dengan Code :
– A5.1 ➔ Mild Steel Covered Arc Welding Electrodes.
– A5.5 ➔ Low Alloy Steel Covered Arc Welding
Electrodes.
– A5.4 ➔ Corrosion Resisting Chromium and Chromium
Nickel Steel Covered Electrodes.
– A5.2 ➔ Iron and Steel Gas Welding Rods.
– A5.23 ➔ Bare Low Alloy Steel Electrodes and Fluxes
for Submerged Arc Welding.
– A5.28 ➔ Bare Low Alloy Steel Filler Metals for Gas
Shielded Arc Welding.
– A5.14 ➔ Nickel and Nickel Alloy Bare Welding Rods
and Electrodes.

Anda mungkin juga menyukai