Anda di halaman 1dari 13

MODUL K3

PADA
PENGELASAN
Berdasarkan data Proyek dari Departemen
LATAR CPKesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan
yang dicetak pada bulan Maret 2012
BELAKANG “Setiap tahun hampir 100 orang pekerja di
bagian pengelasan mengalami cedera
sewaktu melakukan pekerjaan”
Keselamatan kesehatan kerja bagi seorang tenaga kerja
sangat diperlukan, karena hal tersebut sangat mempengaruhi dalam
melakukan proses produksi suatu pekerjaan, keselamatan kesehatan
kerja itu harus diperhatikan oleh setiap tenaga kerja agar proses
produksi dalam pekerjaan dapat berjalan dengan aman dan baik.Bagi
seorang welder (tukang las) pada pengelasan las listrik, keselamatan
kesehatan kerja sangat diperlukan, oleh karena itu setiap welder
harus memperhatikan tata cara yang benar dalam melakukan proses
pengelasan, agar keselamatan kesehatan kerja dapat terwujud
dilingkungan pekerjaan. Oleh karena itu keselamatan kesehatan kerja
didalam proses pengelasan las listrik sangat diperlukan.

K3 PENGELASAN CP 1
CP

1.PENGERTIAN PENGELASAN

suatu proses penyambungan logam


menjadi satu akibat panas dengan
atau tanpa pengaruh tekanan atau
dapat sebagai ikatan metalurgi pada
sambungan logam atau logam
paduan yang dilaksanakan dalam
keadaan lumer atau cair.

K3 PENGELASAN CP 2
CP
2. Jenis-jenis Pengelasan (Wiryosumarto, dkk 1985):

OXY-
METAL INERT ACETYLENE
GAS (MIG) WELDING
(OAW)

LAS SINAR
LASER JENIS JENIS SUBMERGED
ARC WELDING
PENGELASAN (SAW)

SHIELDED
LAS SINAR ULTRASONIC EXPLOSIVE METAL ARCH
GAS
ELEKTRON WELDING WELDING WELDING
TUNGSTEN
(UW) (EW) (SMAW)
ARC WELDING
(GTAW)

K3 PENGELASAN CP 3
CP
3. Bahaya Pengelasan
Keselamatan kesehatan kerja bagi seorang welder pada
proses pengelasan las listrik sangat diperlukan karena dalam proses
produksi suatu pekerjaan dibutuhkan welder yang produktivitasnya
tinggi tanpa merugikan semua pihak yang terkait didalamnya, baik
bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Pada proses pengelasan las
listrik banyak sekali hal-hal yang membahayakan dan perlu
diperhatikan baik bagi welder, mesin las listrik,dan orang-orang
disekitarnya, hal-hal tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

K3 PENGELASAN CP 4
CP
 Percikan bunga api yang dapat membahayakan welder maupun
mesin las listrik yang dapat mengenai kulit, mata welder dan
masuk kedalam perangkat-perangkat dalam mesin las listrik,
yang semua itu akan mengganggu berjalannya proses produksi.

 Asap las listrik dan debu beracun, dapat membahayakan welder


dan orang-orang disekelilingnya, asap tersebut dapat
mengganggu proses pernafasan welder.

 Efek radiasi sinar ultra violet dan ultra merah las listrik yang
dapat membahayakan kesehatan mata dan organ dalam tubuh
welder maupun orang-orang disekelilingnya.

K3 PENGELASAN CP 5
CP
4. Upaya Pencegahannya
 Memakai apron yang berbahan dasar kulit hewan/kain yang
tebal yang berlapis atau baju dan celana panjang yang
berbahan dasar kain levis untuk melindingi tubuhnya dari
percikan bunga api dan efek radiasi sinar ultra violet dan ultra
merah yang dapat membahayakan keselamatan kesehatan
kerjanya.

K3 PENGELASAN CP 6
CP

 Menggunakan sarung tangan dan sarung lengan tangan, kedua


alat ini berfungsi hampir sama dengan apron yaitu melindungi
dari percikan bunga api dan efek radiasi sinar ultra violet dan
ultra merah yang ditimbulkan oleh las listrik dan untuk
memudahkan pemegangan elektroda.

K3 PENGELASAN CP 7
CP
 Helm las listrik, helm ini dilingkapi dengan dua kaca hitam dan putih atau
satu kaca hitam yang berfungsi untuk melindungi kulit muka dan mata dari efek
radiasi sinar ultra violet dan ultra merah yang dapat merusak kulit maupun mata,
dimana sinar yang ditimbulkan oleh las listrik tidak boleh dilihat langsung dengan
mata telanjang sampai dengan jarak minimal 16 meter.

 Memakai sepatu las, untuk melindungi kaki dari percikan bunga


api, hal ini tidak terlalu penting apabila welder telah
menggunakan celana panjang yang berbahan dasar kain tebal

K3 PENGELASAN CP 8
CP
seperti kain levis serta memakai sepatu safety yang standart
untuk pengelasan, tetapi tidak ada salahnya jika digunakan.

 Respirator (alat bantu pernafasan), untuk menjaga pernafasan


agar tetap stabil pada saat melakukan proses pengelasan las
listrik dari asap las, dan untuk melindungi asap dan debu yang
beracun masuk ke paru-paru, hal ini boleh tidak dilakukan
apabila kamar las telah mempunyai sister pembuangan asap

K3 PENGELASAN CP 9
CP
dan debu-debu beracun (blower) yang baik, tetapi tidak ada
salahnya jika digunakan, karena pernafasan sangat penting
dalam proses metabolisme manusia.

5. Peraturan Perundang-Undangan mengenai


Keselematan Kerja

K3 PENGELASAN CP 10
CP
 UU RI No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan kerja, pasal 12 : ®naker
memiliki kewajiban dan hak untuk menggunakan APD dan menyatakan
keberatan jika syarat K3 dan APD yang diwajibkan diragukan olehnya

 Permenakertrans No. PER.02/MEN/1982 tentang Kwalifikasi Juru Las di


Tempat Kerja,
Pasal 2: dilakukan kwalifikasi juru las untuk ketrampilan pengelasan
Pasal 3: Juru las yang telah menempuh ujian juru las dengan hasil
memuaskan diberikan sertifikat juru las sesuai dengan kwalifikasinya
disertai buku kerja juru las.
 Kepmenaker RI No. KEP.51/MEN/X/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika di Tempat Kerja,
Pasal 6: ®Nilai Ambang Batas (NAB) untuk radiasi Sinar Ultraviolet
ditetapkan sebesar 0,1 mikroWatt per sentimeter persegi ( m W/c).

K3 PENGELASAN CP 11
CP
®Radiasi Sinar Ultraviolet yang melampaui NAB waktu pemaparan
ditetapkan sebagaimana tercantum pada lampiran V
 Permenakertrans No. Per-04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta tatacara penunjukan ahli
keselamatan kerja:
Pasal 2: Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha atau
pengurus wajib membentuk P2K3.

K3 PENGELASAN CP 12

Anda mungkin juga menyukai