Anda di halaman 1dari 22

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMK PGRI Jatisari


Mata Pelajaran : Dasar Perancangan Teknik Mesin
Kelas/Semester : X/1
Materi Pokok : Pengolahan bahan non logam
KKM : 75
Alokasi Waktu : 4JP (4X45 Menit)

A. Kompetensi Inti
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja
Teknik Pemesinan pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan
potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat
nasional, regional, dan internasional.
4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik
Pemesinan. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang
terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,
gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar (KD)


Nomor KD RUMUSAN KD
3.3 Memahami prinsip pengolahan bahan non logam

4.3 Mengidentifikasi pengolahan bahan non logam

C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Level
Nomor Pengetahua
RUMUSAN IPK
KD ndan
Ketrampilan

RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 1


Pengetahuan
3.3.1 Memahami prinsip pengolahan bahan plastik (polimer) C2

3.3.2 Memahami prinsip pengolahan bahan komposit C2

3.3.3 Memahami prinsip pengolahan bahan keramik C2

Keterampilan
4.3.1 Memodifikasi pengolahan bahan non logam C3

D. Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan 3.3.1 Setelah mengali informasi dan berdiskusi siswa dapat memahami
prinsip pengolahan bahan plastik (polimer) dengan teliti dan madiri

3.3.2 Setelah mengali informasi dan berdiskusi siswa dapat memahami


prinsip pengolahan bahan komposit dengan teliti dan madiri

3.3.3 Setelah mengali informasi dan berdiskusi siswa dapat memahami


prinsip pengolahan bahan keramik dengan teliti dan madiri
Ketrampilan 4.3.1 Setelah melalui latihan siswa dapat memodifikasi Memodifikasi
pengolahan bahan non logam dengan teliti dan kreatif

E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Materi Pembelajaran
a. Pengetahuan Faktual
a. Jenis pengolahan bahan non logam
1) Pengolahan keramik
2) Pengolahan plastik
3) Pengolahan komposit
b. Pengetahuan Konseptual
b. Konsep pengolahan bahan non logam
1) Pengolahan keramik
2) Pengolahan plastik
3) Pengolahan komposit
c. Pengetahuan Prosedural
c. prosedur pengolahan bahan non logam
1) Pengolahan keramik
2) Pengolahan plastik
3) Pengolahan komposit
d. Pengetahuan Metakognitif
1) Mengamati :
Mengamati proses pengolahan logam pada tayangan video
2) Menanya :
Mengkondisikan situasi belajar untuk membiasakan mengajukan pertanyaan
secara aktif dan mandiri tentang pengolahan bahan non logam

RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 2


3) Mengekplorasi:
Mengumpulkan data yang dipertanyakan dan menentukan sumber (melalui
benda konkrit, dokumen, buku, eksperimen) untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan tentang pengolahan bahan non logam.
4) Mengasosiasi :
Mengkatagorikan data dan menentukan hubungannya, selanjutnya
disimpulkan dengan urutan dari yang sederhana sampai pada yang lebih
kompleks terkait dengan pengolahan bahan non logam.
5) Mengkomunikasikan :
Menyampaikan hasil konseptualisasi tentang pengolahan bahan non logam.
2. Materi Pembelajaran Remedial
Disesuaikan dengan materi yang tidak dikuasai peserta didik.
3. Materi Pembelajaran Pengayaan
Pembuatan mould design pada pengolahan logam plastik.

F. PENDEKATAN, MODEL, METODE PEMBELAJARAN


1. Pendekatan : Scientific
2. Model : Discovery learning
3. Metode : Ceramah, Diskusi, dan Penugasan

G. MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media/alat:
a. Laptop,
b. LCD Proyektor,
c. Mesin frais dan perlengkapannya
d. Lembar kerja siswa
2. Bahan: Slide Power Point berisi tentang materi pembelajaran “pengolahan bahan non
logam” dan hand out.

F. SUMBER BELAJAR
1. Yunianto, Arif (2018), Dasar Perancangan Teknik Mesin, Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia
2. Anwar Fuady. (1999). Ilmu Bahan. Bandung: Angkasa.
3. Surdia, Tata. 2013. Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta: Balai Pustaka
4. Solih Rohyana. (1999). Pengetahuan & Pengolahan Bahan SMK. Bandung:
Humaniora Utama Press (HUP).

H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (4 x 45 menit)
Langkah-Langkah Pembelajaran
Waktu
1. Pendahuluan
 Guru masuk kelas tepat waktu dan mengucapkan salam. (Penumbuhan
karakter budaya sekolah tentang disiplin dan religius) 15
 Guru menyiapkan perserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti

RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 3


pembelajaran yaitu dengan berdoa dipimpin oleh Ketua kelas (Penumbuhan
karakter religius), dan peserta didik diminta untuk merapihkan tempat duduk
dan membersihkan sampah yang ada disekitar tempat duduk (Penumbuhan
karakter peduli lingkungan).
 Menyanyikan lagu Indonesia Raya pada jam pertama pembelajaran
(Penumbuhan karakter cinta tanah air).
 Guru memberikan motivasi belajar siswa
 Guru mengisi agenda kelas dan mengabsen siswa. (penumbuhan karakter
disiplin sebagai budaya sekolah dan karakter peduli sosial)
 Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari
 Guru menjelasakan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari
 Guru memberikan informasi mengenai cakupan materi, manfaat, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan sesuai dengan silabus
 Menjelaskan teknik penilaian yang digunakan.
2. Kegiatan Inti
Stimulation  Peserta didik melihat slide tentang pengolahan bahan non
(Pemberian logam dan kegunaannya, dan/ atau melihat video
stimulus) pembelajaran tentang pengolahan bahan non logam dan
kegunaannya, atau membaca buku tentang macam-
macam mesin frais dan kegunaannya. (literasi)
 Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang
berbagai hal yang tidak diketahuinya terkait dengan
bahan tayang yang diberikan
 Peserta didik dikelompokkan dengan anggota empat
orang. Peserta didik menggunakan kesempatan yang
Problem diberikan oleh guru kepada setiap kelompok belajar untuk
statement mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan
(Identifikasi dengan pengolahan kemudian merumuskan
Masalah) permasalahannya dan memperkirakan jawaban sementara.
(critical thingking and problem solving skills)
 Peserta didik berdiskusi mengecek pandangan dan
bertukar pikiran denga teman kelompoknya mengenai 120
permasalahan yang dihadapi yaitu tentang pengolahan
bahan non logam (communication and collaboration
skills)
 Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang berbagai hal
yang tidak diketahuinya terkait dengan pegolahan bahan
non logam (communication)
Data Collection  Peserta didik dalam kelompok melalui berbagai sumber
(Mengumpulkan informasi, kajian literatur, melakukan browsing di internet
Data) mengumpulkan informasi mengenai pemgolahan bahan
non logam (literasi)

Data Processing  Peserta didik secara berkelompok mengolah data yang


Pengolahan data telah diperoleh berkaitan dengan pengolahan bahan non
logam. (collaboration skill)
Verification  Peserta didik dituntut untuk membandingkan hasil
RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 4
(menguji hasil) diskusi yang telah dilakukan tentang pengolahan bahan
non logam dengan hasil diskusi kelompok lain dengan cara
melakukan presentasi. (critical thingking)
 Peserta didik memberikan komentar, pertanyaan,
dan penguatan jawaban kepada kelompok yang sedang
melakukan presentasi secara sopan, komunikatif, dan
penuh tanggung jawab. (pendidikan karakter)
Conclusions  Peserta didik secara berkelompok untuk membuat
Menarik kesimpulan mengenai materi yang dikaji (pengolahan
kesimpulan/ bahan non logam) dengan diberi penguatan oleh guru.
generalisasi (creativity)

3.Penutup
 Peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran.
 Peserta didik mengikuti evaluasi secara tertulis.
 Guru memberikan tugas/latihan soal untuk dikerjakan di rumah terkait materi
yang telah dipelajari.
 Peserta didik meberikan tanggapan dan kesan terhadap proses pembelajaran 45
yang digunakan guru sebagai refleksi pembelajaran.
 Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
 Salah seorang peserta didik memimpin berdoa untuk mengakhiri
pembelajaran.

Pertemuan 2 (4 x 45 menit)
Langkah-Langkah Pembelajaran
Waktu
4. Pendahuluan
 Guru masuk kelas tepat waktu dan mengucapkan salam. (Penumbuhan
karakter budaya sekolah tentang disiplin dan religius)
 Guru menyiapkan perserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
pembelajaran yaitu dengan berdoa dipimpin oleh Ketua kelas (Penumbuhan
karakter religius), dan peserta didik diminta untuk merapihkan tempat duduk
dan membersihkan sampah yang ada disekitar tempat duduk (Penumbuhan
karakter peduli lingkungan).
 Menyanyikan lagu Indonesia Raya pada jam pertama pembelajaran
(Penumbuhan karakter cinta tanah air). 15
 Guru memberikan motivasi belajar siswa
 Guru mengisi agenda kelas dan mengabsen siswa. (penumbuhan karakter
disiplin sebagai budaya sekolah dan karakter peduli sosial)
 Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari
 Guru menjelasakan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari
 Guru memberikan informasi mengenai cakupan materi, manfaat, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan sesuai dengan silabus
 Menjelaskan teknik penilaian yang digunakan.
5. Kegiatan Inti

RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 5


Stimulation  Peserta didik melihat slide tentang pengolahan bahan non
(Pemberian logam dan kegunaannya, dan/ atau melihat video
stimulus) pembelajaran tentang pengolahan bahan non logam dan
kegunaannya, atau membaca buku tentang macam-
macam mesin frais dan kegunaannya. (literasi)
 Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang
berbagai hal yang tidak diketahuinya terkait dengan
bahan tayang yang diberikan
 Peserta didik dikelompokkan dengan anggota empat
orang. Peserta didik menggunakan kesempatan yang
Problem diberikan oleh guru kepada setiap kelompok belajar untuk
statement mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang relevan
(Identifikasi dengan pengolahan kemudian merumuskan
Masalah) permasalahannya dan memperkirakan jawaban sementara.
(critical thingking and problem solving skills)
 Peserta didik berdiskusi mengecek pandangan dan
bertukar pikiran denga teman kelompoknya mengenai
permasalahan yang dihadapi yaitu tentang pengolahan
bahan non logam (communication and collaboration
skills) 120
 Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang berbagai hal
yang tidak diketahuinya terkait dengan pegolahan bahan
non logam (communication)
Data Collection  Peserta didik dalam kelompok melalui berbagai sumber
(Mengumpulkan informasi, kajian literatur, melakukan browsing di internet
Data) mengumpulkan informasi mengenai pemgolahan bahan
non logam (literasi)

Data Processing  Peserta didik secara berkelompok mengolah data yang


Pengolahan data telah diperoleh berkaitan dengan pengolahan bahan non
logam. (collaboration skill)
Verification  Peserta didik dituntut untuk membandingkan hasil
(menguji hasil) diskusi yang telah dilakukan tentang pengolahan bahan
non logam dengan hasil diskusi kelompok lain dengan cara
melakukan presentasi. (critical thingking)
 Peserta didik memberikan komentar, pertanyaan,
dan penguatan jawaban kepada kelompok yang sedang
melakukan presentasi secara sopan, komunikatif, dan
penuh tanggung jawab. (pendidikan karakter)
Conclusions  Peserta didik secara berkelompok untuk membuat
Menarik kesimpulan mengenai materi yang dikaji (pengolahan
kesimpulan/ bahan non logam) dengan diberi penguatan oleh guru.
generalisasi (creativity)

6. Penutup
 Peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran. 45
 Peserta didik mengikuti evaluasi secara tertulis.

RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 6


 Guru memberikan tugas/latihan soal untuk dikerjakan di rumah terkait materi
yang telah dipelajari.
 Peserta didik meberikan tanggapan dan kesan terhadap proses pembelajaran
yang digunakan guru sebagai refleksi pembelajaran.
 Guru memberikan informasi materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
 Salah seorang peserta didik memimpin berdoa untuk mengakhiri
pembelajaran.

H.PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


1. Penilaian Sikap
Terlampir
2. Penilaian kompetensi pengetahuan
a. Teknik : Tes
b. Bentuk : Tes tertulis (Pilihan Ganda, Uraian)
c. Instrumen : Soal Uraian
1.1 Kompetensi dasar

3.3 Memahami prinsip pengolahan bahan non logam

2.2 Soal tes


2.2.1 Soal tes pilihan ganda
Soal Skor
1. Berikut ini salah satu macam proses pembentukan keramik ....
a. pembetukan tangan langsung
b. pembentukan tangan tidak langsung
1
c. pembentukan pola
d. pembentukan kaki tembikar
e. pembentukan mal
2. Perhatikan gambar di bawah ini:

Gambar di atas merupakan proses pengolahan plastik menggunakan


metode ...
a. vacuum bag
b. pressure bag
c. hand lay up
d. spray-up
e. spray-down
3. Berikut ini tahapan proses pengolahan keramik, kecuali ... 1
RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 7
a. pemurnian
b. pembakaran
c. pembakaran biscuit
d. pengglasiran
e. pembentukan
4. Proses pembuatan komposit yang dilakukan dengan cara
penyemprotan serat (fibre) yang telah melewati tempat pemotongan
(chopper) disebut proses ...
a. vacuum bag
1
b. pressure bag
c. hand lay up
d. spray-up
e. spray-down
5. Metode Contact Molding/ Hand Lay Up merupakan pembuatan
komposit dengan cara ...
a. open-mold process
b. closed mold processes 1
c. fix-mold process
d. medium mold processes
e. high mold processes
6. Berikut ini variasi proses pengolahan plastik dengan metode
ekstruksi, kecuali...
a. blown film
b. flat film and sheet 1
c. ekstrusi pipa
d. ekstrusi sudut
e. ekstrusi profil
7. Perhatikan gambar di bawah ini:

1
Gambar di atas merupakan pembentukan plastik dengan metode.....
a. proses injection molding
b. proses ekstrusi
c. proses thermoforming
d. proses blow molding
e. proses thermoformed
8. Perhatikan gambar di bawah ini : 1

RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 8


Gambar di atas merupakan proses pembuatan komposit dengan
menggunakan metode ...
a. vacuum bag
b. pressure bag
c. hand lay up
d. spray-up
e. spray-down
9. Berikut ini merupakan proses pembuatan komposit dengan cara
proses cetakan tertutup (closed mold processes) ....
a. vacuum bag
b. pressure bag 1
c. spray-up
d. injection moulding
e. spray-down
10. Perhatikan gambar di bawah ini :

Gambar di atas merupakan proses pembuatan komposit dengan 1


menggunakan metode ...
a. vacuum bag
b. pressure bag
c. hand lay up
d. spray-up
e. spray-down
Skor Maksimal 10

2.2.2 Soal Tes Uraian


Butir soal Skor Maksimal
1. Sebutkan jenis proses pembentukan keramik! 3
2. Jelaskan proses pembentukan komposit dengan proses spray-up! 5

RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 9


3. Jelaskan proses pembentukan komposit dengan proses Contact 5
Molding/ Hand Lay Up!
4. Dalam proses pengolahan keramik harus melalui proses 10
pembakaran, Mengapa pada proses pengolahan keramik harus
melalui proses tersebut? (HOTS)
5. Jelaskan perbedaan proses presure bag dengan vacuum bag! 2

2.3 Jawaban

Kunci jawaban soal pilihan ganda


1 A 6 D

2 B 7 A

3 A 8 D

4 D 9 D

5 A 10 D

Kunci jawaban soal uraian


No. Jawaban
1 Jenis proses pembentukan keramik:
a. Pembetukan tangan langsung
b. Pembentukan dengan teknik putar
c. Pembentukan dengan teknik cetak
2 Proses spray-up dilakukan dengan cara penyemprotan serat (fibre) yang telah
melewati tempat pemotongan (chopper). Sementara resin yang telah dicampur
dengan katalis juga disemprotkan secara bersamaan Wadah tempat pencetakan
spray- up telah disiapkan sebelumnya. Setelah itu proses selanjutnya adalah dengan
embiarkannya mengeras pada kondisi atsmosfer standar.
3 Proses pembuatan dengan metoda hand lay up adalah dengan cara menuangkan
resin dengan tangan kedalam serat berbentuk anyaman, rajuan atau kain, kemudian
memberi takanan sekaligus meratakannya menggunakan rol atau kuas. Proses
tersebut dilakukan berulang-ulang hingga ketebalan yang diinginkan tercapai.
4 Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah
massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran

RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 10


dilakukan dalam sebuah tungku/ furnace suhu tinggi.
5 Perbedaan pressure bag dengan vacuum bag adalah cara ini tidak memakai pompa
vakum tetapi menggunakan udara atau uap bertekanan yang dimasukkan malalui
suatu wadah elastis. Wadah elastis ini yang akan berkontak pada komposit yang
akan dilakukan proses

2.4.Pedoman penilaian
Penilaian soal pilihan ganda

Nilai PG = Jumlah jawaban benar

Pedoman penilaian soal essay


No Deskripsi Skor
1. Peserta didik dapat menjawab pertanyaan dengan 100%
lengkap dan tepat

2. Peserta didik dapat menjawab dengan tepat tetapi tidak 80%


lengkap

3. Peserta didik dapat menjawab pertanyaan dengan 60%


cukup lengkap

4. Dapat menjawab pertanyaan dengan kurang lengkap 40%

Keterangan :
Skor maksimal = Skor perolehan X 10 = Nilai Essay

25

Nilai Total = (Nilai PG + Nilai Essay) / 2

3. Penilaian kompetensi ketrampilan


a. Teknik : Tes
b. Bentuk : Diskusi Kelompok
c. Instrumen : Soal Diskusi Kelompok

6.1 Kompetensi dasar

4.3 Mengidentifikasi pengolahan bahan non logam

6.2 Soal tes keterampilan

RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 11


Dalam pengolahan plastik dilakukan dengan berbagai cara antara lain Proses Injection
Molding, Proses Ekstrusi, Proses Thermoforming, Proses Blow Molding. Dari ke empat jenis
pengolahan plastik tersebit memiliki tujuan dan kelebihan serta kelemahan masing-masing.
Diskusikanlah dengan teman kelompokmu tentang kapan metode pengolahan plastik tersebut
efektif digunakan. Serta indentifikasikan masing-masing kelebihan dan kekurangan masing-
masing proses tersebut. (HOTS)

3.3 Pedoman penskoran dan kriteria penilaian


Skor Kriteia Komentar
86-100 Sangat baik—sempurna: menguasai topik
bahasan, membahas dengan cermat tentang
topik diskusi, dituliskan dengan format
yang baik, dan dipresentasikan dengan baik.
76-85 Cukup—baik: cukup menguasai
permasalahan tentang topik diskusi,
dituliskan dengan format yang baik, dan
dipresentasikan dengan cukup baik
66-75 Sedang—cukup: penguasaan permasalahan
terbatas; membahas kurang lengkap topik
diskusi dan tidak dipresentasikan.
<65 Sangat kurang—kurang: tidak menguasai
permasalahan; tidak ada substansi; tidak
relevan; tidak layak dinilai
4. Pelaksanan Remidial:
Kegiatan remedial diberikan kepada peserta didik yang belum memenuhi KKM dan
dilaksanakan pada pertemuan berikutnya. Yaitu berupa mengerjakan soal essay yang ada
hubungannya dengan Gaya aksi dan reaksi di buku Teknologi Mekanik

5. Pelaksanaan Pengayaan:
Diberikan kepada peseta didik yang telah mendapatkan nilai sama atau melebihi KKM

Mengetahui Karawang, 1 Desember 2021


Kepala SMK PGRI Jatisari Guru Mata Pelajaran

Agus Saputera, ST., M.Pd Elis Rosidah, ST., M.Pd

RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 12


LAMPIRAN
Lampiran 1. Materi Pembelajaran

1.     BAHAN NON LOGAM


Bahan bukan logam digunakan dalam bidang teknik, karena memiliki sifat-sifat yang
dibutuhkan dari suatu bagian konstruksi yang tidak dimiliki oleh bahan lain. Selain itu bahan
bukan logam juga dapat digunakan untuk menggantikan pemakaian bahan logam pada
beberapa alat dan bagian konstruksi.
Bahan sintetis banyak digunakan pada industri permesinan, dari industri kecil sampai
industri besar. Pengolahan bahan-bahan sintetis lebih murah dibandingkan dengan bahan
yang didapat dari pertambangan. Sehingga kalau ditinjau dari segi ekonomi dan proses, bahan
sintetis lebih murah dan lebih cepat dari pada bahan tambang.
Material non logam dapat dibedakan menjadi beberapa golongan, yaitu:
a. Keramik
b. Plastik (polimer)
c. Komposit
Material keramik merupakan material yang terbentuk dari hasil senyawa (compound)
antara satu atau lebih unsur-unsur logam (termasuk Si dan Ge) dengan satu atau lebih unsur-
unsur non logam. material jenis keramik semakin banyak digunakan, mulai berbagai abrasive,
pahat potong, batu tahan api, kaca, dan lain-lain, bahkan teknologi roket dan penerbangan
luar angkasa sangat memerlukan keramik. Contoh keramik: silikon oksida, aluminium
oksida, kalsium oksida, magnesium oksida, kalium oksida dan natrium oksida.
Plastik (polimer) adalah material hasil rekayasa manusia, merupakan rantai molekul yang
sangat panjang dan banyak molekul MER yang saling mengikat. Pemakaian plastik juga
sangat luas, mulai peralatan rumah tangga, interior mobil, kabinet radio/ televisi, sampai
konstruksi mesin. Polimer yang dapat dibentuk kembali dengan pemanasan disebut
termoplastik, sedangkan yang tidak dapat dibentuk kembali disebut termoset. Contoh
polimer: polietilen, polipropilen, polivinilklorid dan lain-lain.
Komposit merupakan material hasil kombinasi dari dua material atau lebih, yang sifatnya
sangat berbeda dengan sifat masing-masing material asalnya. Komposit selain dibuat dari
hasil rekayasa manusia, juga dapat terjadi secara alamiah, misalnya kayu, yang terdiri dari
serat selulose yang berada dalam matriks lignin. Komposit saat ini banyak dipakai dalam
konstruksi pesawat terbang, karena mempunyai sifat ringan, kuat dan non magnetik.

RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 13


2. Pengolahan bahan Non Logam
a. Pengolahan Keramik
Ada beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu material
keramik, yaitu:
1) Pengolahan bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai
material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai.
Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara
manual ataupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang
harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran,
pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir dapat
dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill. Penyaringan
dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran
butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60 – 100
mesh.
Pencampuran dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan
yang homogen/seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun
masinal dengan blunger maupun mixer.
Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran bahan
yang berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi
jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini dapat
dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan alat
filterpress.
Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk
menghomogenkan massa badan tanah liat dan membebaskan gelembung-gelembung
udara yang mungkin terjebak. Massa badan keramik yang telah diuli, disimpan dalam
wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan keplastisan yang maksimal.
2) Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis
menjadi benda-benda yang dikehendaki. Ada tiga teknik utama dalam membentuk benda
keramik antara lain: pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar
(throwing), dan teknik cetak (casting).
a) Pembetukan tangan langsung (handbuilding)
Dalam membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung, ada
beberapa metode yang dikenal selama ini: teknik pijit (pinching), teknik pilin
(coiling), dan teknik lempeng (slabbing).
b) Pembentukan dengan teknik putar (throwing)
Pembentukan dengan teknik putar adalah teknik yang paling mendasar dan
merupakan kekhasan dalam kerajinan keramik. Karena kekhasannya tersebut,
sehingga keteknikan ini menjadi semacam icon dalam bidang keramik. Dibandingkan
dengan keteknikan yang lain, teknik ini mempunyai tingkat kesulitan yang paling
tinggi. Keramik dibentuk diatas sebuah meja dengan alat pemutar yang berputar.
Benda yang dapat dibuat dengan teknik ini adalah benda-benda yang berbentuk dasar
silinder: misalnya piring, mangkok, vas, guci dan lain-lain. Alat utama yang
RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 14
digunakan adalah alat putar (meja putar). Meja putar dapat berupa alat putar manual
mapupun alat putar masinal yang digerakkan dengan listrik.
Secara singkat tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar adalah: centering
(pemusatan), coning (pengerucutan), forming (pembentukan), rising (membuat
ketinggian benda), refining the contour (merapikan).
c) Pembentukan dengan teknik cetak (casting)
Pada teknik ini, produk keramik tidak dibentuk secara langsung dengan
tangan; tetapi menggunakan bantuan cetakan/ mold yang dibuat dari gipsum. Teknik
cetak dapat dilakukan dengan 2 cara: cetak padat dan cetak tuang (slip). Pada teknik
cetak padat bahan baku yang digunakan adalah badan tanah liat plastis sedangkan
pada teknik cetak tuang bahan yang digunakan berupa badan tanah liat slip/ lumpur.
Keunggulan dari teknik cetak ini adalah benda yang diproduksi mempunyai bentuk
dan ukuran yang sama persis. Berbeda dengan teknik putar atau pembentukan
langsung,
3) Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah
pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang
terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3
proses penting:
a) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap,
sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti.
b) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut.
c) Air yang terserap pada permukaan partikel hilang.
Tahap-tahap ini menerangkan mengapa harus dilakukan proses pengeringan secara
lambat untuk menghindari retak/ cracking. Proses yang terlalu cepat akan mengakibatkan
keretakkan dikarenakan hilangnya air secara tiba-tiba tanpa diimbangi penataan partikel
tanah liat secara sempurna, yang mengakibatkan penyusutan mendadak.
Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal benda
keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan,
pengeringan dengan sinar matahari langsung atau mesin pengering dapat dilakukan.
4) Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah
massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan
dalam sebuah tungku/ furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi
hasil pembakaran: suhu sintering/ matang, atmosfer tungku dan mineral yang terlibat.
5) Pembakaran biscuit
Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena melalui
pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque) merupakan
suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah dibakar pada kisaran suhu 700 o –
1000oC. Pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu benda menjadi kuat, keras,
kedap air. Untuk benda-benda keramik berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap
awal agar benda yang akan diglasir cukup kuat dan mampu menyerap glasir secara
optimal.
6) Pengglasiran
RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 15
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran
glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau
dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup
dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan.
Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih
kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
b. Pengolahan Plastik
Plastik merupakan bahan yang sangat penting dalam dunia permesinan dan industri
modern. Plastik merupakan bahan sintetis berasal dari minyak mineral, gas alam, atau dibuat
dari bahan asal batu bara, batu kapur, udara, air dan juga dari binatang dan tumbuh-
tumbuhan. Pengolahanya dapat dikerjakan pada proses panas dan tekanan.
Pada dasarnya sifat-sifat plastik pada umumnya adalah sebagai berikut:
1) Tahan korosi oleh atamosfer ataupun ole beberapa zat kimia.
2) Berat jenisnya cukup rendah, sebagian dapat mengapung dalam air.
3) Cukup ulet dan kuat, tetapi kekuatanya dibawah logam.
4) Bahan termoplastik mulai melunak pada suhu yang rendah, sedikit mempunyai wujud
yang menarik dan dapat diberi warna, ada yang transparan.
5) Sifat mekanik dari plastik adalah tidak mudah pecah dan rapuh. Beberapa bahan
plastik koefisien gesekanya sangat rendah sehingga sering digunakan sebagai bantalan
kering.
Proses pembentukan plastik dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti di bawah ini:
1) Proses Injection Molding
Termoplastik dalam bentuk butiran atau bubuk ditampung dalam sebuah hopper
kemudian turun ke dalam barrel secara otomatis (karena gaya gravitasi) dimana ia
dilelehkan oleh pemanas yang terdapat di dinding barrel dan oleh gesekan akibat
perputaran sekrup injeksi. Plastik yang sudah meleleh diinjeksikan oleh sekrup injeksi
(yang juga berfungsi sebagai plunger) melalui nozzle ke dalam cetakan yang didinginkan
oleh air. Produk yang sudah dingin dan mengeras dikeluarkan dari cetakan oleh
pendorong hidrolik yang tertanam dalam rumah cetakan selanjutnya diambil oleh manusia
atau menggunakan robot. Pada saat proses pendinginan produk secara bersamaan di
dalam barrel terjadi proses pelelehan plastik sehingga begitu produk dikeluarkan dari
cetakan dan cetakan menutup, plastik leleh bisa langsung diinjeksikan.

RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 16


Gambar 1 proses injeksi plastik
(sumber: https://gadabinausaha.wordpress.com)

2) Proses Ekstrusi
Ekstrusi adalah proses untuk membuat benda dengan penampang tetap.
Keuntungan dari proses ekstrusi adalah bisa membuat benda dengan penampang yang
rumit, bisa memproses bahan yang rapuh karena pada proses ekstrusi hanya bekerja
tegangan tekan, sedangkan tegangan tarik tidak ada sama sekali. Aluminium, tembaga,
kuningan, baja dan plastik adalah contoh bahan yang paling banyak diproses dengan
ekstrusi. Contoh barang dari baja yang dibuat dengan proses ekstrusi adalah rel kereta
api. Khusus untuk ekstrusi plastik proses pemanasan dan pelunakan bahan baku terjadi di
dalam barrel akibat adaya pemanas dan gesekan antar material akibat putaran screw.
Variasi dari ekstrusi plastik
a) blown film
b) flat film and sheet
c) ekstrusi pipa
d) ekstrusi profil
e) pemintalan benang
f) pelapisan kabel

Gambar 2 Proses Ekstruksi


(sumber: http://chemistryismyworld.blogspot.com)

3) Proses Thermoforming
Thermoforming adalah proses pembentukan lembaran plastik termoset dengan cara
pemanasan kemudian diikuti pembentukan dengan cara pengisapan atau penekanan ke
rongga mold. Plastik termoset tidak bisa diproses secara thermoforming karena
pemanasan tidak bisa melunakkan termoset akibat rantai tulang belakang molekulnya
saling bersilangan. Contoh produk yang diproses secara thermoforming adalah nampan
biskuit dan es krim.

RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 17


Gambar 3 Proses Thermoforming
(sumber: http://slideplayer.info)

4) Proses Blow Molding


Blow molding adalah proses manufaktur plastik untuk membuat produk-produk
berongga (botol) dimana plastik yang dihasilkan dari proses ekstrusi dikembangkan
dalam cetakan oleh tekanan gas. Pada dasarnya blow molding adalah pengembangan dari
proses ekstrusi pipa dengan penambahan mekanisme cetakan dan peniupan.

Gambar 4 Proses Blow Molding


(sumber: http://threads-kaskus.blogspot.com)

c. Pengolahan Komposit
Secara Garis besar pembuatan material komposit terdiri dari dari dua cara,yaitu :
1) Proses Cetakan Terbuka (Open-Mold Process)
a) Contact Molding/ Hand Lay Up
Hand lay-up adalah metoda yang paling sederhana dan merupakan proses
dengan metode terbuka dari proses fabrikasi komposit. Adapun proses dari pembuatan
dengan metoda ini adalah dengan cara menuangkan resin dengan tangan kedalam
serat berbentuk anyaman, rajuan atau kain, kemudian memberi takanan sekaligus
meratakannya menggunakan rol atau kuas. Proses tersebut dilakukan berulang-ulang
hingga ketebalan yang diinginkan tercapai. Pada proses ini resin langsung berkontak
dengan udara dan biasanya proses pencetakan dilakukan pada temperatur kamar.Pada
metoda hand lay up ini resin yang paling banyak di gunakan adalah polyester dan
epoxies. Proses ini dapat kita lihat pada gambar berikut :

RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 18


Gambar 5. Proses Hand Lay Up
(sumber: http://slideplayer.info)
Aplikasi dari pembuatan produk komposit menggunakan hand lay up ini
biasanya di gunakan pada material atau komponen yang sangat besar, seperti
pembuatan kapal, bodi kendaraan, bilah turbin angin, bak mandi,perahu.
b) Vacuum Bag
Proses vacuum bag merupakan penyempurnaan dari hand lay-up, penggunaan
dari proses vakum ini adalah untuk menghilangkan udara terperangkap dan kelebihan
resin. Pada proses ini digunakan pompa vacuum untuk menghisap udara yang ada
dalam wadah tempat diletakkannya komposit yang akan dilakukan proses pencetakan.
Dengan divakumkan udara dalam wadah maka udara yang ada di luar penutup plastik
akan menekan kearah dalam. Hal ini akan menyebabkan udara yang terperangkap
dalam specimen komposit akan dapat diminimalkan. Aplikasi dari metoda vacuum
bag ini adalah pembuatan kapal pesiar, komponen mobil balap, perahu.

Gambar 6. Proses Pencetakan dengan Vacuum Bag


(sumber: http://www.bertram31.com)
c) Pressure Bag
Pressure bag memiliki kesamaan dengan metode vacuum bag, namun cara ini
tidak memakai pompa vakum tetapi menggunakan udara atau uap bertekanan yang
dimasukkan malalui suatu wadah elastis Wadah elastis ini yang akan berkontak pada
komposit yang akan dilakukan proses. Biasanya basar tekanan yang di berikan pada
proses ini adalah sebesar 30 sampai 50 psi. Aplikasi dari metoda vacuum bag ini
adalah pembuatan tangki, wadah, turbin angin, vessel.

RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 19


Gambar 7. Proses Pencetakan dengan Pressure Bag
(sumber: http://www.moldedfiberglass.com)
d) Spray-Up
Spray-up merupakan metode cetakan terbuka yang dapat menghasilkan
bagian-bagian yang lebih kompleks ekonomis dari hand lay-up. Proses spray-up
dilakukan dengan cara penyemprotan serat (fibre) yang telah melewati tempat
pemotongan (chopper). Sementara resin yang telah dicampur dengan katalis juga
disemprotkan secara bersamaan Wadah tempat pencetakan spray- up telah disiapkan
sebelumnya. Setelah itu proses selanjutnya adalah dengan membiarkannya mengeras
pada kondisi atsmosfer standar. Aplikasi penggunaan dari proses ini adalah panel-
panel, bodi karavan, bak mandi, sampan, sampan.

Gambar 8. Proses Pencetakan dengan Spray-Up


(sumber: http://www.moldedfiberglass.com)

2) Proses Cetakan Tertutup (Closed mold Processes)


a) Proses Cetakan Tekan (Compression Molding)
Proses cetakan ini menggunakan hydraulic sebagai penekannya. Fiber yang
telah dicampur dengan resin dimasukkan ke dalam rongga cetakan, kemudian
dilakukan penekanan dan pemanasan. Resin termoset khas yang digunakan dalam
proses cetak tekan ini adalah poliester, vinil ester, epoxies, dan fenolat. Aplikasi dari
proses compression molding ini adalah alat rumah, kontainer besar, alat listrik, untuk
panel bodi kendaraan rekreasi seperti ponsel salju, kerangka sepeda dan jet ski.

RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 20


Gambar 9. Proses Pencetakan dengan Compression Molding
(sumber: http://www.substech.com)
b) Injection Molding
Metode injection molding juga dikenal sebagai reaksi pencetakan cairan atau
pelapisan tekanan tinggi. Fiber dan resin dimasukkan kedalam rongga cetakan bagian
atas, kondisi temperature dijaga supaya tetap dapat mencairkan resin. Resin cair
beserta fiber akan mengalir ke bagian bawah, kemudian injeksi dilakukan oleh
mandrel ke arah nozel menuju cetakan. Pada proses ini resin polimer reaktif yang di
gunakan seperti poliol, isosianat, poliuretan, dan poliamida menyediakan siklus
pencetakan cepat cocok untuk aplikasi otomotif dan furnitur. Aplikasi secara umum
meliputi bumper otomotif, komponen fender dan panel, alat rumah, dan komponen
mebel.
Lampiran 2 . Lembar Pengamatan Sikap

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Frais


Kelas / Semester : XI / 3
Tahun Pelajaran : 2018 / 2019
Waktu Pengamatan : Selama pembelajaran
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran pisau/ alat potong mesin frais.
1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam
pembelajaran.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi
belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas
kelompok secara terus-menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok
1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan
kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif

RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 21


1. Kurang baik jikasama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif.
2. Baik jikamenunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap
proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan
ajeg/konsisten.
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP
KELAS XI
Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan
Sikap
No. Nama Siswa Aktif Bekerjasama Toleran
KB B SB KB B SB KB B SB
1
2
3
dst
Keterangan:
KB : Kurang baik
B : Baik
SB : Sangat baik

RPP Dasar Perancangan Teknik Mesin Pertemuan ke-3 I Elis Rosidah 22

Anda mungkin juga menyukai